Anda di halaman 1dari 2

Nama: Muhammad Rafdi

Nim: 190208003
Unit: 03

Menghadapi pandemi Covid-19, Pemerintah RI berencana untuk menyusun


kurikulum baru yang akan mengatur proses belajar mengajar dengan cara kombinasi
antara daring (60%) dan luring (40%).
1.Bagaimana pendapat anda?
Jawab:
Terkait dengan pengusulan kurikulum baru saya setuju dengan pemerintah terkait
standarisasi kurikulum selama masa pandemi ini. Karena apabila dilaksanakan dalam
100% full secara daring, justru mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa/peserta
didik terhadap materi yang diajarkan. Namun, apabila diterapkan 100% secara
konvensional atau tatap muka justru di masa pandemi ini akan berefek kepada
kesehatan para peserta didik. Maka dengan pengusulan standarisasi ini saya harap
mampu kembali menjadikan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik lagi sekarang
dan apabila masa pandemi telah berakhir nantinya, kurikulum ini harus dikaji lagi
karena dari banyaknya metode belajar secara daring, tetap yang menjadi efektif adalah
menggunakan metode konvensional atau tatap muka. Karena, dalam metode
konvensional tersebut kita dapat tahu langsung bagaimana karakter masing-masing
dari peserta didik dan bagaimana menghadapi karakter peserta didik yang berbeda-
beda dan mengembangkan tiap-tiap potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Inilah
salah satu kelemahan dari sistem daring, yaitu kita tidak dapat langsung mengetahui
karakter dari peserta-peserta didik itu secara langsung sehingga keefektifitas dalam
mengajar menjadi lebih rendah.
2.Menurut anda, apakah proses pembelajaran akan berlangsung dengan efektif?
Jawab:
Menurut saya, pembelajaran 60% luring dan 40% daring ini akan berlangsung efektif
walaupun tidak seefektif secara daring. Namun perlu diperhatikan bahwa,
penyelenggaraan secara during ini bukan hanya memberikan materi yang berupa
tugas-tugas kepada siswa. Sebagaimana kita ketahui kepintaran seorang pelajar atau
siswa itu berbeda-beda dan tingkat kerajinan dalam mengikuti pembelajaran pun
berbeda-beda tiap peserta didik. Maka dari itu, di masa pandemi ini juga menutut guru
untuk harus menyiapkan berbagai metode pengajaran yang terintegrasi dengan masa
pandemi ini dan tentunya harus ada support dari pemerintah terkait subsidi dari
pembelajaran secara daring tersebut agar tidak membebankan guru dan pelajar.
Misalnya, seperti sistem perkuliahan dengan menerapkan sistem audio virtual dalam
suatu platform belajar online contohnya seperti google meeting, skype, dan zoom.
Jadi, tidak hanya mengandalkan google classroom sebagai rekomendasi belajar online
tetapi juga bisa mengandalkan beberapa flatform lainnya untuk menjalin interaksi
antara pelajar dan guru untuk menunjang pembelajaran yang kreatif dan inovatif di
masa pandemi ini.
3.Apakah ada solusi lain yang lebih baik dari wacana diatas?
Jawab:
Menurut saya jika ditinjau dari masa pandemi ini, solusi yang lebih tepat adalah
dengan mengembangkan dan mensosialisasikan bagaimana pembelajaran secara
daring yang sebenarnya harus dilakukan. Karena, salah satu penyebab kurang
efektifnya pembelajaran secara daring adalah kurangnya sosialisasi terhadap guru-
guru yang berada di sekolah sehingga guru tersebut justru memberikan berbagai tugas
untuk siswa-siswa sebagai pengganti materinya. Hal inilah yang menjadi miskonsepsi
terhadap pembelajaran secara daring yang ada di lembaga-lembaga pendidikan
Indonesia. Walaupun pelaksanaannya berupa secara daring, tetapi guru tetaplah harus
menyediakan pembelajaran yang menyerupai pembelajaran konvensional, yaitu
dengan menggunakan audio visual berbasis virtual seperti sistem perkuliahan. Maka
dari itu, menurut saya wacana dari pemerintah sudah bagus sekali. Namun, sekarang
yang diperlukan dalam lembaga-lembaga pendidikan ini adalah mensosialisasikan
bagaimana hakikat dari pembelajaran secara dari sisten daring dan mengembangkan
sistem daring tersebut dengan berbagai flatform pembelajaran yang ada.
4.Jika anda seorang guru, bagaimana strategi anda dalam melaksanakan pembelajaran
secara daring!
Jawab:
Jika saya seorang guru, maka saya akan melaksanakan pembelajaran daring kepada
siswa yang mirip dengan sistem daring seperti perkuliahan, yaitu secara audio visual
berbasis virtual sehingga saya dapat memantau secara langsung pembelajaran dengan
pelajar melalui flatform yang saya gunakan. Tentunya, saya akan mengembangkan
berbagai metode pembelajaran dan media pembelajaran yang inovatif. Sehingga, para
siswa tidak merasa bosan dan pembelajaran yang berlangsung pun tidak menjadi kaku.
Selain itu, ketika pembelajaran berlangsung saya akan mengajak wali untuk
mendampingi para peserta didik. Hal ini bertujuan agar para peserta didik aktif dan
serius dalam mengikuti pembelajaran daring secara audio visual berbasis oleh sebab
adanya pantauan langsung oleh wali sebagai pengganti saya sebagai guru di rumah.
Oleh sebab itu, instansi sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya harus
bekerja sama dengan keluarga dan para wali dari siswa untuk bekerja sama dalam
menyelenggarakan pembejaran daring yang efektif dan efisien. Sama halnya dengan
pemerintah, saya juga akan menerapkan pembelajaran yang bersifat konvensional
sebanyak 40% sesuai protokol kesehatan. Nantinya pada pembelajaran yang
berlangsung sacara konvesional saya akan berfokus kepada pembentukan dan
pemantauan karakter peserta didik sehingga materi yang saya kasih sesuai dengan
porsi masing-masing peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai