Anda di halaman 1dari 7

Assalamualaikum wr.

wb

Salam Hormat dari saya Fadli Azamuddin, S.Pd CGP Angkatan 7 Solok Selatan

Pada kesempatan kali ini saya akan menpresentasikan jurnal refleksi Dwi Mingguan Modul 3.1 dengan
menggunakan model refleksi 4 F yang dibuat oleh Dr. Roger Greenaway, yaitu Facts, Feelings, Findings,
Future.
1. Fact (Peristiwa)
Disini saya dapat ceritakan mengenai peristiwa yang dilalui berupa langkah kerja setelah
menyelesaikan eksplorasi konsep di LMS kemudian dilanjutkan pendampingan individu yang ke-4
bersama pengajar praktik bapak Fitriadi, pada pendampingan ke-4 saya diminta untuk praktek
pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berdeferensiasi melalui pembelajaran KSE dikelas
dengan memakai paradigma coaching. Kemudian dilanjutkan dengan mengikuti lokakarya 4 di SMP
Negeri 14 Solok Selatan. Lokakarya ke-4 diminta pada CGP untuk mempraktekkan teknik Coaching
yang sudah dipelajari melalui Fasilitator secara langsung dilapangan dengan bantuan Pengajar
Praktek. Pada lokakarya ini kami CGP juga dapat bertemu dengan perwakilan Balai Guru Penggerak
Provinsi Sumatera Barat dan dijadikan sarana diskusi bersama tentang permasalahan maupun
kendala yang ditemui.
Pembelajaran di LMS secara mandiri dilakukan di ruang kolaborasi. Pembelajaran dilakukan secra
berkelompok yang terdiri dari 3 orang CGP dalam satu kelompok. Di dalam kelompok ditentukan satu
tema study kasus yang bisa disepakati untuk dianalisa. Disini saya beserta rekan CGP lain dalam
kelompok membahas dan menganalisis sebuah study kasus yang telah kami sepakati tentang kasus
dilema etika yang terjadi di sekolah tempat saya mengajar. Setelah di analisis kemudian masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil study kasus dan kelompok lainnya menanggapi hasil
analisa study kasus kelompok kami. Begitu juga sebaliknya nanti presentasi dari kelompok lain akan
mendapat tanggapan dari kami. Di sini saya mendapatkan pembelajaran yang sangat luar biasa
karena walaupun berbeda-beda pendapat tetapi semua itu menjadi kritikan yang baik dalam
penyempurnaan tugas kami. Pada hari berikutnya kami kembali diminta oleh Fasilitator untuk
menampilkan hasil diskusi kelompok yang sudah disempurnakan di hadapan kelompok lain dan
mendapatkan kritikan dan saran yang untuk kesempurnaan tugas yang akan di upload di LMS.
Kemudian kami juga mendapatkan penguatan dari Fasilitator tentang teknik menganalisa kasus
dilema etika. Akhirnya kami berkolaborasi kembali untuk finising tugs dan siap di upload di LMS.
Selanjutnya dilanjutkan pembelajaran Demonstrasi Kontekstual. Disini saya bertugas untuk
melakukan wawancara dengan dua orang kepala sekolah mengenai teknik pengambilan keputusan
berdasarkan kasus dilema etika yang pernah mereka lakukan. Pada wawancara pertama saya pilih
sekolah di tempat saya mengajar yaitu di SMK Negeri 1 Solok Selatan. Saya mewawancarai bapak
Kepala Sekolah yaitu bapak Efrizol, SE, MM. Kemudian pada wawancara ke 2 saya mewawancarai
kepala SD Negeri 4 Bariang Rao-rao Solok Selatan dengan ibuk Desmaneni, M.Pd. Dari proses
wawancara ini nanti saya diminta untuk membuat sebuah analisis penerapan pengambilan keputusan
yang dilakukan berdasarkan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip dilema etika dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan untuk menguji ketepatan pengambilan keputusan.
Hasil dari analisa ini saya sampaikan melalui presentasi melalui video dan di Upload di LMS.

Feeling (Perasaan)
Perasaan yang dapat saya sampaikan setelah melalui pembelajaran ini adalah adanya perasaan berbeda
pada saat di supervisi akademik dengan memakai paradigma coaching dengan pendampingan pengajar
praktek dengan supervisi akademik yang rutin dilakukan minimal 1x dalam satu semester oleh kepala
sekolah. Perbedaannya adalah jika supervisi rutin yang dilakukan kepala sekolah saya merasakan adalah
rasa cemas, takut salah, takut tidak sesuai form observasi dan mendapat nilai kecil. Disini saya merasa
sedang di "judging". Perasaan berbeda saya rasakan pada saat melaksanakan supervisi akademik dengan
paradigma coaching bersama pengajar praktik. Persaan saya lebih nyaman kemudian tercipta hubungan
kemitraan sehingga saya bisa merasakan adanya pengembangan diri yang berkelanjutan. Kemitraan
yang terjadi adalah adanya kolaborasi yang baik antara Guru, murid dan supervisor. Kemudian perasaaan
lainnya yang menakjubkan bagi diri saya adalah mendapatkan pengalaman menganalisis studi kasus
berdasarkan hasil mewawancarai langsung dengan kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran di
satuan Pendidikan dalam hal mengambil sebuah keputusan berdasarkan kasus dilema etikayang mereka
lakukan.

Findings(Pembelajaran)
Pada tahap pembelajaran yang saya dapatkan pada modil 3.1 ini adalah pada saat menjadi seorang
pendidik dan sebagai pemimpin pembelajaran pasti akan bertemu pada situasi dimana nanti diharuskan
untuk mengambil  keputusan dan menguji keputusan tersebut. Keputusan yang diambil tersebut bisa
masuk kedalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral. Untuk mengambil keputusan ini bisa
dilakukan dengan cara :
1. Dalam pengambilan keputusan memuat salah satu paradigma dari 4 paradigma dilema etika
digunakan yaitu  :
a. Paradigma Individu lawan kelompok (individual vs community)
b. Paradigma rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
c. Paradigma Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
d. Paradigma Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
e. Memuat salah satu prinsip dari 3 prinsip dilema etika
a. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
b. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
c. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
f. Memuat 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk menguji ketepatan
pengambilan keputusan yang membingungkan, ada Sembilan langkah pengujian keputusan yang
dapat dilakukan yaitu:
a. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
b. Siapa yang terlibat dalam situasi ini
c. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi
d. Pengujian benar atau salah (uji legal,uji regulasi,uji publikasi,uji intuisi dan uji panutan)
e. Pengujian paradigma benar lawan benar (Individu lawan kelompok, keadilan lawan rasa
kasihan,Kebenaran lawan kesetiaan,Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long
term)
f. Melakukan prinsip resolusi (Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking),Berpikir Berbasis
Peraturan (Rule-Based Thinking),Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
g. Investigasi opsi trilemma
h. Buat keputusan
i. Lihat lagi keputusan dan refleksikan

Nanti ketika seorang pendidik dihadapkan pada sebuah kasus yang merupakan kasus dilema etika, akan
bertemu dengan nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang,
kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.
Pada saat itulah dituntut kita dapat  bersikap reflektif, kritis, dan terbuka dalam menganalisis nilai-nilai
kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan dilema etika itu. Kemudian sikap yang
penting dalam pengambilan keputusan adalah sikap yang bertanggung jawab dan mendasarkan
keputusan yang diambil pada nilai-nilai kebajikan universal serta berpihak pada murid.

Future (Penerapan ke depan)


Rencana kedepannya setelah memahami dan mendalami modul ini saya akan terus melatih keterampilan
pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran agar lebih mantap dan akan saya
diseminasikan dan terapkan dilingkungan tempat saya bekerja. Saya akan melakukan tahapan-tahapan
pengambilan keputusan sesuai dengan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan Untuk lebih sempurnanya cara pengambilan keputusan yang dilakukan saya akan selalu
berkomunikasi dengan orang lain agar keputusan yang saya lakukan bisa diterima dengan baik dengan
prinsip tepat,adil dan sesuai nilai-nilai kebajikan, bertanggungjawab dan berpihak pada murid
Sekian dan terimakasih semoga bermanfaat
Wassalamualaikum wr.wb

Rencana kedepannya jika saya menghadapi permasalahan dilema etika ataupun bujukan moral, maka
saya akan melakukan tahapan-tahapan pengambilan keputusan sesuai dengan 4 paradigma, 3 prinsip
dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan lebih lengkap termasuk pengujian dan
investigasi opsi trilemma. Cara mengukur efektivitas pengambilan keputusan adalah dengan melakukan
pengujian benar-salah, melakukan refleksi atas keputusan yang telah dibuat, serta meminta saran dan
masukan dari pihak lain yang terkait dalam pengambilan keputusan tersebut, agar keputusan yang
diambil bernilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan membawa kemaslahatan bagi semua
orang.

Sekian dan Terima Kasih, Salam Guru Penggerak, Salam Guru Hebat, Guru Bergerak, Indonesia Maju

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Dengan Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai
Pemimpin
Salam dan bahagia bapak ibu guru hebat, perkenalkan saya Darwin, Guru SMA Negeri 1 Toho, Kabupaten
Mempawah
Setelah mengikuti pembelajaran pada modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Dengan Nilai-Nilai
Kebajikan Sebagai Pemimpin, saya sebagai peserta Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten
Mempawah ingin membagikan pengalaman saya selama 2 minggu ini.
Disini saya akan menyampaikan refleksi dengan menggunakan model 4F atau 4P yaitu Facts (Peristiwa),
Filing (Perasaan), Findings (Pembeajaran)  dan Future (Penerapan)
1.  Facts (Peristiwa)
Modul 3.1 dengan materi Pengambilan Keputusan Dengan Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin.
Perjalanan mempelajari modul 3.1 merupakan kelanjutan dari modul sebelumnya yaitu modul 2.
Kegiatan diawali dengan pre-test dengan soal sebanyak 18 soal, selanjutnya seperti pada modul
sebelumnya Pembelajaran menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi konsep,
Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi
nyata).
Dimulai pada tanggal 4 April 2023 Kegiatan pertama adalah "Mulai Dari Diri". Pada kegiatan ini, CGP
diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang terkait dengan pengambilan keputusan dengan
nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Pertama kami diminta untuk melakukan survey lingkungan
dengan dihadirkan satu studi kasus dan kami harus mampu melakukan analisa secara mandiri jika kami
menjadi kepala sekolah.
Kemudian memasuki alur kedua yaitu eksplorasi konsep, pada alur Eksplorasi Konsep calon guru
penggerak belajar secara mandiri melalui materi-materi yang disajikan dalam forum LMS, calon guru
penggerak juga diminta untuk mendalami konsep pengambilan keputusan dengan nilai-nilai kebajikan
sebagai pemimpin. Disini kami mempelajari kasus dilema etika dan bujukan moral dan kami mengisi
pertanyaan agar kelak kami terbiasa melaksanakan pengambilan keputusan. Kegiaan ekplorasi konsep
juga diakhiri dengan forum diskusi dimana kami melakukan analisa terhadap kasus yang ada di LMS.
Memasuki alur ketiga yaitu Ruang Kolaborasi. Fasilitator kami yaitu Bpk Rahmat Hidayat membagi
beberapa kelompok dan saya bersama 2 rekan saya yaitu Ibu Multiani dari SMAN 1 Putussibau dan Ibu
Lina Cahyana dari SMAN 1 Anjongan Mempawah tergabung dalam kelompok 3. Selanjutnya kami
melakukan kegiatan Vicon melalui Gmeet dengan melakukan diskusi kelompok. Kegiatan ini dibagi
menjadi dua sesi. Pada sesi pertama dilakukan pada tanggal 5 April 2023, Ruang Kolaborasi pertama
kami melakukan diskusi untuk membahas kasus dilema etika yang diambil dari salah satu kelompok.
Pada Ruang kolaborasi kedua yang dilaksanakan pada tanggal 10 April 2023 kami melakukan diskusi
kelompok dengan mempresentasikan hasil tugas kelompok kami, selanjutnya kelompok lain melakukan
analisa dan memberikan pertanyaan seputar kasus yang kami analisa dan dipresentasikan. Selanjutnya
hasil tugas kelompok kami unggah di LMS sebagai tugas Ruang Kolaborasi.
Alur yang keempat yaitu Demontrasi Kontekstual kami ditugaskan untuk melakukan wawancara kepada
2-3 kepala sekolah mengenai kasus dilema etika yang terjadi disekolah mereka. Salah satu kepala sekolah
yang harus diwawancarai adalah kepala sekolah tempat kami berdinas. Disini kami melakukan
wawancara dan direkam, serta kami melakukan analisis dengan dikaitkan dengan pemahaman yang kami
dapat dalam mempelajari modul ini. Tugas ini harus kami unggah di LMS dan berakhir pada tanggal 17
April 2023 dalam bentuk tulisan ataupun video.
Alur yang kelima adalah Eloborasi Pemahaman yang diawali dengan membuat pertanyaan. Selanjutnya
pada tanggal 14 April 2023 kami seluruh CGP dari Kabupaten Mempawah dan Putussibau mengiktui
Vicon Elaborasi Pemahaman bersama instruktur kami yaitu Ibu Rusiati Yo SPsi., M.Pd seorang psikolog
dan pengajar yang memberikan pencerahan dalam pengambilan keputusan yang berbasis nilai kebajikan.

Dan yang terakhir yaitu alur yang keenam adalah Koneksi Antar Materi, mengaitkan materi pengambilan
keputusan yang berbasis nilai kebajikan sebagai pemimpin dengan materi yang telah didapatkan pada
modul sebelumnya. 
Alur terakhir dari alur merdeka adalah Aksi Nyata. Pada aksi nyata ini calon guru penggerak diminta
untuk mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di
sekolah CGP dan akan mendiskusikan pengalaman dan refleksi dari aksi nyata tersebut bersama
pendamping pada saat pendampingan ke-5 mendatang.
Disamping itu juga pada tanggal 12 April 2023 saya mengikuti pendampingan oleh Pengajar Praktik saya
yaitu Pak Eko Andriono. Disini saya mendapatkan ilmu teknik coaching klinik supervisi akademik dimana
saya juga praktek mengajar dihadapan beliau. Kemudian pada tanggal 15 April 2023 kami mengikuti
Lokakarya 4 di Mempawah dengan materi Coaching untuk supervisi akademik dan kami banyak belajar
praktek coaching sesama CGP.

2.   Feelings (Perasaan)
Perasaan saya diawal mempelajari modul 3.1 ini saya merasa bahwa kegiatan pengambilan keputusan
merupakan kegiatan yang sering saya lakukan disekolah. Mengingat saya sering menghadapi masalah
yang terjadi pada siswa. Selain itu saya juga pernah mengalami masalah yang dilema dan harus
berbenturan dengan kepentingan lain. Saya membayangkan jika saya menjadi pemimpin, tentu sangat
berat dalam mengambil keputusan dalam konteks dilema etika, mengingat dalam dunia pendidikan
begitu banyaknya masalah yang kompleks yang terjadi di lingkungan sekolah. Namun saya sangat senang
dan bangga mengikuti dan mendapatkan kesempatan untuk mempelajari modul ini, karena disini saya
melakukan praktek wawancara terhadap kepala sekolah mengenai pengambilan keputusan dan saya
mendapatkan ilmu baru dalam pengambilan keputusan dengan belajar langsung dari kepala sekolah
tersebut.
Dalam wawancara yang dilakukan, ternyata jawaban mereka sangat beragam namun tetap dalam
konteks yang sama. Disini saya melihat bahwa tugas kepala sekolah sebagai manajer harus mampu
mengambil keputusan dilema etika secara bijaksana dengan melibatkan stakeholder yang berkompeten
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi sekolah. Pada modul ini saya banyak mendapatkan
pencerahan dan pengetahuan dalam menghadapi berbagai kasus dengan pengambilan keputusan yang
bijaksana dan tidak merugikan pihak apapun.

3.   Findings (Pembelajaran) 
Pembelajaran yang saya peroleh dalam modul ini yaitu kita harus mengidentifikasi terlebih dahulu apa
permasalahan yang dihadapi apakah termasuk dilema etika atau bujukan moral.  jika termasuk dalam
dilema etika, maka 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9
langkah pengambilan dan pengujian keputusan perlu diterapkan. Hal yang terpenting dalam
pengambilan keputusan adalah bahwa keputusan tersebut harus berlandaskan nilai-nilai kebajikan
universal,  berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan.  Apabila pengambilan keputusan
sudah didasarkan pada hal di atas,  maka kita tidak perlu ragu pada keputusan yang telah diambil.  Yang
terpenting adalah kita harus melakukan kolaborasi dengan berdiskusi bersama stakeholder yang ada. Hal
yang menurut saya di luar dugaan adalah opsi trilema yang memunculkan solusi kreatif dalam
pengambilan sebuah keputusan. Disamping itu dalam modul ini ternyata ada prinsip-prinsip yang dapat
diterapkan dalam pengambilan sebuah keputusan.  prinsip-prinsip yang mendasari seseorang dalam
mengambil keputusan yaitu: (1) Berpikir berbasis akhir (End basid thinking), (2) Berpikir berbasis
peraturan (Rule basid thinking) dan (3) Berpikir berbasis rasa peduli (Care basid thinking).

4.   Future (Penerapan)
Rencana kedepannya jika saya menghadapi permasalahan dilema etika ataupun bujukan moral, maka
saya akan melakukan tahapan-tahapan pengambilan keputusan sesuai dengan 4 paradigma, 3 prinsip
dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan lebih lengkap termasuk pengujian dan
investigasi opsi trilemma. Cara mengukur efektivitas pengambilan keputusan adalah dengan melakukan
pengujian benar-salah, melakukan refleksi atas keputusan yang telah dibuat, serta meminta saran dan
masukan dari pihak lain yang terkait dalam pengambilan keputusan tersebut, agar keputusan yang
diambil bernilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan membawa kemaslahatan bagi semua
orang.

Sekian dan Terima Kasih, Salam Guru Penggerak, Salam Guru Hebat, Guru Bergerak, Indonesia Maju

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.1

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Halo bapak ibu guru hebat.

Saya Neneng Kania Susi CGP Angkatan 7 Kabupaten Bogor. Saya akan menceritakan tentang
hasil refleksi saya mengenai modul 3.1 “Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan
sebagai Pemimpin” yang sudah saya pelajari. Saya merefleksikan modul ini dengan
menggunakan modul refleksi 4F/4P. Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman dan penerpan saya dari modul 3.1 ini. Berikut hasil refleksi saya yang
tertuang pada model refleksi 4F/4P.

1. Facts/Peristiwa

Kegiatan Modul 3.1 ini diawali dengan kegiatan Pre Test untuk modul 3 yang dilaksanakan
tanggal 31 Maret 2023. Setelah mengerjakan Pre Test kegiatan dilanjutkan ke alur MERDEKA.
Alur yang pertama mulai dari diri yang dilaksanakan bersamaan dengan Pre Test yaitu tanggal
31 Maret 2023. Pada alur ini, saya menjawab pertanyaan pemantik mengenai maksud dari
kutipan Bapak Mentri Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi mengenai beban dan
amanah kepemimpinan. Kegiatan selanjutnya pada alur MERDEKA yaitu alur eksplorasi konsep.
Alur eksplorasi konsep ini dibagi menjadi dua kegiatan. Kegiatan yang pertama saya
mengeksplorasi sendiri pengetahuan saya melalui kegiatan membaca, mengomentari,
menjawab pertanyaan, dan menganalisis kasus mengenai 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Pada alur eksplorasi konsep yang kedua saya
melakukan diskusi dengan memilih salah satu kasus dari 4 kasus yang tersedia mengenai
dilema etika dan bujukan moral. Saya juga mengomentari hasil analisis rekan CGP yang lain.
Kegiatan selanjutnya yaitu alur ruang kolaborasi yang pertama. Pada kegiatan ini saya
mendapatkan pemahaman dan ilmu mengenai pengambilan keputusan dari fasilitator. Kemudian
fasilitator juga memfasilitasi saya bersama CGP yang lain untuk berkelompok menganalisis
kasus. Saya bersama 3 rekan CGP lainnya menganalisis bersama-sama sebuah kasus dilema
etika yang pernah dialami oleh saya. Kemudian kami bersama-sama menyusun hasil analisisnya
untuk dipresentasikan pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan selanjutnya masih pada ruang
kolaborasi. Pada ruang kolaborasi yang kedua saya bersama rekan-rekan saya
mempresentasikan hasil diskusi saya. Tugas saya pada kegiatan ini yaitu menjawab pertanyaan
dan menjadi penananggap hasil diskusi kelompok lainnya. Kegiatan dilanjutkan pada
demonstrasi kontekstual. Pada alur ini saya dituntut untuk membuat sebuah wawancara
bersama 2-3 kepala sekolah mengenai pengambilan keputusan. Saya mewawancarai 3 kepala
sekolah yaitu Ibu Tintin, S.Pd sebagai kepala sekolah saya di SD Negeri Sukamaju 08,
kemudian Bapak Ondeng Sofwanudin, S.Pd, MM selaku kepala sekolah di SD Negeri
Parakanmuncang 02, dan Bapak H.Khairuddin, M.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri Hambaro
01. Hasil wawancara tersebut saya analisis dan buat laporan. Tahapan selanjutnya yaitu
tahapan Elaborasi Pemahaman. Pada tahapan ini saya mendapatkan ilmu dan pengetahuan
yang lebih mendalam mengenai pengambilan keputusan yang dibimbing oleh instruktur Ibu Desi
Andriani pada tahap 2. Kegiatan selanjutnya yaitu koneksi antar materi. Pada kegiatan ini, saya
membuat hubungan antar materi yang sudah dipelajari mulai dari modul 1 sampai modul 3.1
dengan cara menjawab 14 pertanyaan. Kegiatan yang terakhir adalah aksi nyata. Saya
membuat rancangan aksi nyata pada modul 3.1 ini yaitu dengan melakukan desiminasi,
membantu menyelesaikan masalah dengan membuat keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3
prinsip, serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

2. Feelings/Perasaan

Perasaan saya ketika mempelajari modul 3.1 ini adalah saya merasa senang, tertantang, dan
penasaran. Saya merasa senang karena mendapatkan ilmu dan pengalaman dalam
menganalisis sebuah kasus serta membuat keputusan pada permasalahan yang dihadapi. Saya
merasa penasaran karena biasanya saya membuat keputusan tanpa melaksanakan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Saya juga merasa tertantang untuk melakukan praktik
baik mengenai modul 3.1 ini.

3. Findings/Pembelajaran

Hal yang bermanfaat yang saya dapatkan pada modul ini adalah mengenai 4 paradigma, 3
prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Pembelajaran yang saya
dapatkan bahwa dalam pengambilan keputusan harus didasarkan pada nilai-nilai kebajikan,
membawa dampak positif, dan harus menganalisis terlebih dahulu masalah tersebut masuk ke
dalam dilema etika atau bujukan moral.

4. Future/Penerapan

Penerapan di masa mendatang, sebagai pemimpin pembelajaran saya akan melaksanakan


kegiatan diseminasi mengenai modul ini di sekolah kepada kepala sekolah beserta dewan guru.
Kemudian saya akan mencoba membuat keputusan dalam sebuah permasalahan dengan
menggunakan 9 langkah dan berdasarkan paradigma serta prinsip pengambilan keputusan.

Terima kasih sudah membaca tulisan saya. Semoga bermanfaat dan menjadi semangat untuk
kita semua guru hebat Indonesia.

Salam Guru Penggerak

Guru Bergerak Indonesia Maju

Anda mungkin juga menyukai