Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PELAKSANAAN TATA TERTIB SEKOLAH

TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DI

SMAN 2 DEPOK

LAPORAN PENELITIAN SOSIAL

KELOMPOK AUGUSTE COMTE


Nama Anggota :

1. Indy Nur Illahi NIS : 222310077


2. Nanda Belfa Nabilah NIS : 222310090
3. Shafalda Ghaitsa Lutfiyyah NIS : 222310094
4. Tazkiya Nufus Rosadi NIS : 222310245
5. Amanda Desi Amadita NIS : 222310144
6. Khansa Abdina Assajidah NIS : 222310264

SMA NEGERI 2 KOTA DEPOK

2023
LEMBAR PENGESAHAN PENELITIAN

1. Judul Penelitian : “Pengaruh Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah Terhadap


Kedisiplinan Siswa di SMAN 2 Depok.”
2. Ketua Penelitian
Nama Lengkap : Khansa Abdina Assajidah
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat E-mail : Khansa_Abdina_Assajidah @sman2depok.com
3. Anggota Penelitian :
1. Indy Nur Illahi (X MIPA 2)
2. Nanda Belfa Nabilah (X MIPA 2)
3. Shafalda Ghaitsa Lutfiyyah (X MIPA 2)
4. Tazkiya Nufus Rosadi (X MIPA 3)
5. Amanda Desi Amadita (X MIPA 6)
6. Khansa Abdina Assajidah (X MIPA 6)

4. Guru Pembimbing : M. Luthfi Ersa. F, S.Pd

Menyetujui, Depok, 24 Mei 2023

Pembimbing Ketua Penelitian

M. Luthfi Ersa. F, S.Pd Khansa Abdina Assajidah


NIP. - NIS : 222310264

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan laporan penelitian sosial
dengan baik dan tepat waktu guna memenuhi tugas mata pelajaran Sosiologi,
dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah Terhadap Kedisiplinan
Siswa di SMAN 2 Depok.”

Dalam proses penyusunan laporan penelitian sosial ini, tentu tak lepas dari
kontribusi berbagai pihak yang turut serta memberi bantuan, arahan, serta
bimbingannya kepada kami sehingga laporan penelitian sosial yang kami buat
dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. M. Luthfi Ersa. F, S.Pd. selaku guru mata pelajaran sosiologi dan pembimbing
penelitian sosial yang telah memberikan arahan dan dukungan kepada penulis.
2. Kepada kedua narasumber kami yaitu salah seorang guru dikesiswaan juga
kepada salah seorang siswi SMAN 2 Depok yang telah berkontribusi
memberikan pendapat dari sudut pandangnya mengenai penelitian kami.

Penulis sadar bahwa laporan penelitian sosial yang disusun ini masih terdapat
kekurangan dan belum sempurna dalam pengerjaannya karena keterbatasan
kemampuan dan waktu kami. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis memohon
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan dan
perbaikan laporan penelitian sosial yang kami buat di masa mendatang.

Semoga laporan penelitian sosial yang penulis susun dapat menjadi referensi dalam
mempelajari isu kesadaran siswa dalam mematuhi tata tertib dan dapat bermanfaat
bagi semua pihak pada umumnya. Sekian kata pengantar yang dapat kami
sampaikan, terima kasih.

Depok, Mei 2023

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PENELITIAN ........................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................... 1

1.2 Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 2

1.5 Perencanaan Narasumber ....................................................................... 2

1.5 Pertanyaan Wawancara .......................................................................... 3

A. Pertanyaan untuk guru ........................................................................ 3

B. Pertanyaan untuk siswa ...................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4

2.1 Tata tertib .............................................................................................. 4

2.1.1 Pengertian Tata Tertib .................................................................... 4

2.1.2 Unsur Tata Tertib............................................................................ 4

2.2 Kedisiplinan........................................................................................... 5

2.2.1 Pengertian Kedisiplinan .................................................................. 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 6

3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian .................................................................... 6

3.1.1 Jenis Penelitian ............................................................................... 6

3.1.2 Lokasi Penelitian ............................................................................ 6

3.2 Objek Penelitian .................................................................................... 6

iii
3.3 Teknik Pengambilan Sampel .................................................................. 7

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 8

3.4.1 Metode Pengolahan ........................................................................ 8

3.4.2 Analisis Data .................................................................................. 9

BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 10

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian .................................................... 10

4.2 Pembahasan ......................................................................................... 11

4.2.1 Hasil Wawancara .......................................................................... 11

BAB V12 PENUTUP......................................................................................... 12

5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 12

5.2 Saran ................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lembaga pendidikan merupakan tempat berlangsungnya sebuah proses


pendidikan yang terdiri dari pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sekolah
merupakan lingkungan pengendali sosial yang berfungsi untuk memperbaiki suatu
perilaku yang menyimpang atau mencegah terjadinya perilaku menyimpang oleh
siswa. Menurut Peter L. Berger, pengendalian sosial adalah suatu cara yang
dipergunakan masyarakat untuk menertibkan anggota-anggotanya yang
membangkang.
Dalam lingkungan sekolah pengendalian sosial yang diberikan untuk
seluruh warga sekolah khususnya siswa, terdapat berbagai aturan yang berlaku di
dalamnya baik aturan yang tertulis maupun tidak tertulis. Peraturan atau tata tertib
ditetapkan oleh sekolah dalam rangka menciptakan ketertiban dan kedisiplinan bagi
siswa di sekolah. Kedisiplinan siswa dapat dilihat dari kepatuhannya terhadap
peraturan atau tata tertib di sekolah yang meliputi jam masuk dan keluar sekolah,
kepatuhan dalam berpakaian kepatuhan dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain
sebagainya.
Mereka menganggap apabila sudah ada siswa yang memiliki tingkat disiplin
yang tinggi, maka siswa yang lain tidak merasa tidak perlu menaatinya. Meskipun
berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari sosialisasi, teguran, hingga pemberian
sanksi dalam pelaksanaan pemberian tata tertib, namun pelanggaran yang
dilakukan siswa masih marak terjadi.
Kedisiplinan sangat penting bagi siswa karena sikap disiplin dapat menjaga
proses belajar mengajar tetap baik dan lancar. Selain berdampak pada pembelajaran
di sekolah, kedisiplinan tentu baik bagi diri siswa sendiri karena membentuk
karakter disiplin dapat membantu siswa mempermudah meraih kesuksesannya di
masa mendatang.

1
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini kami merumuskan
suatu studi penelitian dengan judul : “Pengaruh Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah
Terhadap Kedisiplinan Siswa di SMAN 2 Depok”. Penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui pengaruh apa saja yang diterima siswa/i selama menjalankan tata tertib
sekolah SMAN 2 Depok dan apakah tata tertib di SMAN 2 DEPOK telah berjalan
dengan baik atau tidak.

1.2 Pertanyaan Penelitian


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka yang menjadi
pertanyaan dalam penelitian ini adalah "Apakah ada pengaruh dari penerapan tata
tertib sekolah terhadap sikap disiplin siswa/i SMAN 2 Depok?"

1.3 Tujuan Penelitian


Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan
budaya tertib siswa di SMAN 2 Depok, secara khusus tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah tata tertib di SMAN 2 Depok telah berjalan
dengan baik atau tidak
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan tata tertib sekolah
terhadap kedisiplinan siswa/i di SMAN 2 Depok.
3. Untuk mengetahui apakah tata tertib berpengaruh terhadap karakter
disiplin siswa

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari pada penelitian terbagi menjadi dua yakni menambah
ilmu (secara teoritis) yang dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan yang telah didapat, serta untuk mengetahui bagaimana pengaruh
penerapan tata tertib sekolah terhadap kedisiplinan siswa/i di SMAN 2 Depok.

1.5 Perencanaan Narasumber


Narasumber yang kami akan wawancarai antara lain :
1. Siswa kelas x dari SMAN 2 Depok

2
2. Guru dari SMAN 2 Depok

1.5 Pertanyaan Wawancara


A. Pertanyaan untuk guru
1. Apakah tata tertib atau peraturan yang diberlakukan di SMAN 2 Depok
sudah efektif?
2. Apa saja upaya yang Ibu lakukan untuk mencegah maupun
menanggulangi siswa yang menyimpang dari tata tertib sekolah?
B. Pertanyaan untuk siswa
1. Menurut z seberapa besar pengaruh tata tertib smada ini? Mungkin bisa
pakai persentase dan alasannya.
2. Apakah ada dampak positif maupun negatif yang terlihat/terjadi
semenjak menjadi Siswa SMAN 2 Depok?

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tata tertib


2.1.1 Pengertian Tata Tertib
Studi atau penelitian terdahulu yang mengangkat pembahasan tentang tata
tertib yang diambil penulis adalah pertama, karya Wisnu Aditiya Kurniawan yang
berjudul Budaya Tertib Siswa di Sekolah. Wisnu membahas mengenai pengertian
tata tertib. Tata tertib berasal dari dua kata yaitu tata dan tertib, yang mana keduanya
memiliki makna sendiri-sendiri. Kata tata berdasarkan kamus bahasa Indonesia
memiliki arti sistem, susunan, dan aturan, sedangkan kata tertib sendiri memiliki
arti peraturan.
Tata tertib menurut istilah merupakan sekumpulan sistem yang berisi
sebuah aturan untuk dipatuhi dan dilaksanakan. Indrakusuma dalam buku
“Pengantar Ilmu Pendidikan” mengatakan bahwa tata tertib merupakan
sekumpulan aturan-aturan yang dibuat untuk ditaati dalam sebuah situasi maupun
sebuah tatanan kehidupan. Menurut Suharsimi Arikunto bahwa tata tertib
merupakan aturan yang dibuat sesuai standar untuk melakukan kegiatan yang
bersifat khusus. Sedangkan menurut Amin dalam karyanya Pendidikan Karakter
Anak Bangsa, tata tertib merupakan keadaan yang dibuat sedemikian rupa
tujuannya untuk melakukan pengendalian diri melalui sikap dan perilaku sehingga
mampu membentuk lingkungan yang aman dan nyaman.

2.1.2 Unsur Tata Tertib


Arikunto (1990: 123-124) juga menjelaskan bahwa semua peraturan, baik
yang berlaku umum maupun khusus meliputi dua unsur yaitu:
1. Perbuatan atau perilaku yang diharuskan dan yang dilarang. Contoh jika
terlambat datang harus melapor ke bagian pengajaran untuk memperoleh surat
keterangan terlambat yang harus diserahkan kepada guru yang sedang
mengajar.

4
2. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atau pelanggar
peraturan. Contoh: jika terlambat datang tetapi tidak melapor ke bagian
pengajaran dianggap tidak masuk sekolah, dan setibanya di kelas tidak diijinkan
mengikuti pelajaran.

2.2 Kedisiplinan
2.2.1 Pengertian Kedisiplinan
Disiplin berasal dari kata disiplin. Secara etimologi, kata disiplin berasal
dari bahasa latin, yaitu disciplina dan discipulus yang berarti perintah yang
diberikan oleh orang tua kepada anak atau guru kepada murid. Perintah tersebut
diberikan kepada anak atau murid agar ia melakukan apa yang diinginkan oleh
orang tua dan guru. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, disiplin menurut
bahasa berasal dari kata “discipline” yang artinya kedisiplinan. Kedisiplinan adalah
kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan
orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku.
Disiplin merupakan sikap yang menunjukkan ketaatan, patuh dan mengikuti
aturan-aturan yang di tetapkan. Ditulis oleh Asy Mas’udi dalam bukunya
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bahwa “Disiplin bila dilihat dari segi
bahasanya adalah latihan ingatan dan watak untuk menciptakan pengawasan
(kontrol diri), atau kebiasaan mematuhi ketentuan dan perintah.” Novan Ardi
Wiyani mengutip pendapat para ahli dalam bukunya Manajemen Kelas bahwa,
The Liang Gie mengartikan disiplin sebagai suatu keadaan tertib yang mana
orang-orang yang bergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-
peraturan yang telah ada dengan senang hati. Sementara Good’s dalam Dictionary
of Education mengartikan disiplin sebagai berikut:
a. Proses atau hasil pengamatan atau pengendalian keinginan, motivasi, atau
kepentingan guna mencapai maksud atau untuk mencapai tindakan yang lebih
efektif.
b. Mencari tindakan terpilih dengan ulet, aktif, dan diarahkan sendiri walaupun
menghadapi hambatan.

5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian


3.1.1 Jenis Penelitian
Di dalam melakukan penelitian diperlukan metode penelitian yang
disesuaikan dengan pokok permasalahan yang akan diteliti yang berguna untuk
mendapatkan data dan informasi dalam mendukung penulisan ini.
Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang
dimaksudkan guna memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan
dari orang-orang serta perilaku yang diamati. Dengan demikian, bisa dikatakan
bahwa penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Artinya, peneliti menganalisis
serta menggambarkan penelitian secara objektif dan mendetail guna mendapatkan
hasil yang akurat.
Jadi, penelitian ini kami turun ke lapangan langsung untuk mencari dan
mengumpulkan data yang diperlukan.

3.1.2 Lokasi Penelitian


Penentuan lokasi dilandasi oleh pertimbangan teknis operasional. Untuk itu
lokasi penelitian dipertimbangkan berdasarkan kemungkinan bisa tidaknya
dimasuki serta dikaji lebih mendalam. Ditetapkannya lokasi penelitian yang berarti
objek dan tujuan sudah ditetapkan sehingga mempermudah dalam melakukan
penelitian. Sesuai permasalahan yang sudah dikemukakan dalam judul, maka
penetapan lokasi penelitian terdapat di sekolah SMAN 2 Depok

3.2 Objek Penelitian


Objek penelitian merupakan variabel penelitian. Sebagaimana yang
dijelaskan oleh Suharsimi Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah

6
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012) h 174 Arikunto, variabel adalah objek penelitian,
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Menurut Husein Umar (2013:18) objek penelitian adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek
penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan
hal-hal lain juga dianggap perlu.”
Intinya objek penelitian merupakan sasaran yang hendak dicapai untuk
mendapatkan jawaban maupun solusi dari permasalahan yang terjadi atau bisa
berhubungan juga dengan rumusan masalah yang ada.
Objek penelitian dalam penelitian ini berhubungan dengan
pertanyaanenelitian kami, yakni Apakah ada pengaruh dari penerapan tata tertib
sekolah terhadap sikap disiplin siswa/i SMAN 2 Depok.

3.3 Teknik Pengambilan Sampel


Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili
populasi dalam penelitian. Pengertian teknik pengambilan sampel menurut
Margono (2004) ialah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai
dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representatif.
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel yang tidak acak
(teknik non probability sampling) merupakan teknik sampling di mana tidak setiap
individu dalam populasi memiliki peluang untuk terpilih. Penelitian ini mengambil
sampel bertujuan (purposive sample) yang merupakan salah satu teknik non
probability sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara
menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga
diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian. Penggunaan metode ini
dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Karena keterbatasan waktu, tenaga,
ataupun alasan lain, kita tidak bisamengambil sampel yang besar. Jadi, kita hanya
akan memilih beberapa orang yang sesuai terkait masalah yang ada.

7
Di penelitian ini kami mengambil sampel dari opini salah seorang siswi
kelas x dan juga salah seorang guru di SMAN 2 Depok.

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data


3.4.1 Metode Pengolahan
Data Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, maka metode
pengolahan data dilakukan dengan menguraikan data dalam bentuk kalimat teratur,
tidak tumpang tindih, logis, dan efektif sehingga memudahkan pemahaman dan
interpretasi data. Dalam hal ini, data sementara yang terkumpulkan, data yang
sudah ada dapat diolah dan dilakukan analisis data secara bersamaan. Tahap-tahap
pengolahan data, yaitu:
1. Editing (Pemeriksaan Data) Editing adalah kegiatan meneliti atau memeriksa
kembali data yang telah dikumpulkan dari lapangan. Dalam penelitian ini,
peneliti ini melakukan proses editing terhadap hasil dari wawancara yang
dilakukan dengan narasumber
2. Classifying (Klasifikasi ) Classifying adalah proses pengelompokkan semua
data baik yang berasal dari hasil wawancara dengan subyek penelitian,
pengamatan dan pencatatan langsung di lapangan atau observasi Seluruh data
yang didapat tersebut dibaca dan diteliti secara mendalam kemudian
digolongkan sesuai kebutuhan. Hal ini dilakukan agar data yang telah diperoleh
menjadi mudah dibaca dan dipahami, serta memberikan informasi yang objektif
yang diperlukan oleh peneliti. Kemudian data-data tersebut dipilih dalam
bagian-bagian yang memiliki persamaan berdasarkan data yang diperoleh pada
saat wawancara dan data yang diperoleh melalui referensi.
3. Verifying (Verifikasi) Verifying adalah proses memeriksa data dan informasi
yang telah didapat dari lapangan agar validitas data dapat diakui dan digunakan
dalam penelitian. Selanjutnya adalah dengan mengkonfirmasi ulang dengan
menyerahkan data yang sudah didapat kepada subjek penelitian. Hal ini
dilakukan untuk menjamin bahwa data yang didapat adalah benar-benar valid
dan tidak ada manipulasi.

8
4. Concluding (Kesimpulan) 15 Selanjutnya adalah kesimpulan, yaitu adalah
langkah terakhir dalam proses pengolahan data. Kesimpulan inilah yang
nantinya akan menjadi inti dari sebuah data terkait dengan objek penelitian
peneliti. Hal ini disebut dengan istilah concluding yaitu kesimpulan atas proses
pengolahan yang terdiri dari empat proses sebelumnya

3.4.2 Analisis Data


Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analitik, yaitu
mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka. Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, dokumen, dan
sebagainya, kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan
terhadap kenyataan atau realitas. Analisis data versi Miles dan Huberman, bahwa
ada tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan
kesimpulan atau verifikasi.
1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul
dari catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data, dimulai
dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, menulis memo, dan
lain sebagainya, dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak
relevan, kemudian data tersebut diverifikasi.
2. Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif, dengan
tujuan dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk
yang padu dan mudah dipahami.
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan akhir penelitian
kualitatif. Peneliti harus sampai pada lah selesai di lapangan. kesimpulan dan
melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan
yang disepakati oleh tempat penelitian itu dilaksanakan. Makna yang
dirumuskan peneliti dari data harus diuji kebenaran, kecocokan, dan
kekokohannya.

9
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian


Daerah Penelitian yang kami gunakan yaitu berlokasi di SMAN 2 Depok
dengan alamat Jl. Gede No.177, Abadijaya, Kec. Sukmajaya, Kota Depok, Jawa
Barat 16417. Untuk mewawancarai narasumber, kami memilih beberapa tempat
yaitu:
A. Lantai satu, tepatnya di taman di depan MG bawah untuk mewawancarai
teman kami yaitu salah seorang siswi SMAN 2 Depok kelas X.
B. Sedangkan untuk narasumber kedua, berlokasi di lantai dua tepatnya di
ruangan bimbingan konseling untuk mewawancarai salah seorang guru.

Figure 1 depan MG bawah

Figure 2 ruang bimbingan konseling

10
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hasil Wawancara
A. Hasil wawancara dengan guru
Menurut ibu sendiri tata tata tertib di smada ini apakah sudah efektif?
Jawaban:
"Yang ibu lihat prinsipnya, aturan efektif tidak efektif itu menyangkut
penegakannya dan kesadarannya. Kalau ada kesadaran dari setiap individunya
bahwa semua itu tujuannya adalah untuk kebaikan dan kemudahan jadi kita
sendiri tidak akan melanggar yang sudah tertuang dalam tata tertib. Ibu tidak
bilang sangat efektif tapi efektif. Karena pada prinsipnya yang lain bisa
menyadari kalaupun sebagian tidak menyadari lebih kepada apakah dia
memiliki perilaku yang menyimpang?"

B. Hasil wawancara dengan siswa


Menurut z pengaruh tata tertib smada ini seberapa besar? Mungkin bisa pakai
persentase dan alasannya.
Jawaban:
“Untuk sekolah smada sendiri menurut saya pengaruh peraturan dan keteguhan
para guru untuk menegakan peraturan dan tata tertib yang sudah diciptakan oleh
sekolah itu mungkin sekitar 80% karena dari awal kita masuk sekolah tuh bener
bener ketat banget misalnya kayak setiap siswa yang melanggar pasti langsung
ditegur guru. Disitu terlihat para guru ini sebegitu ketatnya untuk menegakan
peraturan yang sudah ada jadi kita tidak boleh semena mena dengan peraturan
itu karena benar benar ditegakkan. Dengan adanya peraturan yang diciptakan
oleh SMA 2 ini sudah sangat berpengaruh positif dan memberikan dampak yang
baik bagi diri saya sendiri maupun bagi warga smada dan siswa siswi lain secara
keseluruhan.”

11
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada
lampiran sebelumnya maka kami menarik kesimpulan bahwa pelaksanaan tata
tertib di SMAN 2 Depok telah berjalan dengan baik dan membawa pengaruh positif
bagi warga sekolah SMAN 2 Depok. Pengaruh positif inilah yang memberikan
manfaat terhadap warga SMAN 2 Depok, seperti menciptakan sebuah kondisi
lingkungan sekolah yang aman, nyaman, tentram serta kondusif sehingga kegiatan
belajar mengajar bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Membentuk mental, karakter, moral, watak dan perilaku positif pada diri
siswa supaya menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan penuh rasa disiplin. Siswa
memiliki pedoman dalam berperilaku di sekolah sehingga nantinya di masa depan
sudah memahami mana hal yang benar dan mana sesuatu yang salah sehingga harus
dihindari. Serta, melatih siswa untuk mengendalikan diri dari perilaku yang tidak
baik dan merugikan dirinya sendiri maupun orang lain serta lingkungannya.
Efektivitas pelaksanaan peraturan sekolah dalam meningkatkan
Kedisiplinan siswa di SMAN 2 Depok ini berjalan dengan baik sesuai tata tertib
yang telah disepakati, tetapi harus tetap ditingkatkan karena masih ada siswa yang
belum bisa menaati peraturan seperti datang terlambat, membawa kosmetik,
memakai pakaian tidak sesuai, bolos jam pelajaran atau bolos dari rumah. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa efektivitas pelaksanaan ada yang efektif dan ada
juga yang belum.

5.2 Saran
Diharapkan sebagai siswa/siswi SMA 2 Depok untuk bisa mematuhi tata
tertib suatu wilayah dengan benar dengan rasa tanggung jawab pada diri sendiri jika
terjadi pelanggaran dan dikenakan sanksi.

12
DAFTAR PUSTAKA

M Abd Mukti Hamid (2019), Kontribusi Tata Tertib Sekolah Terhadap


Kedisiplinan Siswa Di Min 3 Kota Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020.
Skripsi. Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan (Ftk). Universitas Islam Negeri
(Uin). Mataram

Ade Asrina Rivai (2017), Hubungan Persepsi Siswa Tentang Pelaksanaan Tata
Tertib Sekolah Dengan Sikap Disiplin Siswa Di Mtsn 3
Banjarmasin.Skripsi. Fakultas Psikologi. Universitas Muhammadiyah.
Malang

Muhammad Rifa’i, Sosiologi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011) h


139

Novan Ardi Wiyani, Bina Karakter Anak Usia Dini: Panduan Orangtua & Guru
dalam Membentuk Kemandirian & Kedisiplinan Anak Usia Dini (
Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2003) h 41 5

Ali Maksum, Pengantar Filsafat Dari Masa Klasik Hingga Postmodernisme,


(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 13

13

Anda mungkin juga menyukai