Anda di halaman 1dari 4

Alhamdulillah, saat ini tidak terasa telah menyelesaikan pembelajaran pada modul

3.1Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan. Untuk itu, setelah mempelari


modul ini, setelah menyelesaikan pembelajaran, saya perlu melakukan refleksi
pembelajaran yang saya peroleh dari modul ini. Dalam kesempatan ini, saya akan
menyampaikan hasil refleksi saya menggunakan model 4F atau 4P, yaitu Facts
(Peristiwa), Filling (Perasaan), Findings (Pembelajaran), dan Future (Penerapan).

1. Facts ( Peristiwa )

Sebelum memulai pembelajaran modul 3.1, kami memulainya dengan pre-test pada
tanggal 11 September 2023 yang terdiri dari 18 soal. Setelah itu, pembelajaran
dilanjutkan dengan alur MERDEKA (Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang
Kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi antar materi, dan
Aksi nyata), seperti yang sudah biasa dilakukan dalam modul-modul sebelumnya.

Tahap pertama, yaitu "Mulai dari diri", dimulai dengan menjawab beberapa pertanyaan
yang berkaitan dengan pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai
seorang pemimpin. Kami juga melakukan survei dengan sebuah kasus yang dihadirkan,
dan kami menganalisisnya secara mandiri seolah menjadi seorang kepala sekolah.

Tahap kedua adalah "Eksplorasi Konsep", di mana kami, sebagai peserta, secara
mandiri belajar dan mendalami semua materi yang ada dalam modul 3.1 di platform
pembelajaran kami (LMS). Di sini, kami mempelajari kasus dilema etika dan bujukan
moral. Pada akhir eksplorasi, terdapat forum diskusi di mana kami, para peserta,
melakukan analisis terhadap kasus-kasus yang ada di LMS.

Tahap ketiga, yaitu "Ruang Kolaborasi", kami dibagi menjadi beberapa kelompok.
Pembelajaran dilakukan secara online melalui Gmeet dengan bimbingan fasilitator
kami, Sugito, S.Pd. Kami menganalisis sebuah kasus permasalahan yang diambil dari
sekolah Pak Samuel. Kemudian, kami melakukan presentasi tentang hasil diskusi kami
keesokan harinya.
Tahap keempat adalah "Demonstrasi Kontekstual". Kami diberi tugas untuk
mewawancarai 2-3 kepala sekolah mengenai praktik pengambilan keputusan dalam
kasus dilema etika yang terjadi di sekolah mereka. Kami, sebagai peserta, melakukan
wawancara dan merekamnya.

Tahap kelima, "Elaborasi Pemahaman", dimulai dengan pembuatan pertanyaan. Pada


tanggal 20 September 2023, kami mengikuti Vcon Elaborasi Pemahaman dengan
instruktur untuk lebih memahami pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan
sebagai seorang pemimpin.

Tahap keenam adalah "Koneksi antar materi", di mana kami mengaitkan materi
pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin dengan materi-
materi pada modul-modul sebelumnya.

Terakhir, "Aksi nyata" mengharuskan kami, peserta, untuk mempraktikkan proses


pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah kami.

2. Filling ( Perasaan )

Perasaan yang muncul setelah menyelesaikan modul 3.1 adalah perasaan penuh
syukur. Saya merasa sangat beruntung karena modul ini telah membuka cakrawala
baru dalam pemahaman saya tentang pengambilan keputusan. Saya merasa tertantang
untuk benar-benar mengaplikasikan konsep 4 paradigma pengambilan keputusan, 3
prinsip penting dalam pengambilan keputusan, dan 9 langkah yang mendalam dalam
mengambil dan menguji keputusan, terutama ketika saya dihadapkan pada dilema etika
dalam kehidupan sehari-hari. Saya menyadari bahwa kemampuan mengambil
keputusan yang tepat bukan hanya sekadar keterampilan, tetapi juga merupakan
pondasi utama dalam menciptakan lingkungan sekolah yang positif, kondusif, aman,
dan nyaman bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan.

3. Finding ( Pembelajaran )
Dari modul 3.1, saya mendapatkan pemahaman penting tentang bagaimana
pengambilan keputusan harus didasarkan pada nilai-nilai kebajikan. Saya belajar
bahwa sebagai pemimpin, sangat penting untuk selalu berpihak pada kebaikan murid
dan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu, saya juga memahami bahwa tahap awal dalam menghadapi permasalahan
adalah mengidentifikasi apakah ini merupakan dilema etika atau bujukan moral. Dilema
etika adalah situasi di mana dua pilihan dapat dianggap benar, sedangkan bujukan
moral adalah situasi di mana satu tindakan dianggap benar dan yang lainnya salah.

Pentingnya memahami perbedaan antara dilema etika dan bujukan moral sangatlah
relevan dalam pengambilan keputusan. Apabila sebuah kasus dapat dipahami sebagai
pelanggaran hukum, maka langkah-langkah pengambilan keputusan bisa berhenti
karena sudah melalui uji legalitas. Ini adalah pengetahuan berharga yang saya peroleh
dari modul ini, yang akan saya terapkan dalam pengambilan keputusan di masa depan,
terutama ketika berhadapan dengan situasi yang kompleks dan memerlukan
pertimbangan etika yang mendalam.

4. Future ( Penerapan )

Dengan pengetahuan yang saya peroleh dari modul 3.1 ini tentang pengambilan
keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan, saya merasa lebih siap untuk menghadapi
situasi dilema etika di masa depan. Saya berniat menerapkan 4 paradigma
pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan
dan pengujian keputusan dalam setiap keputusan yang saya ambil. Selain itu, saya
juga berkomitmen untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan ini dengan rekan
sejawat saya, sehingga kami semua dapat mengambil keputusan yang lebih baik dan
lebih etis yang selaras dengan nilai-nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab
terhadap kesejahteraan murid.
Dengan demikian, saya percaya bahwa penerapan prinsip-prinsip dan langkah-langkah
yang saya pelajari dalam modul ini akan memberikan kontribusi positif pada lingkungan
sekolah saya dan akan menciptakan suasana pembelajaran yang lebih kondusif, aman,
dan nyaman bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan. Dengan berfokus
pada nilai-nilai kebajikan, kita dapat memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil
akan memprioritaskan kesejahteraan dan perkembangan murid, yang pada akhirnya
akan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah kita.

Anda mungkin juga menyukai