Anda di halaman 1dari 8

Khawarij

• Kata khawarij secara etimologis berasal dari bahasa arab kharaja


yang berarti keluar, muncul, timbul, atau memberontak. Berkenaan
dengan pengertian etimologis ini, Syahrastani menyebut orang yang
memberontak imam yang sah disebut sebagai khawarij. Berdasarkan
pengertian etimologi ini pula, khawarij berarti setiap muslim yang
memiliki sikap laten ingin keluar dari kesatuan umat islam.
• Abu A`la al-Maududi dalam bukunya al-Khalifah wa al-Mulk
menjelaskan bahwa sejarah munculnya kelompok Khawarij adalah
pada waktu perang Shiffin ketika Ali dan Muawiyah menyetujui
penunjukan dua orang hakim sebagai penengah guna menyelesaikan
pertikaian yang ada diantara keduanya.1 Sebenarnya sampai saat ini
mereka adalah pendukung Ali, tetapi kemudian secara tiba-tiba,
mereka berbalik ketika berlangsungnya tahkim dan berkata kepada
keduanya (Ali dan Muawiyah) : “Kalian semuanya telah menjadi kafir
dengan memperhakimkan manusia sebagai ganti Allah diantara
mereka.”
• Kaum Khawarij pada umumnya terdiri dari orang-orang Arab Badawi.
Hidup di padang pasir yang serba tandus membuat mereka bersifat
sederhana dalam cara hidup dan pemikiran, tetapi keras hati serta
berani, dan bersikap merdeka, tidak tergantung pada orang lain.
Perubahan agama tidak membawa perubahan dalam sifat-sifat ke-

1
Munculnya nama golongan Khawarij adalah setelah peristiwa tahkim, yaitu
sebagai upaya menyelesaikan peperangan antara Ali bin Abi Thalib disatu pihak
dengan Mu’awiyah dipihak lain. Peperangan kedua pihak itu terjadi disebabkan
Mu’awiyah pada akhir 37 H, menolak mengakui kekholifahan Ali bin Abi Thalib.
Karena setelah Ali bin Abi Thalib memindahkan ibu kotanya ke Al-Kufah. Setelah
adanya penolakan tersebut Mu’awiyah segera menghimpun pasukannya untuk
menghadapi kekuatan Ali sehingga pecahlah peperangan Siffin pada tahun 37 H/
658 M.

1
badawian mereka. Mereka tetap bersikap bengis, suka kekerasan
dan tak gentar mati. Sebagian orang Badawi mereka tetap jauh dari
ilmu pengetahuan. Ajaran ajaran Islam mereka artikan secara harfiah
dan harus sepenuhnya dilaksanakan. Oleh karena itu iman dan
paham mereka merupakan iman dan paham orang yang sederhana
dalam pemikiran lagi sempit akal serta fanatik. Iman yang tebal,
tetapi sempit, ditambah lagi dengan sikap fanatik ini membuat
mereka tidak bisa mentolelir penyimpangan terhadap ajaran Islam
menurut paham mereka, walaupun hanya penyimpangan dalam
bentuk kecil.

Di antara doktrin-doktrin pokok khawarij adalah:

1. Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat islam.
2. Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab.
3. Setiap orang muslim berhak menjadi khalifah asal sudah memenuhi
syarat.

4. Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap


adil dan menjalankan syariat islam. Ia harus dijatuhkan bahkan
dibunuh jika melakukan kezaliman.
5. Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, dan Utsman) adalah sah,
tetapi setelah tahun ketujuh dari masa kekhalifahannya, Utsman r.a.
dianggap telah menyeleweng.
6. Khalifah Ali juga sah, tetapi setelah terjadi arbitrase, ia di anggap
menyeleweng
7. Mu’awiyah bin Amr bin Al-Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap
menyeleweng dan telah menjadi kafir. Pasukan perang jamal yang
melawan Ali juga kafir.
8. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan
mereka. Apabila tidak mau bergabung, ia wajib diperangi karena hidup
dalam dar al harb (negara musuh), sedangkan golongan mereka nrada
dalam dar al islam (negara islam)

2
9. Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng,
10. Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik harus masuk surga,
sedangkan orang yang jahat harus masuk neraka),
11. Amar maruf nahi mungkar,
12. Memalingkan (ta`wil) ayat-ayat qur’an yang tampak mutasyabihat
(samar),
13. Al- Qur’an adalah makhluk,
14. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari tuhan.

• Doktrin kaum Khawarij dimulai dari pertanyaan seseorang yang telah


melakukan kesalahan dan dosa besar dihukumi masih mukmin atau
sudah kafir. Dari sini khawarij terpecah menjadi beberapa sekte :
1. Al-Muhakkimah.
Golongan khawarij asli terdiri dari pengikut-pengikut Ali disebut
golongan Al-Muhakkimah. Ali, Muawiyah dan kedua wakil dalam
arbritase, Amr Bin Al Asy serta Abu Musa Al Asy’ari dan semua orang
yang menyetujui arbitrase bermasalah dan menjadi kafir. Selanjutnya
hukum kafir ini mereka luaskan artinya sehingga termasuk ke dalam
ke dalamnya tiap orang yang berbuat dosa besar.
Berbuat zina dipandang sebagai salah satu dosa besar, maka menurut
paham golongan ini orang yang mengerjakan zina telah menjadi kafir
dan keluar dari Islam. Begitu pula membunuh sesama manusia tanpa
sebab yang sah adalah dosa besar, maka perbuatan membunuh
manusia menjadikan si pembunuh keluar dari Islam dan menjadi kafir
demikianlah seterusnya dengan dosa-dosa besar lainnya.

2. Al-Azariqah

Setelah golongan al-muhakkimah hancur muncul golongan Azariqah


yang berasal dari perbatasan Irak dan Iran. Nama Al-Azariqah diambil
dari Nafi Ibnu Al azraq. Subs ekte ini sikapnya lebih radikal dari al-
muhakkimah. mereka tidak lagi memakai term kafir, tetapi mereka
memakai term musyrik, dan syirik atau politeisme merupakan dosa
yang terbesar lebih besar dari kufr. Golongan al-azariqah menganut
paham bahwa setiap orang yang tidak sepaham dengan mereka
(termasuk anak istri mereka) dianggap sebagai musyrik dan harus
3
diperangi. Bahkan orang Islam yang sepaham dengan Az Zariqah,
tetapi tidak mau berhijrah ke dalam lingkungan mereka juga dipandang
musyrik.

3. Al-Najdat
Al-Najdat dinisbahkan kepada Najdah Ibnu Amir al-hanafi. Pendapat
Najdah berlainan dengan kedua golongan di atas. Najdah berpendapat
bahwa orang yang berdosa besar yang menjadi kafir dan kekal dalam
neraka hanyalah orang Islam yang tak sepaham dengan golongannya.
Adapun pengikutnya jika mengerjakan dosa-dosa besar, akan
mendapatkan siksaan namun bukan di dalam neraka dan kemudian
akan dimasukkan ke dalam surga. Golongan ini juga menganggap
bahwa dosa kecil akan menjadi besar jika dikerjakan terus-menerus
dan orang yang mengerjakannya digolongkan menjadi musyrik.
4. Al-Jaridah
Al jaridah dinisbahkan kepada abdu al-karim Ibnu ajrad. Kaum Al
jaridah bersifat lebih lunak karena mereka menganut paham bahwa
berhijrah bukanlah suatu kewajiban seperti yang diajarkan oleh Nafi
dan Najdah. Kaum ajaridah boleh tinggal diluar daerah kekuasaan
mereka dan tidak dianggap menjadi kafir.

Selanjutnya kaum ajaridah ini mempunyai paham puritanisme. Surat


Yusuf dalam Al Quran yang membawa cerita cinta tentang Nabi Yusuf
dan Zulaikha mereka menganggap bahwa tidak mungkin kitab suci
mengandung cerita cinta. Oleh karena itu mereka tidak mengakui Surat
Yusuf sebagai bagian dari Al-Qur’an.

5. Al-Sufriah

Pemimpin golongan ini ialah Ziyad Ibnu Al Asfar. Paham golongan ini
mendekati paham golongan al-azariqah. Oleh karena itu golongan ini
juga dianggap golongan yang ekstrim. golongan ini berpendapat bahwa
orang yang berbuat dosa besar menjadi musyrik. Ada di antara mereka
yang membagi dosa besar ke dalam 2 golongan pertama dosa besar yang
4
sangsinya di dunia seperti membunuh dan berzina. Kedua dosa besar
yang tidak ada sanksi nya di dunia seperti meninggalkan sembahyang
dan puasa.

6. Al- Ibadiah
Golongan ini merupakan golongan yang paling moderat dari seluruh
golongan khawarij. Namanya diambil dari Abdullah Ibnu Ibad yang
memisahkan diri dari golongan al-azariqah.
Mereka menganut paham bahwa orang Islam yang tak sepaham dengan
mereka bukanlah mukmin dan bukanlah musyrik tetapi kafir. Dengan
orang Islam yang demikian boleh diadakan hubungan perkawinan dan
hubungan warisan, syahadat mereka dapat diterima dan membunuh
mereka adalah haram.
Kemudian mereka juga berpendapat bahwa orang Islam yang berbuat
dosa besar adalah muwahhid yang mengesakan Tuhan tetapi bukan
mukmin dan bukan kafir al-millah yaitu kafir agama. Dengan kata lain
mengerjakan dosa besar tidak membuat mereka keluar dari Islam.

Khawarij Modern

Harun Nasution mengidentifikasi beberapa indikasi aliran yang dapat


dikategorikan sebagai aliran khawarij masa kini, yaitu :

• Mudah mengafirkan orang yang tidak segolongan dengan mereka,


walaupun orang itu adalah penganut agama islam.
• Islam yang benar adalah islam yang mereka pahami dan amalkan,
sedangkan islam sebagaimana yang di pahami dan di amalkan
golongan lain tidak benar.
• Orang-orang islam yang tersesat dan menjadi kafir perlu di bawa
kembali ke islam yang sebenarnya, yaitu islam seperti yang mereka
pahami dan amalkan.
• Karena pemerintahan dan ulama yang tidak sepaham dengan
mereka adalah sesat, mereka memilih imam dari golongannya, yaitu
imam dalam arti pemuka agama dan pemuka pemerintahan.
• Mereka bersifat fanatik dalam paham dan tidak segan segan
menggunakan kekerasan dan pembunuhan untuk mencapai
tujuannya

5
Murji`ah

Saat pemerintahan Muawiyah bin Abi Sufyan, kelompok khawarij


menentang dinasti ini karena memandang mereka menyeleweng dari
ajaran-ajaran Islam. Sedangkan Syiah menentag karena memandang
mereka merampas kekuasaan dari Ali dan keturunannya. dalam suasana
pertentangan serupa inilah timbul suatu golongan baru yang ingin bersikap
netral tidak mau turut dalam praktik kafir mengkafirkan yang terjadi antara
golongan yang bertentangan itu, bagi mereka sahabat-sahabat yang
bertentangan itu merupakan orang-orang yang dapat dipercaya dan tidak
keluar dari jalan yang benar. Oleh karena itu mereka tidak mengeluarkan
pendapat tentang siapa yang sebenarnya salah dan memandang lebih baik
menunda atau arja'a penyelesaian persoalan ini hari perhitungan di depan
Tuhan.
Dengan demikian kaum murji'ah pada mulanya merupakan
golongan yang tidak mau turut campur dalam pertentangan-pertentangan
yang terjadi ketika itu dan mengambil sikap menyerahkan penentuan
hukum kafir atau tidak kafirnya orang-orang yang bertentangan itu kepada
Tuhan.

Nama Murji`ah
Murji`ah berasal dari kata arja`a yang mengandung arti memandang
kurang penting. Artinya mereka menganggap yang penting iman yang ada
dalam hati. Sedangkan perbuatan tidak penting dan tidak bisa
mempengaruhi iman.
Arja`a juga bermakna memberikan pengharapan. Artinya memberikan
pengharapan bagi orang yang berdosa besar mereka bukanlah kafir tetapi
tetap mukmin dan tidak akan kekal di neraka. Mereka disebut juga
murji`ah karena mengembalikan status orang yang berdosa besar kepada
Allah kelak nanti di akhirat.

Doktrin-Doktrin aliran murji’ah


Ajaran pokok Murji’ah bersumber dari gagasan atau doktrin irja’ yang
diaplikasikan di banyak persoalan, baik politik atau teologis. Berkaitan
dengan doktrin teologi, ada beberapa pendapat mengenai ajaran pokok
Murji’ah. Harun Nasution menyebutkan empat ajaran pokok Murjia’ah:
a. Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah, Amr bin Ash dan Abu Musa
Al-Asy’ari yang terlibat tahkim dan menyerahkannya kepada Allah di
hari kiamat kelak.
b. Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim berdosa
besar.
c. Meletakkan (pentingnya) iman dari pada amal.

6
d. Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk
memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.
Sementara Abu A`la Al Maududi menyebutkan ada 2 doktrin Murji`ah :
a. Iman adalah percaya kepada Allah dan Rasul-Nya saja. Amal atau
perbuatan itu merupakan suatu keharusan bagi adanya iman.
Seseorang dianggap mukmin walau meninggalkan perbuatan yang
difardukan dan melakukan dosa besar.
b. Dasar keselamatan adalah iman semata. Selama masih ada iman di
hati, maksiat tidak akan mendatangkan mudharat atas seseorang
untuk mendapatkan ampunan. Maka cukup menjauhkan diri dari
syirik dan mati dalam keadaan bertauhid.
Secara garis besar kaum Murji`ah terbagi dalam dua golongan besar,
golongan moderat dan ekstrem:
1. Golongan moderat berpendapat bahwa orang yang berdosa besar
bukanlah kafir dan tidak kekal di neraka, tetapi akan dihukum dalam
neraka sesuai dengan besarnya dosa yang dilakukannnya, dan ada
kemungkinan bahwa Tuhan akan mengampuni dosanya dan oleh
karena itu tidak akan masuk neraka sama sekali. Tokoh Murji`ah
moderat adalah Al Hasan Ibn Muhammad Ibn Ali ibn Abi Thalib, Abu
Hanifah, Abu Yusuf dan beberapa ahli hadits.
2. Golongan ekstrem berpendapat orang Islam yang percaya pada
Tuhan dan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidaklah
menjadi kafir, karena iman dan kufr tempatnya hanyalah dalam hati,
bukan dalam bagian lain dari tubuh manusia. Bahkan orang demikian
juga tidak menjadi kafir, sungguh pun ia menyembah berhala,
menjalankan ajaran-ajaran Yahudi atau agama Kristen dengan
menyembah salib, menyatakan percaya pada trinity, dan kemudian
mati. Orang yang demikian bagi Allah tetap merupakan seorang
mukmin yang sempurna imannya. Tokoh Murji'ah ekstrem dipelopori
oleh Jahm ibn Safwan. Karenanya mereka disebut sekte al Jahmiah..

• Bisa disimpulkan Murji'ah berpendapat bahwa orang yang berdosa


besar bukanlah kafir, dan tidak kekal dalam neraka. Orang demikian
adalah mukmin dan akhirnya akan masuk surga.
Murji'ah terpecah menjadi beberapa sekte :
1. Al Salihiyah
2. Al Yunusiah
3. Al Ubaidiyah
4. Al Khassaniah
7
Sekte-sekte ini semuanya berpendapat iman itu hanya di hati, perbuatan
apa pun, termasuk perbuatan jahat atau maksiat, berpengaruh terhadap
iman. Karenanya mereka disebut tidak menganggap penting perbuatan.

Anda mungkin juga menyukai