Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Pengertian, Objek dan Tujuan Kajian Stilistika”


Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Stilistika
Dosen Pengampu: Dr. H.R. Edi Komarudin M.Ag

Disusun oleh:

Kelompok 1

Amalul Aripin 1215020018

Aulia Zahrie 1215020033

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanyalah bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Pengertian, Objek
dan Tujuan Kajian Stilistika”. Tak khilaf shalawat beserta salam senantiasa kita haturkan
kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Juga kepada keluarganya, para sahabatnya, para
tabi’in dan kita sebagai umatnya.
Selesainya makalah ini bukan semata-mata karena usaha penulis semata. Oleh karena
itu, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara tidak
langsung telah membantu dan juga kepada Bapak Dr. H. R Edi Komarudin, M.Ag selaku
dosen pengampu mata kuliah Stilistika yang telah membimbing dan memberikan materi demi
kelancaran dan terselesaikannya makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuataan makalah ini masih
jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun
demi perbaikan kearah yang lebih baik.

Bandung, 13 September 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i i

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Pengertian Stilistika ..................................................................................... 3


B. Tujuan Kajian Stilisika ............................................................................... 4
C. Objek Kajian Stilistika .............................................................................. 16
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 17

A. Simpulan ................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Stilistika atau ilmu gaya bahasa merupakan cabang ilmu linguistik yang
memfokuskan diri pada analisis gaya bahasa. Stilistika sendiri diambil dari kata dalam
bahasa Inggris yakni style atau gaya dalam bahasa Indonesia.Kajian mengenai gaya
bahasa dapat mencakup gaya bahasa lisan, tetapi stilistika cenderung melakukan kajian
bahasa tulis termasuk karya sastra. Stilistika mencoba memahami mengapa si penulis
cenderung menggunakan kata-kata atau ungkapan tertentu. Misalnya, gaya bahasa calon
presiden dapat dibandingkan dengan calon presiden lainnya, atau gaya bahasa seorang
penyair dapat dijabarkan berdasarkan pilihan kata dan ungkapan yang digunakannya.
Secara umum lingkup Stilistika meliputi diksi atau pemilihan kata (pilihan leksikal),
struktur kalimat, majas, citraan, pola rima, dan matra.

Stilistika tidak hanya merupakan studi gaya bahasa dalam kesusastraan saja,
melainkan juga studi gaya bahasa pada umumnya walaupun terdapat penelitian khusus
pada bahasa kesusastraan seperti hal-nya yang dikemukakan oleh Turner. G.W yang
mengatakan bahwa Stylistics is that part of linguistics which concentrate on variation in
the use of language (stilistika adalah bagian dari linguistik yang memusatkan diri pada
variasi dalam penggunaan bahasa).
Style atau gaya, yaitu cara yang khas dipergunakan oleh seseorang untuk
mengutarakan atau mengungkapkan diri gaya pribadi. Cara pengungkapan tersebut bisa
meliputi setiap aspek kebahasaan: diksi, penggunaan bahasa kias, bahasa pigura
(figurative language), struktur kalimat, bentuk-bentuk wacana, dan sasaran retorika yang
lain. Stilistika sebagai bidang linguistik terapan, dalam pengertian extended adalah cara
untuk mengungkapkan teori dan metodologi penganalisisan formal sebuah teks sastra.
Sedang dalam pengertian restricted, linguistik terapan dikaitkan khusus pada bidang
pendidikan bahasa.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas ada beberapa hal yang menjadi permasalahan, yang akan
menjadi tema pembahasan pada makalah ini.
1) Apa yang dimaksud dengan Stilistika?
2) Apa saja objek kajian Stilistika?
1
3) Apa tujuan dari kajian Stilistika?
4) Siapa saja tokoh-tokoh dalam ilmu Stilistika?

C. Tujuan
1) Para mahasiswa dapat mengetahui definisi dari Stilistika
2) Para mahasiswa dapat mengetahui dan memahami objek kajian Stilistika
3) Para mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari kajian Stilistika
4) Para mahasiswa dapat mengetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam ilmu Stilistika

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Stilistika
Istilah stilistika diserap dari bahasa bahasa Inggris stylistics yang diturunkan dari
kata style yang berarti gaya. Secara etimologi, istilah style atau gaya itu sendiri menurut
Shipley (1979: 314) dan Mikics (2007: 288) berasal dari bahasa Latin stilus, yang berati
batang atau tangkai, menyaran pada ujung pena yang digunakan untuk membuat tanda-
tanda (tulisan) pada tanah liat yang berlapis lilin (metode kuno dalam menulis). Jadi,
secara sederhana stilistika dapat diartikan sebagai ilmu tentang gaya bahasa.
Hakikat stilistika sendiri secara sederhana dapat diartikan sebagai kajian
linguistik yang objeknya berupa gaya/ style yang dalam bahasa arab dikenal dengan
istilah uslub. Hakikat sendiri berarti intisari atau dasar yang dapat dipahami gaya bahasa
yang dimaksud adalah cara penggunaan bahasa seseorang dalam konteks tertentu dan
untuk tujuan tertentu.
Istilah “stilistika‟ berkaitan erat dengan istilah “stile‟ yang dalam bahasa
Indonesia sering disebut dengan istilah “gaya bahasa‟. Stile terkait erat dengan masalah
pemilihan bentuk dalam aktivitas berbahasa, sedangkan stilistika adalah kajian terhadap
pemilihan bentuk bahasa terutama yang berkaitan dengan aspek ketepatan dan efek
keindahan. Pemilihan bahasa yang tepat mempunyai dampak keindahan. Menurut
Nurgiyantoro (2014:vii) “Stilistika hadir sebagai ilmu atau cara pengkajian yang
mencobajelaskan keindahan stile dalam suatu wacana penuturan dengan mengkaji antara
lain, fungsi estetika dan ketepatan penggunaan berbagai unsur pendukungnya secara
kontekstual”.
Stilistika sendiri dapat dipahami sebagai suatu kajian atau ilmu yang objeknya
adalah rangkaian gaya bahasa atau style. Menurut Syihabuddin Qalyubi dalam
disertasinya menyebutkan bahwa stilistika adalah ilmu yang mempelajari style dan
berusaha menjelaskan ekspresi pengarang, nilai estetis yang ditimbulkan dari pemilihan
kata, dan efek yang ditimbulkan dari makna. Selain itu, bidang ilmu stilistika juga
menjelaskan mengenai fonologis, sintaksis, leksikal, diksi, bahkan potensi bahasa yang
tengah digunakan pengarang dalam karya-karyanya.
Dalam kamus linguistik, stilistika adalah ilmu yang menyelidiki bahasa yang
dipergunakan dalam karya sastra yaitu ilmu interdisipliner antara linguistik dan
kesusasteraan. Ahli bahasa asal Swiss, Saussure menjelaskan istilah stilistika dengan

3
membedakan antara language dan parole. Language adalah kode atau sistem kaidah-
kaidah bahasa yang biasa digunakan oleh penutur bahasa, sedangkan parole adalah
penggunaan atau pemilihan sistem tersebut secara khas oleh penutur bahasa dalam suatu
situasi tertentu.
Dari pengertian diatas, tampak dua aspek yang mencolok dalam kajian stilistika,
yaitu aspek aestetik dan aspek linguistik. Aestetik yang akan membahas berkaitan
dengan cara khas yang digunakan oleh penutur bahasa sedangakan aspek linguistik akan
berkaitan dengan ilmu pokok atau dasar dari stilistika.

B. Tujuan Kajian Stilistika


Tujuan memahami kajian stilistika yaitu untuk mengetahui dan menjelaskan
ketepatan suatu penggunaan bentuk-bentuk bahasa baik secara estetis (keindahan) dan
ke-efektivitasannya sebagai sarana komunikasi. Selain itu, stilistika juga dapat
digunakan untuk menyelidiki seluruh fenomena bahasa dengan ciri-cirinya yang
beragam, juga untuk menentukan seberapa jauh bahasa mengalami bentuk-bentuk
penyimpangan.

C. Objek Kajian Stilistika


Stilistika mengkaji semua fenomena bahasa berawal dari fonologi (bunyi bahasa)
hingga semantik (makna dan arti bahasa). Dalam pengkajiannya stilistika biasanya
terdapat pembatasan terhadap suatu teks tertentu, misalnya dengan hanya mengkaji
sebagai berikut:
1. Memperhatikan preferensi penggunaan kata atau struktur bahasa.
2. Mengamati antar hubungannya, untuk mengidentifikasi ciri-ciri stilistik (stylistic
features). Adapun ciri-cirinya antara lain sebagai berikut;
a. Sintaksis (tipe struktur kalimat).
b. Leksikal (diksi atau penggunaan kelas kata tertentu).
c. Retoris atau deviasi (Penyimpangan dari kaidah umum tata bahasa).
Berdasarkan hal tersebut obyek kajian stilistika, antara lain sebagai berikut;
1. Fonologi
Fonologi merupakan bidang linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi dari
bahasa berdasarkan fungsinya. Bunyi bahasa sendiri terbagi menjadi dua yaitu vokal
dan konsonan. Vokal merupakan bunyi bahasa yang dihasilkan dengan getaran pita
suara dan tanpa penyempitan dalam saluran suara di atas glotis, misalnya a, i, u, e, dan
o. Sedangkan konsonan merupakan bunyi bahasa yang dihasilkan dengan

4
menghambat aliran udara pada salah satu tempat di saluran suara di atas glotis,
misalnya b, c, dan d.
2. Pilihan Lafal
Dalam bahasa Arab terdapat beragam lafal, namun dari berbagai ragam lafal tersebut
dipilih beberapa antara lain sebagai berikut;
A. Penggunaan Lafal-lafal Yang Berdekatan Maknanya
Lafal-lafal yang berdekatan maknanya sering diartikan dengan sinonim. Namun
dalam literatur Arab sendiri taraduf atau sinonim masih diperdebatkan, karena sinonim
bisa saja berarti kesamaan makna dari beberapa lafal yang berbeda atau rincian sifat dari
makna yang sebenarnya.
B. Penggunaan Homonim
Homonim berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari homos berarti sejenis dan
onoma yang berarti nama. Homonim dalam ilmu bahasa berarti kata-kata yang sama
bunyinya tetapi mengandung arti dan makna yang berbeda. Sedangkan dalam literasi Arab,
homonim memiliki istilah yaitu Al-Musytarakul Lafdziyy. Menurut Imel Badi’ Yaqub
seluruh lafal homonim bermakna hakiki dan tidak majazi. Misalnya seperti kata Al-Hubb
yang mengandung tiga puluh arti hakiki, adapun yaitu ibu, saudara perempuan, rusak dan
sedih.
C. Penggunaan Mu’arrobah
Penggunaan mu’arrobah ini memunculkan perbedaan pendapat di kalangan ulama.
Sebagian dari mereka yang tidak menerima mu’arrobah, didasarkan oleh Firman Allah SWT
dalam Q.S Yusuf (12);22 dan Q.S Taha (20);113. Sedangkan sebagiannya menerima, mereka
tidak mempermasalahkan kata serapan tersebut. Karena mereka menganggap bahwa kata
serapan tersebut tidak banyak dan tidak akan merubah Al-Qur’an menjadi bukan bahasa
Arab.
D. Penggunaan Lafal-Lafal yang Tepat Makna
Penggunaan lafal yang tepat makna yaitu pemilihan lafal yang sesuai dalam suatu
konteks tertentu, guna menyesuaikan makna yang diinginkan. Tujuan dalam aspek ini adalah
mencari tahu rahasia pemilihan lafal tersebut dalam suatu konteks.

3. Pilihan Kalimat
Pilihan kalimat yang dimaksud yaitu suatu ragam kalimat yang dipilih sebagai media
untuk menyampaikan pesan yang memiliki pengaruh terhadap maknanya. Adapun ragam
kalimat antara lain sebagai berikut;

5
A. Penggunaan Kalimat Tanpa Penyebutan Fa’ilnya
Sebuah kalimat minimal terdiri dari fi’il (verba) dan fa’il (pelaku verba), namun
dalam kasus tertentu fa’il biasanya tidak disebutkan. Dalam literasi Arab terdapat
beberapa cabang kajian yang dapat menjelaskan hal tersebut seperti berikut;
a. Ilmu Nahwu (sintaksis) yang dapat menjelaskan bentuk naibul fa’il (pengganti
fa’il).
b. Ilmu Shorof (morfologi) yang dapat menjelaskan bentuk fi’il mabni lil majhul.
c. Ilmu Balaghah (retorika) yang menjelaskan alasan kenapa fa’il dibuang.
B. Penggunaan Kalimat yang Beragam
Penggunaan kalimat yang beragam yaitu ragam kalimat yang digunakan dalam
menyampaikan suatu pesan (khitab) tertentu. Adapun ragam kalimat tersebut terbagi
menjadi sebagai berikut;
a) Pesan Perintah
Adapun contoh pesan perintah sebagai berikut;
 Lafal Amara
Misalnya dalam Q.S Al-A’raf (7);29, Q.S Al-Isra’ (17);16, Q.S Maryam
(19);55, dan Q.S Al-‘Alaq (96);12.
 Lafal Kutiba
Misalnya dalam Q.S Al-Baqarah (2);183 dan 246
 Lafal fi’il amr (verba perintah aktif)
Misalnya dalam Q.S Al-A’raf (7);29, Q.S Yusuf (12);9 dan 29, dan Q.S
Al-Qashash (28);29 dan 39.
b) Pesan Larangan
o Lafal Naha
Misalnya dalam Q.S An-Nisa (4);161, Q.S Al-An’am (6);28, Q.S Al-A’raf
(7);166, dan Q.S Al-Mujadalah (58);8.
 Lafal Harrama
Misalnya dalam Q.S Al-Baqarah (2);173, Q.S Ali Imran (3);50, Q.S Al-
Maidah (5);72, dan Q.S Al-An’am (7);19.
 Lafal Laisar Birr
Misalnya dalam Q.S Al-Baqarah (2);177 dan 189.
 Lafal La

6
Misalnya dalam Q.S Hud (11);70, Q.S Yusuf (12);5 dan 10, Q.S Al-Kahf
(18);73, dan Q.S Al-Qashash (28);39.
c) Penggunaan Pengulangan Kalimat
Adapun contoh penggunaan pengulangan kalimat, antara lain sebagai berikut;
 Q.S Al-Baqarah (2);126
Lafal balad pada ayat tersebut berbentuk nakiroh (tidak takrif) sebagai
maf’ul tsani (obyek kedua).
 Q.S Ibrahim (14);35
Lafal balad pada ayat tersebut berbentuk ma’rifah (takrif) sebagai ‘athaf
bayan dari lafal hadza.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Stilistika merupakan cabang ilmu linguistik yang memfokuskan diri pada analisis
gaya bahasa. Stilistika sendiri diambil dari kata dalam bahasa Inggris yakni style atau gaya
dalam bahasa Indonesia.Kajian mengenai gaya bahasa dapat mencakup gaya bahasa lisan,
tetapi stilistika cenderung melakukan kajian bahasa tulis termasuk karya sastra. Stilistika
mencoba memahami mengapa si penulis cenderung menggunakan kata-kata atau ungkapan
tertentu.

Tujuan memahami kajian stilistika yaitu untuk mengetahui dan menjelaskan ketepatan
suatu penggunaan bentuk-bentuk bahasa baik secara estetis (keindahan) dan ke-
efektivitasannya sebagai sarana komunikasi. Fungsi estetis yang dimaksud yaitu kesesuaian
penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang digunakan untuk mendukung suatu teks.
Dalam pengkajiannya stilistika biasanya terdapat pembatasan terhadap suatu teks
tertentu, misalnya dengan hanya mengkaji sebagai berikut:
1. Memperhatikan preferensi penggunaan kata atau struktur bahasa.
2. Mengamati antar hubungannya, untuk mengidentifikasi ciri-ciri stilistik (stylistic
features). Adapun ciri-cirinya antara lain sebagai berikut;
a. Sintaksis (tipe struktur kalimat).
b. Leksikal (diksi atau penggunaan kelas kata tertentu).
c. Retoris atau deviasi (Penyimpangan dari kaidah umum tata bahasa).

8
DAFTAR PUSTAKA

Keraf, G. (2020). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Nurgiyantoro, B (2009). Penilaian dalam pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
Ratna, N. K. (2009). Stilistika: Kajian Puisitika Bahasa Sastra dan Budaya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Umami, RH. (2019) Pengertian stilistika
Syihabuddin Qalyubi, Stilistika Kisah Ibrahim AS dalam al-Qur’an, dalam
Disertasi Ilmu Agama Islam Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga,
2006, hlm. 5
Akhmad Muzakki, Stilistika al-Qur’an Gaya Bahasa al-Qur’an dalam Konteks
Komunikasi, hlm.11
Nyoman Kutha Ratna, Estetika Sastra, dan Budaya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar:
2007), hlm. 236
Burhan Nurgiyantoro, Stilistika, hlm. 75
Soediro Satoto, Stilistika (Surakarta: STSI Pess, 1995), hlm.36

Anda mungkin juga menyukai