Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MENILAI SUATU PROSA YANG TERMASUK KE DALAM KATEGORI


SASTRA
Makalah ini disusun untuk memennuhi tugas Mata Kuliah Apresiasi dan Kajian Prosa Fiksi
Indonesia

Dosen Pengampu:
Dr. Hj. R. Panca Hidayati, M.Pd.
Setiawan, M.Pd.

Disusun oleh:
Raisya Mardhiya Agustina (225030012)
Ainur Rohma (225030026)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
2023/2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat, taufik, dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam waktu yang telah
ditetapkan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk,
maupun pedoman bagi pembaca dalam Mata Kuliah Apresiasi dan Kajian Prosa Fiksi
Indonesia dengan materi: Menilai Suatu Prosa yang Termasuk ke Dalam Kategori Sastra.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun isi dari materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Dalam penulisannya kami sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga Allah
memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang memberikan bantuan dan dapat
menjadikan semua bantuan sebagai ibadah.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2


2.1 Pengertian Karya Sastra ................................................................................................ 2
2.2 Karakteristik Karya Sastra ............................................................................................ 2
2.3 Kode Sastra ................................................................................................................... 3
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 5
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Blakang
Karya sastra merupakan karya yang mengandung nilai estetika didalamnya.
Hal tersebut dapat dilihat dari baik dan buruknya nilai karya sastra yang dapat
dilakukan dengan suatu penilaian. Dalam suatu kegiatan menilai antara orang satu
dengan orang lain pasti memiliki perbedaan, baik itu dapat dilihat dari segi
subyektif maupun obyektif.
Sebuah penilaian karya sastra dapat dilakukan melalui berbagai cara dan
didalam sebuah hicidiu derdagal cara penilaian harus harus memnerb_t
memperhatikan kriteria dan fungsi serta hakikat dari sebuah karya sastra tersebut
Sebuah penilaian dalam suatu karya sastra berarti memberi nilai dan
membandingkan antara karya satu dengan karya yang lainnya
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian karya sastra?
2. Bagaimana karakteristik karya sastra?
3. Apa yang dimaksud kode sastra?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian karya sastra
2. Mengetahui bagaimana karakteristik karya sastra
3. Mengetahui apa yang dimaksud kode sastra

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Karya Sastra
Karya sastra menurut Teeuw diambil dari kata “sas” dan “tra”. Kata
sas dapat dimaknai sebagai petunjuk atau mengarahkan. Semntara kata tra
memuat makna “sarana”. Jadi karya sastra dapat diartikan sebagai sarana
yang untuk menyampaikan pesan tentang kehidupan.
Karya sastra merupakan media untuk mengungkapkan pikiran pengarang.
Karya sastra bersifat imajinatif, estetik dan menyenangkan pembaca. Hal ini
sejalan dengan pendapat Damono (1984: 1), bahwa karya sastra diciptakan
pengarang atau sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh
Masyarakat dalam kehidupan..
Karya sastra adalah ungkapan perasaan manusia yang bersifat pribadi yang
berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam
bentuk gambaran kehidupan yang dapat membangkitkn pesona dengan alat
bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan.
2.2 Karakteristik Karya Sastra
Rampan (1984: 144)menelusuri karakteristik sastra sebagai berikut:
1. Teks sastra merupakan keseluruhan yang berhingga, yang tertutup, yang
batasnya (awal dan akhirnya) diberikan dengan kebulatan makna.
2. Dalam teks sastra ungkapan itu sendiri penting diberi makna, disemantiskan
segala aspeknya, barang buangan dalam pemakaian sehari-hari, “sampah
Bahasa” (bunyi, irama, urutan kata, dan lain-lain) yang dalam percakapan
begitu terpakai begitu terbuang, dalam karya sastra tetap berfungsi.
3. Dalam penampilan ungkapan itu karya sastra pada satu pihak terkait
konvensi, tetapi di pihak lain ada kelonggaran dan kebebasan untuk
mempermainkan konvensi itu, untuk memanfaatkan secara individual
malah untuk menentangnya walaupun dalam penentangan inipun pengarang
masih terikat.

Melihat karakteristik sastra seperti di atas, maka terlihat terdapat unsur-


unsu yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, dan dengan
keseluruhannya. Dalam keseluruhan itu teks sastra mengusung suatu makna
yang bulat. Kebulatan ini dipengaruhi beberapa faktor, baik Bahasa maupun
konvensi sastra yang dianut dan diperbaharui oleh para pengarangnya.

2
2.3 Kode Sastra
Menurut Miller seperti yang dikutip oleh Seger (1978:18) kode sastra
dapat dirumuskan Sebagai suatu sistem tanda-tanda verbal yang dipergunakan
untuk menggambarkăn atau menyampaikan informasi. Teeuw mengungkapkan
(1991:14), sesungguhnya kode sastra itu tidak mudah dibedakan dengan kode
budaya, meskipun begitu, pada prinsipnya keduanya tetap harus dibedakan
dalam kegiatan membaca dan memahami teks sastra.
Kristeva seperti yang dikutip oleh Zaimar (2014:97) menegaskan
bahwa kode sastra pada hakikatnya tidak terbatas pada satu bahasa saja, kode
itu dapat melampaui berbagai bahasa sehingga menjadi tak terbatas.
Dalam sastra sebenarnya bisa terjadi pemakaian kode yang sama antara
pengarang dan pembaca. Bukan hanya ada kode sastra secara khusus tetapi
ada Istilah lain yang dipakai dalam teori Amanat Roland B arthes seperti kode
aksian yang merupakan prinsip bahwa di dalam tuangan Bahasa secara tulis
perbuatan-perbuatan itu harus disusun secara linear. Berikutnya Kode
proaretik atau kode tindakan/lakuan dianggapnya sebagaì perlengkapan utama
teks yang dibaca orang; antara lain, semua teks yang bersifat naratif.
Ada yang perlu diperhatikan pembaca manakala akan membahas atau
berhadapan dengan karya sasta yaitu ragam atau aspek kode sastra seperti
yang diungkapkan Teeuw (1983:17) sebagai berikut.
1. Perlu saya ulang bahwa kode sastra tidak lepas dari kode bahasa. Bahasa
dengan segala sesuatunya adalah sesuatu yang diberikan, yang tidak dapat
dihindari, tetapi yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin
2. Tetapi walaupun pada prinsipnya setiap pengarang sastra setuju bahwa bahasa
sehari-sehari harus dihilangkan kelunturannya, biasanya mereka lebih
cenderung menganggap bahasa sebagai kawan daripada lawan. Bentuknya
yang spesifik tidak dihiraukan oleh pemakai dan pendengarnya. asal cocok
dengan maksudnya, asal sesuai dengan kode bahasa dan tidak menimbulkan
salah paham. dan sering sekali dalam pengutaraan bahasa sehari-hari terdapat
yang berlebih-lebihan, yang redundan. Ada dua prinsip universal utama yang
berfungsi dalam kode bahasa sastra ini: prinsip ekuivalensi atau kesepadanan;
dan prinsip deviasi atau penyimpangan
3. Tetapi sistem konvensi sastra tidak hanya ditentukan oleh kemungkinan,
kelonggaran dan pembatasan yang diberikan oleh sistem Bahasa itu sendiri
4. karya sastra merupakan dunia yang otonom, yang tidak terikat kepada dunia
nyata, kecuali melalui makna unsur bahasa yang dipakai di dalamnya.
5. bahwa dunia rekaan yang wajib saya bangun berdasarkan data bahasa karya
sastra itu mempunyai relevansi dan signifikasi
6. dengan kata lain, sebuah karya sastra harus merupakan sebuah keseluruhan
yang mempunyai sebuah struktur yang konsisten dan koheren, di mana setiap
bagian merupakan unsur-unsur esensial dan menempati tempat yang layak dan
wajib.

3
Ragam atau aspek kode sastra tersebut menjadi landasan kuat bahwa
pengkajian saśtra tidak cukup dengan pengkajian kode bahasa tetapi
memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang lebih tentang sistem konvensi
sastra yang didasarkan pada aturan konvensional teori dan sejarah sastra.

4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan, prosa fiksi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang
mengandalkan imajinasi dan kebebasan dalam bercerita. Dengan karakteristik yang
khas dan mengikuti kode sastra yang tepat, prosa fiksi mampu menghadirkan cerita
yang menarik dan berkesan bagi pembacanya. Oleh karena itu, prosa fiksi dapat
dianggap sebagai salah satu bentuk karya sastra yang memiliki nilai estetika yang
tinggi.

5
DAFTAR PUSTAKA
Pertiwi, Panca. (2010). Teori Apresiasi Prosa Fiksi. Bandung: PT. Prisma Press
Setiawan. (2017). Kajian Kode Bahasa, Sastra dam Budaya dalam Kumpulan Cerpen
Pilihan Kompas 2013 Sebagai Pemilihan Bahn Ajar Prosa Fiksi Pada Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Bahasan, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai