Browse » Home » KULIAH , PEMIKIRAN , SEJARAH » Tokoh-tokoh Mu’tazilah dan Pemikirannya
Tokoh-tokoh Mu’tazilah dan Pemikirannya
Aliran Mu’tazilah sudah melahirkan para pemuka dan tokoh-tokoh yang penting,
1. Wasil bin Atha (80-131 H/699-748 M), Wasil bin Atha’ Al-Ghazal dikenal sebagai seorang pendiri aliran Mu’tazilah, sekaligus sebagai pemimpinya yang paling pertama. Serta dia juga terkenal sebagai orang yang telah menyimpan prinsip pemikiran kaum Mu’tazilah yang rasional. Orang yang pertama yang meletakan kerangka dasar ajaran kelompok Mu’tazilah. Ajaran pokok yang didengungkannya ada tiga macam yaitu, faham al-Manzilah bain al- Manzilatain, faham aliran Qodariah yang diambil dari tokohnya Ma’bad dan Gailan, serta faham yang ,meniadakan sifat-sifat Tuhan. Dua dari tiga ajaran pokok itu lalu menjadi ajaran Mu’tazilah, yaitu “al-Manzilah bain al-Manzilatain” dan peniadaan sifat-sifat Tuhan
2. PemikirannyaAbu Huzail al-Allaf (135-235 H),
Nama lengkapnya ialah Abdul Huzail Muhammad Abu Al-Huzail Al-Allaf Ia adalah sebagai pemimpin kaum Mu’tazilah yang kedua di kota Basrah. Ia banyak sekali menekuni filsafat bangsa Yunani. Pengetahuanya mengenai filsafat memudahkan utuknya dalam menyusun dasar-dasar ajaran Mu’tazilah dengan teratur. Pengetahuanya berkaitan dgn logika, membuat Ia menjelma menjadi ahli dalam debat. Lawan2nya dari kaum zindik dari kelompok majusi, serta Zoroaster, dan atheis tidak mampu membantah argumen yang ia berikan. Menurut suatu riwayat, 3000 orang telah masukIslam pada tanganya. Puncak kebesaranya itu di raih pada waktu khalifah Al- Makmun, karena khalifah ini pernah menjadi salah seorang muridnya.
3.PemikirannyaBisyir Al-Mu’tamir (wafat 226 H)
Ia merupakan pemimpin Mu’tazilah di kota Baghdad. Pandanganya yang sangat luasberkenaandengan kasusastraan melahirkan prasangka bahwa ia merupakan orang yang pertama kali menyusun Ilmu Balaghah. Ia jug seorang tokoh aliran kelompok ini yang membahas konsep tawallud (reproduction) yaitu batas2 pertanggung jawaban manusia ataskelakuaanya Ia memiliki murid-murid yang sangat besar pengaruhnya dalam penyebaran pahamaliran Mu’tazilah, khususnya di Baghdad.
An-Nazzam (183-231 H),[
4. Ia merupakan murid dari Abul Huzail Al-Allaf. Ia juga banyak bergaul dengan ahli fillsapat. Pendapatnya itu banyak yang tidak samaa dengan aliran Mu’tazilah lainya. Dia mempunyai ketajaman dalam berfikir yang sungguh luar biasa, antara lain tentang metode keraguan serta metode empirika yang merupakan cikal bakal lahirnya renainssance (pembaharuan) Eropa. 5.Al-Jahiz Abu Usman bin Bahar (w. 869), Dia merupakan pencetus aliran naturalisme atau kepercayaan pada hukum alam yang oleh paham Mu’tazilah dinamakan sunnah Allah.dia diantaranya menerangkan bahwa perbuatan-perbuatan manusia yu tidaklah bisa semuanya diwujudkan manusia itu sendiri, melainkan adanya pengaruh hukum alam. 6. Al-Jubba’i (w. 302 H), Nama asli Al-Jubba’I di ambil dari nama kota kelahiranya, yaitu dari daerah yang bernama Jubba, di provinsi CHuzestan-Iran. Dia merupakan guru imam Abu Hasan al-Asy’ari, pendiri kelompok Asy’ariyah. Pada saat Al-Asy’ari keluar dari barisan Mu’tazilah serta menyerang pendapatnya, Ia membalas serangan dari Asy’ari tersebut. Pikirannya tentang tafsiran Al- Qur’an banyak di ambil oleh Az-Zamakhsyari. Dia dan anaknya yaitu Abu Hasyim Al- Jubba’I memperlihatkan akhir kejayaan mmenurut aliran Mu’tazilah Pendapatnya yang mashur yaitu mengenai kalam Allah SWT, sifat Allah SWT, kewajiban seorang manusia,serta daya ingat . Mengenai kalam Allah SWT, ia sependapat sama dengan an-Nazzam. Mengenai Sifat Allah SWT, ia menjrlaskan bahwa Tuhan tidak memiliki sifat, kalau disebutkan Tuhan berkuasa, atau berkehendak, dan mengetahui berarti Dia berkuasa, juga berkehendak, dan mengetahui melalui esensi-Nya, bukan dengan sifat-Nya itu. Tentang kewajiban umat manusia, ia membaginya kedalam dua kelompok yaitu kewajiban-kewajiban yang pahami oleh manusia dengan akalnya (wajibah ‘aqliyah) dan kewajiban- kewajiban manusia melalui ajaran-ajaran yang dibawa para rasul serta para nabi (wajibah syar’iah).Sementara itu, daya akal menurut pendapat al-Jubba’i sangatlah besar. melalui akalnya, manusia bisa mengetahui adanya Tuhan serta kewajibanuntuk bersyukur kepada- Nya. Akal manusia seterusnyan dapat mengenal apa-apa yang baik dan yang buruk serta mengetahui kewajiban berbuat baik serta meninggalkan yang buruk. Pendapat ini menjadi bagian dari ajaran Mu’tazilah yang penting. 7.Mu’ammar bin Abbad, Dia merupakan pendiri Mu’tazilah aliran kota Baghdad. Pendapatnya yang penting yaitu mengenai kepercayaan pada hukum alam, sama seperti pendapat al-Jahiz. Ia menyatakan bahwa Tuhan hanya menjadikan benda-benda materi saja , sementara al-‘arad atau accidents (sesuatu yang datang pada benda-benda) itu adalah hasil dari hukum alam itu. Contohnya,seperti jika sebuah batu dilempar kedalam air, maka gelombang yang dihasilkannya oleh lemparan batu itu merupakan hasil atau kreasi dari batu itu, bukan hasil ciptaan dari Tuhan.
8.Bisyr al-Mu’tamir (w. 210 H),
Ajarannya yang terpenting berkaitan dengan pertanggungjawaban perbuatan manusia. Baginya, anak seorang kecil tidak diminta pertanggungjawaban atas kelakuaanya diakhirat kelak karena ia belum termasuk mukalaf. Seorang yang berdosa besar lalu bertobat, kemudian mengulangi lagi melakukan dosa besar, akan menerima siksa ganda, meskipun ia sudah bertobat atas dosa besarnya yang telah lalu.
9.Abu Musa al-Mudrar (w. 226 H),
Dia dianggap sebagai pemimpin Mu’tazilah yang sangat ekstrim karena pendapatnya yanggampang mengkafirkan orang lain. Menurut Syahrastani, menuduh kafir semua orang yang meyakini keqadiman al-Quran. Ia juga membantah pendapat bahwa Allah SWT bisa dilihat dengan mata kepala akhirat.
10.Hisyam bin Amr al-Fuwati,
Dia berpendapat bahwa apa yang disebut surga dan neraka hanyalah ilusi semata, belum ada wujudnya pada saat ini. Alasannya yang dikemukakan adalah tidak ada manfaat menciptakan surga serta neraka sekarang karena belum saatnya orang memasuki surga dan neraka.
11.Sumamah bin Asyras (w. 213 H),
Dia berpendapat bahwa manusia sendirilah yang melahirkan perbuatan-perbuatannya karena dalam dirinya sudah tersedia daya untuk berbuat. Tentang daya akal, ia berkesimpulan bahwa akal manusia sebelum datangnya wahyu bisa tahu adanya Tuhan serta mengenal perbuatan yang baik dan perbuatan buruk, wahyu hanya turun untuk memberikan konfirmasi.
12.Abu al-Hussain al-Khayyat (w. 300 H),
Dia mengatakan penafsiran yang berbeda dengan para pemuka Mu’tazilah lainnya mengenai peniadaan sifat-sifat Tuhan. Ia berpendapat bahwa seandainya Tuhan disebut berkehendak, maka keinginan Tuhan itu bukanlah sifat yang melekat pada zat Tuhan dan tidak pula diwujudkan melalui zat-Nya. Jadi, kehendak Tuhan itu bukanlah zat-Nya, melainkan diinterpretasikan oleh Tuhan mengetahui serta berkuasa mewujudkan perbuatan-Nya selaras dengan Pengetahuan-Nya 13. Al-Qadhi Abdul Jabbar (w. 1024 H) Dia angkat sebagi hakim oleh Ibnu Abad. Diantara bagian karyanya yang besar ialah tentang ulasan pokok-pokok ajaran Mu’tazilah. Karangan itu demikian luas dan amat sangat mendalam yang ia sebut Al-Mughni. Kitab ini begitu besar, satu kitab yang terdiri lebih dari (15) lima belas jilid. Dia tergolong tokoh yang hidup pada jaman kemunduran aliran Mu’tazilah namun Ia bisa berprestasi baik dalam bidang keilmuan maupun pada jabatan kenegaraan.
14.Az-Zamakhsyari (467-538 H).
Dia dilahirkan di desa Zamakhsyar, Khawarizm, negara Iran. Sebutan Jarullah artinya ialahtetangga Allah, karena memang beliau lama hidup di kota mekah, dekat ka’bah. Ia terkenal sebagai tokoh dalam Ilmu Tafsir, serta nahwu, dan paramasastra. Dalam karanganya Ia secara terang-terangan memperlihatkan faham Mu’tazilah. Seperti Misalnya dalam kitab tafsir Al-Kassyaf, ia berusaha menafsirkan ayat2 Al-Qur,an berdasarkan ajaran- ajaran Mu’tazilah, terutama lima prinsip ajaranya yang akan di bahas pada Sub-Bab berikutnya. Selain itu kitab Al-Kassyaf dijelaskan dalam ilmuBalaghah yang tinggi, sehingga para mufassirin banyak yang memakainya hingga saat ini.