Anda di halaman 1dari 3

PERSIAPAN PENDIDIK DI NEW NORMAL

Ditahun 2020 ini akan segera berakhir, namun tidak dengan tanda-tanda virus corona
berakhir. Seiring dengan selesainya PSBB diberbagai wilayah tidak menutup kemungkinan
masyarakat akan kembali beraktivitas seperti sedia kala. Kini dengan adanya kebijakan "New
Normal" tentunya akan ada pola dan tatanan baru di berbagai sektor tanpa terkecuali. Seiring
dengan kebijakan New Normal tersebut tentunya lembaga pendidikan harus mampu
menerjemahkan kebijakan tersebut ke dalam pelayanan pendidikan yang aman dan nyaman.
Beredarnya pemikiran-pemikiran tentang system pembelajaran yang beragam tentunya
menjadikan bahan pertimbangan bagi lembaga pendidikan dalam menyusun pogram dan
rencana kegiatan di tahun pembelajaran 2020.

Kebijakan di masa new normal tidak hanya diperlukan kebijakan yang normal seperti
biasa, tetapi juga perlu dikontruksi dari hasil kebijakan ekstra normal dengan penuh
pertimbangan yang sangat matang. Karena semua kebijakan yang telah dibuat akan kembali
kekita semua. Kebijakan new normal berintikan pada perubahan perilaku atau kebiasaan kita
untuk membiasakan memakai masker, mencuci tangan dan berjaga jarak. Apapun kebijakan
terkait pembelajaran di tahun pelajaran nanti, tentunya segalanya telah dipersiapkan oleh
pembuat kebijakan tersebut. Namun tentunya lembaga pendidikan harus mampu menyusun
strategi dan menyiapkan sumber daya manusia yang mampu mengimplementasikan kebijakan
tersebut.

Sehubungan dengan kondisi tersebut saya mencoba tiga scenario pendidikan untuk
menuju new normal yaitu sebagai berikut:

1. Berkomitmen melalui penguatan menberikan pemahaman untuk mematuhi


protokol kesehatan.
2. Menerapkan sadar resiko dan perlawanan terhadap wabah korona ini.
3. Selalu memberikan inovasi pembelajaran yang inovatif dan meningkatkan
partisipasi orang tua dan masyarakat dalam pembelajaran efektif.

Dengan demikian perlu adanya kesesuaian antara proses pembelajaran dengan evaluasi yang
akan diberikan, sehingga tercapainya hakikat pembelajaran.

Pembelajaran yang dilakukan secara daring/online pastinya tidaklah efektif. Karena


belajar tidak dengan tatap muka. Tingkat kejenuhan dan ketidak seriusan saat belajar online
pun lebih tinggi dibandingkan dengan belajar tatap muka seperti biasanya. Sekarang ini
kesempatan guru untuk membuat inovasi-inovasi yang relevan untuk kebutuhan belajar
siswa. Salah satu temuan menarik siswa adalah senang belajar dirumah karena gurunya
membuat mereka belajar lebih menarik, bevarian dan bermakna. Praktis ini harus disebar
luaskan agar siswa lebih semangat dalam belajar walaupun hanya dirumah saja. Karena ada
banyak juga siswa yang bilang kalau belajar dirumah itu tidak menyenangkan dengan alasan
terbanyak adalah terlalu banyak tugas dari gurunya. Jadi jangan dibuat kemampuan berpikir
itu hanya untuk menyelesaikan ulangan, ujian, tetapi bagaimana praktiknya. Tugas guru
sekarang bukan mengutamakan rangking, naik kelas, tetapi bagaimana kemampuan
mengembangkan skill kompetensi.

Sementara itu ruang interaksi di kelas biasa juga berbeda karena harus menerapkan
protokol keamanan dan kesehatan, seperti mewajibkan penggunaan masker, mencuci tangan
dengan sabun, dan himbauan membawa hand sanitizer. Tempat duduk di kelas pun akan
disusun berjarak, kuota murid di kelas tidak boleh terlalu banyak, serta program universitas
yang melibatkan banyak orang dalam satu ruangan akan ditiadakan. Sekalipun sudah
diperbolehkan masuk kampus, interaksi yang terjadi harus mengikuti kebijakan new normal.
Pihak pemangku kebijakan di sektor pendidikan haruslah ekstra keras dalam menjalankan
dan menerapkan kebijakan ini khususnya Mendikbud dan tak terkecuali juga dinas
pendidikan.

Kebijakan apapun dalam sektor pendidikan yang nantinya diambil pasti perlu
direncanakan dengan matang pastinya juga akan berimbas pada ketersediaan dana. Untuk itu,
pihak pemangku pendidikan seperti dinas pendidikan wajib berkoordinasi secara matang
dengan kepala sekolah dari semua sekolah yang ada disatu kabupaten misalnya saja
berkoordinasi tentang perencanaan penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama
masa pandemi di lingkungan sekolah untuk mendukung kebijakan new normal dalam
pendidikan. Pihak sekolah sendiri wajib menyediakan standarisasi protokol kesehatan untuk
peserta didik dan juga tenaga pendidik yang berada di lingkungan sekolah misalnya
penyediaan masker dan hand sanitaizer bagi peserta didik yang dalam kategori kurang
mampu.

Pihak sekolah juga wajib menyediakan tempat cuci tangan misalnya dengan
membuatkan kran pada masing-masing kelas. Terkait dengan pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar di sekolah menurut penulis bisa dilakukan dengan cara dinas pendidikan dan pihak
sekolah harus memberdayakan tenaga pendidik untuk membantu pelaksanaannya.

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan beristirahat yang cukup bagi
guru atau tenaga pendidik dengan istirahat yang cukup tentunya sistem imun tubuh terjaga
dengan baik dan apabila sistem imun tubuh maka akan membentuk anti bodi atau pertahanan
diri yang bagus untuk melawan virus korona.

Anda mungkin juga menyukai