JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI

PEMIMPIN

IIS MASITOH, CGP Angkatan 8

Dalam merefleksikan pengalaman saat belajar Modul 3. Saya akan menggunakan model

Driscoll. Model ini diadaptasi dari refleksi yang digunakan pada praktik klinis ( Driscoll

&Teh ,2001). Model yang dikenal dengan model what ini pada dasarnya terdiri dari tiga

bagian :

1. What? ( deskripsi dari peristiwa yang terjadi)

2. So what? ( analisis dari peristiwa yang terjadi)

3. Now what? ( tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi)

WHAT? Apa yang saya alami

Pada pekan ini seperti biasa kami memasuki modul Baru 3.1. Di sini kami

mengawalinya dengan pretest modul 3. Setelah itu kami masuk ke modul 3.1 tentang

pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Masih

menggunakan LMS dengan alur Merdeka ( mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang

kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi dan aksi

nyata)

Pada alur mulai dari diri kami melakukan refleksi Bagaimana sikap pengambilan

keputusan yang dilaksanakan selama ini jika dihadapkan dengan kasus Dilema etika.

kemudian kegiatan dilanjutkan dengan eksplorasi konsep. Pada alur ini kami mempelajari

materi tentang 4 paradigma Dilema etika, 3 prinsip penyelesaian Dilema dan 9 langkah

pengambilan dan pengujian keputusan.

Selain itu di LMS juga disediakan kasus untuk kemudian kami analisa dan

didiskusikan bersama rekan cgp yang lain dengan berpedoman pada 9 langkah

pengambilan pengujian keputusan agar dapat menghasilkan sebuah keputusan yang tepat.

Alur berikutnya adalah alur ruang kolaborasi, dalam alur ini kami dibagi menjadi beberapa

kelompok dan ruang kolaborasi dilakukan lewat gmeet yang dipimpin oleh ibu Fitria N

yang selalu sabar membimbing kami .

 Dalam diskusi kali ini saya mendapat kesempatan untuk bekerja sama dengan

anggota kelompok lain. Saat diskusi kelompok tiap anggota mengajukan kasus kemudian

berdasarkan kesepakatan bersama akhirnya kasus yang disepakati adalah kasus yang

diambil dari Pak Yosia Iman. Kami berdiskusi menyelesaikan kasus yang dipilih dengan

mencoba menggunakan 4 paradigma Dilema etika, tiga prinsip penyelesaian Dilema etika

dan 9 langkah pengambilan serta pengujian keputusan. Setelah proses diskusi selesai

kemudian pembagian tugas untuk menyajikan hasil diskusi dan mempresentasikannya saat

ruang kolaborasi presentasi

Alur berikutnya adalah elaborasi pemahaman di mana kami menguatkan

pengetahuan yang kami dapat sebelumnya secara mandiri di LMS. Dalam elaborasi

pemahaman dilakukan secara daring oleh instruktur yang hebat. Di sini komunikasi lebih

dua arah dan cgp diberi kesempatan untuk bertukar pikiran dan menyampaikan

pendapatnya.

SO WHAT? analisis peristiwa yang terjadi

Dari peristiwa yang terjadi selama pekan ini saya merasa senang dan memiliki

motivasi yang tinggi untuk mempelajari dan memahami tentang materi di modul ini yang

pastinya sering ditemui di dalam keseharian. Dalam pembelajaran di modul ini saya jadi

lebih bisa memahami masalah yang kita hadapi terkadang merupakan Dilema etika atau

merupakan bujukan moral.

Dari modul ini saya belajar bahwa saat mengambil keputusan pada suatu Dilema etika yang

biasa kita hadapi perlu memperhatikan paradigma prinsip dan langkah-langkah dalam

pengambilan keputusan. Selain itu, perlu kita ketahui bahwa tidak semua kasus yang

dihadapi merupakan Dilema etika. Oleh karena itu pada pengujian keputusan harus

dianalisis dengan baik agar keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik dan

dapat dipertanggungjawabkan.

NOW WHAT? tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi

Ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan baik dari LMS, fasilitator maupun

instruktur saat belajar modul 3.1 tentang pengambilan keputusan akan menjadi bekal bagi

saya dalam membuat keputusan ketika menghadapi suatu permasalahan atau kasus yang
berhubungan dengan Dilema etika paradigma prinsip dan langkah-langkah pengambilan

serta pengujian keputusan akan saya coba aplikasikan dalam menjalankan peran saya

sebagai pemimpin pembelajaran