ANGGOTA :
1. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E siswa dapat menganalisis data dan informasi pengaruh
bahan pencemar terhadap ikan sebagai ilustrasi dampak pencemaran air
terhadap kehidupan makhluk hidup
3. Tujuan:
a. Melalui prosedur praktikum siswa dapat mengamati pengaruh
konsentrasi detergen terhadap kecepatan gerak operkulum ikan
b. Melalui prosedur praktikum siswa dapat mengamati pengaruh
konsentrasi minyak jelantah terhadap kecepatan gerak operkulum
ikan
c. Melalui interpretasi data siswa dapat menganalisis pengaruh
konsentrasi bahan pencemar terhadap gerak operkulum ikan
d. Melalui pertanyaan pengarah siswa dapat mendeskripsikan
hubungan dan membandingkan konsentrasi bahan pencemar
terhadap gerak operkulum ikan
e. Melalui pertanyaan pengarah siswa dapat mengevaluasi
kesimpulan berdasarkan data yang ditemukan dari seluruh
kegiatan praktikum
4. Waktu : 3 x 45 menit
5. Dasar teori
Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk dari
interaksi antara komponen biotik dan abiotik. Manusia memiliki peran
penting baik secara internal maupun eksternal dalam ekosistem.
Keterlibatan manusia menyebabkan perubahan pada kondisi lingkungan.
Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat
menghasilkan zat buangan yang disebut limbah. Limbah dapat berbentuk
padat atau cair (Suyasa, 2015). Indikator yang digunakan untuk
mengetahui apakah sudah terjadi kerusakan atau pencemaran lingkungan
adalah baku mutu lingkungan hidup atau ukuran batas atau kadar makhluk
hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur
pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya
tertentu sebagai sumber lingkungan hidup (UU RI No. 23 Tahun 1997)
7. Prosedur Kerja
1. Siapkan 2 ekor ikan komet (Carassius auratus) dengan berat yang
hampir sama
2. Amati setiap fenomena yang terjadi pada ikan yang kalian temui
selama proses praktikum. Catat pada tabel data kualitatif
3. Siapkan 200 ml air ke dalam gelas bekker, letakkan diatas timbangan,
tekan tare hingga timbangan menunjuk angka nol
4. Masukkan 1 ekor ikan komet ke dalam gelas bekker untuk ditimbang.
Catat hasilnya pada tabel
5. Pindahkan gelas bekker dari timbangan ke meja praktikum
6. Siapkan stopwatch
7. Biarkan ikan berada dalam gelas bekker selama 3 menit untuk
beradaptasi
8. Hitung kecepatan gerak operkulum tiap 1 menit selama 5 menit. Catat
pada data pengamatan
9. Siapkan 5 ml detergen cair dan tambahkan kedalam ke dalam gelas
bekker yang telah berisi ikan
10. Hitung kecepatan gerak operkulum tiap 1 menit selama 5 menit. Catat
pada data pengamatan
11. Siapkan 10 ml detergen cair dan tambahkan kedalam gelas bekker
yang telah berisi ikan dan 5 ml detergen
12. Hitung kecepatan gerak operkulum tiap 1 menit selama 5 menit. Catat
pada data pengamatan
13. Ulangi langkah nomor 2-12 dengan mengganti detergen dengan
minyak jelantah
14. Hati-hati dan teliti dalam melakukan setiap prosedur
8. Data Pengamatan
Tabel 1. Pengaruh konsentrasi Detergen cair terhadap gerak operkulum ikan
A. Data Kuantitatif
Ikan Berat Air biasa Rata- Air+ detergen Rata- Air+ Detergen Rata- Air+Detergen Rata-
ikan rata cair 5 ml rata cair 10 ml rata cair 15 ml rata
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Ikan 7,13 1 1 1 1 9 109, 7 7 1 1 1 97 9 8 6 6 5 73 4 3 4 4 4 42,2
komet 0 2 1 1 4 6 4 9 1 0 0 5 8 7 2 3 4 5 5 7 0
1 3 0 7 4 8 9 5
B. Data Kualitatif
Ikan Kondisi awal ikan sebelum Kondisi ikan setelah di
ditambahkan detergen cair tambahkan detergen cair
Ikan Komet 1 Ikan tampak tenang dan agak Ikan perlahan-lahan
sedikit lincah, masih menunjukan tanda
melambatnya gerakan
menyesuaikan diri di dalam operkulum pada insang ikan,
wadah Beker glass yang baru namun hanya sekarat dan
tidak sampai mati. Selain itu,
saat pergerakan operkulum
juga mengeluarkan sedikit
darah.
A. Data Kuantitatif
Ikan Berat Air biasa Rata- Air+ minyak Rata- Air+ minyak Rata- Air+minyak Rata-
ikan rata jelantah 5 ml rata jelantah 10 ml rata jelantah 15 ml rata
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Ikan 6,68 1 1 1 9 9 107, 7 6 5 5 6 63 8 8 8 8 7 84 8 9 1 8 7 87,8
komet 2 1 1 8 2 6 6 0 7 6 6 9 8 6 5 6 ,8 9 1 0 0 4
2 2 6 0 5
B. Data Kualitatif
Ikan Kondisi awal ikan sebelum Kondisi ikan setelah di
ditambahkan minyak jelantah tambahkan minyak jelantah
Ikan Komet 2 Ikan masih lincah dan Pada awalnya Ikan semakin
menyesuaikan diri dan lama banyak gerak dan selalu
kelamaan ikan tenang, tetapi berusaha ke atas air serta
ikan mengeluarkan kotoran. gerak operkulum ikan terlihat
melambat. Lama kelamaan
ikan bergerak perlahan
sedangkan gerak
operkulumnya terlihat lebih
cepat karena ikan mulai
kehabisan oksigen dan terus
berusaha bernapas
Pada saat di 15ml ikan tidak
bergerak sama sekali tetapi
masih hidup, serta kotoran
ikan semakin banyak.
9. Pertanyaan
1. Bagaimana kondisi ikan sebelum dan sesudah diberikan bahan pencemar
berupa detergen cair dan minyak jelantah?
● Ikan 1 ( Detergen)
sebelum
- Air biasa : Ikan banyak gerak atau masih lincah, ikan masih
menyesuaikan diri, pernapasan insang teratur dari gerak
operkulumnya.
sesudah
- Detergen 5 ml :
➢ Pada menit pertama, ikan agak diam dan masih beradaptasi
dengan zat yang baru diberikan.
➢ Setelah menit kedua ikan mulai bergerak heboh karena
keracunan zat limbah detergen yang diberikan.
➢ Pada menit ketiga ikan justru mulai agak diam karena limbah
telah masuk kedalam pernapasannya.
➢ Pada menit keempat ikan diam, pergerakan operkulum mulai
melambat dan disertai dengan keluarnya sedikit darah dan
lendir.
➢ Ikan sudah mulai kehilangan keseimbangannya dan oleh
kesamping, tetapi balik seimbang kembali. Selain itu ikan
mengeluarkan lebih banyak lagi darah kecoklatan dan lebih
banyak diam dan pergerakan operkulumnya melambat.
- Detergen 10 ml
➢ pada menit pertama, ikan diam operkulumnya bergerak
semakin lambat, ikan mulai oleng dan mengambang.
➢ Pada menit kedua, ikan mulai oleng dan badannya miring.
➢ Pada menit ketiga dan keempat gerakan operkulum melambat
dan terlihat sudah seperti sekarat .
➢ Pada menit kelima, gerakan operkulum yang lambat dan
sempat berhenti di detik 30.
- Detergen 15 ml
➢ Pada menit pertama ikan mulai miring saat detergen dituang, di
detik 15 ikan sempat berhenti menggerakan operkulumnya.
➢ Pada menit kedua gerakan operkulum sempat berhenti di detik
21.
➢ Pada menit ketiga dan keempat ikan tidak bergerak, namun
gerakan operkulum masih ada dan lambat.
➢ Pada menit kelima ikan belum mati karena masih menunjukan
tanda pergerakan pada operkulumnya. Ikan masih
mengeluarkan darah dan saat diangkat ikan banyak berlendir
dan meninggalkan bekas bercak darah pada wadah beaker
glass.
- Minyak jelantah 10 ml :
➢ Pada menit pertama awalnya ikan sudah tidak banyak gerak,
tetapi di menit kedua sampai ketiga ikan mulai banyak gerak
kembali.
➢ Pada menit ke empat, mulut ikan terlihat berusaha ke atas air
karena pasokan oksigen mulai menurun, tetapi gerak
operkulum terlihat lebih cepat.
➢ Pada menit kelima ikan mulai banyak bergerak dibanding
sebelumnya.
- Minyak jelantah 15 ml :
➢ Pada menit pertama ikan mulai lemas tidak banyak bergerak
➢ Pada menit kedua, ikan tetap berusaha keatas air karena
pasokan oksigen mulai habis tertutup minyak
➢ pada menit ketiga sampai kelima, ikan mulai tidak bergerak dan
gerak operkulum terhitung cepat serta terlihat seperti detak
jantung atau berkedut.
10. Referensi:
Lathifah, N., Anggraeni, S. S., & ... (2022). Analisis Dan Rekonstruksi Desain
Kegiatan Laboratorium Pada Materi Pencemaran Lingkungan Tingkat Sma.
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi, 0417(1).
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/bioeduin/article/view/17260%0Ahttp://journ
al.uinsgd.ac.id/index.php/bioeduin/article/download/17260/6880
Sulistyorini, A. (2016). Biologi X. Pusat Perbukuan Depdiknas Balai Pustaka.
Suyasa, W. B. (2015). Pencemaran Air dan Pengolahan Air Limbah. Udayana
University Press, 153.
Widayati, S., & Rochmah, S. N. (2009). Biologi SMA/MA Kelas X. Pusat Perbukuan
Depdiknas Balai Pustaka.