Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018, hlm.

59- 72 ISSN: 2541-2280

EKOWISATA SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI DAN


STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA
TERHADAP LINGKUNGAN

Yeni Suryaningsih
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Majalengka
Jln. KH.Abdul Halim No.103, Majalengka
e-mail: yenialrasyid@gmail.com

ABSTRAK

Pendidikan umumnya menuntut proses pembelajaran hendaknya diarahkan


hanya kepada pemahaman tekstual semata, dan menyarankan pembelajaran
yang kontekstual. Dimana, pembelajaran hendaknya memanfaatkan berbagai
macam sumber belajar yang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta tidak lepas dari hal-hal up to date yang berkembang di
lingkungan dan masyarakat sekitar. Dengan memanfaatkan isu lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar, diharapkan siswa akan memperoleh informasi
lebih akurat dan dapat dipertanggung-jawabkan. Selain itu, siswa juga
diharapkan dapat belajar dari mengamati fakta yang ada disekitarnya misalnya
fakta tentang adanya kerusakan lingkungan akibat ulah manusia. Untuk itu
perlu sekali pemahaman yang benar tentang pengelolaan alam yang
berkelanjutan sebagai bagian dari tugas manusia untuk memelihara alam
ciptaan Tuhan. Agar hal tersebut bisa terlaksana maka guru membawa siswa
untuk melakukan ekowisata yang merupakan bentuk perjalanan wisata yang
bertanggungjawab. Proses ini dapat diawali dengan memberikan kesempatan
bagi siswa untuk mengenal lebih dekat terhadap kondisi apa yang terjadi
dilingkungan, sehingga siswa dimotivasi untuk berupaya menunjukkan
tindakan-tindakan terkait penerapan konsep dari pengetahuan yang siswa miliki
salah satunya dalam bentuk kepedulian siswa terhadap lingkungan. Hal ini
dilakukan agar pembelajaran dapat mendorong terbentuknya pemahaman yang
lebih bermakna yang menjadikan siswa sebagai pembelajar, yang mengerti
bagaimana makna belajar (learning how to learn).

Kata Kunci: Ekowisata, Sumber belajar, Kepedulian Terhadap Lingkungan

[59]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 59- 72 ISSN: 2541-2280

PENDAHULUAN Aswita (2015), mengatakan para guru


Perubahan kurikulum KTSP kurang menggali potensi siswa, tidak
menjadi kurikulum 2013 memberikan mendorong siswa untuk aktif dalam
konsekuensi yang besar bagi arah
mencari pengetahuan dan keterampilan.
pendidikan di masa depan. Tentunya
konsekuensinya tidak hanya berdampak Pembelajaran biologi masih didominasi
pada pengampu kebijakan, namun juga dengan metode ceramah, interaksi antara
berdampak pada semua aspek yang subjek belajar dengan objek belajar
berkaitan dengan proses pendidikan, biologi masih minim, sedangkan hakekat
termasuk guru, sumber belajar, sarana pembelajaran biologi adalah terjadinya
prasarana dan lain sebagainya. Dengan interaksi yang sesungguhnya antara
adanya kebijakan pergantian kurikulum
subjek dan objek belajar biologi. objek
tersebut secara tidak langsung mengajak
guru-guru khususnya yang mengampu belajar biologi berupa makhluk hidup
mata pelajaran IPA (Biologi) agar dapat dan segala aspek kehidupannya. Produk
mempersiapkan diri, dalam materi yang maupun proses interaksi ini dapat
akan diajarkan dengan baik. menyebabkan pada diri siswa terjadi
Materi pembelajaran yang proses mental dan psikomotorik yang
dipersiapkan harus sesuai dengan optimal. Guru-guru biologi belum
kebijakan yang ada dalam kurikulum dan banyak berkarya untuk mengembangkan
sesuai dengan tuntutan maupun modul pembelajaran maupun LKS
kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, biologi yang berbasis potensi lokal
agar dapat mengembangkan dan maupun yang berbasis karakteristik
mengimplementasikan kurikulum 2013, siswa. guru masih banyak menggunakan
seorang guru harus mangacu pada sumber belajar maupun LKS yang
standar yang telah ditetapkan, tersedia dipasaran yang tidak cocok
sebagaimana yang disebutkan dalam dengan kondisi/potensi sekolah maupun
Undang-Undang No.20 Tahun 2013 karakteristik siswa.
bahwa pengembangan kurikulum Pembelajaran biologi sebagai bagian
dilakukan dengan mengacu pada standar dari pendidikan yang mempelajari
nasional pendidikan dan kurikulum pada makhluk hidup, merupakan jendela bagi
semua jenjang dan jenis pendidikan yang para siswa untuk mengenal
dikembangkan dengan prinsip keanekaragaman hayati serta
pengoreksian yang sesuai dengan satuan interaksinya dengan lingkungan.
pendidikan, potensi daerah dan peserta Kecintaan pada lingkungan dapat
didik. dikembangkan setelah siswa mengenal
Dalam pembelajaran biologi guru dan memahami peran dari masing-
lebih menekankan atau menonjolkan masing makhluk hidup dan
penguasaan pengetahuan tentang materi- keterkaitannya dengan lingkungan hidup
materi biologi saja, belum sampai pada sehingga perlu menjaga kelestariannya
pengaplikasian pengetahuan dalam dengan pengelolaan yang berkelanjutan.
kehidupan nyata. Hal ini disebabkan Pendidikan merupakan salah satu
karena strategi pembelajaran yang komponen penting yang dapat berperan
dilakukan guru cenderung tradisional memberikan wawasan terhadap
dengan tidak melibatkan siswa secara pengelolaan lingkungan ekowisata yang
aktif. Hal ini didukung oleh pendapat

[60]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 59- 72 ISSN: 2541-2280

berkelanjutan, melalui pendidikan setiap konservasi. Bahkan dalam strategi


siswa dapat menyadari perannya sebagai pengembangan ekowisata juga
pengelola yang bertanggungjawab pada menggunakan strategi konservasi.
lingkungan hidupnya. Hubungan antara Dengan demikian ekowisata sangat tepat
ekowisata dengan pendidikan menjadi dan berdayaguna dalam
sangat erat dalam menginterpretasikan mempertahankan keutuhan dan keaslian
nilai dari lingkungan, budaya dan ekosistem di areal yang masih alami.
pengelolaan sumber-sumber daya alam. Bahkan dengan ekowisata pelestarian
Pendidikan bukan hanya sebagai sarana alam dapat ditingkatkan kualitasnya
satu arah untuk mentransfer informasi karena desakan dan tuntutan dari para
tentang lingkungan, namun juga eco-traveler.
memberikan penjelasan, penstimulus, Indonesia sebagai negara yang kaya
pendorong, penginspirasi, memberikan akan keanekaragaman hayati dan juga
pengertian tentang ekowisata yang keindahan alamya, sangat berpotensi
menarik, menantang dan bagaimana besar untuk mengembangkan ekowisata.
menikmatinya dengan tetap memelihara Konsep ekowisata merupakan konsep
dan mengelola lingkungan dengan bijak. dari pengembangan pengelolaan
Usaha ekowisata dapat menjadi lingkungan hidup yang memberikan nilai
kesempatan besar sebagai pengalaman tumbuh kepada pelestarian lingkungan
edukasi mengenal dunia ciptaan Tuhan lewat sektor pariwisata (Untari, 2009).
yang sangat bernilai (Urias dan Russo, Namun sangat disayangkan
2009). pengembangan ekowisata cenderung
Indonesia sebagai negara lebih memperhatikan aspek ekonomi
megabiodiversity nomor dua di dunia, dibandingkan peningkatan kualitas dari
telah dikenal memiliki kekayaan alam, lingkungan wisata itu sendiri. Kekayaan
flora dan fauna yang sangat tinggi. Pada flora dan fauna seringkali menjadi
saat ini, ekowisata telah berkembang. terancam dengan kehadiran wisatawan
Wisata ini tidak hanya sekedar untuk yang mengusik habitatnya (Christien, H,
melakukan pengamatan burung, 2012) Untuk itu perlu sekali pemahaman
mengendarai kuda, penelusuran jejak di yang benar tentang pengelolaan alam
hutan belantara, tetapi telah terkait yang berkelanjutan sebagai bagian dari
dengan konsep pelestarian hutan dan tugas manusia untuk memelihara alam
penduduk lokal. Ekowisata ini kemudian ciptaan Tuhan. Ketika Allah
merupakan suatu perpaduan dari menciptakan dunia ciptaannya terdapat
berbagai minat yang tumbuh dari kesatuan, tatanan dan keharmonisan dari
keprihatinan terhadap lingkungan, semua unsur yang diciptakan. Manusia
ekonomi dan sosial. Ekowisata tidak sebagai ciptaan yang tertinggi diberikan
dapat dipisahkan konservasi. Oleh mandat secara aktif untuk memelihara
karenanya, ekowisata disebut sebagai dan mengelola lingkungan dengan baik.
bentuk perjalanan wisata Namun sekaligus terbatas, artinya tidak
bertanggungjawab. boleh sewenang-wenang mengekploitasi
Ekowisata merupakan suatu bentuk alam ciptaan, bertanggungjawab penuh
wisata yang sangat erat dengan prinsip atas segala pengelolaan ciptaan.

[61]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 59- 72 ISSN: 2541-2280

Pendidikan merupakan proses siswa terhadap lingkungan yang


transmisi informasi (ilmu pengetahuan, pembelajarannya menggunakan buku
keterampilan, atau nilai) dari satu objek ajar berwawasan ekologi dan lokal pada
ke objek lainnya. Alam merupakan materi ekosistem persawahan.
sumber ilmu yang tanpa batas. Jika ditinjau dari kompetensi inti
Keanekaragaman lingkungan (alam, yang ditetapkan oleh pemerintah maka
sosial, budaya) dapat menampung pembelajaran Biologi seharusnya
pengembangan minat (sense of interst) menghasilkan siswa-siswa yang
para wisatawan. Segala sesuatu yang ada mempunyai kepedulian yang sangat
di alam dapat langsung diamati (sense of besar dengan pelestarian lingkungan dan
reality), diselidiki (sense of inquiry), dan juga mempunyai minat besar dalam
ditemukan (sense of discovery). Oleh mempelajari dan mengagumi ciptaan
karena itu, pendidikan Tuhan dengan melakukan ekowisata
sifatnya inheren (melekat) dalam yang bertanggungjawab, bahkan menjadi
ekowisata. Ekowisata harus mencakup pemelihara lingkungan yang handal.
komponen pendidikan dan interpretasi Perlakuan oleh manusia terhadap
aspek alam dan budaya suatu tempat. lingkungannya menentukan keramahan
Pengunjung harus belajar tentang lingkungan pada kehidupannya sendiri.
sesuatu, membangun penghargaan Sehingga manusia dapat memanfaatkan
terhadap budaya dari tempat yang ia lingkungan dan memelihara lingkungan
kunjungi, dan juga membangun sebuah agar tingkat kemanfaatannya bisa
pemahaman tentang sifat dan proses- dipertahankan bahkan
proses alami tempat tersebut, ditingkatkan(Tumanggor, et al.,2010).
sebagaimana dikemukakan Lipscombe Agar lingkungan tersebut tetap dapat
dan Thwaites (2001). dinikmati dan digunakan serta tidak
Kekayaan alam yang ada di wilayah diubah peruntukannya, maka diperlukan
Indonesia dapat dijadikan sebagai upaya presenvasi (preservasion) dan
alternatif sumber belajar untuk pelestarian (conservation) lingkungan.
membelajarkan materi-materi biologi Kesadaran terhadap kewajiban,
dengan cara melakukan kegiatan menjaga, merawat, mengembangkan
ekowisata. Mengacu pada hasil lingkungan hidup demi keberlangsungan
penelitian Martina, dkk (2015) bahwa bersama dan mewujudkan kehidupan
ekowisata di Desa Hadiwarno kabupaten serasi, seimbang, dan selaras dengan
Pacitan yang melakukan program lingkungan penting ditanamkan setiap
konservasi penyu, dan dari hasil insan (Muhlisin, 2012). Hal tersebut bisa
penelitian tersebut dapat digunakan dilakukan dengan pembelajaran yang
sebagai sumber belajar berupa RPP bagi menekankan kepada proses keterlibatan
peserta didik SMA kelas X pada materi secara penuh untuk dapat menemukan
pokok upaya pelestarian materi yang dipelajari dan
keanekaragaman hayati Indonesia dan menghubungkannya dengan situasi nyata
pemanfaatannya. Serta hasil penelitian sehingga memiliki pengetahuan, sikap
Achyani bahwa terdapat hubungan yang peduli terhadap masalah lingkungan dan
kuat antara pemahaman dan sikap peduli keterampilan memecahkan masalah-

[62]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 59- 72 ISSN: 2541-2280

masalah lingkungan (Hilmi dan Oom, kenyataan. Sehingga siswa memiliki


2009). sikap peduli terhadap lingkungan
Damayanti dan Handayani (2003) sekitarnya.
menjelaskan bahwa aspek pendidikan
menjadi bagian utama dalam PEMBAHASAN
pengelolaan ekowisata karena membawa 1. Ekowisata
misi sosial untuk menyadarkan Pengertian tentang ekowisata
keberadaan manusia, lingkungan, dan mengalami perkembangan dari waktu ke
akibat yang akan timbul bila terjadi waktu. Namun, pada hakekatnya,
kesalahan dalam manajemen pengertian ekowisata adalah suatu
pemberdayaan lingkungan global. Dalam bentuk wisata yang bertanggungjawab
penjabaran misi tersebut seringkali terhadap kelestarian area yang masih
berbenturan dengan perhitungan alami (natural aren), memberi manfaat
ekonomis atau terjebak dalam metode secara ekonomi dan mempertahankan
pendidikan yang kaku. Salah satu tujuan keutuhan budaya bagi masyarakat
ekowisata harus mampu menjabarkan setempat.
nilai kearifan lingkungan dan sekaligus Dalam perkembangannya, ternyata
mengajak orang untuk menghargai bentuk ekowisata ini berkembang karena
apapun yang walaupun tampaknya banyak digemari oleh wisatawan,
teramat sederhana. Pada hakikatnya sehingga menciptakan kegiatan bisnis.
dengan kesederhanaan itulah yang Bahkan ekowisata ini berkembanag
menjadi pedoman masyarakat sekitar karena ada latar belakang dan minat
kawasan wisata mempertahankan terhadap pendidikan, yang kemudian
kelestarian alamnya. Australian Departement of Tourisme
Pendidikan merupakan proses mendefinisikannya sebagai wisata
multidimensional, tidak hanya berbasis pada alam dengan mengikutkan
berhubungan dengan pentransferan aspek pendidikan dan interpretasi
pengetahuan dan keterampilan, tapi juga terhadap lingkungan alami dan budaya
memaparkan, menanamkan dan masyarakat dengan pengelolaan
memberikan keteladanan dalam hal kelestarian ekologis (Fandeli, 2000).
sikap, nilai, moralitas, ucapan, perbuatan Menurut The International
dan gaya hidup. Hal ini menuntut dan Ecotourism Society (2015) ekowisata
mencerminkan bahwa proses pendidikan adalah perjalanan yang
tidak hanya dilakukan di dalam kelas bertanggungjawab ke daerah-daerah
tetapi juga di luar kelas. Pendidikan alami yang melestarikan lingkungan,
mencerminkan adanya proses interaksi menopang kesejahteraan masyarakat
antara anak didik dengan lingkungan setempat, melibatkan interpretasi serta
sosial budaya dan dengan lingkungan pendidikan lingkungan hidup.
alam. Perpaduan antara belajar secara Ekowisata merupakan alternatif
langsung (learning by doing) dengan salah satu jenis pariwisata yang digemari
memberikan keteladanan menjadi bagian masyarakat karena menawarkan
yang sangat penting untuk memberikan keindahan lingkungan hidup. Ekowisata
kepercayaan terhadap teori dan merupakan suatu perjalanan untuk

[63]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 59- 72 ISSN: 2541-2280

memenuhi rasa keingintahuan meningkatkan kesadaran lingkungan


(curiosity), mengagumi (astonishing), hidup.
menciptakan saling pengertian Oleh karena itu, berbagai definisi
(understanding), tentang sistem ekologi yang diinterpretasikan secara berlainan
keindahan alam (natural beauty), oleh para ahli tersebut, minimal tidak
warisan budaya (culture heritage), adat terlepas dari tiga macam kriteria, yaitu
istiadat masyarakat setempat (custum (1) atraksi/daya tarik dominan berbasis
and traditions), serta menghargai dan alam (nature-based), (2) interaksi
mengakui keberadaanya (appreciate). pengunjung dengan berbagai atraksi
Kegiatan ekowisata sangat pro dan tersebut harus difokuskan pada belajar
ramah terhadap lingkungan karena atau pendidikan, dan (3) pengalaman dan
dilandasi atas rasa kepedulian manajemen produk harus mengikuti
lingkungan (Parma, 2010). prinsip-prinsip dan praktek yang
Menurut Atmaja (2002) ekowisata berkaitan dengan keberlanjutan ekologis,
adalah perjalanan yang dilakukan sosial-budaya, dan ekonomi (Gale dan
seseorang atau sekelompok orang dari Hill, 2009).
suatu tempat ke tempat yang lain dengan Ceballos-Lascurain, penemu istilah
tujuan menikmati lingkungan alam ekowisata, pernah berkata : “Poin
beserta isinya dengan berbagai fasilitas utamanya adalah bahwa orang yang
yang tersedia. Ekowisata merupakan melakukan ekowisata mempunyai
salah satu bentuk atau jenis pariwisata peluang untuk menceburkan dirinya di
berbasis alam yang dinikmati oleh alam dengan cara yang kebanyakan
wisatawan. orang tidak bisa menikmatinya dalam
Ekowisata (ecotourism) adalah rutinitas mereka, dalam kehidupan
perjalanan menuju berbagai tempat di perkotaan. Orang ini akhirnya akan
permukaan bumi untuk menikmati memperoleh kesadaran dan pengetahuan
keindahan dan keajaiban alam tanpa tentang lingkungan alam (natural
sentuhan pembangunan. Keindahan dan environment), bersama dengan aspek-
keajaiban ini dapat berupa bentangan aspek budayanya, yang akan mengubah
alam, seperti gunung, danau, sungai, [mereka] menjadi seseorang yang begitu
hutan dan dapat pula kehidupan budaya terlibat dalam isu-isu konservasi”. Lebih
suatu masyarakat yang belum tersentuh lanjut ia berkata : “…seseorang
oleh teknologi modern. Motivasi utama seringkali melupakan cara dimana
ekowisata ini betul-betul hanya melihat, ekowisata mendukung konservasi adalah
mempelajari, dan mengagumi keunikan para ekowisatawan itu sendiri, setelah
dan kekhasannya. Dalam melakukan kembali ke tempat asal, ia bertindak
perjalanan wisata bermuatan sebagai pendukung daerah yang telah
tanggungjawab, disiplin, empaty, dan dikunjunginya itu” (Sander, 2010).
moralitas yang tinggi terhadap Apa yang dikemukakan oleh
lingkungan alam, sosial dan budaya Ceballos-Lascurain di atas
konsep ekowisata mencoba memadukan menggambarkan pada kita bagaimana
tiga komponen penting yaitu konservasi pendidikan yang termuat dalam
alam, memberdayakan masyarakat lokal, ekowisata. Dengan adanya interaksi

[64]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 59- 72 ISSN: 2541-2280

antara pengunjung dan objek, kegiatan penghargaan yang utuh terhadap


ekowisata telah berhasil menyampaikan alam, masyarakat, budaya setempat
pesan-pesan pendidikan sehingga Oleh karena itu berdasarkan tiga
mereka mengalami perubahan sikap dan komponen penting tersebut, maka tidak
pandangannya terhadap lingkungan ke secara otomatis setiap perjalanan wisata
arah positif. Aspek inilah yang banyak alam merupakan aktifitas wisata berbasis
dilupakan dalam banyak praktek ekologi (ecotourism). Berdasarkan jenis
ekowisata. kawasannya, ekowisata dapat dilakukan
2. Manfaat Ekowisata di daerah kawasan hutan dan luar
Manfaat ekowisata berdampak dalam kawasan hutan. Berdasarkan statusnya,
berbagai aspek. Manfaat tersebut kawasan hutan dapat dibedakan atas
meliputi aspek konservasi, kawasan konservasi dan bukan
pemberdayaan dan pendidikan konservasi. Menurut Direktorat Jenderal
lingkungan. Perlindungan Hutan dan Pelestarian
- Konservasi. Keterkaitan ekoturisme Alam Departemen Kehutanan (1998),
dan satwa terancam punah sangat Indonesia mempunyai kawasan
erat, bahkan harus bersifat positif, konservasi seluas 5 juta hektar lebih,
sebagaimana studi yang dilakukan terdiri dari: taman nasional, taman
oleh peneliti Universitas Griffith. wisata, taman buru, taman hutan raya.
Wisata berkolerasi positif dengan Kawasan bukan konservasi antara lain
konservasi berarti memberikan berupa wana wisata yang dikelola oleh
insentif ekonomi yang efektif untuk Perum Perhutani berupa bumi
melestarikan, meningkatkan perkemahan, gua, gunung, danau dan
keanekaragaman hayati budaya, obyek wisata lainnya. Kawasan bukan
melindungi warisan alam serta hutan dan kawasan konservasi dapat
budaya di bumi. berupa pantai, air terjun, danau, sumber
- Pemberdayaan ekonomi. Ekoturisme air panas, bendungan, agrowisata,
melibatkan masyarakat lokal berarti peninggalan budaya, ziarah, dan
meningkatkan kapasitas, kesempatan sebagainya.
kerja masyarakat lokal. Konsep eko- Keadaan geografis yang bervariasi
wisata adalah adalah sebuah metode menghasilkan ekosistem yang khas dan
yang efektif untuk memberdayakan unik, seperti ekosistem mangrove,
masyarakat lokal di seluruh dunia ekosistem gambut, ekosistem estuaria,
guna melawan kemiskinan, mencapai ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem
pembangunan berkelanjutan. dataran tinggi dan sebagainya.
- Pendidikan lingkungan. Melibatkan Keanekaragaman potensi tersebut
pendidikan lingkungan berarti menghasilkan keanekaragaman kegiatan
kegiatan wisata yang dilakukan harus ekowisata, seperti berkemah, berenang,
memperkaya pengalaman, juga menyelam, memancing, mendaki
kesadaran lingkungan melalui gunung, bersampan, memotret,
interpretasi. Kegiatan harus penelitian, dan penelusuran gua.
mempromosikan pemahaman, Berikut adalah contoh ekowisata di
daerah Jawa barat yang dapat dijadikan

[65]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 59- 72 ISSN: 2541-2280

sebagai sumber belajar biologi, basic Birdwatching dengan kegiatan


diantaranya: migrasi burung-burung yang ada di
1) Taman Nasional Gunung Ciremai Indonesia.
(TNGC) 6) Hutan Mangrove Pantai Karangsong
Sebuah kawasan konservasi yang Pantai Karangsong yang terletak
terletak di Kabupaten Kuningan, Jawa di Kabupaten Indramayu Jawa Barat,
Barat. Kawasan Taman Nasional ini memiliki keindahan hutan mangrove
dikelola guna melindungi kekayaan yang mendapatkan perlindungan
hayati dan lingkungan sekitar. khusus. Daerah ini masuk ke dalam
2) Taman Wisata Nasional Pangandaran kawasan konservasi.
Pangandaran adalah salah satu 7) Taman Ekowisata Tangkolak
wilayah bagian selatan Provinsi Jawa Taman ekowisat tangkolak
Barat yang memiliki segudang berada di Desa Sukakerta,
kekayaan hayati dan ekosistem bawah Kecamatan Cilamaya Wetan,
laut yang begitu luar biasa. Wilayah Kabupaten Karawang. Daerah ini
ini masuk dalam pengelolaan dijadikan sebagai kawasan
kawasan konservasi atau yang lebih konservasi sekaligus pusat edukasi
dikenal dengan ekowisata Taman ewisata berbasis penanaman pohon.
Nasional Pangandaran. 2. Sumber Belajar Biologi
Sumber belajar adalah segala
3) Alam Badega Gunung Parang sesuatu yang dapat menyampaikan pesan
Wisata Alam Badega Gunung /bukan pesan sehingga tujuan belajar
Parang berada di Kampung Cihuni, dapat tercapai (Purwanto: 2003).
Desa Sukamulya, Kecamatan Sementara itu Siregar (2010)
Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, mengatakan bahwa sumber belajar
Jawa Barat. Lokasi ini merupakan merupakan segala sesuatu yang
sebuah kampung yang terletak di kaki digunakan untuk memfasilitasi belajar.
Gunung Parang yang telah Sedangkan menurut Mulyasa (2002)
dikembangkan menjadi daerah sumber belajar adalah segala sesuatu
konservasi berbasis ekowisata. yang dapat memberikan kemudahan
4) Bambu Family Leisure Park kepada peserta didik dalam memperoleh
Adalah sebuah ekowisata dalam sejumlah informasi, pengetahuan,
bentuk kawasan konservasi yang pengalaman, dan keterampilan dalam
mengedepankan konsep 7E yaitu proses belajar mengajar.
Edukasi, Etnologi, Ekonomi, Menurut Marsh(Suhardi, 2010),
Entertainment, Etika, dan Estetika. sumber belajar biologi adalah segala
Lokasinya berada di komplek sesuatu, baik benda maupun gejalanya,
Komando, Cisarua, Bandung, Jawa yang dapat digunakan untuk
barat. memperoleh pengalaman dalam rangka
5) Ekowisata Birdwatching pemecahan permasalahan biologi
Kawasan Taman Nasional tertentu. Sumber belajar memungkinkan
Sembilang baru-baru ini dan memudahkan terjadinya proses
mengembangkan ekowisata dengan belajar. Sumber belajar biologi dalam

[66]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 59- 72 ISSN: 2541-2280

proses pembelajaran biologi dapat disengaja untuk kepentingan belajar


diperoleh di sekolah atau di luar sekolah. (by design).
Pada umumnya terdapat dua cara b. Bahan, yaitu sesuatu yang
memanfaatkan sumber belajar dalam mengandung pesan pembelajaran,
pembelajaran di sekolah yaitu dengan baik yang dirancang secara khusus
membawa sumber belajar ke dalam kelas seperti film pendidikan, peta, grafik,
atau membawa kelas ke lapangan buku, dan lain-lain yang disebut
dimana sumber belajar berada (Mulyasa, media pengajaran (instructional
2006). Dilihat dari tipe atau asal usulnya, media), maupun bahan yang bersifat
sumber belajar dapat dibedakan menjadi umum yang dapat dimanfaatkan
2 katagori, yaitu: untuk kepentingan belajar.
a. Sumber belajar yang dirancang c. Lingkungan, yaitu ruang dan tempat
(Learning resources by design) dimana sumber-sumber dapat
Yaitu sumber belajar yang sengaja berinteraksi dengan para peserta
dibuat untuk tujuan instruksional. didik. Ruang dan tempat yang
Sumber belajar jenis ini sering disebut dirancang secara sengaja untuk
sebagai bahan instruksional kepentingan belajar,misalnya
(Instructional materials). Contohnya perpustakaan, laboratorium, kebun,
adalah bahan pengajaran terprogram, atau lingkungan alam lainnya seperti
modul, transparansi untuk sajian lingkungan museum atan taman
tertentu, slide untuk sajian tertentu, nasional.
guru bidang studi, film topik ajaran d. Alat dan peralatan, yaitu sumber
tertentu, komputer instruksional, dan belajar untuk produksi dan atau
sebagainya. memainkan sumberlain, misalnya:
b. Sumber belajar yang sudah tersedia tape recorder, kamera, slide.
(learning resources by utilization) e. Aktivitas, yaitu sumber belajar yang
Yaitu sumber belajar yang telah ada biasanya merupakan kombinasi
untuk maksud non instruksional, antara teknik dengan sumber lain
tetapi dapat dimanfaatkan sebagai untu memudahkan belajar.
sumber belajar yang kualitasnya Syarat-syarat sumber belajar
setingkat dengan sumber belajar jenis menurut Djohar (Suratsih, 2010) yaitu
by design. Contohnya adalah taman kejelasan potensi, kesesuaian dengan
safari, kebun raya, taman nasional, tujuan belajar, kejelasan sasaran,
museum bahari, kebun binatang, dan kejelasan informasi yang dapat
sebagainya. diungkap, kejelasan pedoman penelitian,
Abdul Majid (2008) mengungkapkan dan kejelasan perolehan yang
bahwa sumber belajar yang ada, pada diharapkan.
garis besarnya dapat dikelompokkan Pemanfaatan sumber belajar dalam
sebagai berikut: proses pembelajaran tentunya didasari
a. Manusia, yaitu orang menyampaikan atas kemanfaatan sumber-sumber belajar
pesan secara langsung, seperti guru, tersebut bagi terselenggaranya kegiatan
konselor, dan administrator, yang belajar siswa secara efektif. Badru
dirancang secara khusus dan Zaman,dkk (2008) mengemukakan

[67]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 59- 72 ISSN: 2541-2280

manfaat atau nilai yang didapatkan 3. Kepedulian Terhadap Lingkungan


dengan memanfaatkan sumber belajar itu Lingkungan merupakan bagian
sangat banyak, antara lain: dapat integral dari kehidupan manusia.
memberikan pengalaman belajar yang Terjaganya lingkungan menjadikan
lebih konkret, pemanfaatan sumber kualitas hidup manusia lebih baik.
belajar dapat mengatasi keterbatasan Kenyataan yang dihadapi saat ini adalah
ruang, waktu dan daya indera, terjadinya kemerosotan kualitas
menambah wawasan dan pengalaman lingkungan hidup. Faktor penyebabnya
siswa, memberikan informasi yang antara lain adalah kegiatan manusia yang
akurat dan terbaru, meningkatkan mencemari lingkungan hidup dan
motivasi belajar siswa, mengembangkan mengeksploitasi sumber daya alam.
kemampuan berfikir siswa secara lebih Pemanfaatan sumber daya alam tanpa
kritis dan positif. memperhatikan daya dukung lingkungan
Pembelajaran biologi pada dasarnya dan fungsi ekologi telah merusak
memiliki hubungan dengan alam dan kelestarian lingkungan.
lingkungan sekitar, sehingga guru Kerusakan lingkungan hidup akibat
dituntut dapat memanfaatkan potensi aktivitas manusia pada umumnya
alam dan fenomena lingkungan sebagai disebabkan oleh: 1) ketidaktahuan
sumber belajar, dengan memotivasi dan masyarakat terhadap akibat dari
membimbing siswa pada kegiatan tindakannya, 2) Desakan kebutuhan
penginderaan seperti mengamati, hidup, sehingga tanpa disadari kegiatan
menerima, menggali dan mengolah merusak lingkungan terus berlangsung
informasi yang dijumpai oleh siswa. seperti penebangan kayu untuk
sehingga kebermaknaan dalam belajar pembakaran batubata yang telah menjadi
akan terlihat ketika informasi tersebut pekerjaan dan penghasilan keluarga, 3)
dapat dimengerti dan mudah diingat oleh kurangnya pengetahuan tentang
siswa. Seperti halnya yang dikemukakan keseimbangan dan fungsi ekosistem,
oleh Lambros (2004), bahwa siswa akan misalnya penggunaan pestisida yang
berperan dan terlibat apabila tanpa disadari mengakibatkan
pembelajaran disesuaikan dengan musnahnya organisme lain, 4)
kebutuhan belajarnya, salah-satunya Kepedulian yang rendah terhadap
pembelajaran dihadapkan pada suatu kelestarian lingkungan misalnya industri
masalah ataupun konflik yang sering membuang limbah tanpa
mereka dijumpai. Maka dari itu mempertimbangkan akibatnya pada
pemanfaatan terhadap bagaimana lingkungan, 5) Kurang
kondisi lingkungan yang ada, dapat memasyarakatnya hukum tentang
menjadi alternatif bagi guru untuk lingkungan hidup dan kurang tegasnya
menciptakan kondisi belajar yang penerapan sangsi hukum bagi pelanggar
berbeda dari sebelumnya serta menjadi (Suranto & Kusrahmadi, 1993).
inspirasi bagi guru untuk dapat Budaya mencintai lingkungan sejak
meningkatkan hasil belajar melalui dini dapat ditanamkan di lingkungan
proses yang mengedepankan aktifitas keluarga dan sekolah. Siswa sejak dini
dan kemampuan siswa. diperkenalkan pada krisis lingkungan,

[68]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 59- 72 ISSN: 2541-2280

seperti perubahan iklim dan pemanasan dipelajari dalam bidang studi dan bisa
global. Isu-isu lingkungan dapat dijadikan sebagai laboratorium belajar
diperkenalkan secara integral dalam siswa.
berbagai mata pelajaran yang relevan di Menurut Daryanto dan Suryatri
sekolah. Penanaman fondasi pendidikan Darmiatun (2013) bahwa peduli
lingkungan seharusnya dilakukan sejak lingkungan merupakan salah satu
dini, agar siswa memiliki pemahaman karakter yang harus dikembangkan di
tentang lingkungan hidup. Pendidikan sekolah. Peduli lingkungan adalah sikap
lingkungan diharapkan mampu mendidik dan tindakan yang berupaya mencegah
siswa agar berperilaku peduli terhadap kerusakan pada lingkungan alam di
lingkungan. Dumouchel (2003) sekitarnya serta mengembangkan upaya-
mengemukakan bahwa tujuan upaya untuk memperbaiki kerusakan
pendidikan lingkungan hidup sejak usia alam yang sudah terjadi. Sikap dan
dini bukanlah sekedar mempelajari perilaku hubungannya dengan alam dan
permasalahan lingkungan hidup, tetapi lingkungan sekitar dapat ditunjukkan
harus dapat mendorong siswa agar diantaranya: 1) bekerjakeras, 2) berpikir
memiliki sikap dan perilaku peduli pada jauh ke depan, 3) menghargai kesehatan,
lingkungan. Contoh-contoh dalam 4) pengabdian. Sikap peduli lingkungan
memelihara lingkungan hidup dapat merupakan kewajiban semua manusia
diberikan oleh guru sehingga siswa dapat terhadap alam. Manusia sebagai
mencintai lingkungan, misalnya makhluk sosial juga wajib berinteraksi
mengajak siswa melakukan perjalanan dengan alam, manusia wajib menjaga
ekowisata. lingkungan dan melestarikan lingkungan
Sekolah itu tidak hanya memberikan serta mencegah terjadinya kerusakan
pembelajaran materi saja, akan tetapi lingkungan (Muchlas Samani dsan
juga memberikan pendidikan karakter. Hariyanto, 2013).
Salah satu pembelajarn karakter yang Kepedulian lingkungan adalah aspek
harus diberikan kepada siswa yaitu penting dalam pengelolaan lingkungan.
karakter peduli lingkungan. Menurut Kepedulian menurut Lane dan Sears
Kresnawati (2013) Pendidikan karakter (Mulyadi, 2003) merupakan pencapaian
peduli lingkungan diharapkan mampu terhadap sesuatu yang dikehendaki dan
menanamkan sikap peduli siswa disenangi yang berorientasi ke depan.
terhadap lingkungan. Sikap peduli Seseorang dikatakan peduli terhadap
tersebut diharapkan mampu mengubah lingkungan, indikatornya adalah mereka
sikap siswa untuk lebih arif terhadap akan memiliki sikap membela apa yang
lingkungan. Pendidikan tentang mereka senangi tersebut, sehingga jika
lingkungan hidup dapat diajarkan di seseorang peduli terhadap lingkungan,
sekolah dan perlu diajarkan sejak dini. maka ia akan memiliki sikap untuk
Nana sudjana dan Ahmad Rivai membela dan menjaga lingkungan.
(2013) mengemukakan bahwa SIMPULAN
lingkungan dapat berfungsi untuk Biologi adalah bagian dari sains
memperkaya materi pengajaran, yang pada hakikatnya terbentuk dari
memperjelas prinsip dan konsep yang interaksi antara sikap dan proses sains,

[69]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 59- 72 ISSN: 2541-2280

yang diperoleh melalui penyelidikan FKIP Universitas Muhammadiyah


fenomena. Maka potensi lingkungan Metro.
sebetulnya dapat dimanfaatkan untuk Aswita. 2015. Identifikasi Masalah yang
Dihadapi Guru Biologi Dalam
membantu proses belajar siswa dan
Pelaksanaan Pembelajaran Pada
membantu guru dalam menggali Materi Ekosistem. Jurnal Biotik,
kemampuan siswa. Hal tersebut 3(1), 64.
mengindikasikan bahwa pembelajaran Daryanto dan Suryatri Darmiatun. 2013.
merupakan proses interaksi siswa Implementasi Pendidikan Karakter
dengan lingkungannya, dan hal ini di Sekolah. Yogyakarta: Gava
sangat penting untuk diterapkan karena media.
mengingat saat ini kita melihat Damayanti, A. dan Handayani, T.
lingkungan yang sudah tidak seimbang 2003. Peluang dan Kendala
yang disebabkan adanya perubahan Pengelolaan Ekowisata Pesisir
lingkungan. Perubahan lingkungan Muara Gembong Kabupaten
Bekasi. Makalah yang disampaikan
tersebut dapat terjadi karena faktor alam,
pada Pertemuan Ilmiah Tahunan
maupun karena perbuatan manusia. (PIT) dan Kongres Ikatan Geograf
Namun, manusia sebagai faktor dominan Indonesia (IGI), pada tanggal 17-
merupakan pihak yang paling 18 Oktober 2003, di Singaraja.
bertanggungjawab terhadap kerusakan Fandeli, C. 2000. Pengertian dan
lingkungan. Maka perlu sekali Konsep Dasar Ekowisata. Artikel
mengembangkan bahan ajar yang dalam buku :Pengusahaan
Ekowisata, editor : Chafid Fandeli.
menjadikan lingkungan sebagai sumber
Fakultas Kehutanan UGM
belajar. Dan biologi sebagai mata bekerjasama dengan Unit
pelajaran yang mempunyai kaitan erat Konservasi Sumberdaya Alam
dengan makhluk hidup dan kehidupan, Yogyakarta. Yogyakarta.
memiliki aspek yang cukup luas untuk Gale, T. dan Hill, J. 2009. Ecotourism
mengembangkan kepribadian siswa and Environmental Sustainability :
An Introduction. Artikel dalam
secara positif. Hal ini bisa dilakukan
buku : Ecotourism and
dengan ekowisata, dimana dengan Environmental Sustainability,
ekowisata menambah pengalaman Editor : Jennifer Hill dan Tim
belajar terhadap masalah-masalah Gale. Ashgate Publishing Limited.
lingkungan. Pembelajaran melalui Farnham (UK).
ekowisata ini juga diharapkan dapat Gumaria, Nadia. 2015. Pembelajaran
meningkatkan kepedulian siswa setelah Model Sains Teknologi
Masyarakat (STM) Dengan
berinteraksi dengan lingkungan.
Memanfaatkan Lokasi Tambang
Timah (Camoi) Sebagai Sumber
DAFTAR PUSTAKA Belajar Biologi Untuk
Meningkatkan Sikap Dan
Achyani. Meningkatkan Kepedulian Penguasaan Konsep Siswa
Siswa Terhadap Lingkungan Tentang Pencemaran Lingkungan.
Ekosistem Persawahan Dengan Universitas Pendidikan Indonesia.
Model Penulisan Buku Ajar http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/
Biologi SMA Berwawasan Lokal ekowisata-dan-pendidikan.html.
dan Ekologi. Pendidikan Biologi

[70]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 59- 72 ISSN: 2541-2280

Joko Susilo, Muhammad. Potensi Majid, Abdul. 2005. Perencanan


Sumber belajar Biologi SMA Kelas Pembelajaran. Bandung: PT
X Versi Kurikulum 2013 untuk Remaja Rosda Karya.
Materi Ekosiste Sawah di Sekitar Muhlisin, Ahmad. 2013. Ekowisata
Gunung Puyuh Pundong Sebagai Penunjang Pembelajaran
Kabupaten Bantul. Prodi Kontekstual Menumbuhkan Sikap
Pendidikan Biologi, FKIP- Kepedulian Lingkungan. Volume
Universitas Ahmad Dahlan, 4, Nomor 2. Jurnal Pendidikan
Yogyakarta. Biologi, Program Studi Pendidikan
Kurniarum, Martina, dkk. 2015. Biologi Pascasarjana, Universitas
Pengetahuan Dan Sikap Negeri Malang.
Masyarakat Terhadap Konservasi Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis
Penyu Dan Ekowisata di Desa Kompetensi. Bandung : Remaja
Hadiwarno Kabupaten Pacitan Rosdakarya.
Sebagai Sumber Belajar Biologi. Muchlas Samani dan Hariyanto. 2013.
Volume 1 Nomor 2. Jurnal Konsep dan Model Pendidikan
Pendidikan Biologi Indonesia, Karakter. Bandung: PT Remaja
Program Studi Pendidikan Biologi Rosdakarya.
FKIP Universitas Muhammadiyah Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2013.
Malang. Media Pengajaran. Bandung:
Kresnawati, Novia. 2013. Korelasi Sinar Baru Algensindo.
Kualitas Pembelajaran Geografi Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
dan Hasil Belajar Terhadap Sikap 2005 tentang Standar Nasional
Peduli Lingkungan Siswa Kelas Pendidikan.
XII IPS SMAN 1 Ponorogo. Jurnal Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Pendidikan Humaniora, Hal 298- Republik Indonesia Nomor 22,23,
303 Volume 1, Nomor 3. dan 24 Tahun 2006 tentang standar
September 2013. isi, standar kompetensi lulusan dan
Lestari, Yeni dan Hidayati. 2018. pelaksanaanya.
Penanaman Nilai Peduli Purwanto, N. 2003. Psikologi
lingkungan Dalam Pembelajaran Pendidikan. Jakarta: Remaja
Ilmu Pengetahuan Alam. Volume Rosdakarya.
4 Nomor 2. Jurnal Pendidikan Ke- Sander, B. 2010. The Importance of
SD-an, Program Studi Pendidikan Education in Ecotourism Ventures.
Guru Sekolah Dasar, Universitas Substantial Research Paper.
Sarjanawiyata TamanSiswa. Universitas Amerika.
Lilawati, Jenny. 2017. Analisis Siregar, Evelin. 2010. Teori Belajar dan
Pemanfaatan Sumber Belajar Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Dalam Proses Pembelajaran. Sitompul, Lastiar Roselyna. 2018. Peran
Prosiding Seminar Nasional, Pembelajaran Biologi Topik
Program Studi Pendidikan Dasar Keanekaragaman Hayati Dalam
Program Pascasarjana, Fakultas Menunjang Ekowisata Dan
Ilmu Sosial Universitas Negeri Pengelolaan Lingkungan.
Medan. Prosiding Seminar Nasional
Lipscombe, N. dan Thwaites, R. Pendidikan Biologi, Fakultas
2001. Education and Pendidikan Universitas Pelita
Training. Artikel dalam buku : The Harapan, Tangerang.
Encyclopedia of Ecotourism, editor Suratsih. 2010. Pengembangan Modul
: David B. Weaver. CABI Pembelajaran Biologi Berbasis
Publishing. New York. Potensi Lokal dalam Kerangka

[71]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 59- 72 ISSN: 2541-2280

Implementasi KTSP SMA di Fact Sheet. Diunduh dari


Yogyakarta. Yogyakarta: Lembaga : http://www.ecotourism.org/atf/cf/
Penelitian UNY. %7B82a87c8d-0b56-4149-
Suhardi. 2007. Pengembangan Sumber 8b0ac4aaced1cd38%7D/TIES%20
Belajar Biologi. Yogyakarta: GLOBAL%20ECOTOURISM%2
Jurdiki Biologi FMIPA UNY. 0FACT%20SHEET.PDF
Soedjadi Hartono. Ketersediaan Potensi Widyaningrum, Tantri. 2016. Tingkat
Wisata Alam di Indonesia. Jakarta: Kepedulian Siswa Terhadap
Direktorat Jenderal Perlindungan Lingkungan Di SMA Negeri 5
Hutan dan Pelestarian Alam Dept.
Kediri. Pendidikan Biologi, FKIP
Kehutanan.
The International Ecotourism Society. Universitas Nusantara PGRI
2006. TIES Global Ecotourism Kediri.

[72]

Anda mungkin juga menyukai