Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENELITIAN

STUDI KASUS KEDISIPLINAN SISWA MA AL-BAROKAH


Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Pendidikan Madrasah Aliyah
Jurusan IIS

Oleh:
M. Taopik Iskandar
Helmy Nursany Rosady
Ripa Anwar Mujaki
Vindy Thalia
Neta Detika
Tantika Suryani

Kelas:
XII IIS II

MADRASAH ALIYAH AL-BAROKAH


2023
LEMBAR PENGESAHAN
STUDI KASUS KEDISIPLINAN SISWA MA AL BAROKAH

Penulis:
Nama Siswa : M. Taopik iskandar NIS. 200059
: Helmy Nursany Rosady NIS. 220110
: Ripa Anwar Mujaki NIS. 210112
: Vindy Thalia NIS. 200111
: Neta Detika NIS. 200069
: Tantika Suryani NIS. 200106
Penguji:
1. Royda Lesmana, S. Pd
2. Devi Herdiana, S. Pd

Penelitian ini disidangkan pada tanggal 11 Mei 2023 dan disahkan sesuai dengan
ketentuan.

Wakil Kepala Madrasah Pembimbing


Kesiswaan

Ai Nurlaelasari, S. Pd Royda Lesmana, S. Pd

Kepala Madrasah Wakil Kepala Madrasah


Kurikulum

H. Juhria, S. Pd. I Ai Nurwahyuni, S. Pd

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang STUDI KASUS KEDISIPLINAN SISWA
MA AL-BAROKAH.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karna itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat meberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Garut, Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN JUDUL PENELITIAN ...........................................i


KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................4
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN
A. Landasan Teori .......................................................................................6
1. Pengertian Studi Kasus ......................................................................6
a. Jenis-jenis studi kasus .................................................................7
b. Tujuan studi kasus ......................................................................8
2. Definisi disiplin ..................................................................................8
a. Unsur-unsur disiplin .................................................................10
b. Cara menanamkan disiplin ........................................................11
c. Manfaat disiplin bagi siswa ......................................................11
3. Disiplin sekolah ...............................................................................13
4. Upaya meningkatkan kedisiplinan ...................................................14
B. Pelaksanaan Penelitian .........................................................................15
1. Waktu Penelitian ..............................................................................15
2. Tempat Penelitian.............................................................................15
3. Objek Penelitian................................................................................15
C. Pembahasan ..........................................................................................16
1. Pengumpulan Data ...........................................................................16
2. Pengelolaan Data .............................................................................16
3. Pembahasan ......................................................................................17
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ..............................................................................................22
B. Saran .......... ..........................................................................................22

iii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN PENELITIAN
LAMPIRAN FOTO KELOMPOK
LAMPIRAN BIODATA KELOMPOK

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedisiplinan adalah sebuah kunci bagi sekolah untuk mengantarkan siswa
siswinya menjadi pribadi yang mandiri. Karena dengan disiplin siswa akan
memiliki pola hidup yang tertata dan teratur dengan terbiasa disiplin siswa
mampu mengembangkan kepribadian yang positif dan mampu memperoleh
prestasi yamg memuaskan. Selain itu menurut Sutirna (2014:115) “disiplin sangat
penting diajarkan pada siswa untuk mempersiapkan siswa belajar hidup sebagai
mahluk social”. Namun kedisiplinan ini belum tercermin dari pola perilaku
beberapa oknum siswa MA Al-Barokah. Hal ini terbukti dengan masih adanya
siswa yang melanggar peraturan atau tata tertib sekolah yang menjadi indikator
kedisiplinan siswa.
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar disekolah tidak akan lepas
dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap
siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang
berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan
dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu biasa di sebut disiplin siswa.
Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainya yang berupaya
mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha
sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat
mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib
yang berlaku di sekolah. Yang di maksud dengan aturan sekolah (school rule)
tersebut, seperti aturan tentang standar berpakaian (standards off clothing),
ketepatan waktu, perilaku sosial, dan etika belajar. Pengertian disiplin sekolah
kadang kala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai
konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, mesti kadang kala menjadi
kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam
bentuk kesalahan perlakuan fisik (fhysical-maltreatment) dan kesalahan perlakuan
psikologis (psychologicalmaltereatment), sebagai mana diungkapkan oleh Irwin
A. Hyman dan Pamela A. Snock dalam bukunya ‘Dangeraous School’ (1999).
Kedisiplinan berkaitan dengan motivasi belajar siswa. Menurut Septirahmah
dan Hilmawan (202:618), memaparkan bahwa motivasi mendorong untuk
semangat belajar. Dengan demikian motivasi menigkakatkan keinginan siswa
dalam belajar. Kedisiplinan dan motivasi belajar sangat diperlukan oleh siswa.
Siswa yang memiliki disiplin dan motivasi dalam dirinya akan lebih tekun belajar
untuk mendapatkan prestasi belajar yang diharapkannya. Adapun di dalam
kedisiplinan ada faktor yang memengaruhi yaitu factor imternal dan eksternal.
Factor internal dipengaruhi dari dalam diri siswa faktor eksternal yaitu faktor
yang dipengaruhi dari luar diri siswa yaitu lingkungan sekolah, teman, keluarga

1
dan masyarakat. Guru memiliki peran aktif dalam mengendalikan perilaku yang
tidak disiplin dan menanamkan kebiasaan baik pada siswa dengan perilaku yang
disiplin. Meningkatkan anjuran atau perintah umtuk menaati peratura yang sudah
ditetapkan dari sekolah serta memberikan sanksi yang tegas bagi siswa yang
melanggar kedisiplinan yang berkaitan dengan aturan yang telah ditetapkan dan
disepakati dari sekolah.
Peraturan sekolah dibuat agar siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan
sekolah, mengontrol diri dan bertanggungjawab serta berperilaku sesuai dengan
tuntutan lingkungan sekolah. Disiplin sekolah dianggap sebagai sarana agar
proses belajar dapat efektif. Karena tujuan disiplin sekolah adalah efektivitas
proses belajar mengajar, maka perilaku yang dianggap mendukung proses belajar
mengajar dianggap masalah disiplin.
Selama observasi dan kegiatan penelitian yang dilakukan dengan guru,
ditemukan beberapa contoh pelanggaran yang dilakukan siswa di MA-Albarokah
yaitu:
a. Siswa terlambat ke sekolah ketika upacara bendera hari senin,
b. Siswa tidak memakai seragam sesuai jadwal yang telah ditentukan,
c. Siswa tidak membawa buku pelajaran sesuai jadwal,
d. Siswa tidak berangkat sekolah tanpa ijin,
e. siswa tidak mengikuti kegiatan mubaligin, serta pelanggaran lainnya.
Pelanggaran-pelanggaran tersebut harusnya tidak dilakukan oleh siswa,
karena bedampak pada prestasi belajar dan pembentukan kepribadian mereka.
Siswa yang terbiasa tidak berdisiplin akan mengalami kesulitan saat mereka harus
terjun dalam kehidupan masyarakat, terlebih dalam dunia kerja yang sangat
menuntut kedisiplinan. Padahal apabila suatu sekolah menerapkan suatu disiplin
yang semua siswanya melaksanakan dengan baik maka akan menjadi keuntungan
tersendiri bagi sekolah. Keuntungan ini diperoleh dari prestasi siswa yang unggul
karena terbiasa disiplin selama pembelajaran disekolah.
Kenyataan sehari-hari seringkali terjadi pelanggaran terhadap peraturan
sekolah, masih banyak Siwa yang bertingkah laku kurang baik dan kurang benar
serta tidak dapat mengendalikan dorongan dirinya yang selalu berubah-ubah.
pelanggaran terhadap kedisiplinan di sekolah yang sering terjadi meliputi jenis
pelanggaran terlambat masuk sekolah, bolos saat jam pelajaran, berpakaian tidak
sesuai dengan ketentuan, dan merokok.
Sikap disiplin merupakan sikap yang sangat penting dimiliki oleh setiap
orang karena pada dasarnya kedisiplinan dapat membantu seseorang mengarahkan
kedalam suatu hal yang lebih baik, oleh karena itu pentingnya melakukan dan
menerapkan kedisiplinan sejak dini. Salah satu kedisiplinan ini sebenarnya dapat
diperoleh dari manfaat pendidikan bagi masyarakat karena kedisiplinan dapat

2
dipelajari dari sekolahan. Tidak hanya disiplin dalam sekolah disiplin dalam
waktu juga perlu selain itu bagi siswa sekolah perlunya disiplin dalam belajar
karena disiplin dalam belajar akan membantu anda dalam berbagai hal, pada
dasarnya disiplin belajar memiliki berbagai manfaat, adapun beberapa manfaat
disiplin dalam belajar meliputi:
1. Menjadi Pandai
Seseorang yang rajin belajar dan disiplin dalam belajar tentu akan menjadi
lebih pandai, orang yang rajin belajar saja dapat menjadi pandai, apalagi mereka
yang disiplin dalam belajar.
2. Siap dalam Segala Hal
Bagi anak sekolahan tentu menjadi lebih siap dalam berbagai hal, misalnya
ketika ada kuis dadakan, atau tiba-tiba ada ujian dan lain sebagainya. Orang yang
disiplin dalam belajar tentu akan siap akan segala kemungkinan-kemungkinan
tersebut.
3. Percaya Diri
Orang yang rajin dan disiplin dalam belajar tentu akan lebih percaya diri
karena mereka telah belajar pada waktu sebelumnya sehingga apapun yang akan
di pelajari dan di terangkan oleh guru, mereka akan lebih merasa siap dan lebih
percaya diri dalam menghadapi mata pelajaran yang akan diberikan oleh guru.
Tidak hanya itu seorang yang disiplin belajar tentu akan percaya diri pula dalam
mengerjakan ulangan, hal ini tentu bagus karena siswa tersebut tidak akan
mencontek.
4. Menjadi Lebih Mandiri
Dengan berperilaku disiplin dalam belajar, akan menumbuhkan rasa mandiri
pada diri sendiri sehingga mereka akan lebih percaya diri.
5. Meningkatkan Prestasi
Siswa yang selalu menepati jam belajarnya pastinya akan bisa mendapatkan
nilai akademis yang lebih bagus. Ketikabsaatnya belajar, dia tidak akan mau
waktunya tersebut diganggu untuk urusan lainnya. Siswa yang sudah terbiasa
dengan sikap disiplin biasanya mempunyai jadwal tertentu khusus untuk belajar
setiap hari.
6. Menguasai Materi
Orang yang rajin belajar tentu akan menguasai materi yang telah di
pelajarinya, sehingga ketika guru menerangkan berbagai materi mereka akan
paham, dan ketika ulangan tidak gelagapan lagi karena materi yang telah
dipelajari sudah di kuasainya.

3
7. Di Senangi Guru
Guru tentu memiliki siswa kebangaan, apabila ingin menjadi kebanggan guru
dapat diperoleh salahsatunya dengan disiplin dalam belajar, karena orang yang
disiplin dalam belajar akan mudah menangkap materi yang di sampaikan oleh
guru. Tentu apabila siswa yang diajar mudah untuk diajak belajar dan mudah
memahami materi guru akan senang dan bangga terhadap murid tersebut.
8. Menjadi Lebih Mandiri
Dengan berperilaku disiplin dalam belajar, Junakan menumbuhkan rasa
mandiri pada diri sendiri sehingga mereka akan lebih percaya diri.
9. Menumbuhkan Kepekaan
Siswa yang disiplin belajar memang menjadi pandai. Mengapa disebut
menumbuhkan Kepekaan? Karena siswa yang pandai tentu akan menolong
temannya yang kesulitan dalam memahami materi, sehingga kepekaan mereka
akan tumbuh seiring berjalannya waktu dengan menolong orang yang belum bisa
atau belum paham.
10. Membantu Perkembangan otak
Segala sesuatu yang disiplin dan terus menerus akan baik untuk otak,
sehingga dengan disiplin dalam belajar tentu akan membantu perkembangan otak
menjadi lebih baik dan otak menjadi lebih cemerlang.
11. Dapat berperilaku jujur
Salah satu manfaat yang lain dalam belajar adalah berperilaku jujur, perilaku
jujur ini dapat di lihat dari mereka yang tidak mencontek ketika mengerjakan
ulangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab utama beberapa oknum siswa yang dinilai tidak atau kurang
disiplin?
2. Apa faktor penyebab terhambatnya penerapan disiplin disekolah?
3. Apa saja upaya-upaya yang bisa di lakukan warga sekolah dalam
meningkatkan penerapan disiplin di sekolah?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui seberapa besar pengaruh disiplin siswa terhadap
perkembangan prestasi dan tingkah laku di sekolah.
2. Ikut serta dalam upaya mengembangkan penanaman disiplin pada diri
siswa.
3. Untuk mengetahui keterkaian antara kedisiplinan dengan motivasi belajar
dalam aktivitas pembelajaran.
D. Manfaat Penelitian

4
Manfaat dari penyusunan karya ilmiah ini adalah mengetahui seberapa besar
penerapan disiplin yang dilaksanakan oleh siswa di sekolah dan seberapa besar
upaya warga sekolah khususnya guru dalam usaha meningkatkannya.

5
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
1. Pengertian studi kasus
Adapun menurut para ahli sebagai berikut:
a. Robert K. Yin
Yin mendefinisikan studi kasus sebagai proses pencarian
pengetahuan untuk menyelidiki dan memeriksa fenomena yang terjadi di
dalam kehidupan nyata. Ia menjelaskan bahwa studi kasus dapat
digunakan ketika fenomena dan kehidupan nyata memiliki batas yang
samar atau kabur.
Selain batas yang samar, studi kasus juga harus memiliki berbagai sumber
untuk dijadikan alat pencarian bukti dan informasi. Jika syarat tersebut
tidak terpenuhi maka penelitian tersebut tidak dapat menggunakan studi
kasus.
b. Polit dan Hungler
Studi kasus menurut Polit dan Hungler, adalah fokus untuk
menentukan dinamika terkait pertanyaan mengapa individu berpikir dan
bertindak, serta mengembangkan dirinya. Mereka menilai bahwa fokus
tersebut merupakan sesuatu yang penting.
c. Susilo Rahardjo dan Gudnanto
Sedangkan menurut Susilo Rahardjo dan Gudnanto, studi kasus
merupakan metode untuk mengetahui dan memahami seseorang dengan
menggunakan praktek inklusif dan menyeluruh atau komprehensif.
d. Winston M. Tellis
Studi kasus didefinisikan oleh Tellis sebagai metode penelitian yang
memiliki unit analisis yang lebih mengacu pada tindakan individu atau
lembaga dibandingkan dengan diri individu maupun lembaga itu sendiri.
Dapat dikatakan studi kasus lebih berfokus pada tindakan atau perilaku
yang dihasilkan. Sehingga menghindari bias atas penilaian diri pada
individu atau lembaga tertentu yang menjadi subjek penelitian. Selain itu,
unit analisis dapat berbeda dan bervariasi pada setiap individu dan
lembaga.
e. Feagin, Anthonly M. Orum dan Andree F. Sjoberg
Feagin, Orum dan Sjoberg mendefinisikan studi kasus sebagai
metode penelitian yang bersifat multi-perspectival analyses. Multi-
perspectival analyses sendiri merupakan penelitian yang membutuhkan
analisis dari berbagai sudut pandang dan tidak hanya berfokus pada satu
hal.

6
Misalnya saja, tidak hanya berfokus pada individu itu sendiri. Tetapi
harus menggunakan analisis dari hal-hal selain individu tersebut, seperti
alasan perilaku, faktor eksternal dan lain sebagainya. Selain itu, peneliti
juga harus memperhatikan kelompok yang memiliki kaitan dengan
individu tersebut.
f. Bogdan dan Biklen
Terakhir Bogdan dan Biklien secara singkat mengartikan studi kasus
sebagai tes yang rinci dan detail dari suatu topik, penyimpanan dokumen
dan dari suatu peristiwa tertentu.
1) Jenis-jenis studi kasus
a) Intrinsik
Studi kasus jenis ini digunakan pada kasus yang akan
dipelajari dengan mendalam. Dimana, kasus tersebut memiliki
sesuatu yang menarik dan mengandung minat intrinsik atau
yang biasa disebut sebagai intrinsic interest.
b) Instrumental
Studi kasus instrumental ditujukan untuk mempelajari suatu
kasus yang mana hasilnya akan digunakan untuk memperbaiki
atau melengkapi suatu teori yang sudah ada. Selain untuk
menyempurnakan teori yang sudah ada, hasil penelitian studi
kasus Instrumental juga dapat digunakan untuk mencetuskan
teori baru.
c) Kolektif
Jenis studi kasus ini digunakan ketika dalam penelitian,
subjek yang diteliti terdiri dari beberapa kolektif atau kelompok.
Akan tetapi tidak hanya semata kelompok itu yang dipelajari.
Individu-individu di dalamnya juga akan tetap dipelajari secara
mendalam. hal ini bertujuan guna memperoleh karakter umum
yang bervariasi. Baik itu dari kelompok maupun individu-
individu di dalamnya.
Di dalam penelitian kualitatif, studi kasus sangat sering
digunakan. Penelitian kualitatif yang bersifat menggali
pertanyaan mengapa dan bagaimana, menjadi paduan yang tepat
dengan studi kasus. Hal ini karena sifat studi kasus yang
mempelajari secara mendalam hingga dapat menemukan
realitas.
Data kasus dalam penelitian kualitatif dapat dikumpulkan
dengan beberapa metode. Seperti halnya penelitian kualitatif
pada umumnya, data dapat diperoleh dari wawancara, observasi,
dokumentasi, forum group discussion (FGD), dan lainnya. Data
ini nantinya akan diperdalam dan dipertajam hingga dapat
memahami permasalahan yang sedang diteliti.

7
Kasus yang diteliti juga merupakan kasus atau fenomena
atau kejadian yang sedang berlangsung dan sangat khas.
Kekhasan kasus dapat dilihat dari segi subjek, fenomena, lokasi
dan lainnya yang terbilang jarang terjadi. Untuk memperoleh
pemahaman, data juga dapat diperoleh dari pihak lain yang
mengetahui kasus tersebut dengan baik. Sehingga akan
melengkapi data yang sudah diperoleh dari data utama.
Meskipun tidak sebanyak dalam penelitian kualitatif,
nyatanya studi kasus juga dapat digunakan dalam penelitian
kuantitatif. Pada penelitian kuantitatif, studi kasus dapat
memberikan data yang memungkinkan peneliti untuk
memperluas bukti. Bukti yang dimaksud adalah data yang
memperkuat hipotesis penelitian. Tentunya, bukti ini akan
membahas tentang tema atau topik yang sedang diteliti.
2) Tujuan Studi Kasus
a) Menggambarkan kondisi individu, penelitian ini mencoba
memperlihatkan secara detail terkait kondisi yang dialami
oleh individu dengan statusnya sebagai subjek penelitian.
Individu ini bisa berupa perorangan, bisnis, organisasi,
lembaga tertentu dan yang lainnya.
b) Melakukan identifikasi masalah utama pada kasus, peneliti
mampu melakukan identifikasi dalam berbagai masalah dan
menentukan masalah yang menjadi masalah utama dari
suatu kasus menggunakan metode ini.
c) Melakukan analisis kasus menggunakan konsep teoritis dan
teori yang digunakan untuk identifikasi berbagai masalah
dan menentukan masalah yang menjadi masalah utama dari
suatu kasus tersebut atau yang sedang diteliti.
d) Analisa kasus menggunakan konsep teoritis, merupakan
teori yang masih relevan dari bidang disiplin ilmu tertentu,
sehingga penggunaannya diperlukan dalam meneliti suatu
individu dengan masalah yang sedang dialami.
e) Memberi rekomendasi terkait tindakan yang bisa menjadi
penyelesaian dari suatu kasus, atau dapat dikatakan peneliti
mampu merekomendasikan solusi dari masalah dan
penyebab yang membuat muncul masalah tersebut.
2. Definisi Disiplin
Disiplin siswa merupakan suatu kesediaan siswa untuk menepati atau
mematuhi peraturan selama proses belajar sehingga terjadi perubahan tingkah
laku yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu
pengertian. Disiplin berasal dari Bahasa latin discere yang berarti belajar.
Dari kata ini timbul kata disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan.

8
Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa
pengertian. Pertama, disiplin diartikan kepatuhan terhadap peraturan atau
tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan
yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Dalam
kehidupan sering kita dengar orang mengatakan bahwa pelajar adalah orang
yang memiliki disiplin yang sangat tinggi, sedangkan si Y orang yang kurang
disiplin. Sebutan orang memiliki disiplin tinggi biasanya tertuju kepada orang
yang selalu hadir tepat waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan
norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang yang
kurang disiplin biasanya ditujukan kepada orang yang kurang atau tidak dapat
mentaati peraturan dan ketentuan berlaku, baik yang bersumber dari
masyarakat (konvensi-informal), pemerintah atau peraturan yang ditetapkan
oleh suatu Lembaga tertentu (organisational-formal).
Adapun disiplin menurut para ahli sebagai berikut:
 Atmosudirjo (dalam Atmodiwirjo, 2000)
Menurutnya, disiplin sebagai bentuk ketaatan dan pengendalian diri
erat hubungannya rasionalisme, sadar, tidak emosional. Pendapat ini
mengilustrasikan bahwa displin sebagai suatu bentuk kepatuhan terhadap
aturan melalui pengendalian diri yang dilakukan melalui pertimbangan
yang rasional.
 Depdiknas (2001)
Menurut Depdiknas, Disiplin atau tetib adalah suatu sikap konsisten
dalam melakukan sesuatu. Menurut pandangan ini displin sebagian suatu
sikap konsisten dalam melakukan sesuatu. Menurut pandangan ini
disiplin sebagia sikap yang taat terhadap sesuatu aturan yang menjadi
kesepakatan atau telah menjadi ketentuan.
 Fathoni (2006)
Menurutnya, kedisiplinan dapat diartikan bila mana pegawai selalu
datang dan pulang pada tepat waktu yang ditentukan oleh kepala
manejer, pimpinan dari masing-masing instansi.
 Hasibuan (2002)
Menurutnya, disiplin adalah suatu sikap menghormati dan
menghargai suatu peraturan yang berlaku, baik secara tertulis maupun
tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak menolak untuk
menerima sanksi-sanksi apabila dia melanggar tugas dan wewenang yang
diberikan kepadanya.
 Rachman
Menurutnya, Disiplin adalah upaya mengendalikan diri dan sikap
mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan
ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan
kesadaran yang muncul dari dalam hatinya.
 Zainal (2009:2)

9
Menurutnya, Disiplin adalah satu aspek kehidupan yang mesti wujud
dalam masyarakat. Oleh itu ia hendaklah mendapat perhatian berat dari
semua pihak sama ada di sekolah atau di luar sekolah.
 Sanjaya (2005:9)
Menurutnya, Disiplin belajar adalah hal yang sangatlah diperlukan
bagi setiap siswa, dengan adanya disiplin belajar, tujuan pendidikan akan
lebih mudah tercapai.
 Menurut Mar’at (1984: 90)
Disiplin adalah sikap perseorangan atau kelompok yang menjamin
adanya kepatuhan terhadap perintah-perintah yang berinisiatif untuk
melakukan suatu tindakan yang perlu seandainya tidak ada perintah.
Dalam buku Gerakan Disiplin Nasional Menyongsong Era
Keterbukaan tahun 2020 menyebutkan bahwa disiplin adalah ketaatan
terhadap peraturan dan norma kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara yang berlaku dan dilaksanakan secara sadar, dan ikhlas lahir
batin sehingga timbul rasa malu terhadap sangsi dan rasa malu terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.

a. Unsur-unsur Disiplin
Sebelum seseorang memiliki sikap disiplin maka akan didahului oleh
serangkaian sikap yang akan mendorong terbentuknya sikap disiplin.
Sikap-sikap inilah yang kemudian disebut sebagai unsur-unsur disiplin.
Unsur-unsur disiplin meliputi tiga hal, antara lain:
 Pemahaman yang baik mengenai sistem peraturan, perilaku,
norma, kriteria dan standar sehingga menumbuhkan pengertian
yang mendalam.
 Sikap mental (mental attitude). Sikap mental merupakan sikap
taat dan tertib sebagai hasil dan pengembangan dari latihan,
pengendalian pikiran, dan pengendalian watak.
 Sikap kelakuan yang wajar yang menunjukkan kesungguhan hati
untuk mentaati segala hal secara hormat dan tertib.
Elizabeth B. Hurlock (1970:74) mengemukakan unsur-unsur disiplin
yang diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan
standar yang ditetapkan kelompok sosial mereka. Ia harus mempunyai
empat unsur pokok, yaitu:
1) Peraturan
Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku. Pola
tersebut bisa ditetapkan oleh orang tua, guru atau teman bermain.
Tujuannya adalah membekali anak dengan pedoman perilaku yang
disetujui dalam situasi-situasi tertentu.
2) Hukuman

10
Hukuman mempunyai peran antara lain menghalangi
pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat,
mendidik anak membedakan mana yang benar dan mana yang salah,
serta memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak
diterima masyarakat.
3) Penghargaan
Penghargaan berarti tiap bentuk pemberian untuk suatu hasil
yang baik. Penghargaan mempunyai nilai mendidik, sebagai
motivasi untuk mengulang perilaku yang disetujui secara sosial,
memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial.
4) Konsistensi
Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stabilitas. Harus
ada konsistensi dalam peraturan yang digunakan sebagai pedoman
perilaku, konsistensi dalam cara peraturan ini diajarkan dan
dipaksakan, dalam hukuman yang diberikan pada mereka yang tidak
menyesuaikan pada standar dan dalam penghargaan bagi mereka
yang menyesuaikan.
b. Cara Menanamkan Disiplin
Elizabeth B. Hurlock (1997:93) mengemukakan bahwa cara-cara
menanamkan disiplin dapat dibagi menjadi tiga cara, yaitu:
1) Mendisiplinkan dengan Otoriter
Peraturan dan pengaturan yang keras untuk memaksakan
perilaku yang diinginkan menandai semua jenis disiplin yang
otoriter. Tekniknya mencakup hukuman yang berat bila terjadi
kegagalan memenuhi standar dan sedikit, atau sama sekali tidak
adanya persetujuan, pujian atau tanda-tanda penghargaan lainnya
bila anak memenuhi standar yang diharapkan.
2) Mendisiplinkan dengan Permisif
Disiplin permisif sebenarnya berarti sedikit disiplin atau tidak
disiplin. Biasanya disiplin permisif tidak membimbing ke pola
perilaku yang disetujui secara sosial dan tidak menggunakan
hukuman. Dalam hal ini tidak diberi batas-batas atau kendala yang
mengatur apa saja yang boleh dilakukan, mereka diijinkan untuk
mengambil keputusan sendiri dan berbuat sekehendak mereka
sendiri.
3) Mendisiplinkan dengan Demokratis
Metode demokratis menggunakan menggunakan penjelasan,
diskusi dan penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa
perilaku tertentu diharapkan. Metode ini lebih menekankan aspek
edukatif dari disiplin daripada aspek hukuman. Disiplin demokratis
menggunkan hukuman dan penghargaan. Hukuman tidak pernah
keras dan biasanya tidak berbentuk hukuman badan.

11
c. Manfaat Disiplin Bagi Siswa
Menanamkan sikap disiplin pada pelajar dapat dimulai dengan
pengaturan jadwal belajar. Pada prinsipnya, siswa harus membiasakan
diri untuk membagi waktu sebaik mungkin supaya tugas dan
kewajibannya bisa diselesaikan dengan baik.
Ketika siswa sudah mampu menanamkan sikap disiplin, maka
lingkungan sekolah dan suasana belajar bisa menjadi lebih nyaman.
Bukan hanya itu saja, karena melatih sikap disiplin pada siswa akan
memberikan manfaat sebagai berikut:
1) Meningkatkan Prestasi
Siswa yang selalu menepati jam belajarnya pastinya akan bisa
mendapatkan nilai akademis yang lebih bagus. Ketika saatnya
belajar, dia tidak akan mau waktunya tersebut diganggu untuk
urusan lainnya. Siswa yang sudah terbiasa dengan sikap disiplin
biasanya mempunyai jadwal tertentu khusus untuk belajar setiap
hari.
Contohnya, waktu belajar setiap hari dari jam 18.00 hingga
19.00, maka pada jam tersebut dia tidak akan tergoda melakukan
aktivitas lainnya. Prestasi yang dapat diraih dengan kedisiplinan
bukan hanya bidang akademik saja, tetapi juga bidang lainnya
seperti olahraga, seni dan sebagainya. Siswa bisa menjadi juara
olahraga, kesenian dan lainnya karena dirinya selalu disiplin untuk
melakukan latihan.
2) Lebih Percaya Diri
Manfaat disiplin bagi siswa selanjutnya adalah menumbuhkan
rasa percaya diri. Dengan selalu disiplin belajar, seorang siswa
merasa dirinya lebih siap daripada teman lainnya. Sehingga otomatis
rasa percaya dirinya juga akan bertambah. Rasa percaya diri ini
membuat siswa bisa mengerjakan ulangan dan ujian dengan lebih
tenang, sehingga hasilnya optimal.
3) Lebih Menguasai Materi
Mengapa siswa yang selalu disiplin belajar bisa menjadi lebih
percaya diri, karena dirinya merasa sudah lebih menguasai materi
yang diberikan oleh guru. Karena sudah menguasai materi, apapun
yang ditanyakan oleh guru akan mampu menjawabnya dengan benar.
4) Selalu Siap Menghadapi Situasi
Guru kadang-kadang memberikan tugas maupun ulangan secara
mendadak untuk menguji kesiapan anak didiknya. Bagi pelajar yang
sudah terbiasa disiplin belajar setiap hari, ulangan mendadak seperti
itu bukanlah suatu masalah. Kapanpun guru memberikan tugas,
ulangan, tes maupun pertanyaan, siswa yang disiplin mengulang

12
pelajaran setiap hari, selalu siap. Saat teman yang lain kebingungan,
siswa yang disiplin tetap tenang mengerjakan ulangan.
5) Melatih Perilaku Jujur
Secara tidak langsung bersikap disiplin dapat melatih perilaku
jujur pada siswa. Pelajar yang selalu disiplin belajar tidak akan
mencontek saat ulangan maupun ujian karena telah menguasai
materi. Begitupun di bidang lainnya, karena latihan yang dilakukan
terus menerus dan disiplin, dirinya tidak akan melakukan
kecurangan untuk memenangkan pertandingan.
Itulah beberapa fungsi dan manfaat disiplin bagi siswa, baik
dalam bidang akademik maupun non akademik. Melatih sikap
disiplin sejak dini akan membantu siswa untuk berprestasi optimal
dan meraih kesuksesan.
Dimana siswa bisa berlatih berperilaku disiplin saat di sekolah?
Salah satunya di sekolah asrama SMA Dwiwarna (Boarding School),
karena siswa akan diberikan jadwal kegiatan harian yang harus
dilaksanakan dengan baik. Semua kegiatan tersebut dilakukan
dibawah pengawasan guru dan staf lainnya.
3. Disiplin di Sekolah
Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa
agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai
dengan norma peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
Membicarakan tentang disiplin sekolah, tidak bias dilepaskan dengan
persoalan perilaku negative siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan
siswa remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawatirkan,
seperti kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkotika, gang motor dan
berbagai tindakan yang menjerus kearah criminal lainnya, yang tidak hanya
dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di
lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan
tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran
tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti kasus bolos,
perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk
penyimpangan perilaku lainnya. Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya
pencegahan dan penangguhannya, dan disinilah arti penting disiplin sekolah.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai factor, antaralain
factor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa
sekolah merupakan salah satu factor dominan dalam membentuk dan
mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah, seorang siswa berinteraksi dengan
para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan
perkataan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa
dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan
dampaknya terkadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap

13
dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan
bagaian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah. Brown dan Brown
mengelompokan beberapa penyebab perilaku siswa yang tidak disiplin,
sebagai berikut:
a. Perilaku tidak disiplin bias disebabkan oleh guru
b. Perilaku tidak disiplin bias disebabkan oleh sekolah: kondisi sekolah
sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur dan lain-lain
dapat menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin.
c. Perilaku tidak disiplin bias disebablan oleh siswa, siswa yang
bearaasal dari keluarga broken home. Perilaku tidak disiplin bias
disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang tidak terlalu kaku, tidak
atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-lain bias
menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam proses belajar
mengajar pada khususnya dan dalam proses Pendidikan umumnya.
Pendekatan peraturan demokratis dilakukan dengan memberi penjelaan,
diskusi dan penalaran untuk membantu siswa memahami mengapa
diharapkan menaati peraturan yang ada. Teknik ini menekankan aspek
edukatif bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada
yang menolak atau melanggar tata tertib. Akan tetapi, hukuman dimaksud
sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi atau mendidik. Dalam disiplin
sekolah yang demokratis, kemandirian dan tanggung jawab dapat
berkembang. Siswa patuh dan taat karena disadari kesadaran sendiri.
Mengikuti peraturan yang ada bukan karena terpaksa, melainkan atas
kesadaran bahwa hal itu baik dan ada manfaat.
Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada siswa atau warga sekolah
lain yang melanggar tata tertib atau kedisiplinan yang telah diatur oleh
sekolah, yang secara eksplisit berbentuk larangan-larangan. Hal ini menurut
Depnidiknas (2001:10), sanksi yang diterapkan agar bersifat mendidik, tidak
bersifat hukuman fisik, dan tidak menimbulkan trauma psikologis. Sanksi
dapat di berikan secara bertahap dari yang paling ringan sampai yang seberat-
beratnya. Sanksi tersebut dapat berupa:
a. Teguran lisan atau tertulis bagi yang melakukan pelanggaran ringan
terhadap ketentuan sekolah yang ringan.
b. Hukuman pemberian tugas yang bersifat mendidik.
c. Melaporkan secara tertulis kepada orang tua siswa tentang
pelanggaran yang dilakukan putra-putrinya.
d. Memanggil yang bersangkutan Bersama orang tua agar yang
bersangkutan tidak mengulangi lagi pelanggaran yang diperbuatnya.
e. Melakukan skorsing kepada siswa apanila ysng bersangkutan
melakukan pelanggaran peraturan sekolah berkali kali dan cukup
berat.
f. Mengeluarkan yang bersangkutan dari sekolah.

14
4. Upaya meningkatkan kedisipilnan
Reisman dan payne (E. Mulyasa, 2003) mengembangkan strategi umum
merancang disiplin siswa, yaitu:
a. Konsep diri untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa
dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersipat empatik,
menerima hanagat dan terbuka.
b. Keterampilan berkomunikasi, guru terampil berkomunikasi yang
efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong
kepatuhan siswa.
c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami, guru disarankan dapat
menunjukan secara tepat perilaku yang salah, sehingga
membantu siswa dalam mengatasi, dan memanfaatkan akibat-akibat
logis dan alami dari perilaku yang salah.
d. Klarifikasi nilai guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaan
sendiri tentang nilai-nilai dsn membentuk system nilainya sendiri.
e. Analisis transaksional, guru belajar sebagai orang dewasa terutama
ketika berhadapan dengan siswa menghadapi masalah.
f. Terapi realitas, sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan
meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan
bertanggung jawab.
g. Disiplin yang terinteragsi, metode ini menekankan pengendalian
penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan
peraturan.
h. Modifikasi perilaku, perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. oleh
karena itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang
kondusif.
i. Tantangan bagi disiplin, guru diharapkan cekatan, sangat
terorganisasi, dan dalam pengendalian yang tegas.a
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Waktu Penelitian
Adapun waktu untuk melakukan penelitian adalah selama 26 hari selama
waktu jam pelajaran sekolah, terhitung mulai dari tanggal 10 April s\d 5 Mei
2023.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan salah satu elemen penting dari sebuah
penelitian, karena disanalah seorang peneliti dapat memperoleh berbagai
informasi yang berkaitan dengan masalah yang ditelitinya. Adapun tempat
untuk melakukan penelitian, peneliti memilih YPI Al-Barokah sebagai tempat
penelitian dan pengumpulan data. Alasan peneliti memilih YPI Al-Barokah
sebagai tempat penelitian, peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi

15
acuan bagi semua pihak di YPI Al-Barokah dalam evaluasi kedisiplinan
siswa/I YPI Al-Barokah.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini yaitu siswa\I di MA-ALBAROKAH. Yang secara
umum adalah semua warga yang ada di sekolah. Adapun objek yang utama
yang akan dipilih dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1) 15 siswa\I dari kelas X MIPA
2) 10 siswa\I dari kelas X IIS II
Objek peneliti tersebut membantu peneliti dalam mencari informasi
sebanyak mungkin dalam waktu yang relative singkat, serta untuk
menghindari terjadinya pengulangan data dan informasi.
C. Pembahasan
1. Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yaitu metode penelitian untuk membahas suatu permasalahan
denagan cara meneliti, mengolaha data, menganalisis, dan mendeskripsikan
dengan pembahasan yang teratur dan sistematis dengan pendekatan
kuantitatif. Dengan metode ini akan diperoleh informasi secara lengkap
berkenaan dengan masalah yang hendak diteliti dengan menggunakan
langkah-langkah yang tepat.
Metode deskriptif digunakan peneliti karena akan meneliti mengnai
penerapan nilai-nilai kesisiplinan siswa dan focus dari peneliti ini yaitu
mengamati dan menganalisis gambaran impleentasi nilai-nilai kedisiplinan
siswa dalam mematuhi peraturan sekolah di MA-ALBAROKAH sehimgga
hasilnya berupa data-data hasil analisis dan dapat mendeskripsikan gambaran
yang lebih jelas tentang situasi penerapan kedisiplinan pada siswa di sekolah
dengan memusatkan pada aspek aspek jenis pelanggaran tata tertib, factor
penyebab pelanggaran, kendala dan upaya dari sekolah, adapun langkah-
langkah yang akan dilakukan peneliti adalah dengan menganalisis terlebih
dahulu pelanggarakan siswa terhadap norma tata tertib sekolah dan
mendeskripsikan upaya upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam
menerapkan nilai-nilai kedisiplinan pada siswa serta mencari solusi yang
dapat dilakukan dalm menerapkan nilai-nilai kedisiplinan.
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menyusun karya ilmiah
ini adalah dengan metode angket dan wawancara. Angket merupakan
lembaran yang berisi soal-soal serta bersangkutan dengan masalah yang
diteliti, untuk diisi oleh pihak-pihak yang dimaksud oleh peneliti. Menurut
Sugiyono “teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah yang sangat
strategis dalam penelitian karena tujuan penelitian adalah mengenai
pengumpulan data untuk diperoleh”.
2. Pengelolaan Data

16
Dalam pelaksanaan penelitian pengelolaan data tentang studi kasus
kedisiplinan siswa MA AL-BAROKAH di lingkungan sekolah kami
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Memeriksa data yang sudah masuk untuk mengetahui apakah data itu
lengkap atau tidak.
b. Membuat tabulasi data ke dalam suatu table dengan kolom-kolom
alternatif jawaban frekuensi dan presentasi.
c. Menghitung presentase jawaban responden dengan menggunakan
rumus sebagai berikut.

P=f\n x 100%

Keterangan;
P=Presentase
F=Frekuensi
N=jumlah
d. Menafsirkan pengolahan data berdasarkan kriteria sebagai berikut
 100% = ditafsirkan dengan seluruhnya.
 75%-90% = ditafsirkan dengan istilah umumnya.
 51% = ditafsirkan dengan istilah setengahnya sebesar.
 50% = ditafsirkan dengan istilah setengahnya.
 25%-49% = ditafsirkan dengan istilah hamper setengahnya.
 1%-24% = ditafsirkan dengan istilah sebagian kecil.
 0%= ditafsirkan dengan istilah tidak ada.
3. Pembahasan
Dengan metode pengisian angket dari sebanyak 15 orang siswa kelas X
MIPA dan 10 orang siswa kelas X IIS II di sekolah MA AL-BAROKAH dan
metode wawancara untuk beberapa oknum siswa, peneliti berhasil
mengumpulkan data di bawah ini:
1. Metode agket
a. Siswa yang sudah merasa disiplin

Tabel 1

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


Ya 9 36%
Tidak 16 64%
Jumlah 25 100%

Tafsiran sementara bahwa hampir setengahnya (36%) responden


menyatakan “ya” bahwa Meraka sudah merasa disiplin, selanjutnya

17
tafsiran sementara bahwa setengahnya besar (64%) responden
menyatakan “tidak”

b. Siswa yang merasa disiplin itu penting

Tabel 2

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


Ya 25 100%
Tidak 0 0%
Jumlah 25 100%

Tafsiran sementara bahwa seluruhnya (100%) responden


menyatakan “ya” bahwa mereka sudah merasa disiplin itu penting,
selanjutnya tafsiran sementara bahwa tidak ada (0%) responden
menyatakan tidak.
c. Siswa yang pernah melanggar peraturan sekolah

Tabel 3

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


Ya 18 60%
Tidak 7 40%
Jumlah 25 100%

Tafsiran sementara bahwa setengahnya besar (60%) responden


menyatakan “ya” bahwa siswa pernah melanggar peraturan sekolah,
selanjutnya tafsiran sementara bahwa hampir setengahnya (40%)
responden menyatakan “tidak”.

d. Siswa yang pernah terlambat sokolah

Tabel 4

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


Ya 10 40%
Tidak 15 60%
Jumlah 25 100%

Tafsiran sementara bahwa hampir setengahnya (40%) responden


menyatakan “ya” bahwa Siswa pernah terlambat sekolah, selanjutnya

18
tafsiran sementara bahwa setengahnya besar (60%) responden
menyatakan “tidak”.

e. Siswa yang masuk kelas tepat waktu


Tabel 5

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


Ya 22 88%
Tidak 3 12%
Jumlah 25 100%

Tafsiran sementara bahwa umumnya (88%) responden


menyatakan “ya” bahwa mereka telah masuk tepat waktu, selanjutnya
tafsiran sementara bahwa sebagian kecil (12%) responden menyatakan
“tidak”.

f. Siswa yang mengikuti upacara bendera

Tabel 6

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


Ya 25 100%
Tidak 0 0%
Jumlah 25 100%

Tafsiran sementara bahwa seluruhnya (100%) responden


menyatakan “ya” bahwa mereka telah mengikuti upacara bendera,
selanjutnya tafsiran sementara bahwa tidak ada (0%) responden
menyatakan “tidak”.

g. Siswa yang mengerjakan tugas dari guru tepat waktu

Tabel 7

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


Ya 17 68%
Tidak 8 32%
Jumlah 25 100%

Tafsiran sementara bahwa setengahnya besar (68%) responden


menyatakan “ya” bahwa mereka telah mengerjakan tugas dari guru

19
tepat waktu, selanjutnya tafsiran sementara bahwa hampir
setengahnya responden menyatakan “tidak”.

h. Siswa yang berpikir bahwa guru menyampaikan perlunya menaati


peraturan sekolah

Tabel 8

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


Ya 25 100%
Tidak 0 0%
Jumlah 25 100%

Tafsiran sementara bahwa seluruhnya (100%) responden


menyatakan “ya” bahwa mereka berpikir guru harus menyampaikan
perlunya menaati peraturan sekolah, selanjutnya tafsiran sementara
bahwa tidak ada (0%) responden menyatakan “tidak”.

i. Siswa yang bolos saat waktu pembelajaran

Tabel 9

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


Ya 4 16%
Tidak 21 84%
Jawab 25 100%

Tafsiran sementara bahwa sebagian kecil (16%) responden


menyatakan “ya” bahwa siswa yang bolos saat waktu pembelajaran,
selanjutnya tafsiran sementara bahwa umumnya (84%) responden
menyatakan “tidak”.

j. Siswa yang merasa ketika terlambat masuk ke sekolah guru


memberi sanksi

Tabel 10

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


Ya 22 88%
Tidak 3 12%

20
Jumlah 25 100%

Tafsiran sementara bahwa umumnya (88%) responden


menyatakan “ya” bahwa siswa merasa ketika terlambat masuk ke
sekolah guru memberi sanksi, selanjutnya tafsiran sementara bahwa
sebagian kecil (12%) responden menyatakan “tudak”.

2. Metode wawancara
a. Apa penyebab siswa terlambat kesekolah?
Beberapa siswa menjawab karena bangun kesiangan dan jarak
dari rumah kesekolah lumayan jauh.
b. Factor apa sajakah yang membuat siswa siswa kurang disiplin?
Beberapa siswa menjawab kesadaran diri sendiri, factor
lingkungan dan pengaruh teman.
c. Upaya yang harus dilakukan untuk mendisiplinkan siswa?
Beberapa siswa menjawab harus memberi peringatan dan diberi
sanksi.

21
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Disiplin siswa adalah proses untuk melatih dan mendidik perilaku
seseorang sesuai dengan tata tertib atau aturan yang berlaku baik yang muncul
dari kesadaran dirinya maupun karena adanya sanksi atau hukuman yang
berlaku dengan penuh rasa tanggung jawab. Penegakan disiplin di sekolah
tidak hanya berkaitan dengan masalah seputar kehadiran atau tidak, terlambat
atau tidak. Hal itu lebih mengacu pada pembentukan sebuah lingkungan yang
di dalamnya ada aturan bersama yang dihormati, dan siapapun yang
melanggar mesti berani mempertanggungjawabkan perbuatannya. Setiap
pelanggaran atas kepentingan umum di dalam sekolah mesti diganjar dengan
hukuman yangendidik sehingga siswa mampu memahami bahwa nilai disiplin
itu bukanlah bernilai demi disiplinnya itu sendiri, melainkan demi tujuan lain
yang lebih luas, yaitu demi stabilitas dan kedamaian hidup bersama. Disiplin
sekolah menurut F.W. foerster, merupakan keseluruhan ukuran bagi tindakan-
tindakan yang menjamin kondisi-kondisi moral yang diperlukan, sehingga
proses pendidikan berjalan lancar dan tidak terganggu. Adanya kedisiplinan
dapat menjadi semacam tindakan preventif dan menyingkirkan hal-hal yang
membahayakan hidup kalangan pelajar. Sementara itu, Komensky
menggambarkan pentingnya kedisiplinan disekolah dengan mengungkapkan,
"Sekolah tanpa kedisiplinan adalah seperti kincir tanpa air."
Adapun penyebab utama beberapa siswa sering terlambat dikarenakan,
bangun kesiangan dan jarak kesekolah jauh serta tidak menggunakan
kendaraan.
Factor yang menghambat siswa akan kedisiplinan dikarenakan,
kurangnya kesadaran diri masing-masing, factor lingkungan dan pengaruh
teman sebaya bukannya sebuah aturan. Tinggal bagaimana pihak sekolah
selaku pembimbing dan pelaksana pendidikan di sekolah, mengatasi
pemasalahan ini.
Upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi oknum siswa yang
kurang disiplin, memberi teguran dan apabila siswa masih sering tidak disiplin
maka diberi sanski.
B. Saran
Kedisiplinan harus lebih ditingkatkan demi terciptanya ketertiban
dilingkungan sekolah. Sehingga harus diciptakannya peraturan yang berisi
sanksi-sanksi yang tegas, masuk akal dan tidak melanggar hak asasi manusia
manapun. Masih banyak hal-hal yang sering terjadi di lingkungan sekolah
salah satunya tingkat kedisiplinan peserta didik, memang perlu da proses untuk

22
menghadapinya, tetapi dengan perubahan yang dilakukan sedikit demi sedikit
oleh guru bukan tidak mungkin siswa pasti bisa berubah untuk menjadi lebih
baik kedepannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki kesabaran yang lebih
untuk membentuk pola disiplin yang baik terhadap siswa.
Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa, ada beberapa upaya yang
mungkin bisa dilakukan diantaranya:
1. Untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku
disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima, hangat dan
terbuka;
2. Guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima
perasaan dan mendorong kepatuhan siswa;
3. Guru disarankan dapat menunjukan secara tepat perilaku yang salah,
sehingga membantu siswa dalam mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-
akibat logis dan alami dari perilaku yang salah.
4. Guru hendaknya bisa menjadi contoh dalam berdisiplin, misalnya tepat
waktu. Siswa tidak akan memiliki disiplin manakala melihat gurunya
sendiri juga tidak disiplin.Guru harus menghindari kebiasaan masuk
menggunakan jam karet dan selalu terlambat masuk kelas.
5. Memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas, sehingga mudah
untuk diikuti dan mampu menciptakan suasana kondusif untuk belajar.
6. Secara konsisten para guru terus mensosialisasikan kepada siswa tentang
pentingnya disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil optimal,
melalui pembinaan dan lebih penting lagi melalui keteladanan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Rizma, Peppy. 2022. “Fungsi dan Manfaat Disiplin Bagi Siswa di sekolah”,
https://www.smadwiwarna.sch.id/manfaat-disiplin-bagi-siswa/ , di akses pada
tanggal 07 Mei 2023 pukul 11.37.
Store, Deepublish. 2023. “Pengertian Studi Kasus : Jenis, cara Membuat dan
Contoh”, https://deepublishstore.com/blog/pengertian-studi-kasus/ ,si akses pada
tanggal 07 Mei 2023 pukul 12.19.
Rosita, Maura. 2023. “Studi Kasus Adalah : jenis, Tujuan, dan Contohnya- Detik”
https://www.detik.com.com/bali/berita/d-6560110/studi-kasus-adalah-jenis-
tujuan-dan-contohnya/amp , di akses pada tanggal 8 Mei 2023 pukul 09.32.
LAMPIRAN PENELITIAN

 Angket Peneletian
 Surat Keputusan penunjakan/pengangkatan guru ujian Karya Tulis
Ilmiah (KTI)
 Lampiran Poto Kelompok
 Lampiran riwayat hidup (Biodata)
Angket Penelitian Studi Kasus Kedisiplinan Siswa MA Al-Barokah

A. Identitas Responden

Nama : .......................................

Kelas : ........................................

B. Pernyataan Pengetahuan

1. Apakah anda sudah merasa disiplin?

○ Ya

○ Tidak

2. Menurut anda,apakah disiplin itu penting?

○ Ya

○ Tidak

3. Apakah anda pernah melanggar peraturan sekolah?

○ Ya

○ Tidak

4. Apakah anda pernah terlambat ke sekolah?

○ Ya

○ Tidak

5. Apakah anda masuk ke kelas tepat waktu?

○ Ya

○ Tidak

6. Apakah anda selalu mengikuti upacara bendera?

○ Ya

○ Tidak
7. Apakah anda mengerjakan tugas dari guru tepat waktu?

○ Ya

○ Tidak

8. Apakah guru menyampaikan perlunya menaati peraturan sekolah?

○ Ya

○ Tidak

9. Apakah anda pernah membolos disaat jam pelajaran?

○ Ya

○ Tidak

10. Ketika terlambat masuk ke sekolah apakah guru memberi sanksi?

○ Ya

○ Tidak
Pertanyan wawancara STUDI KASUS KEDISIPLINAN SISWA MA-
ALBAROKAH

1. Apa penyebab siswa terlambat kesekolah?


2. Faktor apa sajakah yang membuat siswa siswi kurang disiplin?
3. upaya apa yang harus dilakukan umtuk mendisipkan siswa?
LAMPIRAN FOTO KELOMPOK

Pembagian Angket
LAMPIRAN BIODATA KELOMPOK

* Nama : Muhammad Taopik Iskandar


Tempat, tanggal lahir : Garut, 16 September 2004
Alamat : Kp. Sukabatu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nomor telepon : 081221359550
Hobi : Menulis

* Nama : Helmy Nursany Rosady Saepul Huda


Tempat, tanggal lahir : Garut, 11 Oktober 2004
Alamat : Kp. Cilanggok
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nomor telepon : 081212635220
Hobi : Main Game

* Nama : Ripa Anwar Mujaki


Tempat, tanggal lahir : Garut, 21 Desember 2004
Alamat : Kp. Kubang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nomor telepon : 085798235019
Hobi : Futsal
* Nama : Vindy Thalia
Tempat, tanggal lahir : Garut, 23 Desember 2003
Alamat : Kp. Pasir
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nomor telepon : 085724364170
Hobi : Nyanyi

* Nama : Tantika Suryani


Tempat, tanggal lahir : Garut, 26 November 2004
Alamat : Kp. Cilanggok
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nomor telepon : 085703178758
Hobi : Nyanyi

* Nama : Neta Detika


Tempat, tanggal lahir : Garut, 01 Maret 2004
Alamat : Kp. Citepus
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nomor telepon : 085723551742
Hobi : Badminton

Anda mungkin juga menyukai