Anda di halaman 1dari 3

1.

Agar terhindar dari Covid-19, gunakanlah masker saat keluar rumah karena
covid-19 adalah penyakit menular yang sangat mudah menyebar dari satu orang ke
orang lain. Banyak cara sudah dilakukan oleh pemerintah yaitu mulai PPKM
( Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Indonesia ), menjaga jarak dan
selalu memakai masker saat berada diluar rumah. Pada saat, masalah virus Covid-
19 sedang marak atau tinggi, harga masker pun meroket dengan tinggi. Masker yang
dulunya tidak banyak orang yang mau untuk menggunakannya tapi, jadi rebutan
para warga dan menjadi barang yang sangat langkah pada kala itu. Pemerintah
sangat ketat dalam menerapkan pemakaian masker kepada para warga yang ada di
Indonesia. Alasan pemerintah untuk menerapkan penggunaan masker saat keluar
rumah ialah masker dapat mengurangi atau menghalangi sebagian air liur
( droplet ) yang keluar saat kita berbicara, tertawa, apalagi bersin dan batuk. Dengan
begitu orang yang terkena virus Covid-19 tidak menularkan virus tersebut yang bisa
berkembang melalui udara. Dan masker yang kita gunakan juga harus sesuai agar
benar melindungi kita dari paparan Covid-19. Masker yang dianjurkan adalah masker
kain. Cara membersihkan maskernya juga diperhatikan agar virus dari rumah tidak
ikut masuk ke dalam rumah lalu berkembang biak. Tentu kita tidak mau virus itu
menyebar dan hinggap di keluarga tercinta. Banyak yang menyarankan jika masker
kain dicuci menggunakan air panas lalu di jemur di panas terik matahari. Jika yang
kita gunakan adalah masker sekali pakai, maka masker tersebut langsung dibuang.
Kemudian, tidak hanya masker yang menjadi trend kala itu, hand sanitizer juga
menjadi terkenal dan viral. Selain menggunakan masker, kita juga harus menjaga
kesehatan dan kebersihan diri, serta menjaga jarak, sampai berkegiatan di luar
rumah dengan segala keterbatasan yang ada. Kita semua harus berperan aktif
dalam mencegah penyebaran virus. Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah
dengan menggunakan masker saat keluar rumah. Mari kita bersama-sama melawan
Covid-19 dengan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.

2. Berkat kerja sama yang baik antar warga sekolah, Sekolah Menengah Pertama
Negeri 1 Tanjungpinang berhasil menekan kasus perundungan. Kasus perundungan
sudah tidak asing lagi di masyarakat Indonesia. Bukan hanya di sekolah,
dimasyarakat pun banyak yang mengalami perundungan. Hasil penelitian
menyatakan bahwa penyebab dari terjadinya perundungan atau bullying yaitu
contohnya faktor individu yang terlalu pendiam dan mempunyai sikap rendah hati
berpotensi menjadi korban perundungan. Perundungan juga dapat disebabkan oleh
kurang harmonisnya keluarga menjadikan lingkungan yang negatif. Namun, semua
itu bisa diatasi oleh Sekolah Menengah Pertama Negeri ( SMPN ) 1 Tanjungpinang.
Pencapaian dalam menekan perundungan adalah hasil kerja sama semua warga
sekolah yaitu :
a. Peran dari guru
Guru harus bisa menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi
siswa. Selain itu, guru juga harus mampu mengenali tanda-tanda
perundungan dan jika ada tanda perundungan, guru sebagai orang tua yang
ada di sekolah harus mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi
perundungan tersebut. Mulai dari memperingatkan atau menegur hingga
memberi sanksi jika perundungan tersebut sudah melampaui batas. Bisa juga
dengan memberikan perjanjian atau aturan yang disampaikan kepada para
siswa.
b. Peran siswa
Siswa juga memiliki peran penting dalam menekan kasus perundungan
di sekolah. Siswa harus mampu menghargai perbedaan dan tidak
melakukan tindakan yang merugikan orang lain. Selain itu, siswa juga harus
mampu melaporkan kasus perundungan yang terjadi di sekolah. Serta siswa
harus mau menerima kesalahan dan sanksi yang diterima ketika melakukan
perundungan. Siswa juga tidak boleh menyimpan rasa dendam ketika
dihukum karena kasus melakukan perundungan.
Tidak hanya guru dan siswa saja yang berperan dalam mencegah perundungan
tetapi, semua orang berperan penting dalam hal tersebut. Kunci dalam mencegah
perundungan adalah kita harus saling mengingatkan dan saling menerima
perbedaan yang ada di lingkungan kita. Baik itu lingkungan sekolah, rumah serta
lingkungan bermasyarakat.

3. Untuk menghasilkan mutu sekolah yang baik diperlukan siswa yang bermutu, guru
yang bermutu, dan sarana/prasarana yang bermutu. Ketiga unsur tersebut karena
unsur yang pertama yaitu siswa yang bermutu adalah faktor penting dalam
menciptakan mutu sekolah yang baik. Siswa yang bermutu ditandai dengan
akademik siswa yang baik. Dan disertai dengan akhlak yang baik kepada sesama,
guru, maupun orang tua. Untuk menciptakan hal tersebut, sekolah perlu memberikan
pendidikan yang bermutu. Hal yang kedua, adalah guru yang bermutu juga faktor
yang penting. Guru yang bermutu harus memiliki kemampuan mengajar yang baik,
memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam di bidangnya, serta memiliki
kemampuan untuk memotivasi dan menginspirasi siswa. Untuk mendapatkan guru
bermutu, sekolah pun harus memberikan pelatihan dan pengembangan secara terus-
menerus. Lalu memberikan penghargaan dan intensif yang sesuai atas pencapaian
yang telah diberikan oleh guru tersebut. Dan yang terakhir tidak kalah penting antara
siswa dan guru, yaitu sarana dan prasarana yang memadai untuk digunakan dalam
proses belajar mengajar. Sebab, di era serba digital, sekolah akan sangat tertinggal
jika tidak memanfaatkan teknologi yang ada. Jadi, sekolah harus menyiapkan sarana
dan prasarana yang tepat. Sebagai contoh, sekolah harus menyiapkan sarana
berupa kelas yang nyaman untuk siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.
Jika semua ini tersedia di lembaga sekolah, pastilah sekolah tersebut dikenal dengan
sekolah yang bermutu dan berkualitas tinggi. Namun, untuk dapat sekolah di tempat
yang bermutu, kita pun pastilah harus membayar uang sekolah yang tinggi untuk
mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Dan dapat disimpulkan tiga faktor
tersebut sangatlah penting, saling terikat dan saling mempengaruhi untuk
memberikan pelajaran yang kondusif dan bermutu.

4. Kesadaran akan penggunaan helm di kalangan mahasiswa perlu terus ditingkatkan.


Hal ini dikarenakan masih banyak mahasiswa yang tidak memakai helm saat
berkendara, padahal penggunaan helm sangat penting untuk melindungi kepala dari
benturan benda keras saat terjadi kecelakaan lalu lintas. Banyak alasan yang
digunakan mahasiswa agar tidak menggunakan helm saat berkendara. Sebagai
contoh alasan yang digunakan yaitu panas, kepala terasa berat/pusing, mahal untuk
beli helm, dan terutama untuk perempuan yang jilbabnya tidak mau rusak/lecek
akibat dari helm. Namun, seharusnya kita harus sadar terhadap yang untuk diri kita
sendiri. Kemudian muncullah pertanyaan, bagaimana agar kesadaran kita timbul
untuk menggunakan helm saat berkendara? Caranya yaitu perlu dilakukan
sosialisasi dan edukasi tentang manfaat penggunaan helm, baik melalui kampanye di
kampus maupun melalui media sosial. Kemudian, perlu ditingkatkan pengawasan
dan penegakan hukum terhadap penggunaan helm. Kepolisian perlu melakukan
operasi rutin untuk memeriksa penggunaan helm di jalan raya, sehingga mahasiswa
yang tidak memakai helm dapat diberikan sanksi yang tegas. Dan perlu ditingkatkan
kesadaran diri dan tanggung jawab sebagai pengguna jalan raya. Mahasiswa perlu
menyadari bahwa penggunaan helm bukan hanya untuk melindungi diri sendiri,
tetapi juga untuk melindungi orang lain di sekitarnya. Oleh karena itu, perlu
ditingkatkan kesadaran diri dan tanggung jawab sebagai pengguna jalan raya yang
baik dan bertanggung jawab.

5. Terciptanya lingkungan kampus yang bersih dan indah merupakan tanggung jawab
semua kalangan warga kampus. Lingkungan yang bersih dapat memberikan
suasana belajar yang nyaman bagi para warga kampus. Lingkungan yang bersih dan
indah dapat menimbulkan dampak yang positif. Lingkungan yang bersih itu dapat
diwujudkan jika semua warga kampus bekerja sama menjaga dan membersihkan
lingkungan di kampus. Banyak cara dapat dilakukan misalnya, hal tersebut dapat
dimulai dari menjaga kebersihan lingkungan kampus. Mahasiswa perlu membuang
sampah pada tempatnya, tidak merokok di sembarang tempat, menyiram tanaman,
dan menjaga kebersihan toilet dan fasilitas umum lainnya. Mengadakan kegiatan
rutin untuk bergotong royong merawat, membersihkan, dan memperbaiki sarana
yang rusak ringan. Serta menerapkan aturan atau diadakan tugas piket bergiliran.
Bisa juga dengan memanfaatkan sampah yang ada di lingkungan tersebut. Dengan
demikian, memanfaatkan sampah dapat membuat kreativitas mahasiswa meningkat
dan juga dapat bernilai jual tinggi. Jadi, jika menginginkan lingkungan yang bersih
dan indah semua warga kampus harus mempunyai kesadaran dan tanggung jawab
yang tinggi dapat mewujudkan itu semua.

Anda mungkin juga menyukai