Menghadapi pandemi Covid-19, Pemerintah RI berencana untuk menyusun
kurikulum baru yang akan mengatur proses belajar mengajar dengan cara kombinasi antara daring (60%) dan luring (40%). 1.Bagaimana pendapat anda? Jawab: Terkait dengan pengusulan kurikulum baru saya setuju dengan pemerintah terkait standarisasi kurikulum selama masa pandemi ini. Karena apabila dilaksanakan dalam 100% full secara daring, justru mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa/peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Namun, apabila diterapkan 100% secara konvensional atau tatap muka justru di masa pandemi ini akan berefek kepada kesehatan para peserta didik. Maka dengan pengusulan standarisasi ini saya harap mampu kembali menjadikan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik lagi sekarang dan apabila masa pandemi telah berakhir nantinya, kurikulum ini harus dikaji lagi karena dari banyaknya metode belajar secara daring, tetap yang menjadi efektif adalah menggunakan metode konvensional atau tatap muka. Karena, dalam metode konvensional tersebut kita dapat tahu langsung bagaimana karakter masing-masing dari peserta didik dan bagaimana menghadapi karakter peserta didik yang berbeda- beda dan mengembangkan tiap-tiap potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Inilah salah satu kelemahan dari sistem daring, yaitu kita tidak dapat langsung mengetahui karakter dari peserta-peserta didik itu secara langsung sehingga keefektifitas dalam mengajar menjadi lebih rendah. 2.Menurut anda, apakah proses pembelajaran akan berlangsung dengan efektif? Jawab: Menurut saya, pembelajaran 60% luring dan 40% daring ini akan berlangsung efektif walaupun tidak seefektif secara daring. Namun perlu diperhatikan bahwa, penyelenggaraan secara during ini bukan hanya memberikan materi yang berupa tugas-tugas kepada siswa. Sebagaimana kita ketahui kepintaran seorang pelajar atau siswa itu berbeda-beda dan tingkat kerajinan dalam mengikuti pembelajaran pun berbeda-beda tiap peserta didik. Maka dari itu, di masa pandemi ini juga menutut guru untuk harus menyiapkan berbagai metode pengajaran yang terintegrasi dengan masa pandemi ini dan tentunya harus ada support dari pemerintah terkait subsidi dari pembelajaran secara daring tersebut agar tidak membebankan guru dan pelajar. Misalnya, seperti sistem perkuliahan dengan menerapkan sistem audio virtual dalam suatu platform belajar online contohnya seperti google meeting, skype, dan zoom. Jadi, tidak hanya mengandalkan google classroom sebagai rekomendasi belajar online tetapi juga bisa mengandalkan beberapa flatform lainnya untuk menjalin interaksi antara pelajar dan guru untuk menunjang pembelajaran yang kreatif dan inovatif di masa pandemi ini. 3.Apakah ada solusi lain yang lebih baik dari wacana diatas? Jawab: Menurut saya jika ditinjau dari masa pandemi ini, solusi yang lebih tepat adalah dengan mengembangkan dan mensosialisasikan bagaimana pembelajaran secara daring yang sebenarnya harus dilakukan. Karena, salah satu penyebab kurang efektifnya pembelajaran secara daring adalah kurangnya sosialisasi terhadap guru- guru yang berada di sekolah sehingga guru tersebut justru memberikan berbagai tugas untuk siswa-siswa sebagai pengganti materinya. Hal inilah yang menjadi miskonsepsi terhadap pembelajaran secara daring yang ada di lembaga-lembaga pendidikan Indonesia. Walaupun pelaksanaannya berupa secara daring, tetapi guru tetaplah harus menyediakan pembelajaran yang menyerupai pembelajaran konvensional, yaitu dengan menggunakan audio visual berbasis virtual seperti sistem perkuliahan. Maka dari itu, menurut saya wacana dari pemerintah sudah bagus sekali. Namun, sekarang yang diperlukan dalam lembaga-lembaga pendidikan ini adalah mensosialisasikan bagaimana hakikat dari pembelajaran secara dari sisten daring dan mengembangkan sistem daring tersebut dengan berbagai flatform pembelajaran yang ada. 4.Jika anda seorang guru, bagaimana strategi anda dalam melaksanakan pembelajaran secara daring! Jawab: Jika saya seorang guru, maka saya akan melaksanakan pembelajaran daring kepada siswa yang mirip dengan sistem daring seperti perkuliahan, yaitu secara audio visual berbasis virtual sehingga saya dapat memantau secara langsung pembelajaran dengan pelajar melalui flatform yang saya gunakan. Tentunya, saya akan mengembangkan berbagai metode pembelajaran dan media pembelajaran yang inovatif. Sehingga, para siswa tidak merasa bosan dan pembelajaran yang berlangsung pun tidak menjadi kaku. Selain itu, ketika pembelajaran berlangsung saya akan mengajak wali untuk mendampingi para peserta didik. Hal ini bertujuan agar para peserta didik aktif dan serius dalam mengikuti pembelajaran daring secara audio visual berbasis oleh sebab adanya pantauan langsung oleh wali sebagai pengganti saya sebagai guru di rumah. Oleh sebab itu, instansi sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya harus bekerja sama dengan keluarga dan para wali dari siswa untuk bekerja sama dalam menyelenggarakan pembejaran daring yang efektif dan efisien. Sama halnya dengan pemerintah, saya juga akan menerapkan pembelajaran yang bersifat konvensional sebanyak 40% sesuai protokol kesehatan. Nantinya pada pembelajaran yang berlangsung sacara konvesional saya akan berfokus kepada pembentukan dan pemantauan karakter peserta didik sehingga materi yang saya kasih sesuai dengan porsi masing-masing peserta didik.