DI PROVINSI LAMPUNG
(Proposal)
Oleh
Febryani Syahlim
1711031020
Universitas Lampung
Bandar Lampung
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Persaingan dalam dunia bisnis zaman modern ini semakin ketat, begitu juga
dengan persaingan dalam dunia jasa akuntan publik. Seiring banyaknya perusahaan di
Indonesia yang ingin go-public, maka mengakibatkan permintaan jasa audit laporan
keuangan yang juga meningkat. Laporan keuangan harus memenuhi dua karakteristik
penting yang telah ditetapkan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB),
yaitu relevan dan dapat diandalkan.
Pengguna laporan keuangan mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah
diaudit oleh akuntan publik terbebas dari salah saji material, telah sesuai dengan
prinsip dan karakteristik berdasarkan FASB, serta dapat dipercaya kebenarannya
dalam proses pengambilan keputusan. Oleh sebab itu manajemen memerlukan pihak
akuntan publik independen yang dapat menjamin hal tersebut. Akuntan publik
berperan dalam pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya.
Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik atau auditor lebih dapat
dipercaya dan diandalkan. Jasa dari para akuntan publik bekerja di suatu kantor
akuntan publik (Mulyadi, 2002).
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kemampuan seorang akuntan publik,
antara lain pengetahuan dan pengalaman. Pengalaman merupakan salah satu faktor
yang penting bagi akuntan publik karena berdampak pada kualitas audit laporan
keuangan. Menurut Mulyadi (2002), seseorang yang baru memasuki karier sebagai
akuntan publik harus lebih dulu mencari pengalaman profesi dibawah pengawasan
akuntan senior yang lebih berpengalaman.
Para pengguna jasa KAP sangat mengharapkan bahwa para akuntan publik dapat
memberikan opini yang tepat, sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan audit
yang berkualitas. Kualitas audit yang baik dapat meningkatkan citra perusahaan.
Kualitas audit merupakan pekerjaan seorang auditor yang memberikan informasi
yang akurat. Informasi yang akurat adalah informasi yang bisa dengan tepat
menunjukan nilai perusahaan (Tandiontong, 2016).
Pelanggaran mengenai kualitas audit berkaitan dengan pengetahuan dan keahlian
auditor. Sedangkan pelaporan pelanggaran bergantung pada dorongan auditor
melaporkan hal tersebut. Dorongan ini bergantung pada independensi yang dimiliki
auditor tersebut. Independensi menjadi salah satu faktor yang menentukan kualitas
audit.
Pada kasus PT Great River Internasional Tbk ditemukan adanya kesalahan auditor
independen dimana ketika terjadi audit investigasi yang dilakukan oleh BAPEPAM
ditemukan adanya indikasi penggelembungan account penjualan, piutang, dan aset
hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan PT Great River Internasional
Tbk. BAPEPAM menyatakan bahwa auditor independen yang memeriksa laporan
keuangan PT Great River ikut menjadi tersangka. Hal ini mengakibatkan menurunnya
kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit, sehingga para auditor perlu untuk
meningkatkan kinerja mereka sehingga mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Independensi dalam hal ini tidak mengharuskan ia bersikap sebagai penuntut,
melainkan ia harus bersikap mengadili secara tidak memihak dengan tetap menyadari
kewajibannya untuk selalu bersikap jujur (SPAP, 2011:220.1). Auditor berkewajiban
untuk jujur terhadap manajemen perusahaan, pemilik perusahaan, para kreditur,
investor, calon kreditur, calon investor, dan instansi pemerintahan (terutama instansi
pajak). Disatu sisi auditor harus tetap menjaga kredibilitas dan etika profesinya
namun auditor juga menghadapi tekanan klien dalam proses pengambilan keputusan.
Jika auditor tidak mampu menghadapi tekanan tersebut maka independensi auditor
telah berkurang yang pada akhirnya akan memengaruhi kualitas auditnya.
Tidak hanya independensi auditor, akuntabilitas auditor juga merupakan salah
satu faktor yang memengaruhi kualitas audit. Akuntan publik dalam melaksanakan
tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya (Mulyadi, 2002). Akuntan publik tidak hanya mengambil keputusan
dan melakukan tindakan, namun juga memikirkan dampak yang akan datang.
Diasumsikan jika auditor yang berkualitas lebih tinggi akan mengenakan fee audit
yang lebih tinggi pula, karena auditor yang berkualitas akan mencerminkan informasi
privat yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga calon investor akan mendapat
estimasi yang lebih akurat dalam pengambilan keputusan. Hal ini menunjukkan
bahwa jika pilihan pemilik akan auditor yang berkualitas, maka makin tinggi harga
saham perusahaan di pasar perdana (Ian, 2013).
Fee audit adalah faktor lain yang memengaruhi kualitas audit. Fee audit
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit laporan
keuangan. Menurut Mulyadi (2002), besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung
antara lain: risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan
dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak diperbolehkan
mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi
akuntan publik. Jumlah serta pemberi fee ini yang kadang membuat auditor dilema,
dengan kewajiban mereka yang harus bersikap independen dalam memberi opini,
tetapi juga harus dapat memenuhi keinginan dari klien yang telah membayar fee atas
jasanya agar klien merasa puas dan tetap menggunakan jasa auditnya.
Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai pengaruh independensi, akuntabilitas,
dan fee audit hasilnya adalah ketiga variabel tersebut berpengaruh positif terhadap
kualitas audit namun dilakukan pada objek yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian
ini bertujuan untuk menguji pengaruh independensi, akuntabilitas, dan fee audit,
tetapi pada objek yang berbeda yaitu Kantor Akuntan Publik di Lampung.
Dari latar belakang di atas peneliti ingin menguji pengaruh independensi,
akuntabilitas, dan fee audit terhadap kualitas audit dengan objek yang berbeda yaitu
Kantor Akuntan Publik di Lampung. Karena Lampung bukan merupakan kota
industri, sehingga jika dibandingkan dengan kota lain seperti Surabaya dan Jakarta.
Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “Pengaruh Independensi, Akuntabilitas,
dan Fee Audit Terhadap Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik di Lampung”.
1.2. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah independensi berpengaruh terhadap kualitas audit?
2. Apakah akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit?
3. Apakah fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit?
LITERATURE REVIEW
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak
yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”
2.1.3 Independensi
Menurut Mulyadi (2011) Independensi adalah
“Sikap mental yang bebas, tidak dikendalikan dan tidak bergantung pada
pihak lain. Independensi mengharuskan seorang auditor memiliki
kejujuran dalam mempertimbangkan fakta dan penyimpangan yang ada
secara objektif dalam proses merumuskan dan menyatakan pendapatnya.”
Independensi adalah suatu pandangan yang tidak berprasangka (unbiased
viewpoint) saat melakukan pengujian serta penilaian terhadap hasil penyajian
laporan audit (Munawir, 1999: 71). Sikap independensi harus miliki oleh
seorang auditor agar dapat dipercaya oleh para calon klien nantinya. Sikap
independensi auditor dapat disimpulkan sebagai sikap yang tidak memihak
kepada pihak lain dalam mempertimbangkan opini atas fakta-fakta yang
ditemukan (temuan audit) dalam proses audit.
1. Integritas
Integritas adalah konsep mengenai konsistensi dalam bertindak. Seorang
akuntan publik harus melaksanakan seluruh tanggung jawab profesionalnya
dengan integritas tinggi untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan
publik.
2. Objektivitas
Dalam konsep ini, objektivitas berarti sikap jujur dan tidak dapat
dipengaruhi. Seorang auditor harus memiliki dan mempertahankan
objektivitasnya serta bebas dari konflik kepentingan dalam melaksanakan
tanggungjawab profesionalnya.
2.1.4 Akuntabilitas
Menurut Mulyadi (2002), setiap akuntan publik dalam melakukan
pertanggungjawaban sebagai profesional harus senantiasa menggunakan kinerja
profesional dalam semua kegiatan yang dilakukan. Menurut Kuraesin (2017),
akuntabilitas akuntan publik yang diperoleh berdasarkan 3 indikator sebagai
berikut:
1) Motivasi
Motivasi umum adalah kebutuhan dalam diri masing-masing yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan khusus
untuk mencapai tujuan. Akuntabilitas seseorang yang dapat memiliki
motivasi tinggi dalam mengerjakan sesuatu.
2) Usaha
Orang dengan akuntabilitas tinggi akan mencurahkan usaha (daya pikir)
yang lebih besar daripada orang dengan akuntabilitas rendah kompilasi
menyelesaikan pekerjaan.
3) Keyakinan
Keyakinan tentang pekerjaan yang akan membantu atau mengumpulkan
orang lain dapat meningkatkan keingian dan usaha seseorang untuk
menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas. Seseorang dengan
akuntabilitas tinggi memiliki keyakinan yang lebih tinggi tentang pekerjaan
mereka akan disetujui oleh supervisor/ manajer/ pimpinan membandingkan
dengan seseorang yang memiliki akuntabilitas rendah.
METODOLOGI PENELITIAN
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.