Anda di halaman 1dari 3

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.

1
Selasa, 13 Februari 2024
Oleh : Adisucipto, S.Pd

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Salam Sehat dan Bahagia
Tergerak, Bergerak, Menggerakkan

Assalamualaikum, saya Adisucipto, S.Pd Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Kabupaten


Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat. Pada kesempatan ini saya akan menulis mengenai
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan pada modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan
Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin.
Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F (Fact,
Feeling, Findings, dan Future, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat
diterjemahkan menjadi 4P yakni : Peristiwa; Perasaan; Pembelajaran; dan Penerapan.
1. Fact (Peristiwa)
Saya memiliki pengalaman yang sangat positif dalam mengikuti pembelajaran di
modul 3.1 ini. Saya mengikuti tahapan pembelajaran yang diatur dengan urutan
MERDEKA seperti pada modul-modul sebelumnya. Kata MERDEKA sendiri adalah
singkatan dari langkah-langkah belajar yang harus dilalui, yaitu Mulai dari diri,
Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi konsep,
Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar
materi, dan Aksi nyata.
Pada tahap “Mulai dari diri”, saya melakukan kegiatan untuk membangkitkan
pengetahuan awal saya dan mengamati keterampilan seorang pemimpin dalam
mengambil keputusan yang harus mempertimbangkan berbagai pihak yang terlibat,
seperti murid, orang tua/wali murid, guru, pengawas, dan pihak komunitas sekolah.
Tahap eksplorasi konsep adalah saat saya melakukan eksplorasi mandiri untuk
memahami konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai
seorang pemimpin di sekolah, yang bertujuan untuk menjadikan institusi sekolah
sebagai institusi moral. Saya juga menjelaskan pentingnya pemimpin dalam
mengambil keputusan yang didasarkan pada tiga unsur, yaitu berpihak pada murid,
bertanggung jawab, serta didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal. Selain itu,
saya juga menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah
pengambilan keputusan yang menghadapi dilema etika.
Pada tahap ruang kolaborasi, saya berpartisipasi dalam kolaborasi di ruang virtual
dengan rekan-rekan CGP lainnya, dengan tujuan untuk saling berbagi, berkolaborasi,
dan menerapkan keterampilan pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3
prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
2. Perasaan (Feeling)
Saya merasa bersyukur selama proses belajar karena saya mempelajari ilmu
pengetahuan baru yang sangat penting bagi seorang pemimpin pembelajaran.
Sebagai seorang guru penggerak, saya harus memimpin pembelajaran,
menggerakkan komunitas praktisi, melatih guru lain, mempromosikan kolaborasi
antara guru, dan memajukan kepemimpinan siswa. Untuk melakukan tugas tersebut
dengan baik, saya harus memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang
didasarkan pada nilai-nilai kebajikan. Seperti yang saya pelajari, seorang guru
penggerak harus memiliki nilai-nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan
mendukung murid. Ketika mengambil keputusan, seorang pemimpin harus
mempertimbangkan tiga unsur penting, yaitu mendukung murid, bertanggung jawab,
dan didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal. Selama mempelajari konsep
materi dari awal hingga modul ini, saya menemukan banyak keterkaitan yang
membantu saya memahami konsep tersebut dengan lebih baik dan membentuk
pemahaman baru bagi saya.

3. Pembelajaran (Findings)
Saya belajar dari modul 3.1 bahwa sebagai seorang pemimpin, pengambilan
keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan adalah suatu keterampilan yang sangat
penting. Dalam pengambilan keputusan, terkadang terdapat banyak kepentingan yang
saling bersinggungan dan dapat menyebabkan beberapa pihak merasa dirugikan atau
tidak puas dengan keputusan yang diambil. Namun, semakin sering kita melakukan
pengambilan keputusan, semakin terlatih dan fokus dalam mengambil keputusan yang
tepat. Meskipun sulit untuk memilih antara beberapa pilihan yang benar, sebagai
pemimpin, kita harus mempertimbangkan tiga unsur penting dalam pengambilan
keputusan, yaitu mendukung murid, didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal,
dan bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari keputusan yang diambil.
Ketika kita berada dalam situasi dilema etika, terdapat nilai-nilai kebajikan mendasar
yang saling bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan,
kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab, dan penghargaan akan hidup.
Dalam paradigma situasi dilema etika, terdapat kategori seperti individu vs kelompok,
keadilan vs kasih sayang, kebenaran vs kesetiaan, serta jangka pendek vs jangka
panjang. Terdapat tiga prinsip pengambilan keputusan yang dapat digunakan dalam
menghadapi dilema etika, yaitu berpikir berdasarkan hasil akhir, berpikir berdasarkan
peraturan, dan berpikir berdasarkan rasa peduli.
4. Penerapan (Future)
Saya akan mengaplikasikan konsep pengambilan keputusan yang telah dipelajari,
termasuk empat paradigma, tiga prinsip, dan sembilan langkah, untuk meningkatkan
keterampilan saya dalam membuat keputusan. Selain itu, saya akan berbagi
pengetahuan tentang materi baru yang telah dipelajari melalui berbagai media, baik
secara langsung maupun melalui platform digital agar dapat diakses dengan mudah
oleh rekan-rekan guru lainnya.
ini adalah hasil refleksi dari pengalaman dan pemahaman saya selama dua minggu
belajar di modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan
sebagai seorang pemimpin. Saya berharap tulisan ini dapat memberikan pencerahan
dan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi saya sendiri.

Demikian Jurnal Refleksi Dwi Mingguan dari saya.


Terima Kasih
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai