Anda di halaman 1dari 19

ALEXANDER EDISON, S.

Pd
CGP ANGKATAN 9 KAB. SIKKA
Pengambilan Keputusan
berbasis Nilai-nilai Kebajikan
sebagai Seorang Pemimpin
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka
memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan
sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladha memberikan
pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran. KHD berpandangan bahwa sebagai seorang guru, itu
harus memberikan tauladan atau contoh praktik baik kepada murid.
Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan
karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo
mangun karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat
menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya
secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid
menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut
Wuri Handayani.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada
prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang
tepat dan benar. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta
berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita
berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang
secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar) atau
berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita
berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar.
Keputusan tepat yang diambil tersebut merupakan buah dari nilai-nilai positif yang dipegang
teguh dan dijalankan oleh kita. Nilai-nilai positif akan mengarahkan kita mengambil keputusan
dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan
keberpihakan pada peserta didik.
Nilai-nilai positif mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid adalah
manifestasi dari pengimplementasian kompetensi social emosional kesadaran diri, pengelolaan
diri, kesadaran social dan keterampilan berinteraksi social dalam mengambil keputusan secara
berkesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang akan terjadi.
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan
‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam
perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian
pengambilan keputusan yang telah kita ambil?
Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam
menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah
dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan
langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah
apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah
secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apaila
dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan
dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan
yang kita ambil.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek
sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu
keputusan khususnya masalah dilema etika?
Sebagai seorang pendidik, kita harus mampu menjembatani perbedaan
minat dan gaya belajar murid di kelas sehingga dalam proses
pembelajaran murid mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan
dan sesuai profil belajar mereka masing-masing. Untuk itu diperlukan
pengambilan keputusan yang tepat agar seluruh kepentingan murid
dapat terakomodir dengan baik. Kompetensi sosial dan emosional
diperlukan agar guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan
dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijak sehingga dapat
mewujudkan merdeka belajar di kelas maupun di sekolah..
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral
atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap
masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh
nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang dianutnya akan mempengaruhi dirinya
dalam mengambil sebuah keputusan. Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif
maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan
dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah
moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya
benar secara pribadi dan tidak sesuai harapan kebanyakan pihak.Kita tahu bahwa
Nilai-nilai yang dianut oleh Guru Penggerak adalah reflektif, mandiri, inovatif,
kolaboratif dan berpihak pada anak didik. Nilai-nilai tersebut akan mendorong guru
untuk menentukan keputusan masalah moral atau etika yang tepat sasaran, benar
dan meminimalisir kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang dapat
merugikan semua pihak khususnya peserta didik.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada
terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat adalah keputusan yang didasarkan


pada ada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai
kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala
konsekuensi dari keputusan yang diambil. Hendaknya keputusan yang
diambil dapat mengakomodir dua kepentingan yang bertentangan
(opsi trilema). Tentunya keputusan ini sudah melalui proses 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan yang sistematis. Keputusan-
keputusan yang diambil kelak akan berdampak bagi terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat
menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika
ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan
Anda?
Adapun tantangan yang saya hadapi dalam lingkungan saya adalah senioritas
dan perasaan tidak enak, jika keputusan yang diambil tidak memuaskan pihak
tertentu. Saya menyadari bahwa hal ini ada kaitannya dengan perubahan
paradigma dilingkungan saya. Namun dengan berpedoman pada 4
paradigma, 3 prinsip serta mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan dapat
meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat
diterima oleh semua pihak.
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan
pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita
memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang
berbeda-beda?
Dengan memahami strategi pengambilan keputusan yang tepat saya
sebagai pemimpin pembelajaran akan lebih siap dalam mengenali,
berefleksi, serta menghargai keberagaman, sehingga mampu
merancang pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan dan
potensi murid (merdeka belajar) melalui pembelajaran berdiferensiasi.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil
keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-
muridnya?
Salah satu paradigma pengambilan keputusan adalah jangka pendek dan
jangka panjang. Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin
pembelajaran pasti akan membawa dampak, baik jangka panjang
maupun pendek bagi murid. Dalam hal ini dampak jangka panjang adalah
masa depan murid. Boleh dikatakan sebagai pemimpin pembelajaran kita
memilki kuasa untuk mempengaruhi masa depan murid. Oleh karena itu,
pengambilan keputusan oleh seorang pendidik harus tepat, benar dan
bijak melalui analisis dan pengujian yang mendalam atas benar salahnya.
Dalam pengambilan kepurusan, seorang pemimpin sebaiknya
menggunakan 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran
modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Bahwa modul 1. paradigma dan visi guru penggerak, modul 2. praktik


pembelajaran yang berpihak pada murid dan modul 3.1 pengambilan
keputusan berbasis nilai-nilai kebijakan sebagai pemimpin memiliki
hubungan yang erat dan saling mendukung satu sama lain.
Untuk mewujudkan perubahan paradigma dan visi guru penggerak,
seorang pemimpin pembelajaran harus trampil dalam merancang
pembelajaran yang berpihak pada murid yang mana dalam prosesnya
membutuhkan kecakapan dalam pengambilan keputusan yang tepat.
Terkait coaching dan KSE menjadi modal dalam pengambilan
keputusan.
11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda
pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma
pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda
di luar dugaan?
Setelah mempelajari modul ini menggunakan Alur MERDEKA saya
mampu membedakan dilema etika dan bujukan moral, serta mampu
mempraktekan pengambilan keputusan kasus dilema etika dengan:
1. memperhatikan 4 paradigma pengambilan keputusan:
Individu lawan kelompok (individual vs community)
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Lanjutan pertanyaan 11...............
2. melibatkan 3 prinsip pengambilan keputusan:
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
3. melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian kompetensi
Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan
Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut
Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut
Pengujian benar atau salah Pengujian yang dilakukan bisa berupa uji legal,
uji regulasi/standar profesional, uji intuisi, dan uji panutan.
Pengujian paradigma benar dan benar
Melakukan prinsip resolusi
Investigasi Opsi Trilema Investigasi Opsi Trilema
Buat keputusan
Lihat lagi keputusan itu, lalu refleksikan
Lanjutan pertanyaan 11......
(Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?)
Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan adalah ternyata
pengambilan keputusan yang tepat harus melalui proses dan banyak
pertimbangan antara lain nilai paradigma, prinsip, dan langkah-
langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang
diambil dapat dipertanggung jawab dan kelak dapat berdampak
pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan
nyaman.
12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan
pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema?
Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Ya, pernah. Sebelum mempelajari modul ini, dalam pengambilan


keputusan saya biasanya mencari tahu akar permasalahan,
mengaitkan dengan peraturan yang berlaku dan berdiskusi dengan
rekan guru atau orang yang saya anggap berkompeten. Cara yang
saya lakukan ini terkadang efektif kadang tidak efektif. Setelah saya
mempelajari modul ini saya menyadari bahwa cara yang saya lakukan
kurang sistematif dan menyeluruh. Pengambilan keputusan yang tepat
harus melalui berbagai pertimbangan 4 paradigma, 3 prinsip
pengambilan keputusan dan 9 langkah pengujian pengambilan
keputusan.
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa
yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan
sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini saya tidak tahu cara mengambil
keputusan yang tepat dan terkadang bingung memastikan keputusan
yang sudah saya ambil sudah benar atau salah. Setelah mempelajari
modul ini saya menyadari bahwa tidak semua keputusan sulit
merupakan dilema etika. Ada kalanya masalah yang kita hadapi lebih
berupa bujukan moral.
Perubahan yang terjadi pada cara saya dalam mengambil keputusan
adalah tidak terburu-buru dan berpedoman pada 4 paradigma, 3
prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengujian pengambilan
keputusan.
14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai
seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Topik modul ini sangat penting bagi saya baik sebagai individu maupun
sebagai pemimpin. Sebagai pendidik keputusan yang saya ambil kelak
dapat menentukan masa depan murid dan berdampak pada integritas
sekolah. Keputusan yang diambil harus melalui proses yang sistematis
dan menyeluruh agar keputusan yang diambil sesuai dengan nilai-nilai
kebajikan, mengutamakan kepentingan murid dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai