Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK: 4

ANGGOTA :

● Danisha kay Athiya (16)


● Emilia Safa Talitha (19)
● Stefarel Alexandro C.W (45)
● Tazkiya nufus rosadi (47)

Praktikum Perubahan Lingkungan

1. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E siswa dapat menganalisis data dan informasi pengaruh
bahan pencemar terhadap ikan sebagai ilustrasi dampak pencemaran air
terhadap kehidupan makhluk hidup

2. Judul: Bagaimana pengaruh bahan pencemar berupa detergen cair dan


minyak jelantah terhadap gerak operkulum ikan?

3. Tujuan:
a. Melalui prosedur praktikum siswa dapat mengamati pengaruh
konsentrasi detergen terhadap kecepatan gerak operkulum ikan
b. Melalui prosedur praktikum siswa dapat mengamati pengaruh
konsentrasi minyak jelantah terhadap kecepatan gerak operkulum
ikan
c. Melalui interpretasi data siswa dapat menganalisis pengaruh
konsentrasi bahan pencemar terhadap gerak operkulum ikan
d. Melalui pertanyaan pengarah siswa dapat mendeskripsikan
hubungan dan membandingkan konsentrasi bahan pencemar
terhadap gerak operkulum ikan
e. Melalui pertanyaan pengarah siswa dapat mengevaluasi
kesimpulan berdasarkan data yang ditemukan dari seluruh
kegiatan praktikum

4. Waktu : 3 x 45 menit
5. Dasar teori
Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk dari
interaksi antara komponen biotik dan abiotik. Manusia memiliki peran
penting baik secara internal maupun eksternal dalam ekosistem.
Keterlibatan manusia menyebabkan perubahan pada kondisi lingkungan.
Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat
menghasilkan zat buangan yang disebut limbah. Limbah dapat berbentuk
padat atau cair (Suyasa, 2015). Indikator yang digunakan untuk
mengetahui apakah sudah terjadi kerusakan atau pencemaran lingkungan
adalah baku mutu lingkungan hidup atau ukuran batas atau kadar makhluk
hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur
pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya
tertentu sebagai sumber lingkungan hidup (UU RI No. 23 Tahun 1997)

Salah satu lingkungan yang dapat terkena dampak adalah


lingkungan air. Detergen dan minyak jelantah merupakan dua contoh
limbah yang sering manusia buang ke perairan yang berasal dari limbah
rumah tangga (Widayati & Rochmah, 2009). Minyak dan detergen
merupakan salah satu jenis bahan pencemar yang termasuk zat kimia
organik (Sulistyorini, 2016). Lingkungan air ditinggali berbagai jenis
makhluk hidup. Berbagai jenis ikan, Mollusca, hewan dan tumbuhan air
lainnya menyusun ekosistem perairan. Masuknya limbah ke dalam air
dapat menyebabkan dapat kematian pada makhluk hidup tersebut
(Widayati & Rochmah, 2009). Pertukaran gas oksigen untuk masuk
menjadi oksigen terlarut dilakukan melalui kontak permukaan air dengan
atmosfer. Sedangka detergen dan minyak dapat menjadi salah satu media
yang menyebabkan kondisi ini terhambat (Lathifah et al., 2022)

6. Alat dan bahan


Tabel 1. Alat yang digunakan

No Alat Jumlah Spesifikasi


1 Toples/akuarium bening 1 unit Ukuran sedang
untuk tempat ikan
sebelum dipakai
sebagai sampel
2 Timbangan elektrik 1 unit Siap pakai, dapat
di lakukan untuk
tare
3 Bekker glass 2 unit Ukuran 500 ml
4 Gelas ukur 1 unit Ukuran 25 ml
5 Serokan ikan 1 unit Bahan jaring
dengan pegangan
kayu
6 Stopwatch 1 unit Bisa stopwatch
atau menggunakan
HP

Tabel 2. Bahan yang digunakan

No Alat Jumlah Keterangan/spesifikasi


1 Detergen cair 15 ml Bisa siapkan 1 sachet
kecil untuk
memudahkan
menuang ke gelas
ukur
2 Minyak jelantah 15 ml Sisa menggoreng 1
kali
3 Ikan komet (Carassius 2 ekor Dengan berat yang
auratus) hampir sama
4 Air kran 400 ml Untuk 2 gelas bekker,
masing-masing 200
ml

Gambar 1. Ikan komet (Carassius auratus)

7. Prosedur Kerja
1. Siapkan 2 ekor ikan komet (Carassius auratus) dengan berat yang
hampir sama
2. Amati setiap fenomena yang terjadi pada ikan yang kalian temui
selama proses praktikum. Catat pada tabel data kualitatif
3. Siapkan 200 ml air ke dalam gelas bekker, letakkan diatas timbangan,
tekan tare hingga timbangan menunjuk angka nol
4. Masukkan 1 ekor ikan komet ke dalam gelas bekker untuk ditimbang.
Catat hasilnya pada tabel
5. Pindahkan gelas bekker dari timbangan ke meja praktikum
6. Siapkan stopwatch
7. Biarkan ikan berada dalam gelas bekker selama 3 menit untuk
beradaptasi
8. Hitung kecepatan gerak operkulum tiap 1 menit selama 5 menit. Catat
pada data pengamatan
9. Siapkan 5 ml detergen cair dan tambahkan kedalam ke dalam gelas
bekker yang telah berisi ikan
10. Hitung kecepatan gerak operkulum tiap 1 menit selama 5 menit. Catat
pada data pengamatan
11. Siapkan 10 ml detergen cair dan tambahkan kedalam gelas bekker
yang telah berisi ikan dan 5 ml detergen
12. Hitung kecepatan gerak operkulum tiap 1 menit selama 5 menit. Catat
pada data pengamatan
13. Ulangi langkah nomor 2-12 dengan mengganti detergen dengan
minyak jelantah
14. Hati-hati dan teliti dalam melakukan setiap prosedur
8. Data Pengamatan
Tabel 1. Pengaruh konsentrasi Detergen cair terhadap gerak operkulum ikan

A. Data Kuantitatif
Ikan Berat Air biasa Rata- Air+ detergen Rata- Air+ Detergen Rata- Air+Detergen Rata-
ikan rata cair 5 ml rata cair 10 ml rata cair 15 ml rata
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Ikan 7,13 1 1 1 1 9 109, 7 7 1 1 1 97 9 8 6 6 5 73 4 3 4 4 4 42,2
komet 0 2 1 1 4 6 4 9 1 0 0 5 8 7 2 3 4 5 5 7 0
1 3 0 7 4 8 9 5

B. Data Kualitatif
Ikan Kondisi awal ikan sebelum Kondisi ikan setelah di
ditambahkan detergen cair tambahkan detergen cair
Ikan Komet 1 Ikan tampak tenang dan agak Ikan perlahan-lahan
sedikit lincah, masih menunjukan tanda
melambatnya gerakan
menyesuaikan diri di dalam operkulum pada insang ikan,
wadah Beker glass yang baru namun hanya sekarat dan
tidak sampai mati. Selain itu,
saat pergerakan operkulum
juga mengeluarkan sedikit
darah.

Tabel 2. Pengaruh konsentrasi minyak jelantah terhadap gerak operkulum ikan

A. Data Kuantitatif
Ikan Berat Air biasa Rata- Air+ minyak Rata- Air+ minyak Rata- Air+minyak Rata-
ikan rata jelantah 5 ml rata jelantah 10 ml rata jelantah 15 ml rata
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Ikan 6,68 1 1 1 9 9 107, 7 6 5 5 6 63 8 8 8 8 7 84 8 9 1 8 7 87,8
komet 2 1 1 8 2 6 6 0 7 6 6 9 8 6 5 6 ,8 9 1 0 0 4
2 2 6 0 5

B. Data Kualitatif
Ikan Kondisi awal ikan sebelum Kondisi ikan setelah di
ditambahkan minyak jelantah tambahkan minyak jelantah
Ikan Komet 2 Ikan masih lincah dan Pada awalnya Ikan semakin
menyesuaikan diri dan lama banyak gerak dan selalu
kelamaan ikan tenang, tetapi berusaha ke atas air serta
ikan mengeluarkan kotoran. gerak operkulum ikan terlihat
melambat. Lama kelamaan
ikan bergerak perlahan
sedangkan gerak
operkulumnya terlihat lebih
cepat karena ikan mulai
kehabisan oksigen dan terus
berusaha bernapas
Pada saat di 15ml ikan tidak
bergerak sama sekali tetapi
masih hidup, serta kotoran
ikan semakin banyak.
9. Pertanyaan
1. Bagaimana kondisi ikan sebelum dan sesudah diberikan bahan pencemar
berupa detergen cair dan minyak jelantah?
● Ikan 1 ( Detergen)
sebelum
- Air biasa : Ikan banyak gerak atau masih lincah, ikan masih
menyesuaikan diri, pernapasan insang teratur dari gerak
operkulumnya.
sesudah
- Detergen 5 ml :
➢ Pada menit pertama, ikan agak diam dan masih beradaptasi
dengan zat yang baru diberikan.
➢ Setelah menit kedua ikan mulai bergerak heboh karena
keracunan zat limbah detergen yang diberikan.
➢ Pada menit ketiga ikan justru mulai agak diam karena limbah
telah masuk kedalam pernapasannya.
➢ Pada menit keempat ikan diam, pergerakan operkulum mulai
melambat dan disertai dengan keluarnya sedikit darah dan
lendir.
➢ Ikan sudah mulai kehilangan keseimbangannya dan oleh
kesamping, tetapi balik seimbang kembali. Selain itu ikan
mengeluarkan lebih banyak lagi darah kecoklatan dan lebih
banyak diam dan pergerakan operkulumnya melambat.
- Detergen 10 ml
➢ pada menit pertama, ikan diam operkulumnya bergerak
semakin lambat, ikan mulai oleng dan mengambang.
➢ Pada menit kedua, ikan mulai oleng dan badannya miring.
➢ Pada menit ketiga dan keempat gerakan operkulum melambat
dan terlihat sudah seperti sekarat .
➢ Pada menit kelima, gerakan operkulum yang lambat dan
sempat berhenti di detik 30.
- Detergen 15 ml
➢ Pada menit pertama ikan mulai miring saat detergen dituang, di
detik 15 ikan sempat berhenti menggerakan operkulumnya.
➢ Pada menit kedua gerakan operkulum sempat berhenti di detik
21.
➢ Pada menit ketiga dan keempat ikan tidak bergerak, namun
gerakan operkulum masih ada dan lambat.
➢ Pada menit kelima ikan belum mati karena masih menunjukan
tanda pergerakan pada operkulumnya. Ikan masih
mengeluarkan darah dan saat diangkat ikan banyak berlendir
dan meninggalkan bekas bercak darah pada wadah beaker
glass.

● Ikan 2 (Minyak jelantah)


Sebelum
- Air biasa : Ikan banyak gerak atau masih lincah, ikan masih
menyesuaikan diri, pernapasan insang teratur dari gerak
operkulumnya.
Sesudah
- Minyak jelantah 5 ml :
➢ Pada menit pertama ikan masih lincah dan terlihat panik
➢ Pada menit kedua dan ketiga ikan mulai tenang.
➢ Pada saat menit kelima ikan mulai panik serta banyak gerak
kembali, gerak operkulum jauh lebih lambat dibandingkan
dengan saat di air biasa.

- Minyak jelantah 10 ml :
➢ Pada menit pertama awalnya ikan sudah tidak banyak gerak,
tetapi di menit kedua sampai ketiga ikan mulai banyak gerak
kembali.
➢ Pada menit ke empat, mulut ikan terlihat berusaha ke atas air
karena pasokan oksigen mulai menurun, tetapi gerak
operkulum terlihat lebih cepat.
➢ Pada menit kelima ikan mulai banyak bergerak dibanding
sebelumnya.
- Minyak jelantah 15 ml :
➢ Pada menit pertama ikan mulai lemas tidak banyak bergerak
➢ Pada menit kedua, ikan tetap berusaha keatas air karena
pasokan oksigen mulai habis tertutup minyak
➢ pada menit ketiga sampai kelima, ikan mulai tidak bergerak dan
gerak operkulum terhitung cepat serta terlihat seperti detak
jantung atau berkedut.

2. Berdasarkan data pengamatan, bagaimana rata-rata kecepatan gerak


operkulum ikan komet 1 dalam berbagai konsentrasi?
Air biasa: 109,6
Deterjen cair:
5 ml : 97
10 ml : 73
15 ml : 42,2
3. Berdasarkan data pengamatan, bagaimana rata-rata kecepatan gerak
operkulum ikan komet 2 dalam berbagai konsentrasi?
Air biasa: 107,6
Minyak jelantah:
5 ml : 63
10 ml : 84,8
15 ml : 87,8
4. Buatlah grafik rata-rata kecepatan gerak operkulum ikan 1 dan ikan 2!
5. Bandingkan kondisi ikan 1 dan ikan 2 berdasarkan analisis data dan grafik
yang telah kalian buat!
Ikan 1 mulai diam saat diberi air detergen 5 ml, sedangkan ikan 2 mulai diam saat
diberi minyak jelantah 15 ml.

6. Prediksikan apa yang terjadi jika konsentrasi detergen cair terus


ditingkatkan?
Ikan sudah tidak bergerak saat di 15 ml dan mengeluarkan darah bahkan ketika
dipindahkan ke air bersih lama kelamaan ikan tersebut mati. Jadi prediksi yang
terjadi jika konsentrasi detergen cair terus ditingkatkan adalah ikan tersebut akan
mati sebelum dipindahkan ke air bersih karena kandungan yang ada pada detergen
dan insang ikan akan semakin rusak dan mengeluarkan lebih banyak lagi darah
dari operkulum.

7. Prediksikan apa yang akan terjadi jika konsentrasi minyak ditambahkan


hingga semua permukaan air tertutup minyak?
Prediksi yang akan terjadi jika konsentrasi minyak ditambahkan hingga semua
permukaan air tertutup minyak yaitu ikan akan mati karena kehabisan oksigen
karena air tidak dapat menyatu dan minyak berada pada permukaan atas air.
8. Tuliskan kesimpulan dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan tentang
pengaruh konsentrasi zat pencemar terhadap gerak operkulum ikan! Dari
yang telah kita amati, dapat diambil kesimpulan bahwa zat pencemar yang terdiri
dari deterjen cair dan minyak jelantah membuktikan kedua cairan tersebut
berbahaya bagi makhluk hidup dan juga lingkungan pastinya. Setelah air dicemari
deterjen cair ikan mati dengan beberapa gejala seperti tubuh ikan yang miring,
kemudian gerak operkulum yang mulai melambat sampai tidak bergerak sama
sekali. Sedangkan ketika air dicemari oleh minyak jelantah, ikan mulai
memberontak karena kehabisan oksigen. Hal ini disebabkan oksigen yang ada
terhalang oleh minyak yang berada pada seluruh permukaan atas air.

9. Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan, apa yang kalian


pahami tentang pencemaran air dan dampaknya terhadap makhluk hidup?
Pencemaran air tentunya berdampak buruk bagi berbagai jenis makhluk hidup.
Terutama makhluk akuatik, karena jumlah polutan dalam limbah mengurangi
jumlah oksigen terlarut dalam air. Akibatnya, kehidupan akuatik membutuhkan
gangguan suplai oksigen dan memperlambat perkembangannya. Selain itu,
pencemaran limbah langsung dan tanpa diolah seperti minyak sisa dan detergen
dapat menyebabkan kematian massal pada makhluk akuatik terutama ikan-ikan
kecil.

10. Referensi:
Lathifah, N., Anggraeni, S. S., & ... (2022). Analisis Dan Rekonstruksi Desain
Kegiatan Laboratorium Pada Materi Pencemaran Lingkungan Tingkat Sma.
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi, 0417(1).
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/bioeduin/article/view/17260%0Ahttp://journ
al.uinsgd.ac.id/index.php/bioeduin/article/download/17260/6880
Sulistyorini, A. (2016). Biologi X. Pusat Perbukuan Depdiknas Balai Pustaka.
Suyasa, W. B. (2015). Pencemaran Air dan Pengolahan Air Limbah. Udayana
University Press, 153.
Widayati, S., & Rochmah, S. N. (2009). Biologi SMA/MA Kelas X. Pusat Perbukuan
Depdiknas Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai