Anda di halaman 1dari 34

PENERAPAN NILAI-NILAI AGAMA DAN BUDI PEKERTI

BAGI SISWA SMA

Karya Tulis

diajukan untuk Melengkapi Tugas dalam Menyelesaikan SMA

Disusun Oleh:

Dyah Fella Istiarini

No.induk : 11

Kelas : XII MIPA 1

SMA FUTUHIYYAH MRANGGEN

2021
PENERAPAN NILAI-NILAI AGAMA DAN BUDI PEKERTI

BAGI SISWA SMA

Karya Tulis

diajukan untuk Melengkapi Tugas dalam Menyelesaikan SMA

Disusun Oleh:

Dyah Fella Istiarini

No.induk : 11

Kelas : XII MIPA 1

SMA FUTUHIYYAH MRANGGEN

2021
i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya tulis ini telah dibaca dan disetujui oleh:

Guru Pembimbing

Susiana Purwati S, S.Pd


Tanggal: ….……………..

Wali Kelas

Yulianti Dwi Retnowati, M.Pd.


Tanggal: ….……………..

Nama : Dyah Fella Istiarini


NO.Induk : 11
Kelas : XII MIPA 1

ii
LEMBAR UJIAN

Karya tulis ini telah dibaca dan disetujui oleh:

Guru Penguji

Tanggal: ….……………..

Wali Kelas

Yulianti Dwi Retnowati, M.Pd.


Tanggal: ….……………..

Nama : Dyah Fella Istiarini


NO.Induk : 11
Kelas : XII MIPA 1

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ini telah dibaca dan disetujui oleh:

Guru Penguji Guru Pembimbing

Susiana Purwati S, S.Pd.


Tanggal: ……………………… Tanggal: …………………….

Kepala Sekolah Wali Kelas

Subhan Sulistiyo,S.Pd.,M.Si Yulianti Dwi Retnowati,M.Pd.


Tanggal: …………………… Tanggal: …………………..

iv
KATA PENGANTAR

Assalamualaikumwr.wb
Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta


alam.
Atas izin dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa
kurang suatu apa pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di
hari akhir kelak.
Penulisan Karya ilmiah berjudul ‘PENERAPAN NILAI-NILAI AGAMA
DAN BUDI PEKERTI BAGI SISWA SMA’ bertujuan untuk memenuhi tugas
karya ilmiah. Penulis tidak hanya membahas konteks pendidikan budi
pekerti dari nilai-nilai alqur’an saja, tetapi juga pengembangan teori-teori
terkait.
Selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah, penulis mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis
berterima kasih kepada
1. Ibu Susiana Purwati S, S.Pd. selaku pembimbing karya tulis ilmiah
2. Ibu Yulianti Dwi Retnowati, M.Pd. selaku wali kelas XII MIPA 1
3. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan
4. Pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu per satu
Penulis dengan penuh kesadaran, menyadari bahwa karya tulis
ilmiah ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kritik
dan saran sebagai masukan sangatlah berarti. Akhir kata penulis
mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan karya tulis ilmiah
ini. Sekian dan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb

Demak, 15 November 2021

Penulis

v
Dyah Fella Istiarini

DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................i

Lembar Persetujuan......................................................................................ii

Lembar ujian.................................................................................................iii

Lembar pengesahan.....................................................................................iv

Kata pengantar..............................................................................................v

Daftar isi.......................................................................................................vi

Bab 1 Pendahuluan.......................................................................................1

1.1. latar belakang..................................................................................1

1.2. perumusan masalah........................................................................5

1.3. tempat dan waktu penelitian............................................................5

1.4. metode penelitian............................................................................5

1.5. tujuan penelitian..............................................................................6

1.6. manfaat penelitian...........................................................................6

Bab 2 Kajian pustaka.............................................................................7

1.

2.

2.1 Penerapan nilai-nilai agama dan Pendidikan budi pekerti................9

2.2 Landasan Dasar Pendidikan Budi Pekerti......................................10

2.3 Kerangka berfikir............................................................................11

Bab 3 Pembahasan.....................................................................................14

1.

2.

3.
vi
1.

2.

3.

3.1. Bentuk Penerapan Nilai-nilai Agama dan Budi Pekerti..................14

3.1

3.2 Karakter Siswa yang Diharapkan Melalui Kegiatan Sekolah..........16

3.1

3.2

3.3 Kendala yang Dihadapi Sekolah dan Upaya Penyelesaian............17

Bab 4 Kesimpulan dan saran......................................................................21

1.

2.

3.

4.

4.1. Kesimpulan...................................................................................21

4.2. Saran............................................................................................21

Daftar Pustaka............................................................................................23

vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Masa remaja merupakan fase peralihan dari anak-anak menuju

dewasa yang sangat rentan terpengaruh oleh hal-hal baru yang ditemui.

Tahapan ini memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak dan mampu

mempertimbangkan keadaan dirinya. Pendidikan dalam keluarga

mempunyai pengaruh besar terhadap pendidikan anak dan pendidikan-

pendidikan yang akan diterimanya di sekolah dan masyarakat.

Mengingat besarnya pengaruh dari peran orang tua dapat menciptakan

pergaulan sesuai dengan nilainilai kegamaan yang dianut.

Keluarga sebagai agen sosialisasi primer merupakan tempat

pertama anak belajar agama yang akan membentuk karakter pada

anak. Sosialisasi dalam keluarga terjadi sosialisasi otoriter dimana anak

mulai diajarkan tentang nilai-nilai agama agar dapat patuh dan taat

terhadap ajaran agama Tuhannya.

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengantarkan

peserta didik menuju kepada proses kedewasaan dalam bergabai

aspek. Sekolah memiliki pengaruh pada siswa tidak hanya sebatas pada

penglihatan ilmu penetahuan saja, tetapi suasana lingkungan sekolah

dan sistem pendidikan yang diterapkan juga akan mempengaruhi

pengembangan fungsi kepribadian siswa.

1
Undang undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menjelaskan bahwa Pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Disamping itu, Pendidikan agama pada remaja

seharusnya sudah mereka peroleh sejak dini, terutama dari orang tua.

Pendidikan dalam keluarga mempunyai pengaruh besar terhadap

pendidikan anak dan pendidikan-pendidikan yang akan diterimanya di

sekolah dan masyarakat .Mengingat besarnya pengaruh dari peran

orang tua dapat menciptakan pergaulan sesuai dengan nilai-nilai

kegamaan yang dianut. (Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, Jakarta: AMZAH,

2019, hlm. 1)

Sekolah sebagai lingkungan sekunder diharapkan dapat

memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan jiwa remaja.

Penerapan nilai-nilai agama dan budi pekerti di sekolah mempunyai

landasan kokoh yang normatif religius maupun konstitusional sehingga

tidak ada alasan bagi sekolah untuk mengelak dari usaha tersebut. Oleh

karena itu, penanaman nilai-nilai agama dan budi pekerti yang

diwujudkan dalam membangun budaya religius di berbagai jenjang


2
pendidikan patut untuk dilaksanakan, karena dengan tertanamnya nilai-

nilai agama dan budi pekerti pada diri siswa akan memperkokoh

imannya dan aplikasi nilai-nilai agama tersebut dapat tercipta dari

lingkungan sekolah. Implementasi nilai-niai agama dan budi pekerti

sangat penting dan akan mempengaruhi sikap, sifat dan tindakan siswa

secara tidak langsung.

Menurut Santrock (dalam Hastuti, 2015) menyatakan bahwa

peneliti telah menemukan agama telah memiliki sejumlah dampak positif

bagi remaja. Pembangunan karakter pada siswa harus melalui proses

pembentukan, jika ingin utuh dan efektif harus menyertakan tiga hal,

yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Hal ini sejalan dengan

pandangan Philips (dalam Wahyu, 2011), bahwa pendidikan karakter

haruslah melibatkan semua pihak yaitu keluarga, sekolah dan

masyarakat.

Penanaman nilai agama merupakan langkah yang efektif dalam

membangun masyarakat yang saat ini memerlukan generasi muda yang

tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual tetapi juga kecerdasan

spiritual yang baik. Terutama di sekolah menengah atas (SMA), dimana

di tingkatan pendidikan ini akan membentuk karakter dan perilaku siswa.

Langkah ini diambil oleh SMA Futuhiyyah Mranggen Demak dalam

menanamkan nilai-nilai agama dan budi pekerti pada siswa

SMA Futuhiyyah Mranggen Demak ini pada dasarnya merupakan

sekolah Swasta dan dalam pembelajarannya tidak terlepas dari

3
penanaman nilai-nilai agama dan budi pekerti pada siswanya. Meskipun

proses penanaman nilai-nilai keagamaan di sekolah berjalan dengan

baik, akan tetapi proses tersebut juga diiringi dengan berbagai

permasalahan remaja yang kompleks. Perilaku yang ditunjukan siswa

belum tentu sesuai dengan nilai-nilai yang di dapat di sekolah, banyak

faktor yang melatar belakanginya. Faktor teman sebaya di sekolah

sangat berpengaruh terhadap perilaku siswa yang masih labil.

Berangkat dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

membahas judul “PENERAPAN NILAI-NILAI AGAMA DAN BUDI

PEKERTI BAGI SISWA SMA”. Hal tersebut perlu di ungkap agar dapat

mengetahui sejauh mana proses internalisasi nilai-nilai agama dan budi

pekerti yang di peroleh siswa baik dalam lingkungan keluarga maupun

lingkungan sekolah serta implementasi dari internalisasi nilai tersebut

dalam membentuk karakter siswa.

4
1.1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang

akan ditelti, yaitu :

1) Bagaimana bentuk penerapan nilai-nilai agama dan budi

pekerti bagi siswa di SMA Futuhiyyah Mrangen Demak?

2) Bagaimana karakter siswa yang diharapkan terbentuk melalui

proses penerapan nilai-nilai agama dan budi pekerti pada

kegiatan sekolah di SMA Futuhiyyah Mrangen Demak?

3) Apa saja kendala yang dihadapi sekolah dan upaya

penyelesaiannya dalam menerapkan nilai-nilai agama dan

budi pekerti pada siswa SMA Futuhiyyah Mrangen Demak?

1.
1.1.
1.2.
1.3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanan pada tanggal 15 November 2021

sampai dengan Desember 2021 di SMA Futuhiyyah Mranggen

Demak.

1.
1.1.
1.2.
1.3.
1.4. Metode Penelitian

Dalam melakukan penulisan penelitian, penulis

menggunakan teknik penyusunan dengan metode deskriptif.

5
1.
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penulisan karya tulis,tujuan yang hendak

dicapai adalah:

1) Untuk mengetahui bentuk penerapan nilai-nilai agama dan

budi pekerti bagi siswa di SMA Futuhiyyah Mranggen Demak.

2) Untuk mengetahui karakter siswa yang diharapkan terbentuk

melalui proses penerapan nilai-nilai agama dan budi pekerti

pada kegiatan sekolah di SMA Futuhiyyah Mranggen Demak.

3) Untuk mengetahui kendala yang dihadapi sekolah dan upaya

penyelesaiannya dalam menerapkan nilai-nilai agama dan

budi pekerti pada siswa SMA Futuhiyyah Mranggen Demak.

1.
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu:

6
1) Memberikan gambaran serta informasi kepada pihak sekolah

dan orang tua bahwa penerapan nilai-nilai agama dan budi

pekerti kepada peserta didik perlu mendapat dukungan dan

perhatian yang lebih agar proses tersebut berjalan

sebagaimana mestinya.

2) Memberikan masukan kepada pihak sekolah dan orang tua

agar dapat meningkatkan proses penerapan nilai-nilai agama

dan budi pekerti pada siswa.

BAB II

Kajian Pustaka

1.

2.

Untuk melengkapi data dan pengetahuan dalam proses penelitian

ini, diperlukan kajian terhadap penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti-peneliti terdahulu terkait dengan penerapan nilai-nilai alqur’an

dalam pendidikan budi pekerti siswa sma , oleh karena itu perlu adanya

kajian pustaka. Berdasarkan pengamatan kepustakaan yang telah

penulis lakukan, ada beberapa karya tulis yang relevan dengan tema

yang penulis angkat, yaitu : Skripsi karya Nur Azizah dengan judul:

“Penanaman Nilai–Nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran


7
Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Weleri Kendal Tahun

Pelajaran 2015/2016”. Hasil penelitian ini adalah Mengetahui

pelaksanaan pembelajaran Penanaman Nilai–Nilai Pendidikan Karakter

dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Weleri

Kendal Tahun Pelajaran 2015/2016. (Nur Azizah, “Penanaman Nilai–

Nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di SMA Negeri 1 Weleri Kendal Tahun Pelajaran 2015/2016”, Skripsi,

(Semarang: Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan Progam S1 UIN

Walisongo Semarang), 2015), hlm. v-vi).

Skripsi karya Etik Mifrohah dengan Judul: “Pendidikan Karakter

dalam Pendidikan Agama Islam pada Kelas V (Studi Kasus pada SD

Alam Ungaran)”. Hasil penelitian ini adalah pelaksanaan pendidikan

karakter dalam PAI pada kelas V di SD Alam Ungaran dengan

menggunakan metode pengajaran, keteladanan, dan refleksi yang ada

dalam materi PAI kelas V. Dengan demikian peserta didik mempunyai

karakter berpikir dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai pendidikan

karakter dan ajaran agama Islam. Sehingga Insan Kamil yang dicita-

citakan dapat terwujud. ( Etik Mifrohah, “Pendidikan Karakter dalam

Pendidikan Agama Islam pada Kelas V) (Studi Kasus pada SD Alam

Ungaran)”, Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang, 2011)

Dari beberapa kajian tersebut mempunyai keterkaitan dengan

penelitian yang sedang peneliti lakukan yaitu Penerapan Nilai-Nilai

8
alqur’an dalam Pendidikan budi pekerti siswa sma. Hasil dari penelitian

tersebut belum menganalisa implementasi pendidikan karakter di

sekolah dasar dan dalam pembahasanya hanya terfokus pada materi

pelajaran tertentu, sehingga dalam penelitian ini akan diperinci lagi

untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang potret

Penerapan Nilai-Nilai alqur’an dalam Pendidikan budi pekerti siswa sma.

Kajian yang penulis lakukan adalah penelitian mengenai Penerapan

Nilai-Nilai agama dalam Pendidikan budi pekerti bagi siswa sma. Di

samping itu, lokasi penelitian tempat SMA Futuhiyyah Mranggen demak.

Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada pelaksanaan

penerapan nilai-nilai agama dalam pendidikan budi pekerti siswa sma

baik dalam pembelajaran maupun diluar.

Pembelajaran dengan menggunakan strategi serta pendidikan

budi pekerti yang termuat dalam materi yang digunakan oleh guru dalam

pembelajarannya dan arahnya untuk melahirkan anak-anak yang

berkarakter dalam budi pekertinya Agar dapat memajukan

kesempurnaan hidup anak didiknya dan bermanfaat bagi masyarakat,

bangsa, dan negara.

2.1 Penerapan nilai-nilai agama dan Pendidikan budi pekerti

Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori,

metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu

kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang

telah terencana dan tersusun sebelumnya. 


9
Menurut Usman (2002), penerapan adalah ’’bermuara pada

aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu

sistem.Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang

terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.’’

Jadi dari pengertian diatas maka perbuatan mempraktekan suatu

teori dalam nilai nilai yang terkandung dalam alqur’an.

Pendidikan budi pekerti adalah upaya untuk membentuk perilaku

peserta didik yang tercermin dalam kata, perbuatan, sikap, pikiran,

perasaan, kerja, dan hasil karya berdasarkan nilai, norma, dan moral

luhur bangsa Indonesia melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan

latihan. Menurut UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional (Sisdiknas), Pendidikan adalah: usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara. Menurut John Dewey: “Education is

thus a fostering, a nurturing, a cultivating, process. All of these words

mean that it implies attention to the conditions of growth”. Dari

penjelasan John Dewey dapat dipahami bahwa pendidikan adalah

sebuah perkembangan, pemeliharaan, pengasuhan, proses. Maksud

kata tersebut mengandung pengertian bahwa pendidikan secara tidak

langsung memperhatikan keadaan-keadaan pertumbuhan. Pendidikan

10
tidak hanya proses pengayaan intelektual, tetapi juga meliputi aspek

yang lain, seperti aspek afektif dan psikomotorik.

Sedangkan Pendidikan menurut Islam ialah “Segala usaha untuk

memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya

manusia yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya

(insan kamil) sesuai dengan norma islam.

2.2 Landasan Dasar Pendidikan budi pekerti

Pendidikan budi pekerti berorientasi pada pembentukan manusia

yang berakhlak mulia dan berkepribadian luhur. Maka budi pekerti yang

berlandaskan falsafah pancasila merupakan aspek budi pekerti yang

harus dijiwai secara utuh dan komprehensif yang tertanam dalam lima

sila pancasila, yakni: Bangsa yang berkeTuhanan Yang Maha Esa,

Bangsa yang menjunjung kemanusiaan yang adil dan beradab, Bangsa

yang mengedepankan persatuan dan kesatuan, Bangsa yang

demokratis dan menjunjung tinggi hukum dan hak asasi manusia, serta

Bangsa yang mengedepankan keadilan dan kesejahteraan. Selain

falsafah pancasila, landasan yuridis formal implementasi pendidikan

karakter tentu saja terdapat pada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003,

yaitu : Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan


11
negara.

2.2.1 Kerangka Berfikir

Komplekstitas permasalahan seputar karakter atau budi pekerti

anak bangsa ini menjadi pemikiran sekaligus keprihatinan bersama

semua komponen bangsa. Krisis karakter atau budi pekerti itu ditandai

oleh meningkatnya kejahatan, tindak kekerasan, agama

disampingkan,penyalahgunaan obat terlarang serta pergaulan bebas

yang sudah menjadi masalah sosial di lingkungan masyarakat. Adapun

krisis budi pekerti lainnya yang sungguh nyata terjadi ialah perilaku

korup di tengah-tengah masyarakat yang sudah mengkhawatirkan.

Selain itu perilaku amoral yang tak jarang dilakukan oleh pelajar juga

menimbulkan pertanyaan sejauh mana suatu lembaga pendidikan

dalam mengimplementasikan pendidikan karakter pada peserta

didiknya.

Pendidikan Budi pekerti adalah suatu program pemerintah yang

ditujukan untuk menjadi solusi atas berbagai problem moral yang

melanda warga Negara Indonesia. Pendidikan budi pekerti yang

berlandaskan Falsafah Pancasila, UUD R.I. 1945 dan di dalam AlQur’an

maupun hadits juga terdapat perintah untuk menyempurnakan akhlak

yang baik, selain itu tujuan dari pendidikan karakter ialah untuk

menciptakan manusia yang unggul dan berkualitas.

Pendidikan budi pekerti berisi nilai-nilai karakter yang

12
diharapkan dapat terinternalisasi dalam diri peserta didik dan

menjadikannya manusia yang memiliki karakter baik.

Pendidikan budi pekerti bukanlah suatu materi yang harus dihafal, tapi suatu

upaya kegiatan pemberian pemahaman nilai karakter yang

dikembangkan melalui setiap mata pelajaran, pengembangan diri dan

budaya sekolah.

Nilai-nilai budi pekerti yang diharapkan terinternalisasi pada setiap

generasi bangsa tidak terlepas dari bagaimana pendidikan budi pekerti

yang dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan (Lembaga formal,

non formal, dan informal). Peran lembaga pendidikan inilah yang

nantinya akan menjadi salah satu faktor penentu karakter peserta didik

disamping faktor yang lainnya.

Oleh karena itu penerapan pendidikan budi pekerti berdasarkan

nilai-nilai dalam alqur’an yang dilaksanakan di lembaga pendidikan perlu

mendapat perhatian dari semua lapisan masyarakat maupun

pemerintah, terkait bagaimana penerapan nilai-nilai alquran itu

dilaksanakan dan juga bagaimana peran dari para staf pendidik dan

karyawan dalam membangun budi pekerti peserta didik.

Salah satunya pendidikan budi pekerti yang dilaksanakan di

sekolah. Melalui program-program dan budaya sekolah yang diharapkan

peserta didik mendapatkan pemahaman dan pengamalan melalui

keteladanan dan pembiasaan mengenai nilainilai budi pekerti yang

13
diberikan baik melalui kegiatan intra sekolah maupun ekstra sekolah

sebagai acuan bersikap dan bertingkah laku yang baik.

Dari penjelasan diatas, pendidikan budi pekerti yang dilaksanakan

di lembaga pendidikan salah satunya yaitu sekolah merupakan tempat

yang strategis dalam menanamkan nilai-nilai karakter serta mengajak

peserta didik untuk mengembangkan karakter yang baik. Disamping

upaya kegiatan membentuk karakter budi pekerti peserta didik dengan

mengintegrasikan nilai-nilai dalam agama.

BAB III
PEMBAHASAN
3.

3.1. Bentuk penerapan nilai-nilai agama dan budi pekerti


Pendidikan budi pekerti adalah gerakan untuk menciptakan sekolah

yang mampu membentuk etika, tanggung jawab, dan kepedulian peserta

didik dengan cara pemberian contoh dan pengajaran sikap yang dapat

diterima secara universal. Semua orang dewasa di sekolah menjadi

model pendidikan budi pekerti bagi siswa. Secara terus menerus, siswa

akan mengamati semua orang dewasa di sekolah guru, pengelola, staf,

pengelola kantin, sampai dengan bagian kebersihan yang dilihat sebagai


14
contoh model mana yang baik dan mana yang buruk. Setiap guru, baik

dalam kegiatan akademik maupun kegiatan ekstrakurikuler.

Pendidikan budi pekerti adalah upaya untuk membekali peserta

didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan selama

pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai bekal bagi masa

depannya, agar memiliki hati nurani yang bersih, berperangai baik, serta

menjaga kesusilaan dalam melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan

dan terhadap sesama makhluk sehingga terbentuk pribadi seutuhnya

yang tercermin pada perilaku berupa ucapan, perbuatan, sikap, pikiran,

perasaan, kerja dan hasil karya berdasarkan nilai-nilai agama serta

norma dan moral luhur bangsa, Muslich (2011: 173-174).

Ini terlihat dari pengamatan yang dilakukan peneliti secara kontinyu,

bahwa segala suatu yang baik dalam proses belajar mengajar maupun

diluar proses pembelajaran dikelas, melalui kegiatan kegiatan sekolah

dan budaya sekolah dalam menanamkan nilai-nilai budi pekerti.

implementasi pendidikan budi pekerti pada siswa di SMA Futuhiyyah

Mranggen Demak sangat penting, masyarakat yang berkarakter dan

budi pekerti luhur sangat dibutuhkan. Pendidikan budi pekerti peserta

didik dapat dilaksanakan melalui kegiatan kegiatan yang dilaksanakan di

sekolah dan budaya-budaya yang dikembangkan sekolah. disimpulkan

bahwa SMA Futuhiyyah Mranggen Demak telah melaksanakan

pendidikan budi pekerti yaitu dengan mengembangkan dan

melaksanakan budaya sekolah seperti 5S dalam kehidupan sehari-hari

15
yaitu salam, senyum, sapa, salim dan sopan santun, membudayakan

hidup tertib dan mengikuti kegiatan ektrakurikuler untuk mengembangkat

bakat siswa. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi

di lapangan, implementasi pendidikan budi pekerti pada siswa serius

dilakukan.

Terbukti dari berbagai kegiatan sehari-hari maupun kegiatan yang

diprogramkan, seperti pelaksanakan sholat berjamaah, sholat

merupakan sarana untuk memperbaiki sifat manusia agar menjadi lebih

disiplin, dapat mengendalikan diri, lebih tenang, dan terkendali,

mencintai kebersamaan, dan senantiasa ingat kepada kepada Allah

SWT.

Seperti yang sudah dijelaskan tersebut nilai-nilai budi pekerti

menurut Depdiknas, (dalam Zuriah 2008;69-70) adalah ada 18 nilai-nilai

budi pekerti perilaku dasar dan sikap yang diharapkan dimiliki peserta

didik sebagai dasar pembentukan pribadinya. Serta strategi pendidikan

budi pekerti menurut Zuriah (2008 :80) dilakukan pembinaan dan upaya

pembinaan.

3.2. Karakter Siswa yang Diharapkan Melalui Kegiatan Sekolah

Karakter adalah seperangkat sifat yang selalu dikagumi sebagai

tanda-tanda kebaikan, kebajikan dan kematangan moral seseorang.

Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa Latin character,

yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian

dan akhlak.

16
Menurut W.B. Saunders, (1977: 126) menjelaskan bahwa karakter

adalah sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu, sejumlah

atribut yang dapat diamati pada individu.

Wyne mengungkapkan bahwa karakter yaitu menandai bagaimana

cara memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam

bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu seseorang yang

berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai orang yang

berkarakter jelek, sementara orang yang berprilaku jujur, suka menolong

dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter

erat kaitannya dengan personality (kepribadian) seseorang.

Dengan penerapan seperti kegiatan 5S (salam, senyum, sapa,

salim, sopan, dan santun), adanya extrakulikuler dan sholat jamaah

diharapakan siswa SMA Futuhiyyah Mranggen Demak dapat

menerapkan nilai-nilai agama dan budi pekerti baik di lingkungan

sekolah maupun luar sekolah ,contonya seperti mengucapkan salam

ketika bertemu guru, mendengarkan guru saat mengajar dikelas,

menaati tata tertib di sekolah, berdoa setiap sebelum memulai pelajaran.

3.3. Kendala yang Dihadapi Sekolah dan Upaya Penyelesaiannya

Implementasi pendidikan budi pekerti pada siswa di SMA

Futuhiyyah Mranggen Demak dalam pelaksanaannya sudah berjalan

17
sesuai dengan program sekolah. Akan tetapi dalam pelaksanaannya

program tersebut tidak terlepas dari faktor penghambat atau kendala-

kendala yang terjadi. Faktor penghambat maupun kendala-kendala

menjadi faktor tidak maksimalnya dalam pelaksanaan pendidikan budi

pekerti pada organisasi siswa intra sekolah tersebut. Dengan demikian

peneliti ingin mengetahui apa saja yang menjadi kendala-kendala

implementasi pendidikan budi pekerti pada siswa di SMA Futuhiyyah

Mranggen Demak. Masalah globalisasi saat ini telah merongrong

ideologi pancasila semakin jelas terlihat. Nilai-nilai sosial yang dulunya

dijunjung tinggi kini berlahan terkikis oleh kebudayaan asing yang

menyebar dengan leluasa sehingga terjadinya kemrosotan moral

generasi muda.

Sekarang ini tawuran antar pelajar sudah menjadi berita biasa,

pornografi dan kekerasan yang terjadi saat ini juga tidak luput dari efek

dari globalisasi.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

dampak globalisasi merupakan faktor yang menjadi kendala dalam

implementasi pendidikan budi pekerti pada organisasi siswa intra

sekolah, karena globalisasi telah hadir ditengah-tengah kehidupan siswa

serta mempengaruhi sikap dan perbuatan mereka. Kemudian faktor

orang tua yang sering memanjakan anak menimbulkan tidak berjalannya

pendidikan budi pekerti karena anak yang salah tidak mendapat teguran

18
dari orang tua dan membutuhkan proses yang agak lama untuk

pemahaman tentang budi pekerti yang baik kepada anak. Berdasarkan

penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kendala-kendala

dalam implementasi pendidikan budi pekerti pada siswa yaitu usia siswa

yang masih menginjak remaja awal sehingga perlu proses yang lama

dalam pemahaman nilai-nilai budi pekerti yang baik dan faktor orang tua

yang sering memanjakan anak dan selalu membela anak yang berbuat

salah, sehingga menjadi kendala dalam pelaksanaan pendidikan budi

pekerti pada siswa. Lebih lanjut diterangkan oleh Guru PPKn bahwa

faktor yang menjadi kendala dalam implementasi pendidikan budi pekerti

pada siswa yaitu dihapuskanya pelajaran pendidikan budi pekerti itu

sendiri. Walaupun budi pekerti merupakan bagian dari mata pelajaran

agama yang salah satu bahasannya adalah akhlak/budi pekerti, tetapi

memperoleh porsi yang amat sangat kecil yaitu dua jam dalam

seminggu. Oleh karena itu, sentuhan aspek moral/akhlak/budi pekerti

menjadi amat tipis dan tandus. Padahal zaman terus berjalan, budaya

terus berkembang.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diatas, dapat

disimpulkan bahwa kendala-kendala dalam implementasi pendidikan

budi pekerti pada siswa yaitu akibat dampak globalisasi itu sendiri siswa

menirukan gaya artis kesukaannya tanpa ada filter dan pengawasan dari

orang tua, kurangnya kedisiplinan siswa sehingga siswa berlaku sesuka

hatinya, bersikap apatis yaitu apabila tidak diperintah maka siswa itu

19
tetap berdiam diri, lingkungan pergaulan yang salah akan

mengakibatkan siswa terjerumus,dan faktor usia siswa yang masih

menginjak awal remaja sehingga masih labil. Oleh karena itu

implementasi pendidikan budi pekerti pada siswa harus dilaksanakan

dengan konsisten dengan dukungan dari semua pihak, baik pihak

sekolah guru, karyawan, kepala sekolah dengan orang tua murid dan

selalu bersinergis untuk mewujudkan budi pekerti anak yang luhur.

Adapun alur kerangka berfikir diatas dapat dilihat dalam bagan berikut

20
Bab IV
KESIMPULAN DAN SARAN

2
3
4

4.1 Kesimpulan

1. Bentuk nilai-nilai agama dan budi pekerti di SMA Futuhiyyah

Mranggen diantaranya yaitu Pelaksanaan sholat

berjamaah,mengembangkan 5S (Salam, Sapa, Salim,

Sopan, dan Santun)

21
2. Karakter siswa yang di harapkan yaitu sebagai orang yang

berkarakter mulia

3. Kendala yang dihadapi sekolah yaitu dengan adanya

globalisasi dan faktor orang tua. Upaya penyelesaiannya

dengan menerapkan pendidikan budi pekerti secara

konsisten.

4.2 Saran

1. Bagi SMA Futuhiyyah Mranggen Demak untuk dapat lebih

memperbanyak program dan kegiatannya yang didalamnya

mengandung internalisasi dari nilai-nilai agama dan budi

pekerti. Selain itu penegasan sanksi dan pendisiplinan untuk

siswa dapat lebih ditingkatkan lagi agar dapat membentuk

karakter siswa yang mulia.

2. Bagi siswa SMA Futuhiyyah Mranggen Demak untuk dapat

lebih memaknai, menghayati dan mengaplikasikan nilai-nilai

keagamaan dan budi pekerti yang diperoleh di sekolag agar

kelak dapat menjadi genersi penerus bangsa yang

berkarakter terutama berkarakter religius.

3. Bagi pemerintah dan masyarakat untuk tidak mengandalkan

sekolah sebagai wadah untuk membentuk karakter anak

seutuhnya. Pembentukan karakter dasar seorang anak

seharusnya berasal dari keluarga dan sekolah hanya

melengkapi dan sebagai sarana sosialisasi terhadap dunia

22
luar saja. Selebihnya pengawasan dari orang tua dan

lingkungan pergaulan siswa juga perlu di perhatikan.

4. Bagi orang tua untuk tetap menyempurnakan sosialisasi

primer dalam keluarga karena sosialisasi yang dilakukan di

sekolah juga memiliki kekurangan, selain itu siswa juga lebih

banyak menghabiskan waktu di luar sekolah dibanding

dengan belajar di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wahyu. 2011. Masalah dan Usaha Membangun Karakter Bangsa. Komunitas.Vol.


3.No. 2. Hal 138-149

Suyanto, Bagongdan J. Dwi Narwoko. 2006. Sosiologi :Teks Pengantar dan


Terapan. Jakarta: Kencana

Hastuti, AfsyaOktafiani. 2015. Implementasi Pndidikan Karakter Religius


dalam Pembelajaran Sosiologi (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Comal).

23
Solidarity :Sosiologi dan Antropologi. Vol 4.No. 2. Hal 121-130.

Alavi, Hamid RezadanFatemahPoorsheikhsli. 2015. Correlation of Parents’


Religious Behavior with Family’s Emotional Relation and Students’
Selfactualization. Journal Religious Health.Vol. 1.No. 54. Hal 235-241.

Arikunto, Suharsimi. 2006. ProsedurPenelitian. Jakarta :RinekaCipta,

Azizah, Nur. 2005. Perilaku Moral dan Religiusitas Siswa Berlatar Belakang
Pendidikan Umum dan Agama.Jurnal Psikologi. Vol 33. No 2. Hal 1-16

Azzet, AkhmadMuhaimin. 2011. UrgensiPendidikan Karakter di Indonesia.


Yogyakarta :Ar-Ruzz Media.

Berger, Peter L. dan Thomas Luckmann. 1990. TafsirSosial Atas


Kenyataan. Jakarta: LP3ES.

Budiningsih, Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta :Rineka


Cipta.

Chan, Yuk-chung dan Jerf W. K. Yeung. 2014. Parents’ Religious


Involvement, Family
Socialization and Divelopment of Their Children in a Chinese Sample of
Hong Kong.Journal Social Indic Res .Vol.12. No. 117. Hal 987- 1010

Dalmeri. 2014. Pendidikan untuk Pengembangan Karakter


(TelaahTerhadap Gagasan
Thomas Lickona dalam Educating for Character. Jurnal Pendidikan
Karakter. Vol. 14.No. 1. Hal 269-288.

Daulay, Haidar Putra. 2004. Pendidikan Islam dalam SistemPendidikan


Nasional di Indonesia. Jakarta :Prenada Media

Goffman, Erving. 1961. Asylums : Essay on the Social Situation of Mental


Patients and Otrher Inmates. United States : Anchor Books.

Hajaroh, Mami. 1998. Sikap dan Perilaku Keagamaan Mahasiswa Islam di


Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Penelitian dan Evaluasi.Vol 1. No 1.
Hal 1- 17.

Hidayah, Siti Nurul. 2013. Internalisasi Nilai-nilai Islam dalam Pembinaan


Sikap dan Perilaku Keagamaan Siswa di MTS Negeri Wates Kulon Progo.
Skripsi Strata Satu Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tidak diterbitkan

Hasanah. 2013. Implementasi Nilai-Nilai Karakter Inti di Perguruan Tinggi.


24
Jurnal Pendidikan Karakter Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).Vol 3.No.
2. Hal 186-195

25

Anda mungkin juga menyukai