Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi taufik,
hidayah, serta inayah-Nya sehingga kita semua masih bisa beraktivitas
sebagaimana seperti biasanya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah yang berjudul “Bola Voli” yang terdapat pada mata plajaran
Penjaskes.
Kami juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada rekan-rekan
yang sudah membantu serta dari berbagai pihak lain yang telah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik serta tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami berharap pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun untuk dapat memperbaiki tugas makalah
selanjutnya. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca dan
memperluas wawasan mengenai Bola Voli serta seluk beluknya. Dan tidak lupa
permohonan maaf dari kami apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam
bentuk apapun yang terdapat dalam makalah ini.

Sumbawa, 20 Agustus 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Sejarah Bola Voli..................................................................................................3
B. Sarana Dan Prasaran Permainan Bola Voli.......................................................4
C. Teknik Dasar Bola Voli........................................................................................4
D. Peraturan-Peraturan..........................................................................................12
E. Penilaian..............................................................................................................15
BAB III............................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
A. Kesimpulan.........................................................................................................17
B. Saran-Saran........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu


pendidikan yang hanya di kaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan
ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti,
seni, psikomotor, serta life skill. Dengan di terbitkannya Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan
peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan dasar bola voli merupakan media untuk mendorong pertumbuhan


fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritualsosial), serta
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Melihat dari perkembangan Bola voli di dunia yang kian merebak kita sebagai
generasi bangsa harus mengetahui beberapa olah raga yang sekarang menjadi
salah satu tumpuan Indonesia yaitu diantara sekian banyak olahraga yang diminati
di Indonesia dan Bola voli bahkan sudah mendemam ke seluruh plosok dan tidak
ketinggalan di pedesaan. Untuk itu kita perlu mengetahui peraturan serta teknik-
teknik dalam permainan bola voli makalah ini, selain itu juga membantu
menyelesaikan tugas Penjaskes mengenai Bola Voli.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Bola Voli ?
2. Apa saja sarana dan prasarana dalam permainan Bola Voli ?

1
3. Bagaimana teknik dasar pada permainan Bola Voli ?
4. Bagaimana peraturan-peraturan dalam permainan Bola Voli ?
5. Bagaimana proses penilaian pada permainan Bola Voli ?

C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah Bola Voli ?
2. Mengetahui sarana dan prasarana dalam permainan Bola Voli ?
3. Mengetahui teknik dasar pada permainan Bola Voli ?
4. Mengetahui peraturan-peraturan dalam permainan Bola Voli ?
5. Mengetahui proses penilaian pada permainan Bola Voli ?

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Bola Voli

Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895.

Dia adalah seorang pembina pendidikan jasmani pada organisasi "Young Man

Christian Association" (YMCA) di kota Massachussets, Amerika Serikat. Mula-

mula permainan bola voli diberi nama "mintonette", dimana permainannya hampir

serupa dengan permainan badminton. Jumlah permain tidak terbatas, sesuai

dengan tujuan semula, yaitu untuk mengembangkan kesegaran dan kebuagaran

jasmani pada buruh di samping bersenam umum.

Kemudian permainan ini diubah menjadi Volleyball  yang artinya kurang

lebih memvoli bola berganti-ganti. Pada tahun 1892 YMCA berhasil mengadakan

kejuaraan nasional bola voli di negara Amerika Serikat. Pertandingan bola voli

yang pertama tahun 1947 di Polandia. Pada tahun 1948 IVBF (International

Volley Ball Federation) didirikan dengan anggota 15 negara dan berpusat di Paris.

Dalam Perang Dunia II permainan ini tersebar di seluruh dunia terutama di Eropa

dan Asia. Setelah Perang Dunia II prestasi dan popularitas permainan bola voli di

AS menurun, sedangkan di negara lain terutama di Eropa Timur dan Asia

berkembang sangat cepat dan massal. Indonesia mengenal permainan bola voli

sejak tahun 1928, yaitu pada zaman penjajahan Belanda.

4
Permainan bola voli di Indonesia berkembang sangat pesat di seluruh lapisan

masyarakat, sehingga timbul klub-klub di kota besar di seluruh Indonesia. Dengan

dasar itulah, maka pada tanggal 22 Januari 1945 PBVSI (Persatuan Bola Voli

Seluruh Indonesia)  didirikan di Jakarta bersamaan denga kejuaraan di

Yogyakarta. Setleah tahun 1962 perkembangan bola voli seperti jamur tumbuh di

musim hujan.

B. Sarana Dan Prasaran Permainan Bola Voli

1. Gambar lapangan bola voli

a. Ukuran lapangan bola voli


1. Panjang Lapangan : 18 m
2. Lebar Lapangan : 9 m
3. Lebar Garis : 5 cm
b. Net/ Jaring
1. Panjang Net : 9,5 m
2. Lebar Net : 1 m
3. Mata Jaring : 10 cm
4. Tinggi tiang Putera : 2,43 m
5. Tinggi tiang Puteri : 2,24 m
6. Antene rood line : 10 cm
7. Tinggi/panjang antene : 1,80 m
8. Garis tengah diameter : 1 cm
c. Bola
1. Keliling : 65-67 cm
2. Berat bola : 250-280 gram
3. Tekanan udara : 0,48-0,52 kg/cm
4. Jalur bola : 12-18 jalur

5
C. Teknik Dasar Bola Voli

1. Macam- macam dan Pelaksanaan Teknik Passing

a. Passing Bawah

Cara pelaksanaannya :

1. Pemain melakukan sikap siap.


2. Kedua tangan rapat dan dijulurkan lurus kedepan, kedua lengan membuat
sudut 45º dengan badan.
3. Sikap tubuh semakin merendah dengan menurunkan sudut lutut  dari 135º
menjadi 45º.
4. Tungkai mulai dijulurkan keatas agak kedepan, bola mengenai lengan bawah
yang terjulur lurus. Tungkai dijulurkan sampai berjingkat dan tangan tidak
boleh melewati bahu.
5. Kembali kepada sikap siap.

Macam-macam passing bawah :

1) Pass Bawah dua Tangan


2) Pass Bawah Satu Tangan
3) Pass Bawah Bergulir Kesamping
4) Pass Bawah Setengah Bergulir Kebelakang
5) Pass Bawah Meluncur Kedepan
b. Passing Atas

Cara pelaksanaannya :

6
Pada dasarnya pass atas adalah bola tangkap diatas, sentuhkan kekening
dan lontarkan kembali keatas, tetapi karena proses gerakan tersebut dilakukan
dengan sangat cepat, maka bola terlihat seperti dipantulkan.

1. Pemain melakukan sikap siap.


2. Badan dijulurkan keatas dengan meluruskan tungkai, bersamaan dengan
menjulurkan kedua tangan keatas, sikap jari seperti hendak merangkum bola.
3. Tungkai ditekuk kembali sampai lutut membuat sudut 135º, posisi lengan
ditekuk didepan muka diatas kening dan bola disentuh oleh ujung jari²
tangan.
4. Tungkai dijulurkan kembali sampai berjingkat dan  bola dilambungkan
kedepan atas dengan jari dan bantuan lengan yang digerakkan sampai lurus
keatas.
5. Kembali kepada sikap siap.

Macam-macam passing atas :

1) Pass Atas Normal


2) Pass Atas Setengah Bergulir Kebelakang
3) Pass Atas Bergulir Kesamping
4) Pass Atas Meloncat
2. Macam- macam dan Pelaksanaan Teknik Servis
a. Underhand Service

Pemain berdiri menghadap net, kaki kiri didepan kaki kanan, lengan kiri
dijulurkan kedepan dan memegang bola (ini untuk pemain tangan kanan, bagi
pemain tangan kiri sebaliknya).

Bola dilempar rendah keatas , berat badan bertumpu pada kaki sebelah
belakang, lengan yang bebas digerakkan kebelakang dan diayunkan kedepan dan
memukul bola. Sementara berat badan dipindahkan kekaki sebelah depan.

7
Bola dipukul dengan telapak tangan terbuka, pergelangan tangan kaku dan
kuat. Gerakan terakhir adalah memindahkan kaki yang dibelakang kedepan.

Macam-macam Underhand Service

1) Back Spin Underhand Serve : Bola berputar kebelakang.


2) Top Spin (Cutting) Underhand Serve: Bola berputar keatas.
3) Inside Spin Underhand Serve : Bola berputar kedalam.
4) Outside Spin Underhand Serve : Bola berputar keluar.
b. Overhead Service

Pemain berdiri dengan kaki kiri berada lebih kedepan dan kedua lutut agak
ditekuk Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola, tangan kiri
menyangga bola sedangkan yang kanan memegang bagian atas bola.

Bola dilambungkan dengan tangan kiri keatas sampai ketinggian ± 1m


diatas kepala didepan bahu, dan telapak tangan kanan segera ditarik kebelakang
atas kepala dengan telapak menghadap kedepan, berat badan dipindahkan kekaki
sebelah belakang.

Setelah tangan berada dibelakang atas kepala dan bola berada sejangkauan
tangan pemukul, maka bola segera dipukul dengan telapak tangan, lengan harus
tetap lurus dan seluruh tubuh ikut bergerak.

Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan pergelangan tangan, berat


badan dipindahkan kekaki sebelah depan. Gerakan lengan terus dilanjutkan
sampai melewati paha yang lainnya.

Macam-macam Overhead Service

1) Top Spin Overhead Serve : Bola berputar keatas.

8
2) Inside Spin Overhead Serve : Bola berputar kedalam.
3) Outside Spin Overhead Serve : Bola berputar keluar.
4) Drive Overhead Serve : Bola berputar keatas.
c. Floating Service
1) Frontal Floating Service : Bola mengapung kekiri & kekanan.

Bola dipegang setinggi kepala, lengan hampir lurus. Lengan yang


memukul ada dalam posisi lurus atau tertekuk sedikit, ditarik kebelakang
sebelum melempar bola.

Bola dilempar rendah, bagian atas tubuh tidak bergerak, pergelangan


tangan harus tetap kaku. Bagian tengah bola dipukul dengan bagian bawah
telapak tangan atau dengan tangan digenggam. Bola dipukul disebelah depan
tubuh pemain dan tidak ada gerakan lanjutan.

2) Side Floating Service : Bola mengapung kearah vertical.

Pemain berdiri dengan kedua kaki menghadap sisi lapangan. Bola dipegang
dengan lengan menjulur kira² setinggi kepala. Lengan pemukul diayun kebelakang
agak kesisi. Berat badan ditempatkan dikaki belakang, dengan kedua lutut ditekuk
sedikit.

Lengan diangkat dengan gerakan melingkar, bola dilempar rendah. Lengan 


dijulurkan dan bagian tengah badan bola dipukul dengan tangan tergenggam,
sewaktu bola itu melambung tinggi didepan tubuh pemain. Bagian tubuh berputar
sedemikian rupa sampai menghadap net, berat badan dipindahkan kekaki sebelah
depan.

9
Kontak dengan bola singkat sekali, lengan dan tangan yang digunakan
memukul berhenti sebentar sesudah mengadakan kontak dengan bola, kemudian
gerakan diteruskan sedemikian rupa sehingga lengan terayun kebawah melewati
kaki yang satunya.

d. Jump Service

Jump Serve merupakan salah satu senjata ampuh untuk mengacaukan


serangan kombinasi lawan, sebuah team memerlukan minimal 2 s/d 3 orang jump
server yang dapat mengacaukan irama permainan lawan.

Keuntungan menggunakan jump serve adalah :

1. Dapat menjatuhkan mental lawan


2. Mempersulit lawan untuk membangun serangan
3. Memudahkan blocker untuk melakukan bendungan
4. Memudahkan kerja defender

Teknik Jump Serve :

1. Awalan ±4 langkah, hal ini untuk mendapatkan power yang cukup.


2. Lompat pada langkah ke 4 diluar garis belakang dan jatuh didalam lapangan.
3. Lemparan tidak dari belakang tetapi dari samping badan agar dapat terlihat
dan mudah mengontrol putaran bola kedepan.
4. Ayunan tangan sama seperti melakukan Spike Bola Tinggi (Open Spike).
5. Step ketiga baru bola dilempar keatas, setelah melakukan step sekali lagi,
server meloncat dan memukul bola.
6. Gerakan harus harmonis dan berkesinambungan dan konsisten seperti gerakan
spike, tidak terpatah-patah.
3. Macam- macam dan Pelaksanaan Teknik Smash

10
Proses melakukan smash dapat dibagi menjadi : Awalan, Tolakan,
Meloncat, Memukul Bola dan Mendarat.

a. Awalan

Berdiri dengan salah satu kaki dibelakang sesuai dengan kebiasaan


individu (tergantung smasher normal atau smasher kidal). Langkahkan kaki
satu langkah kedepan (pemain yang baik, dapat mengambil ancang² sebanyak
2 sampai 4 langkah), kedua lengan mulai bergerak kebelakang, berat badan
berangsur² merendah untuk membantu tolakan.

b. Tolakan

Langkahkan kaki selanjutnya, hingga kedua telapak kaki hampir


sejajar dan salah satu kaki agak kedepan sedikit untuk mengerem gerak
kedepan dan sebagai persiapan meloncat kearah vertical. Ayunkan kedua
lengan kebelakang atas sebatas kemampuan, kaki ditekuk sehingga lutut
membuat sudut ±110º, badan siap untuk meloncat dengan berat badan lebih
banyak bertumpu pada kaki yang didepan.

c. Meloncat

Mulailah meloncat dengan tumit & jari kaki menghentak lantai dan
mengayunkan kedua lengan kedepan atas saat kedua kaki mendorong naik
keatas. Telapak kaki, pergelangan tangan, pinggul dan batang tubuh
digerakkan serasi merupakan rangkaian gerak yang sempurna. Gerakan
eksplosif dan loncatan vertikal.

d. Memukul Bola

11
Jarak bola didepan atas sejangkauan lengan pemukul, segera lecutkan
lengan kebelakang kepala dan dengan cepat lecutkan kedepan sejangkauan
lengan terpanjang dan tertinggi terhadap bola. Pukul bola secepat dan setinggi
mungkin, perkenaan bola dengan telapak tangan tepat diatas tengah bola
bagian atas. Pergelangan tangan aktif menghentak kedepan dengan telapak
tangan & jari menutup bola. Setelah perkenaan bola lengan pemukul membuat
gerakan lanjutan kearah garis tengah badan dengan diikuti gerak tubuh
membungkuk. Gerak lecutan lengan, telapak tangan, badan, tangan yang tidak
memukul dan kaki harus harmonis dan eksplosif untuk menjaga keseimbangan
saat berada diudara. Pukulan yang benar akan menghasilkan bola keras &
cepat turun kelantai.

e. Mendarat

Mendarat dengan kedua kaki mengeper. Lutut lentur saat mendarat


untuk meredam perkenaan kaki dengan lantai, mendarat dengan jari² kaki
(telapak kaki bagian depan) dan sikap badan condong kedepan. Usahakan
tempat mendarat kedua kaki hampir sama dengan tempat saat meloncat.

Macam-macam Smash.

a. Open

Pemukul melakukan gerak awalan setelah bola lepas dari tangan


pengumpan, bola dipukul dipuncak loncatan dan jangkauan lengan yang
tertinggi.

b. Semi

Setelah bola lepas dipasing kearah pengumpan, pemukul harus mulai


bergerak perlahan kedepan dengan langkah tetap menuju kearah pengumpan.

12
Begitu pengumpan menyajikan bola dengan ketinggian 1m  ditepi atas net
maka secepatnya pemukul meloncat keatas dan memukul bola. Disini
kecepatan gerak harus lebih cepat dari pada smash dengan bola Open

c. Quick

Begitu melihat bola pasing ke pengumpan, maka pemukul melakukan


awalan secepat mungkin, dengan langkah yang panjang. Timing meloncat
sebelum bola diumpan dengan jarak satu jangkauan lengan pemukul dengan
bola yang akan diumpan. Pemukul melayang dengan tangan siap memukul,
pengumpan menyajikan bola tepat didepan tangan pemukul. Lakukan pukulan
dengan secepat²nya, gerakan pergelangan tangan yang cepat sangat baik
hasilnya. Loncatan smasher vertikal, jagalah keseimbangan badan pada saat
melayang.

d. Straight

Smasher sebelum melakukan gerakan awalan, terlebih dahulu bergerak


kearah luar lapangan mendekati tiang net, smasher melakukan awalan
bergerak arah paralel  dengan jaring. Begitu bola sampai dibatas tepi jaring
dengan ketinggian optimal bola, segeralah melompat dan langsung memukul
secepatnya. Proses menjalankan teknik ini lebih cepat dibandingkan smash
dengan bola semi.

e. Drive

Smash ini biasanya digunakan oleh pemain untuk bola jauh dari net,
saat meloncat smasher agak dekat dibawah bola, berbeda dengan saat
meloncat pada smash normal. Bola yang akan di smash terletak diatas kanan
bahu lengan pemukul. Gerak lecutan tangan dari depan atas badan diputarkan
kearah yang berlawanan dengan arah jarum jam, telapak tangan membentuk

13
cekungan seperti sendok. Cambukan keras, perkenaan bola dibagian belakang
kearah bagian muka dengan telapak tangan, aktifkan gerakan pergelangan
tangan . Gerakan cambukan harus dibantu oleh otot² perut, samping dan bahu.
Akibat cambukan kurve jalan bola akan panjang dan putaran bola menjauhi
net, bola bergerak dengan cepat dan tajam.

f. Dummy

Pemain melakukan gerakan sama dengan pada waktu hendak


melakukan smash, tetapi pada waktu kontak dengan bola, bola tidak dipukul
melainkan disentuh saja dengan jari tangan. Lengan pemukul tetap bergerak
dan dengan gerakan jari pemukul mengarahkan bola ketempat yang tidak
terjaga ditempat lawan. Bola dapat dilambungkan pendek atau panjang
tergantung pada situasi.

g. Bola 3 meter

Smash ini adalah serangan yang dilakukan dari belakang garis serang,
pemukul yang berfungsi sebagai pemain belakang pada saat tolakan tidak
boleh menginjak atau melewati garis serang, tetapi pada saat mendarat boleh
saja jatuh didalam garis serang.

h. Kijang

Biasanya umpan bola back, pemukul melakukan langkah panjang dan


naik dengan tolakan loncatan menggunakan satu kaki, pemukul tangan kanan
menolak dengan kaki kiri.

i. Double Step

14
Smash dengan menggunakan gerak tipu, disini pemukul melakukan
dua kali gerakan untuk melakukan tolakan meloncat. Tolakan pertama hanya
berupa tipuan untuk mengecoh block, baru pada tolakan kedua pemukul
meloncat dan melakukan serangan.

j. Step L

Smash ini hampir sama dengan smash normal, tetapi gerakan awalan
berbeda. Pemukul melangkah kedepan, kemudian melakukan langkah
kesamping sebelum tolakan, baru kemudian melompat naik untuk melakukan
serangan.

4. Jenis - Jenis Block Untuk Pertahanan


a. Block Bola Open

Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike, 


posisi tangan berada didepan dada. Blocker melompat setelah spiker
lawan melakukan lompatan, sebelum melompat posisi badan
direndahkan dengan menekuk lutut sehingga membentuk sudut ± 100º,
kemudian blocker melompat setinggi mungkin dengan arah lompatan
vertical.

b. Block Bola Semi

Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike, 


posisi kedua tangan dinaikkan berada diatas depan kepala. Blocker tetap
melompat setelah spiker lawan melakukan lompatan, sebelum melompat
posisi badan direndahkan dengan menekuk lutut sehingga membentuk
sudut ± 110º, kemudian blocker melompat setinggi mungkin dengan
arah lompatan vertical.

15
c. Block Bola Quick

Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike, 


posisi kedua tangan diluruskan. Blocker melompat bersamaan dengan
spiker lawan, sebelum melompat posisi badan direndahkan dengan
menekuk lutut tidak terlalu dalam (sudut lutut ± 135º), kemudian
blocker melompat setinggi mungkin dengan arah lompatan vertical.

Yang perlu mendapat perhatian dari seorang blocker adalah :

f. Perhatikan gaya pasing receiver lawan, kemana bola itu diarahkan


g. Perhatikan terus jalannya bola dan perhatikan pula gaya pengumpan
lawan terutama mata dan gerakaannya, jangan bergerak sebelum bola
lepas dari tangan pengumpan..
h. Lihat body language spiker lawan, kearah mana spiker itu bergerak.
i. Posisi tangan atau jari waktu bergerak tidak boleh berada
dibawah pinggang, agar gerak tangan cepat mencapai titik block.
j. Side step (Block 2 step)  dilakukan untuk block jarak dekat, sedangkan
Cross step (Block 3 step) digunakan untuk block jarak yang cukup
jauh.
k. Blocker harus dilatih dengan melompat beberapa kali disatu tempat,
agar mempunyai reaksi yang baik, bergerak secara cepat dan pandai
membaca     gerak.

D. Peraturan-Peraturan
1. Lapangan
Olahraga permainan bola voli dimainkan pada sebuah lapangan yang
berbentuk persegi panjang. Seiring dengan terus berkembangnya permainan bola
voli, maka standar-standar ukuran internasional dan sarana pendukung pada
lapangan bola voli-pun telah ditetapkan. Standar ukuran panjang lapangan bola
voli adalah 18 meter, sedangkan ukuran lebarnya adalah 9 meter. Panjangan

16
lapangan tersebut kemudian dibagi dua dan dipisahkan dengan sebuah net yang
dipasang pada dua buah tiang. Net tersebut dipasang pada ketinggian 2.43 meter
atau 2.24 meter. Pada setiap ujung atas tiang biasanya akan dipasang sebuah
antena.
Antena ini akan menjadi pembatas gerakan bola yang menyamping atau
melebar. Net yang memiliki lebar satu meter tersebut dipasang melebar di tengah
lapangan. Ukuran 2.43 meter biasa digunakan dalam pertandingan bola voli putra,
sedangkan pada kelas putri biasanya menggunakan net dengan ketinggian 2.24
meter. Meskipun demikian, pada kompetisi-kompetisi kelas yunior maupun
veteran biasanya tinggi net bervariasi. Untuk kompetisi kelas tersebut, tinggi net
biasanya dapat disesuaikan kembali.
Dalam lapangan bola voli dikenal istilah garis “3 meter” dari net. Garis
tersebut berfungsi sebagai batas wilayah penyerangan (attack line). Garis 3 meter
tersebut kemudian membagi lapangan menjadi dua bagian, yaitu barisan belakang
(back row), dan barisan depan (front row). Kemudian, pada masing-masing
bagian itu (back row dan front row) masih dibagi lagi menjadi 6 area atau 6 titik.
Pada keenam area atau titik itulah yang merupakan posisi para pemain bola voli.
Area “1” merupakan posisi pemain yang akan melakukan servis berikutnya.
Setiap pergantian giliran untuk melakukan servis, para pemain harus berputar
searah dengan putaran jarum jam untuk mendapatkan giliran melakukan servis.
Dengan melakukan putaran searah dengan putaran jarum jam, maka pemain pada
posisi pertama akan digantikan oleh pemain yang sebelumnya menempati posisi
kedua. Sedangkan pemain yang awalnya menempati posisi 1 akan bergeser ke
posisi 6, begitu seterusnya.
Dalam aturan lapangan bola voli terdapat istilah zona bebas (free zone).
Zona bebas ini merupakan area yang mengelilingi area tim. Para pemain dapat
memasuki dan bermain di dalam zona bebas yang memiliki lebar minimal 3 meter
tersebut dengan bebas, setelah salah seorang pemain melakukan servis. Batas-
batas area tim ditunjukkan dengan menggunakan garis-garis yang tergambar
dilapangan. Sedangkan area penyerangan berada di dalam area tersebut. Garis-
garis area tim tersebut juga menentukan apakah bola yang jatuh akan dinyatakan
“masuk” atau “keluar”. Apabila bola yang jatuh masih menyentuh garis area tim,

17
maka bola tersebut dinyatakan “masuk”, dan tim lawan akan memperoleh nilai.
Namun, jika bola jatuh di luar garis area tim tanpa menyentuh garis area tim,
maka bola dinyatakan “keluar”
2. Bentuk-Bentuk Pelanggaran
Pukulan ketiga pada bola harus dapat mengarah dan melewati net ke area
lawan. Jika setelah dipukul sebanyak tiga kali namun bola masih belum berpindah
ke area lawan, maka hal ini dianggap sebagai sebuah pelanggaran.
Setiap pemain hanya diizinkan menyentuh bola sebanyak satu kali, sebelum
dioper ke pemain lain. Jika seorang pemain menyentuh bola lebih dari sekali
sebelum bola tersebut dioper ke pemain lain (secara sengaja maupun tidak), maka
hal ini dianggap sebagai sebuah pelanggaran. Menyentuh bola ketika melakukan
block tidak dihitung sebagai pukulan, maka pemain yang menyentuh bola ketika
melakukan block tersebut masih diizinkan secara langsung untuk menyentuh atau
memukul bola yang terlontar dari block-nya.
Pelanggaran yang lain adalah penggunaan waktu lebih dari 8 detik ketika
melakukan servis.
Jika pemain memegang, mengangkat, atau membawa bola (menyentuh
bola dalam waktu yang lama, bukan memukulnya), maka hal ini dianggap sebagai
sebuah pelanggaran.
Spike yang dilakukan oleh pemain pada baris belakang, sementara bola
berada tepat di atas net akan dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Hal ini dapat
dilakukan jika pemain tersebut melompat dari belakang garis penyerangan (garis 3
meter), dalam hal ini pemain diperbolehkan untuk mendarat di depan garis
penyerangan.
Memukul bola yang masih terdapat di area lawan dinyatakan sebagai
sebuah kesalahan.
Menyentuh net dengan salah satu bagian tubuh ( kecuali rambut), ketika
permainan sedang berlangsung akan dinyatakan sebagai pelanggaran.
Pelanggaran yang lain adalah ketika bola mendarat (jatuh) di luar area tim yang
sama, yaitu tim yang terakhir menyentuh bola tersebut.
Jika dalam sebuah tim tidak ada yang menerima, menahan, atau
mengendalikan bola yang dioper dari pihak lawan, maka hal tersebut dinyatakan

18
sebagai sebuah pelanggaran. Kejadian semacam ini, biasanya terjadi akibat
adanya sebuah kesalahpahaman antar pemain yang sama-sama berada di dekat
lokasi jatuhnya bola.
Pelanggaran yang terkadang juga dilakukan oleh seorang pemain voli
adalah melakukan block atau spike pada bola yang belum melewati net secara
sempurna, ketika tim lawan melakukan servis.
Tindakan lain yang dianggap sebagai sebuah kesalahan adalah ketika
pemain pada baris belakang bergabung melakukan block dengan pemain pada
baris depan.
Jika pemain depan dari tim server melompat, melakukan gerakan block,
atau saling berdiri berdekatan ketika salah seorang pemain dari timnya melakukan
servis dengan tujuan untuk menghalangi pandangan tim lawan, maka hal ini juga
dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Tim tersebut akan mendapat peringatan
dari pihak wasit.
Pelanggaran yang lain adalah posisi kaki pemain yang berada di dalam
garis lapangan, atau menginjak garis belakang lapangan ketika melakukan servis
(sebelum bola melewati net).
Seorang libero hanya dapat bermain di baris belakang. Jika ia melakukan
block atau spike pada bola yang berada tepat di atas net, maka hal tersebut akan
dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran.
Kesalahan posisi pemain ketika melakukan servis akan dinyatakan sebagai
sebuah pelanggaran. Namun, setelah servis dilakukan maka pemain dapat
mengatur posisi mereka berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan.
Adanya perkelahian secara fisik di antara pemain satu tim maupun dengan
pemain dari tim lawan akan dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran

E. Penilaian
Salah satu tim akan memperoleh nilai secara otomatis jika bola jatuh di
dalam garis area lawan atau ketika tim lawan melakukan sebuah kesalahan. Dalam
peraturan ini tidak meperhitungkan tim manakah yang sebelumnya melakukan
servis. Setelah itu, bola akan berpindah ke tangan lawan, dan tim lawanlah yang
selanjutnya akan melakukan servis berikutnya.

19
Jika servis sebelumnya dilakukan oleh tim yang memperoleh nilai, maka
servis yang selanjutnya masih akan dilakukan oleh pemain yang sama, yang
sebelumnya melakukan servis.
Posisi pemain harus berputar searah dengan putaran jarum jam jika servis
yang sebelumnya tidak dilakukan oleh tim yang memperoleh poin. Dengan
demikian, servis akan dilakukan oleh pemain yang sebelumnya menempati area 1.
Pertandingan pada setiap set akan berakhir ketika salah satu tim
memperoleh poin 25. 2 poin tambahan akan diberikan ketika kedua tim
memperoleh poin yang sama yaitu pada poin 24.
Biasanya, pertandingan akan dilangsungkan dalam 5 set. Pada set pertama
hingga set ke-4 akan dimainkan hingga 25 poin. Sedangkan pada set ke-5,
permainan hanya akan dimainkan hingga 15 poin. Tambahan 2 poin akan
diberikan jika kedua tim mendapatkan poin yang sama, yaitu pada poin 14.
Terkadang, sistem penilaian pada setiap turnamen atau pertandingan
berbeda. Pada pertandingan tingkat SMU dan profesional biasanya hanya
dilangsungkan hingga 3 set, dengan total poin hingga 30 poin Peraturan
penggunaan 25 poin baru mulai diberlakukan pada tahun 1999. Sebelumnya,
permainan hanya dilangsungkan hingga 15 poin pada setiap set. Selain itu, tim
yang memperoleh poin hanyalah tim yang sebelumnya melakukan servis. Ketika
tim server melakukan kesalahan, maka tim lawan tidak akan memperolah poin
tambahan. Kesalahan tersebut hanya akan menyebabkan pindah bola saja (tim
lawan yang akan melakukan servis selanjutnya). Dan ketika serangan salah satu
tim dinyatakan “masuk”, tim tersebut tetap tidak akan memperoleh tambahan jika
servis yang sebelumnya tidak dilakukan oleh tim itu juga. Serangan yang
dinyatakan “masuk” tersebut juga hanya akan mengakibatkan pindah bola saja.
Tim tersebut hanya memperoleh kesempatan untuk melakukan servis yang
selanjutnya. Perubahan peraturan tersebut dilakukan oleh FIVB pada tahun 1999,
dan mulai ditetapkan secara resmi pada tahun 2000.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka
dapatlah penulis mengambil kesimpulan bahwa dengan mata pelajaran pendidikan
jasmani dan kesehatan ini, peserta didik mampu mempraktikkan teknik-teknik
dasar dalam olahraga dengan baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri,
kejujuran, keberanian, menghargai lawan, kerja keras, dan menerima kekalahan
serta dapat mengaplikasikan cara hidup yang sehat dan bersih.

B. Saran-Saran

Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas segala saran-
saran dan kritikan bagi para pembaca yang kami hormati guna untuk membangun
pada masa yang akan datang untuk menjadi yang lebih baik dalam membenarkan
alur-alur yang semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang kami laksanakan.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://arrozaqi.wordpress.com/2010/06/27/makalah-bola-voli/

22
http://kesehatan.myhendra.web.id/2010/12/makalah-olahraga-volley.html

Kleinmann, Theo & Kruber, Dieter. 1990. Bola Volley Pembinaan Teknik, Taktik
dan Kondisi Pengantar untuk Pelatih/Pendidik. Jakarta : PT. Gramedia

23

Anda mungkin juga menyukai