Anda di halaman 1dari 4

CGP ANGK.4 KOTA PEKANBARU KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1.A.

9 AMELIA MADONA,
S.PD Pengambilan Keputusan sebagai Pembelajaran

ILITAT ngaj PRAKTIK ar OR FAS Pe Drs.Soewondo, M.Pd Jenny Ambiani, M.Pd Fasilitator
Pengajar Praktik

Assalamualaikum wr.wb. Perkenalkan nama saya Jayanti, S.Pd., Calon Guru Penggerak Angkatan
7 dari SD 4 Gondoharum. Saya mengucapkan terima kasih kepada Fasilitator saya bapak Sujirman,
M.Pd yang selalu sabar membimbing, mengarahkan dan memberikan semangat, saya juga
mengucapkan terimakasih kepada Pengajar Praktik Bapak Hartadi, M.Pd. Dalam tulisan ini
perkenankan saya membahas tentang Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.8 terkait Pengambilan
Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Dalam Tugas ini terdapat 10 pertanyaan yang akan
saya sajikan dalam bentuk deskripsi.

Menurut saya pengaruh pandangan Ki Hadjar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka terhadap
sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran adalah ketika guru
mampu menyadari bahwa dalam lingkungan sekolah sering kali kita dihadapkan pada berbagai
dilema etika dan bujukan moral. Berdasarkan keadaan tersebutlah maka guru harus memiliki
kompetensi dan peran sesuai dengan filosofi Pratap Triloka dari Ki Hadjar Dewantara dengan cara
menjadi sosok yang dapat menjadi teladan yang positif, motivator, fasilitator dan mampu
membentuk karakter positif kepada murid untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Dalam
pengambilan keputusan guru juga dapat menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam
pengujian dan pengambilan keputusan. Filosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladha
memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

KHD berpandangan bahwa sebagai seorang guru, itu harus memberikan tauladan atau contoh
praktik baik kepada murid.Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan
karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa dan pada
akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap
permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju
kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani. Menurut saya bahwa
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita akan berpengaruh pada prinsip-prinsip yang akan kita ambil
nantinya dalam pengujian dan pengambilan keputusan. Pada proses pengambilan keputusan, kita
mengenal tiga prinsip yang meliputi: Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir
Berbasis Peraturan (Rule- Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based
Thinking).

Prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan tentunya berkaitan dengan nilai-
nilai yang tertanam dalam diri kita. Guru dalam memberikan pelayanan dan pembelajaran juga
harus memiliki rasa empati terhadap murid agar murid memiliki rasa terbuka dan berminat terhadap
pembelajaran yang kita berikan, hal ini merupakan salah satu prinsip berpikir berbasis rasa peduli
(Care-Based Thinking). Dalam pengambilan suatu keputusan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai
yang tertanam dalam diri kita. Nilai-nilai bagaikan gunung es yang hanya terlihat kecil dipermukaan
air tetapi merupakan bagian yang besar di dalam alam bawah sadar kita. Maka penting untuk
memupuk nilai-nilai positif dalam diri kita yang nantinya akan menjiwai setiap keputusan yang kita
ambil.

Menurut saya mengenai kaitannya antara pengambilan keputusan dengan kegiatan coaching sangat
efektif, karena dengan mempelajari materi coaching kita dapat mempelajari cara berkomunikasi
yang memberdayakan (asertif), teknik mindfullnes, dan coaching model TIRTA. Artinya, dengan
kemampuan dalam menerapkan coaching untuk membantu memecahkan permasalahan yang
dialami oleh murid atau komunitas praktisi di sekolah merupakan cara dalam pengambilan
keputusan ketika dihadapkan pada dilema etika dan bujukan moral. Selain itu dalam pengambilan
keputusan juga menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengujian dan
pengambilan keputusan bersama murid atau komunitas praktisi di sekolah.

Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya
terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah
coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat
pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apaila dikombinasikan
dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap
keputusan yang kita ambil. Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping praktik dan
fasilitator telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah
keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan
universal dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut akan dapat saya pertanggung jawabkan.

TIRTA merupakan model coaching yang dikembangkan dengan semangat merdeka belajar. Model
TIRTA menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan
coaching, yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. TIRTA adalah satu
model coaching yang diperkenalkan dalam Program Pendidikan Guru Penggerak saat ini. TIRTA
dikembangkan dari Model GROW. GROW adalah akronim dari Goal, Reality, Options dan Will.
Pengambilan keputusan adalah nilai-nilai kebajikan yang tidak bertentangan dengan dilema etika
atau bujukan moral. Dalam proses mengelola aspek sosial dan emosional dalam pengambilan
keputusan maka diperlukan teknik mindfullnes atau kesadaran penuh, hadir sepenuhnya dalam
masalah yang dialami dan mampu memahami tujuan pembelajaran sosial emosional.

Ketika guru mampu menerapkan mindfullnes yang didalamnya juga terdapat nilai-nilai kebajikan,
maka dalam pengambilan keputusan akan berdasarkan nilai-nilai yang dimilikinya. Sebagai seorang
pendidik, kita harus mampu menjembatani perbedaan minat dan gaya belajar murid di kelas
sehingga dalam proses pembelajaran murid mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan
sesuai profil belajar mereka masing-masing. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan yang tepat
agar seluruh kepentingan murid dapat terakomodir dengan baik. Kompetensi sosial dan emosional
diperlukan agar guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan
dengan tepat dan bijak sehingga dapat mewujudkan merdeka belajar di kelas maupun di sekolah.
Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika diperlukan kesadaran
diri atau self awareness dan keterampilan berhubungan sosial untuk mengambil keputusan.

Kita dapat menggunakan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan terutama
pada uji legalitas untuk menentukan apakah masalah tersebut termasuk bujukan moral yang berarti
benar vs salah ataukah dilema etika yang merupakan permasalahan benar vs benar. Apabila
permasalahan yang dihadapi adalah bujukan moral maka dengan tegas sebagai seorang guru, kita
harus kembali ke nilai- nilai kebenaran. Keberpihakan dan mengutamakan kepentingan murid dapat
tercipta dari tangan pendidik yang mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan yang
terjadi. Pendidik yang mampu melihat permasalahan dari berbagai kaca mata dan pendidik yang
dengan tepat mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilema etika
ataukah bujukan moral. Pengambilan keputusan memiliki arti yang penting bagi berkembangkan
sebuah organisasi atau satuan pendidikan. Pada pengambilan keputusan yang tepat akan
menghasilkan suatu perubahan terhadap organisasi atau lembaga ke arah yang lebih baik,
berkembang dan mampu mewujudkan visi dan misi yang telah disusun. pengujian dan pengambilan
keputusan.
Namun jika dalam pengambilan keputusan terjadi kesalahan maka akan berdampak buruk bagi
organisasi atau lembaga tersebut, sehingga dalam melakukan pengambilan keputusan harus
berpedoman pada paradigma prinsip dan 9 langkah dalam proses Pengambilan keputusan yang
tepat tentu akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Kondisi tersebut adalah kondisi yang kita inginkan. Maka untuk melakukan perubahan, diperlukan
suatu pendekatan yang sistematis. Dalam hal ini, kita menggunakan, pendekatan Inkuiri Apresiatif
BAGJA untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Kesulitan yang saya rasakan.
dilingkungan adalah sulitnya mengambil keputusan dalam kasus dilema etika. Dalam kasus dilema
etika, pada dasarnya apapun keputusan yang kita ambil dapat dibenarkan secara moral. Akan tetapi
perlu memperhatikan prinsi-prinsip dalam pengambilan suatu keputusan.

Menurut saya perubahan tidak dapat dibangun secara singkat, namun ada proses yang harus dilalui
dan dikerjakan agar terwujud. Perlu adanya sosialisasi dan komunikasi secara persuasif secara .
terus-menerus agar lingkungan yang masih menggunakan paradigma lama akan memiliki
pemahaman baru dan mampu beradaptasi dengan adanya perubahan. Pengambilan keputusan
atas adanya perubahan maka perlu dilakukan dari hal kecil agar menjadi kebiasaan dan budaya
positif dalam lingkungan tersebut . Dengan berdasarkan pada visi dan misi serta tujuan sekolah,
maka akan mencapai perubahan yang dapat diterima oleh lingkungan atau warga sekolah Pengaruh
pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid
kita menurut pendapat saya, semua tergantung kepada keputusan seperti apa yang diambil, apabila
keputusan sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang metode yang digunakan oleh guru,

media dan sistem penilaian yang dilakukan yang sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal
ini akan dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang
sesuai dengan potensi dan kodratnya. Guru dalam proses pembelajaran hendaknya dapat
“menuntun” dan memberikan ruang bagi murid dalam proses pengajaran untuk merdeka
mengemukakan pendapat dan mengekspresikan ilmu -ilmu baru yang didapatnya. Keputusan yang
diambil oleh seorang guru akan menjadi ibarat pisau yang disatu sisi apabila digunakan dengan baik
akan membawa kesuksesan dalam kehidupan murid di masa yang akan dating. Demikian
sebaliknya apabila kebutuhan tersebut tidak diambil dengan bijaksana maka bisa jadi berdampak
sangat buruk bagi masa depan murid-murid. Keputusan yang berpihak kepada murid haruslah
melalui pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan terhadap
minat belajar, profil belajar, dan

kesiapan belajar murid untuk kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan
diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk..Ketika guru sebagai pemimpin
pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid ,
maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif ,
inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa
depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat
dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya. Kesimpulan
yang dapat diambil dari modul yang sudah saya pelajari ini dan kaitannya dengan modul-modul
sebelumnya adalah bahwa sebagai guru yang merupakan pemimpin pembelajaran bagi murid dan
komunitas praktisi di lingkungan sekolah maka diharapkan mampu memiliki

sikap pamong berdasarkan Pratap Triloka yang dapat membantu murid dalam tumbuh kembang dan
menjadi modelling bagi lingkungannya. Selain itu, kemampuan guru dalam pengambilan keputusan
didasari oleh kemampuannya dalam melaksanakan coaching, sehingga pengambilan keputusan
yang diperoleh memberikan dampak positif bagi murid dan sekolah. Pengambilan keputusan adalah
suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki
Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran. Pengambilan keputusan harus
berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being). Dalam pengambilan keputusan
seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya
menuju Profil Pelajar Pancasila.

TERIMAKASIH GURU BERGERAK INDONESIA MAJU AMELIA MADONA, S.PD

Anda mungkin juga menyukai