Anda di halaman 1dari 3

REFLEKSI DWI MINGGUAN

MODUL 3.1

Siswa adalah objek pembelajaran yang terus mengalami perkembangan. Penyesuaian


pembelajaran harus terus dilakukan berdasarkan kebutuhan anak pada masanya. Hal ini
berkenaan pengambilan keputusan yang tepat bebasis nilai-nilai kebajikan. Sebelum mempelajari
modul ini, pengambilan keputusan yang biasa kami lakukan bergantung pada kondisi yang
menguntungkan siswa dengan meminimalisir kerugian yang akan dialami oleh sekolah maupun
siswa. Pada proses ini kami mengabaikan nilai-nilai kebajikan yang akan ditanamkan pada siswa,
dimana kami cenderung melakukan pengambilan keputusan secara normative. Hal ini tidak
sepenuhnya salah tetapi ada nilai pendidikan yang hilang dimana potensi untuk menanamkan
nilai kebajikan pada murid tidak dimanfaatkan dengan baik. Apalagi pertimbangan khusus
tentunya diperlukan untuk memastikan kelangsungan pendidikan anak kearah yang lebih positif.
Namun setelah mempelajari modul ini, kami mulai melakukan evaluasi terstruktur terhadap
prinsip pengambilan keputusan yang kami pilih, pada akhirnya kami menyadari bahwa masih
ada detail penting yang terabaikan dalam proses pengambilan keputusan yang kami lakukan.
Perasaan saya sangat senang selama pembelajaran berlangsung karena materi yang saya
pelajari merupakan ilmu pengetahuan baru yang harus saya kuasai sebagai seorang pemimpin
pembelajaran. Guru penggerak harus berperan  sebagai pemimpin pembelajaran, menggerakan
komunitas praktisi, coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru dan memajukan
kepemimpinan murid. Dalam menjalankan tugas tersebut saya harus terampil dalam mengambil
keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan. Seperti yang telah saya pelajari sebelumnya seorang
guru penggerak haruslah memiliki nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada
murid. Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin harus berdasarkan 3 unsur yaitu
berpihak pada murid, bertanggung jawab, serta berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal.
Setiap konsep materi dari awal sampai modul ini dipelajari saya menemukan banyak sekali
keterkaitan sehingga terkonstruksi membentuk sebuah pemahaman baru.
Pelajaran yang saya dapatkan dari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis
nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin adalah dalam keterampilan pengambilan keputusan
seringkali berbagai kepentingan saling bersinggungan, dan ada pihak-pihak yang akan merasa
dirugikan atau tidak puas atas keputusan yang telah diambil. Kegiatan pengambilan keputusan
adalah suatu keterampilan, semakin sering kita melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan
tepat sasaran. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama
benar, sebagai seorang pemimpin , kita perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu
berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab
terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Ketika kita menghadapi situasi dilema
etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang,
kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan
hidup.
Dimasa depan saya akan menerapkan keterampilan pengambilan keputusan berdasarkan
4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan seseuai dengan
konsep yang telah dipelajari agar semakin terlatih dan terampil dalam melakukan pengambilan
keputusan. Tidak hanya itu saya akan membagikan informasi terkait pemahaman materi baru
yang saya pelajari dalam modul 3.1 ini kepada rekan guru yang lain melalui berbagai media baik
itu secara langsung ataupun melaui berbagai media informasi digital yang mudah di akses oleh
rekan guru yang lain.
REFLEKSI DWI MINGGUAN
MODUL 3.2
PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

Sumber Daya merupakan asset sekolah yang menjadi basis aktivitas dalam melaksanakan
proses pembelajaran yang berkualitas. Secara umum sumber daya sekolah terdiri atas dua jenis
yakni sumber daya biotik dan sumber daya abiotic. Kedua sumber daya ini saling melengkapi
dalam memenuhi kebutuhan belajara murid. apabila salah satu sumber daya tidak berjalan
dengan baik maka dapat menghambat efektifitas kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,
pemimpin memiliki peran yang besar dalam menjamin sinergisme sumber daya disekolah dalam
menunjang proses pelaksanaan pembelajaran. Sebelum mempelajari modul ini, fakta pengelolaan
asset sekolah yang terjadi saat masih belum maksimal dimana banyak asset sekolah yang belum
dimanfaatkan dengan baik bahwan beberapa yang lain cenderung diabaikan. Hal ini disebabkan
oleh strategi perencanaan yang dilakukan tidak berbasis asset yang dimiliki oleh sekolah. Namun
setelah mempelajari modul ini kami mengalami perubahan paradigm tentang pemanfaatan asset
sekolah. Khususnya dalam mengambil keputusan program dilakukan berbasis asset yang
dimiliki. Proses ini kami mulai dengan melakukan seminar pemetaan asset sekolah bersama
komunitas sekolah.
Secara umum perasaan saya setelah mempelajari modul ini sangat senang dan terinspirasi
untuk menginisiasi perubahan paradigma pemanfaatan asset sekolah. Dukungan dari kepala
sekolah dan pengajar praktik sangat membantu untuk menguatkan semangat perubahan yang
akan saya lakukan. Perasaan senang tersebut kemudia saya eksperisikan dengan aksi nyata untuk
mensosialisasikan konsep pemanfaatan asset sekolah kepada segenap warga sekolah. Kemudian
saya juga menginisiasi perencanaan program yang berbasik kekuatan asset sekolah.
Dalam hal pengetahuan, saya mengalami tambahan pengetahuan tentang konsep pemanfaatan
asset sekolah sehingga memperkuat semangat saya dalam melakukan perbaikan kualitas sekolah
secara komprehensif.
Dimasa mendatang saya akan lebih menggali aset dan
kekuatan ,membayangkan sekolah saya menjadi sekolah impian murid murid , untuk
mencapai itu semua membutuhkan pengorganisasian seluruh aset dan kompetensi
serta sumberdaya,merancang rencana berdasarkan visi dan kekuatan, dalam eksekusi
rencana haruslah dapat memenuhi kebutuhan belajar murid , agar menjadi
pembelajaran menjadi bermakna dan murid menjadi pembelajar sepanjang hayat.
REFLEKSI DWI MINGGUAN
MODUL 3.3
PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

Murid akan memiliki semangat yang lebih baik apabila mereka disentuh dengan program
yang sesuai dengan bakat dan potensi mereka. Artinya, pemilihan program harus benar-benar
dilakukan dengan mempertimbangkan keberpihakan program pada kebutuhan murid. Adapun
aspek utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan program adalah Suara, Pilihan, dan
Kepemilikan Murid. Ketiga aspek tersebut harus terakumulasi dalam program yang akan
dilakukan sehingga benar-benar mencerminkan karakter murid dalam program. Sebelum
mengikuti modul ini, kegiatan pemilihan program dilakukan berdasarkan kemampuan sekolah,
tanpa mempertimbangkan keberpihakan pada murid. Namun setelah mempelajari modul ini saya
mulai melakukan perencanaan program berdasarkan potensi partisipasi murid dengan melihat
aspek keterlibatan suara, pilihan, dan kepemilikan murid.
Perasan saya setelah mengikuti modul ini sangat senang dan bersemangat untuk
memperdalam konsep perencanaan program yang berdampak pada murid dengan
mempertimbangkan keterlibatan murid. Implementasi program saya lakukan dengan melibatkan
rekan guru dimana guru penggerak berperan menggerakan guru lain untuk membuat komunitas
belajar yang akan saling bahu membahu menyusun dan merancang sebuah program yang
berdampak pada murid. Program yang disusun dalam komunitas belajar adalah program yang
dapat memberikan kontribusi positif terhadap murid seperti dapat menumbuhkan jiwa
kepemimpinan pada diri murid. guru penggerak bersama guru lain dan pemangku kebijakan
duduk bersama membuka ruang diskusi dan berkolaborasi merancang ekosistem pendidikan
yang memberikan ruang pada murid untuk bisa mengembangkan dirinya secara maksimal dalam
kegiatan yang telah dirancang dalam program yang berdampak pada murid.  Program yang
disusun bersama dalam komunitas perubahan yang menjadikan anak memiliki kenyamanan,
ketenangan dan dan kebahagian dalam melakukan setiap kegiatan yang terakomodir dalam
program tersebut.
Dimasa depan kegiatan pemilihan program ini akan dioptimalkan dengan melibatkan
unsur pendidikan yang lebih banyak. Saya akan melibatkan Komite sekolah, tokoh masyarakat,
Komunitas praktisi dan pemangku kepentingan agar setiap program sekolah diketahui dan
mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Anda mungkin juga menyukai