Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM
DIFUSI DAN OSMOSIS

OLEH :
NAMA : HILMA NURBAYANTI
NIM : 170210104059
KELAS :B
KELOMPOK :3
NAMA ASISTEN : 1. LISTI ROHMATIKA
2. FERSTY ISNA K

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
I. JUDUL
Difusi dan Osmosis.

II. TUJUAN
Untuk memahami permasalahan yang terjadi dalam percobaan
mengenai difusi dan osmosis.

III. DASAR TEORI


Mekanisme lalu lintas membran sel dibedakan menjadi dua yaitu
tanspor pasif dan transport aktif. Transpor pasif merupakan difusi suatu zat
melintasi membran biologis tanpa pengeluaran energi, misalnya: difusi dan
osmosis. Sedangkan transpor aktif merupakan pergerakan zat melintasi
membran plasma dengan diiringi penggunaan energi akibat adanya gerakan
yang melawan gradient konsentrasi yang diperantai oleh membran plasma,
misalnya transport natrium-kalium, eksositosis dan endositosis (Campbell,
2008: 143).

Menurut Rachmadiarti (2007:69), difusi adalah gerakan molekul dari


konsentrasi lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah, yaitu penurunan
gradien konsentrasi sampai mencapai keseimbangan dan penyebarannya
seimbang. Difusi merupakan proses fisik yang dapat diamati dengan beberapa
tiap molekul. Sebagai contoh, ketika cat warna di tempatkan dalam air molekul
zat warna dan molekuair bergerak dalam berbagai arah, yang arahnya dari
daerah dengan konsentrasi lebih rendah. Akhirnya, zat warna larut dalam air,
menghasilkan larutan berwarna.

Pada proses difusi molekul yang berukuran besar dapat melewati


membran sel tanpa bantuan protein pembawa sedangkan pada proses difusi
terfasilitasi membutuhkan bantuan protein pembawa. Alasan yang benar yaitu
pada proses difusi molekul yang berukuran kecil dapat melewati membran sel
tanpa bantuan protein pembawa sedangkan pada proses difusi terfasilitasi
membutuhkan bantuan protein pembawa. Menurut Sumadi dan Marianti A.
(2007), proses difusi terfasilitasi menggunakan fasilitas protein membran
khusus yang dapat mentranspor materi melalui membran yang biasanya disebut
protein membran transpor (Tanzyah, 2015: 1004).

Pada proses difusi sederhana tidak memerlukan adanya energi karena


pada proses ini pergerakan terjadi berdasarkan gradien konsentrasi, yaitu dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah (Tanzyah, 2015: 1005).

Kecepatan molekul dalam proses difusi dapat menyebabkan kecepatan


difusi tersebut menjadi tinggi ataupun rendah. Menurut BSCS (2006), empat
faktor utama yang mempengaruhi laju difusi adalah konsentrasi, temperatur,
luas permukaan zat terlarut dan tekanan (Tanzyah, 2015: 1006).

Salah satu bagian difusi adalah osmosis yaitu perpindahan air dari
larutan yang mempunyai konsentarsi rendah ke larutan yang mempunyai
konsentrasi tingi melalui membran semipermiabel. Osmosis adalah
berdifusinya zat pelarut dari larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan yang
konsentrasinya tinngi melalui selaput semipermiabel. Osmosis adalah
perpindahan ion atau molekul zat dari kerapatan rendah ke kerapatan tinggi
melalui suatu membran (Yahya, 2015: 160).

Osmosis merupakan kasus khusus pada transport pasif. Osmosis


memungkinkan difusi molekul air menyeberangi membrane yang permeable
terhadap air tetapi tidak permeable terhadap bahan terlarut yang terdapat
didalam air. Cairan sitoplasma dan ekstasel merupakan larutan yang dapat
mengandung air (Bresnick, 2003: 58).

Sel akan mengerut jika berada pada lingkungan yang mempunyai


konsentrasi larutan lebih tinggi. Hal ini terjadi karena air akan keluar
meninggalkan sel secara osmosis. Sebaliknya, jika sel berada pada lingkungan
yang hipotonis (konsentrasi rendah) sel akan banyak menyerap air, karena air
berosmosis dari lingkungan ke dalam sel. Larutan yang menyebabkan sel
menggelembung, atau tetap penuh, disebabkan oleh masuknya air
disebut larutan hipotonik. Larutan yang menyebabkan sel berkerut disebabkan
karena kehilangan air disebut larutan hipertonik (Campbell. 2008: 144).
Identifikasi dehidrasi osmosis kentang menunjukkan profit dan
kecenderungan yang sama dengan mengaplikasikan hukum Fick’s dan Van’t
Hoff cukup relevan untuk mewakili peristiwa transfer massa yang terjadi dalam
dehidrasi osmosis. Semakin tinggi suhu dan konsentrasi larutan osmosis yang
dipakai, air yang berpindah ke larutan garam semakin banyak, namun hal ini
dibatasi oleh kondisi produk yang dikeringkan (Wirawan, 2006: 104).

IV. METODOLOGI PRAKTIKUM


4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
4.1.1.1 Cawan petri
4.1.1.2 Pisau potong
4.1.1.3 Gelas ukur
4.1.2 Bahan
4.1.2.1 Kentang
4.1.2.2 Garam dapur halus
4.1.2.3 Air

4.2 Skema Kerja Osmosis Pada Kentang


Menyiapkan dua buah kentang, mengupasnya dan memotong bentuk
kubus, atau bentuk lain yang penting bahan dapat berdiri menumpu
salah satu bidang sayatan tanpa bergulir.

Membuat cekungan yang cukup dalam pada sisi sayatan kentang yang
menghadap ke atas.

Memasukkan garam dapur halus ke dalam cekungan salah satu


kentang sebanyak separuh cekungan, sedangkan yang lain dibiarkan
kosong.

Meletakkan kedua kentang tersebut ke dalam cawan petri yang


terlebih dahulu telah diisi air yang telah diketahui jumlahnya.
Membiarkan selama kurang lebih tiga puluh menit, kemudian
mengadakan pengamatan dan mengukur kembali air dalam cawan
petri setelah kentang dikeluarkan.

Mendiskusikan gejala apakah yang terjadi pada kedua kentang


tersebut, apakah ada perbedaan? Adakah perbedaan jumlah air dalam
kedua cawan petri, mengapa?

4.3 Skema kerja difusi menggunakan tinta

Menyiapkan tinta dan air. Mengisi cawan petri dengan air

Menetesi air yang ada di dalam cawan petri dengan tinta

Melihat perubahan yang terjadi pada tinta dan air

Mendiskusikan gejala apakah yang terjadi pada tinta dan air tersebut,
apakah ada perbedaan?
V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Difusi
No. Sebelum Sesudah

1.

Keterangan:
Keterangan:
 Tinta menyebar
 Air jernih
 Tintanya menyatu (seperti
plastik)

2.
Keterangan: Keterangan:
 Air jernih  Tintanya menyebar
 Tintanya mengeras

5.2 Osmosis
No. Cawan Petri Sebelum Sesudah

Tanpa garam Keterangan: Keterangan:


 Tekstur kentang  Tekstur kentang
keras lebih keras
1.  Warna kentang  Warna kentang
kuning segar kuning segar
Dengan
garam Keterangan: Keterangan:
 Tekstur kentang  Tekstur lunak
keras  Garam ada yang
 Warna kentang meleleh
kuning segar  Warnanya kuning
pucat

Tanpa garam Keterangan: Keterangan:


 Tekstur kentamg  Tekstur kentamg
keras keras
2.  Warna kuning  Warna kuning
kentang kentang

Dengan
garam Keterangan: Keterangan:
 Tekstur kentamg  Tekstur agak
keras lembek
 Warna kuning  Didalam cekungan
kentang terdapat larutan
garam
 Warnanya kuning
pucat
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan mengenai peristiwa
difusi dan osmosis, dimana difusi adalah proses pergerakan acak partikel-
pertikel cairan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah
sedangkan osmosis adalah perpindahan pelarut dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi yang lebih rendah melalui membran semipermeabel.

Difusi adalah gerakan molekul dari konsentrasi yang lebih tinggi ke


konsentrasi yang lebih rendah, yitu penurunan gradien konsentrasi sampai
mencapai keseimbangan dan penyebaran. Jika suatu zat dapat bergerak bebas
tanpa hambat oleh gaya tarik, maka jangka waktu tertentu partikel-partikel itu
akan tersebar merata dalam ruang yang ada. Difusi merupakan proses fisik yang
dapat yang dapat diamati dengan beberapa tipe molekul. Tiap molekul bergerak
secara lurus sampai ia bertabrakan dengan molekul lainnya. Pada setiap
tabrakan molekul terpental dan menuju kearah yang lain, hal inilah yang
menyebabkan gerakan acak dari molekul suatu zat yang ditimbulkan oleh suatu
gaya yang identik dengan energi kinetik.

Berdasarkan percobaan proses disfusi, yaitu pengamatan pada air yang


ditetesi dengan tinta di dapatkan penjabaran sebagai berikut, cawan petri yang
telah diisi dengan air lalu ditetesi dengan tinta, tetesan tinta hanya mengumpul
menjadi satu pada satu titik. Setelah menunggu kurang lebih satu menit tinta
menyebar dan air berubah menjadi biru kehitaman karena membaur dengan
warna tinta serta membentuk seperti plastik. Larutan berisi keduanya yaitu
terlarut biasanya padat dan zat pelarut biasanya cair. Pada percobaan ini terlarut
adalah tinta dan pelarutnya adalah air. Setelah satu menit terlarut dan pelarut
terjadi penyebaran, mereka melanjutkan gerakan. Dalam waktu satu menit saja
proses difusi sudah terjadi, hal ini karena molekul-molekul antara zat terlarut
dan pelarut berampur tanpa ada sekat ataupun membran yang dapat
menghambat proses difusi.

Pada hakikatnya osmosis adalah suatu proses disfusi. Osmosis adalah


difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang permeabel secara
diferensiasial. Dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi
rendah. Perlu di tekankan bahwa konsentrasi disini, adalah konsentrasi
pelarutnya, yaitu air dan bukan konsentrasi dari zat yang larut (molekul, ion)
dalam air itu. Pertukaran air antara sel dan lingkungannya adalah suatu faktor
yang begitu penting sehingga memerlukan suatu penamaan khusus yaitu
osmosis. Proses osmosis berbeda dengan difusi karena yang berpindah adalah
zat pelarutnya semisal air dan tinta.

Pada percobaan kedua yaitu membahas mengenai peristiwa yang terjadi


pada peristiwa osmosis. Bahan yang digunakan ialah kentang, air dan garam
dapur halus dimana kentang disini berfungsi sebagai membran permeabel.
Dalam melaksanakan praktikum, membutuhkan dua kentang yang mana
kentang diberi suatu cekungan yang cukup dalam yang salah satunya diberi
garam dapur halus dan yang lainnya tidak, setelah itu dimasukkan kedalam
cawan petri yang terlebih dahulu telah berisi air.

Pada kentang yang didalam cekungannya tidak diberi garam dapur


terihat bahwa pada kondisi awal kentang bertekstur keras dan padat dan setelah
30 menit kemudian kondisi kentang bertekstur sedikit lebih keras dan padat atau
bisa dikatakan tetap dan warnannya pun tetap yaitu berwarna kuning segar atau
dalam kata lain tidak terjadi adanya suatu perubahan pada kondisi kentang dan
warna kentang.

Sedangkan pada kentang yang sebelum di beri garam dapur halus dan
belum dimasukkan ke dalam cawan petri, keadaan kentang yaitu kuning segar
dan kentang dalam kondisi keras, namun suatu perubahan terjadi pada kentang
setelah 30 menit kemudian berada dalam cawan petri yang sudah berisi air.
Perubahan yang terjadi ialah pada kentang terlihat bahwa sebelumnya kondisi
kentang keras atau padat namun pada kentang yang berisi garam dapur halus
didalamnya kondisi kentang menjadi lembek/ lunak dan keriput serta memiliki
warna kuning pucat dengan terdapat air di dalam cekungan. Hal ini menujukkan
adanya suatu proses atau peristiwa yang terjadi pada kentang.

Peristiwa ini disebut dengan peristiwa osmosis, yaitu kentang dan garam
memiliki suatu konsentrasi yang mana lebih tinggi apabila dibandingkan dengan
lingkungannya yang memiliki konsentrasi yang rendah atau dapat dikatakan
bahwa osmosis ialah pindahnya suatu zat pelarut.
Dalam praktikum tersebut terlihat bahwa proses difusi dan osmosis
sangat dipengaruhi oleh suatu konsentrasi zat yang mana dimiliki oleh setiap
obyek. Bentuk serta warna kentang sebelum dan sesudah diletakkan kedalam
cawan petri juga mengalami suatu perubahan. Tujuan dari kentang yang diberi
garam pada percobaan ini adalah sebagai indikator untuk menunjukkan adanya
peristiwa osmosis yang mana dalam hal ini osmosis merupakan proses
perpindahan molekul dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang permeabel
secara diferensial.

VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Difusi itu proses penyebaran molekul tanpa adanya membran sel sebagai
perantaranya dari konsentrasi tinggi jika dalam percobaan ini adalah tinta,
menuju ke konsentrasi rendah dalam percobaan ini adalah air. Proses penyebara
molekul-molekul dalam proses difusi lebih cepat karena tidak adanya membran
tadi. Sedangkan proses osmosis merupakan penyebaran molekul dengan
adanya membran sel sebagai perantaranya.

7.2 Saran
Pada saat melakukan percobaan, supaya agar lebih teliti saat memotong
kentang agar ukuran dan besarnya sama, sehingga tidak terjadi kesalahan saat
melakukan percobaan atau praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Bresnick, Stephen. 2003. Intisari Biologi. Jakarta: Hipokrates.

Campbell, Neil A. 2008. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Rachmadiarti, Fida dkk. 2007. Biologi Umum. Surabaya: Unesa University Press.

Tanzyah, Lia L dkk. 2015. Profil Miskonsepsi Siswa Pada Subtopik Difusi Kelas XI.
Jurnal Biology Education. Vol. 4 No. 3: 1004-1006. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya

Wirawan, Sang Kompiang. 2006. Studi Transfer Massa pada Proses Dehridasi Osmosis
Kentang. Jurnal Forum Teknik. Vol. 30 No. 2: 104. Yogyakarta: Universias Gadjah
Mada

Yahya. 2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antara Umbi Solonum Tuberosum Dan
Doucus Carota. Jurnal Biology Education. Vol. 4 No.1: 160. Aceh: Universitas
Jabal Ghofur
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai