Pd
CGP ANGKATAN 9 KAB. SIKKA
Pengambilan Keputusan
berbasis Nilai-nilai Kebajikan
sebagai Seorang Pemimpin
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka
memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan
sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladha memberikan
pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran. KHD berpandangan bahwa sebagai seorang guru, itu
harus memberikan tauladan atau contoh praktik baik kepada murid.
Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan
karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo
mangun karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat
menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya
secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid
menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut
Wuri Handayani.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada
prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang
tepat dan benar. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta
berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita
berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang
secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar) atau
berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita
berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar.
Keputusan tepat yang diambil tersebut merupakan buah dari nilai-nilai positif yang dipegang
teguh dan dijalankan oleh kita. Nilai-nilai positif akan mengarahkan kita mengambil keputusan
dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan
keberpihakan pada peserta didik.
Nilai-nilai positif mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid adalah
manifestasi dari pengimplementasian kompetensi social emosional kesadaran diri, pengelolaan
diri, kesadaran social dan keterampilan berinteraksi social dalam mengambil keputusan secara
berkesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang akan terjadi.
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan
‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam
perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian
pengambilan keputusan yang telah kita ambil?
Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam
menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah
dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan
langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah
apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah
secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apaila
dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan
dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan
yang kita ambil.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek
sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu
keputusan khususnya masalah dilema etika?
Sebagai seorang pendidik, kita harus mampu menjembatani perbedaan
minat dan gaya belajar murid di kelas sehingga dalam proses
pembelajaran murid mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan
dan sesuai profil belajar mereka masing-masing. Untuk itu diperlukan
pengambilan keputusan yang tepat agar seluruh kepentingan murid
dapat terakomodir dengan baik. Kompetensi sosial dan emosional
diperlukan agar guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan
dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijak sehingga dapat
mewujudkan merdeka belajar di kelas maupun di sekolah..
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral
atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap
masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh
nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang dianutnya akan mempengaruhi dirinya
dalam mengambil sebuah keputusan. Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif
maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan
dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah
moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya
benar secara pribadi dan tidak sesuai harapan kebanyakan pihak.Kita tahu bahwa
Nilai-nilai yang dianut oleh Guru Penggerak adalah reflektif, mandiri, inovatif,
kolaboratif dan berpihak pada anak didik. Nilai-nilai tersebut akan mendorong guru
untuk menentukan keputusan masalah moral atau etika yang tepat sasaran, benar
dan meminimalisir kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang dapat
merugikan semua pihak khususnya peserta didik.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada
terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Topik modul ini sangat penting bagi saya baik sebagai individu maupun
sebagai pemimpin. Sebagai pendidik keputusan yang saya ambil kelak
dapat menentukan masa depan murid dan berdampak pada integritas
sekolah. Keputusan yang diambil harus melalui proses yang sistematis
dan menyeluruh agar keputusan yang diambil sesuai dengan nilai-nilai
kebajikan, mengutamakan kepentingan murid dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Thank you!