Anda di halaman 1dari 6

MAKNA FILOSOFI DAN PANDANGAN AHLI

TENTANG PENDIDIKAN ISLAM


DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
FITRI (12010326477)
NISA HASTINI (12010326251)
NURNISA’(12010326478)
PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, philo yang berarti cinta dalam arti yang luas,
yaitu ingin dan karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu; sophia artinya kebijakan
dalam arti pandai, pengertian yang mendalam, cinta pada kebijakan.
Istilah filsafat pertama kali digunakan oleh Pythagoras. Dia mengatakan bahwa manusia dapat
dibagi menjadi tiga golongan .Pertama, manusia yang mencintai kesenangan, kedua, manusia yang
mencintai kegiatan, ketiga, manusia yang mencintai kebijaksanaan.Pengertian ketiga dari
Pythagoras tentang manusia ini yang kemudian memberikan gambaran tentang pengertian filsafat
yaitu kebijaksanaan.
Filsafat merupakan kegiatan pikiran.Pikiran manusia ini menerawang dan menelaah segala yang
ada di alam semesta.Penelaahan ini melahirkan pengertian tentang realitas itu, tentang segala
itu.Upaya mengetahui segala itu dilakukan secara sistematis, artinya menggunakan hukum
berpikir.Pikiran filosofis ini mencari hakikat segala sesuatu itu sampai ke pengertian yang paling
dasar, paling dalam.
Adapun pendapat lain dari Muzayyin Arifin mengatakan bahwa filsafat pendidikan Islam pada
hakikatnya adalah konsep berpikir tentang kependidikan yang bersumberkan atau berlandaskan
ajaran-ajaran agama Islam tentang hakikat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan
dikembangkan, serta dibimbing menjadi manusia Muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh
ajaran Islam. Definisi ini memberi kesan bahwa filsafat pendidikan Islam sama dengan filsafat
pada umumnya.
.
RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN

Selanjutnya Jalaludin dan Usman Said menjelaskan bahwa secara makro, apa
yang menjadi objek filsafat yaitu ruang lingkup yang menjangkau permasalahan
kehidupan manusia, alam semesta dan manusia merupakan objek pemikiran filsafat
pendidikan. Secara mikro yang menjadi objek pemikiran atau ruang lingkup filsafat
pendidikan sebagai berikut :
 Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan;
 Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan;
 Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan
kebudayaaan;
 Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan , dan teori pendidikan;
 Merumuskan hubungan antara filsafat Negara, filsafat pendidikan , dan politik
pendidikan;
 Merumuskan sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan
pendidikan.
TUJUAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Prof. Mohammad Athiyah Abrosyi dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah
menyimpulkan 5 tujuan yang asasi bagi pendidikan Islam yang diuraikan dalam “ At Tarbiyah Al
Islamiyah Wa Falsafatuha “ yaitu :
1. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia.islam menetapkan bahwa pendidikan
akhlak adalah jiwa pendidikan islam.
2. Persiapkan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Pendidikan islam tidak hanya
menaruh perhatian pada segi keagamaan saja dan tidak hanya dari segi keduniaan ssaja, tetapi
dia menaruh perhatian kepada keduanya sekaligus.
3. Menumbuhkan jiwa ilmiah pada pelajaran dan memuaskan untuk mengetahui dan
memungkinkan ia mengkaji ilmu bukan sekedar sebagai ilmu. Dan juga agar menumbuhkan
minat pada sains,sastra,kesenian,dalam berbagai jenisnya.
4. Menyiapkan pelajaran dari segi professional,teknis,dan perusahaan supaya ia dapat mencari
rezeki dalam hisup dengan mulia di samping memelihara dari segi kerohanian dan keagamaan.
5. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan dari segi kemanfaatan.pendidikan islam
tidaklah semuanya bersifat agama atau akhlak,atau sprilitual semata-mata,tetapi menaruh
perhatian pada segi-segi kemanfaatan pada tujuan-tujuan,kurikulum, dan aktivitasnya. Tidaklah
tercapai kesempurnaan manusia tanpa memandukan antara agama dan ilmu pengetahuan.
METODE PENGEMBANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

1. Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pengembangan filsafat pendidikan.


Dalam hal ini dapat berupa bahan tertulis, yaitu Alquran dan al-Hadits yang
disertai pendapat para ulama serta para filosof dan lainnya, dan bahan yang akan
diambil dari pengalaman empirik dalam praktek kependidikan.
2. Metode pencarian bahan. Untuk mencari bahan-bahan yang bersifat tertuils dapa
dilakukan melaluistudi kepustakaan dan studi lapangan yang masing-masing
prosedurnya telah diatur sedemikian rupa. Namun demikian, khusus dalam
menggunakan Alquran dan Al-Hadits dapat digunakan jasa Ensiklopedi Alquran
semacam Mu‟jam Al Mufahras li Alfazh Alquran al Karim karangan Muhammad
Fuad Abd Baqi dan Mu‟jam al muhfars li Alfazh al hadits karangan Weinsink.
3. Metode pembahasan. Untuk ini Muzayyin Arifin mengajukkan alternatif metode
analisis sintesis, yaitu metode yang berdasarkan pendekatan rasional dan logis
terhadap sasaran pemikiran secara induktif, dedukatif, dan analisa ilmiah.
4. Pendekatan. Dalam hubungannya dengan pembahasan tersebut di atas harus pula
dijelaskan pendekatan yang akan digunakan untuk membahas tersebut.
Pendekatan ini biasanya diperlukan dalam analisa, dan berhubungan dengan
teori-teori keilmuan tertentu yang akan dipilih untuk menjelaskan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai