Anda di halaman 1dari 22

BUKU AJAR

KESEHATAN REPRODUKSI
untuk Mahasiswa Kebidanan

Eko Winarti, SST., M.Kes.


BUKU AJAR KESEHATAN REPRODUKSI
untuk Mahasiswa Kebidanan

Eko Winarti, SST., M.Kes

Edisi Asli
Hak Cipta © 2017, Indomedia Pustaka
Griya Kebonagung 2, Blok I2, No.14
Kebonagung, Sukodono, Sidoarjo
Telp. : 0812-3250-3457
Website : www.indomediapustaka.com
E-mail : indomediapustaka.sby@gmail.com

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh


isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk
memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa
izin tertulis dari Penerbit.

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA


1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak
suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau
Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).

Winarti, Eko

Buku Ajar Kesehatan Reproduksi/Eko Winarti


Edisi Pertama
—Sidoarjo: Indomedia Pustaka, 2017
1 jil., 17 × 24 cm, 278 hal.

ISBN: 978-602-6417-22-0

1. Kesehatan 2. Kesehatan Reproduksi


I. Judul II. Eko Winarti
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Buku ajar Kesehatan Reproduksi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Pembahasan materi pada buku ajar ini dilakukan dengan
cara memaparkan landasan  teori beserta contoh soal mapun kasus tentang kesehatan
reproduksi wanita. Kesehatan reproduksi wanita adalah Hal yang sangat penting bagi
seorang perempuan di dunia ini. Hanya dengan anatomi dan fungsi reproduksi yang
sehat sepanjang siklus kehidupan saja, seorang wanita bisa menjalani kehidupan ini
secara bermakna dan berkualitas.
Isi  buku ajar  ini mencakup materi pokok kesehatan reproduksi  yakni : konsep
kesehatan reproduksi, konsep gender dalam kesehatan reproduksi perempuan, tentang
isu-isu kesehatan perempuan, tentang masalah-masalah kesehatan reproduksi yang
sering terjadi pada siklus reproduksi perempuan. Termasuk trend issue kesehatan
reproduksi wanita terkini berserta upaya pencegahan masalah-masalah kesehatan
reproduksi sepanjang siklus kehidupan wanita mulai bayi baru lahir, anak, remaja,
wanita usia subur sampai menopause juga ikut disertakan. Buku ajar ini dapat digunakan
sebagai salah satu literatur dibidang pengajaran dan penelitian dalam bidang kesehatan
reproduksi.
iv   Buku Ajar—Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan

Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terimakasih yang tak


terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusun dalam
menyelesaikan  buku ajar  ini. Semoga buku ajar  ini  dapat memberikan manfaat bagi
para mahasiswa pada umumnya maupun tenaga kesehatan yang sedang mendalami
materi tentang kesehatan reproduksi wanita.

Penyusun

Eko Winarti, SST., M.Kes


Kata Pengantar v  

BUKU AJAR
KESEHATAN REPRODUKSI
DIII
vi   Buku Ajar—Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan

MATA KULIAH : Kesehatan Reproduksi dan keluarga berencana 1


KODE MATA KULIAH : KB.3412
BEBAN STUDI : 3 SKS (T2;P1)
PENEMPATAN : Semester II

Tujuan Mata Kuliah


a. Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini membahas tentang konsep kesehatan reproduksi, memahami
konsep gender dalam kesehatan reproduksi perempuan, memahami isu-isu
kesehatan perempuan, memahami masalah-masalah kesehatan reproduksi yang
sering terjadi pada siklus reproduksi perempuan, melakukan deteksi dini gangguan
kesehatan reproduksi dan memberikan asuhan kebidanan pada perempuan yang
berkaitan dengan sistem reproduksi dalam perspektif gender.
Mata kuliah ini menggunakan competency based learning, tutorial, role play,
ceramah, diskusi, praktikum serta metode interaktif yang membentuk mahasiswa
terlibat aktif.

b. Manfaat Mata Kuliah


1) Dapat menambah kajian baru dalam bidang kesehatan, khususnya kesehatan
reproduksi.
2) Menambah pengetahuan mahasiswa tentang konsep gender dalam kesehatan
reproduksi perempuan.
3) Menambah wawasan mahasiswa tentang isu-isu kesehatan perempuan.
4) Menambah wawasan mahasiswa tentang masalah-masalah kesehatan
reproduksi yang sering terjadi pada siklus reproduksi perempuan
5) Membuat mahasiswa mampu melakukan deteksi dini gangguan kesehatan
reproduksi
6) Membuat mahasiswa mampu membuat asuhan kebidanan pada perempuan
yang berkaitan dengan sistem reproduksi dalam perspektif gender

c. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu memahami konsep kesehatan
reproduksi, konsep gender dalam kesehatan reproduksi perempuan. tentang isu-
isu kesehatan perempuan, tentang masalah-masalah kesehatan reproduksi yang
sering terjadi pada siklus reproduksi perempuan
Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................... iii


Daftar Isi..................................................................................................... vii

Bab 1 Konsep Kesehatan Reproduksi................................................. 1


1.1 Definisi Kesehatan Reproduksi..................................................... 1
1.2 Tujuan Kesehatan Reproduksi...................................................... 1
1.3 Sasaran Kesehatan Reproduksi..................................................... 2
1.4 Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi......................................... 2
1.5 Sejarah Kesehatan Reproduksi di Indonesia.................................. 3
1.6 Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi...................... 4
1.7 Indikator Kesehatan Reproduksi.................................................. 5
1.8 Hak-Hak Reproduksi................................................................... 7
Contoh Soal....................................................................................... 8
Daftar Pustaka................................................................................... 11

vii  
viii   Buku Ajar—Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan

Bab 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan.. 13


2.1 Konsep Gender............................................................................ 13
2.1.1 Definisi Gender............................................................... 13
2.1.2 Sosial Budaya yang Memengaruhi Gender ...................... 13
2.1.3 Perspektif Gender dalam Masalah
Kesehatan Reproduksi .................................................... 15
2.1.4 Bentuk Ketidakadilan Gender.......................................... 15
2.1.5 Issue Gender dalam Kesehatan Reproduksi...................... 16
2.2. Seksualitas dan Komponennya..................................................... 17
2.2.1 Seksualitas dalam Kerangka Fikir Gender........................ 17
2.2.2 Seksualitas dan Mitos-Mitos............................................ 18
2.2.3 Kaitan Peran Gender dan Seksualitas............................... 20
2.2.4 Diskusi Seksualitas.......................................................... 20
Contoh Soal....................................................................................... 21
Daftar Pustaka................................................................................... 25

Bab 3 Memahami Isu-Isu Kesehatan Perempuan............................. 27


3.1 Kesehatan Ibu dan Anak.............................................................. 27
3.1.1 Isu-Isu Kesehatan Reproduksi dan
Kesehatan Ibu dan Anak................................................. 27
3.1.2 Penyebab Kematian Ibu................................................... 28
3.1.3 Pola Kematian Anak....................................................... 29
3.2 Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).......................................... 30
3.2.1 Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)............ 30
3.2.2 Faktor yang Mendasari KRR Menjadi Isu Penting............ 30
3.2.3 Ramaja........................................................................... 30
3.3. KB, ISR, dan IMS........................................................................ 37
3.3.1 KB.................................................................................. 37
3.3.2 ISR dan IMS................................................................... 38
3.4 Usia Lanjut dan Kekerasan terhadap Perempuan.......................... 45
3.4.1 Usia Lanjut (Menopuse).................................................. 45
3.4.2 Kekerasan terhadap Perempuan....................................... 49
Contoh Soal ...................................................................................... 50
Daftar Pustaka................................................................................... 52

Bab 4 Masalah-Masalah Kespro yang Terjadi pada


Siklus Reproduksi Perempuan................................................... 55
4.1 Masalah Gangguan pada Kesehatan Reproduksi dan Upaya
Penanggulangannya..................................................................... 55
4.1.1 Infertilitas....................................................................... 55
Daftar Isi ix  

4.1.2 Seksual Tranmited Deseases (STD)/


Penyakit Menular Seksual (PMS)..................................... 62
4.1.3 Gangguan Haid............................................................... 74
4.1.4 Pelvic Inflamatory Deseases (PID)................................... 77
4.1.5 Unwanted Pregnancy dan Aborsi..................................... 81
4.1.6 Hormone Replacement Therapy (HRT)
Terapi Pengganti Hormon ............................................... 84
4.2 Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan
Upaya Mengatasinya................................................................... 86
4.2.1 Kekerasan....................................................................... 86
4.2.2 Perkosaan....................................................................... 87
4.2.3 Pelecehan Seksual........................................................... 88
4.2.4 Singel Parent................................................................... 89
4.2.5 Perkawinan Usia Muda dan Tua...................................... 91
4.2.6 Wanita di Tempat Kerja................................................... 92
4.2.8 Homeless........................................................................ 96
4.2.9 Wanita di Pusat Rehabilitasi............................................ 98
4.2.10 Pekerja Seks Komersial (PSK)......................................... 99
4.3 Aspek Kesehaan Reproduksi........................................................ 100
4.3.1 Drug Abuse.................................................................... 101
4.3.2 Pendidikan ..................................................................... 103
4.3.3 Upah ............................................................................. 105
Contoh Soal....................................................................................... 108
Daftar Pustaka................................................................................... 111

Bab 5 Melakukan Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi.. 113


5.1 Skrining Keganasan pada Sistem Reproduksi................................ 113
5.1.1 Definisi........................................................................... 113
5.1.2 Tujuan............................................................................ 113
5.1.3 Manfaat.......................................................................... 114
5.1.4 Sifat Skrinning................................................................ 114
5.1.5 Syarat Melaksanakan Skrinning....................................... 114
5.1.6 Jenis Penyakit yang Tepat untuk Skrining......................... 114
5.2 Macam-Macam Skrinning............................................................ 115
5.2.1 Skrining Kanker Payudara............................................... 115
5.2.2 Melakukan Tehnik Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI)............................................ 119
5.2.3 Skrining Kanker Serviks.................................................. 124
5.2.4 Langkah Skrinning.......................................................... 126
Contoh Soal....................................................................................... 127
Daftar Pustaka................................................................................... 130
x   Buku Ajar—Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan

Bab 6 Dokumentasi Asuhan Kebidanan Kesehatan


Reproduksi Berspektif Gender................................................... 131
Kasus 1: Infertilitas............................................................................. 131
Kasus 2: KB....................................................................................... 135
Kasus 3: Menopause........................................................................... 140
Kasus 4: Fluor Albus.......................................................................... 143
Kasus 5: Ca Mammae........................................................................ 151
Evaluasi............................................................................................. 155
BAB 1
Konsep Kesehatan
Reproduksi

1.1 DEFINISI KESEHATAN REPRODUKSI


1. Kesehatan reproduksi menurut WHO (2008) adalah kesejahteraan fisik, mental
dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya
[Reproductive health is a state of complete physical, mental and social welling and
not merely the absence of disease or infirmity, in all matters relating toreproductive
system and to its funtctions processes (WHO)]
2. Kesehatan Reproduksi adalah masalah kesehatan yang menyeluruh, luas dan saling
terkait (Saparinah, 2006).
3. Menurut ICPD (1994) di kairo, kesehatan reproduksi adalah keadaan sempurna
fisik, mental dan kesejateraan sosial dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit
atau kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan
fungsi serta proses.

1.2 TUJUAN KESEHATAN REPRODUKSI


Adapun tujuan kesehatan reproduksi menurut Prijatni (2015) ada dua yaitu:
1. Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif kepada
perempuan termasuk kehidupan seksual termasuk hak-hak reproduksi perempuan
2   Buku Ajar—Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan

2. Meningkatkan kesadaran dan kemandirian perempuan dalam mengatur fungsi


dan proses reproduksinya, yang pada akhirnya dapat membawa pada peningkatan
kualitas hidupnya

Sedangkan menurut Depkes RI (1996) ada 4 tujuan khusus dalam kesehatan


reproduksi yaitu:
1. Meningkatka kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi
reproduksinya
2. Meningkatkan hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan
hamil, jumlah dan jarak kehamilan
3. Meningkatkan hak dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari perilaku
seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dan anak-
anaknya
4. Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang berkaitan
dengan proses reproduksi, berupa pengadaan informasi dan pelayanan yang dapat
memenuhi kebutuhan untuk mencapai kesehatan reproduksi secara optimal

1.3 SASARAN KESEHATAN REPRODUKSI


Menurut Prijatni (2015) Sasaran kesehatan reproduksi dibagi menjadi sasaran “utama”
dan sasaran “antara”. Adapun sasaran utama reproduksi adalah laki-laki dan perempuan
usia subur, remaja putra dan putri yang belum menikah dan kelompok risiko yaitu:
pekerja seks, masyarakat yang termasuk keluarga pra sejahtera. Sedangkan kelompok
antara adalah: petugas kesehatan dan pemberi layanan yang berbasis masyarakat.

1.4 RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI


Menurut Yuwono (2002) Ruang lingkup kesehatan Reproduksi sangat Luas, meliputi
kesehatan ibu dan anak, Keluarga berencana, Pencegahan dan penularan penyakit
menular seksual (PMS), pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi, Kesehatan
reproduksi remaja, pencegahan dan penangan infertil, kanker pada usia lanjut dan
osteoporosis. Dan dapat juga meliputi:
1. Masalah kesehatan reproduksi perempuan
Masalah kesehatan reproduksi ini mencakup masalah kesehatan perempuan,
morbiditas dan mortalitas perempuan, yang berhubungan dengan kehamilan,
persalinan dan masa nifas serta masa menunda kehamilan yang dipengaruhi oleh
gizi, anemia, komplikasi kehamilan, persalinan, nifas dan infertilitas
Bab 1—Konsep Kesehatan Reproduksi 3  

Masalah ini meliputi peranan sosial budaya yaitu sikap atau pandangan masyarakat
terhadap kesuburan dan kemandulan, nilai anak, sikap masyarakat terhadap
perempuan hamil
2. Masalah gender dan seksualitas
Pengendalian sosial budaya terhadap masalah seksualitas, norma sosial tentang
perilaku seks, homoseks, poligami, dan perceraian. Juga masih ada intervensi
pemerintah misalnya adanya undang-undang pornografi, pelacuran, pendidikan
seksualitas. Juga adanya seksualitas pada kalangan remaja, status dan peranan
perempuandan perlindungan terhadap perempuan bekerja
3. Masalah yang berkaitan dengan kehamilan yang tidak diinginkan
Masalah ini meliputi, aborsi terutama yang unsafe abortion, dampak Unwanted
Pregnancy terhadap kesehatan perempuan dan keluarga, serta kebijakan
pemerintahdalam menghadapi hal tersebut diatas
4. Masalah kekerasan dan pemerkosaan terhadap perempuan
Kecenderungan melakukan pemerkosaan dan dampaknya terhadap perempuan,
norma sosial terhadap kekerasan dalam rumah tanga (KDRT), sikap masyarakat
terhadap kekerasan, pemerkosaan dan pelacuran. Dan langkah-langkah untuk
mengatasi masalah tersebut
5. Masalah infeksi menular seksual (IMS)
Infeksi Menular seksual (IMS) seperti Gonore, sipilis, klamidia, herpes dan HIV/
AIDS. Dampak sosial ekonomi dari IMS, Sikap masyarakat terhadap IMS, dan upaya
pemerintah untuk mengatasiIMS termasuk pelayanan kesehatan untuk pekerja
seks komersial

Sedangkan menurut Watie (1996) dalam jurnal Dr. Juliandi (2003) Ruang lingkup
kesehatan reproduksi meliputi kesehatan seksual, Penyakit Menular seksual (PMS)
termasuk HIV/AIDS, kebutuhan Khusus remaja, dan perluasan jangkauan pelayanan
masyarakat kurang mampu atau mereka yang tersisih.

1.5 SEJARAH KESEHATAN REPRODUKSI DI INDONESIA


Menurut Biran (1990) dikutip dari buku Kusuma Dewi (2011) Sejarah kesehatan wanita
indonesia dapat dikatakan sangat menyedihkan, terbukti dari tingginya angka kematian
ibu. Sebagai titik kulminasi nilai kesehatannya, kematian yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, masa nifas secara langsung berkaitan dengan trias komplikasinya
yaitu perdarahan, infeksi dan gestosis, semuanya akibat pertolongan dukun atau peraji,
khususnya di desa. Peraji atau dukun yng tidak mengetahui mekanisme persalinan
dengan benar telah melakukan pertolongan persalinan tidak bersih yang mengakibatkan
infeksi ringan sampai berat sehingga menyebabkan kematian pada ibu.
4   Buku Ajar—Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan

1.6 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN REPRODUKSI


Menurut Centers for Disease Control and Prevention (2000) yang dikutip dari buku
Rahyani (2012), terdapat 12 faktor yang memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan
wanita, yaitu:
1. Kemiskinan
Penduduk indonesia saat ini hidup dibawah garis kemiskinan. Badan pusat statistik
(2012) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin di indonesia telah mengalami
penurunan dari 30,02 jta jiwa pada maret 2011 menjadi 29,89 juta jiwa pada
september 2011 dengan presentase penduduk miskin tertinggi terdapat di maluku
dan papua (25,25%), kemudian bali dan nusa tenggara (15,46%).dari jumlah
tersebut, diketahui bahwa jumlah wanita yang hidup dibawah garis kemiskinan
lebih tinggi daripada jumlah pria yang hidup dibawah garis kemiskinan. Kondisi
tersebut terjadi akibat keterbatasan akses wanita terhadap sumber ekonomi,
sumber lapangan pekerjaan, kepemilikan harta benda, pendidikan dan pelatihan.
Kemiskinan meliputi ketidakmampuan infividu untuk mencukupi kebutuhan
dasar manusia yang pokok, termasuk makanan, minuma, fasilitas sanitasi,
kesehatan, rumah tinggal, pendidikan dan informasi (UN, 1995)
2. Pendidikan
Pendidikan diketahui memiliki pengaruh yang kuat terhadap tingkat dan pola
fertilitas, seperti peran wanita terpelajar dalam promosi kontrasepsi (Caldwell,
2005; Cocharane, 1979; Castro Martrin & Juarez, 1995). Oleh sebab itu, investasi
pendidikan berperan besar dalam menghapus hambatan institusi dan budaya
terhadap wanita, termasuk mendorong promosi kontrasepsi dan mengurangi
tingkat fertilitas (UN, 1987).
3. Penyediaan Layanan Kesehatan
Krisis ekonomi tahun 1998 mengakibatkan penurunan pertumbuhan ekonomi di
indonesia, hingga -13,7% dan peningkatan inflasi hingga lebih dari 80%. Hal tersebut
berdampak pada penyediaan layanan kesehatan, baik oleh pemerintah pusat maupun
daerah. Hambatan utama yang muncul dalam upaya meningkatkan upaya kesehatan
wanita umumnya berasal dari kondisi sosial, ekonomi, budaya atau kondisi lain yang
menghambatwanita untuk mengakses layanan kesehatan (WHO, 1998 dalam Fathalla,
2003)
4. Kekerasan terhadap Wanita
Bentuk tindak kekerasan terhadap wanita meliputi kekerasan fisik, psikologis,
seksual dan ekonomi yang dapat terjadi dalam lingkup individu, keluarga dan
hubungan dekat, komunitas serta struktural. Tindak kekerasan dapat terjadi
akibat berbagai faktor yng meliputi, individual, hubungan dekat, sosial budaya
dan lingkungan (WHO, 2002)
Bab 1—Konsep Kesehatan Reproduksi 5  

5. Perekonomian
Wanita muda yang bekerja di pabrik lebih berisiko mengalami masalah kesehatan.
Masalah kesehatan dapat terjadi akibat lingkungan kerja yang berbahaya, jam kerja
yang panjang. Dan pendapatan yang erndah. Kondisi tersebut bagaikan mata rantai
yang memengaruhi rendahnya status kesehatan wanita. Status sosial ekonomi
yang rendah membahayakan kesehatan wanita, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Tingkat perekonomian global yang rendah akan memengaruhi
tingginya angka pelacuran yang juga berdampak pada peningkatan penyebaran
IMS (Chatterjee, 1990).
6. Pengambilan Keputusan
Peran pengambilan keputusan juga memengaruhi penyebab kematian ibu. Tiga
faktor keterlambatan yang memengaruhi kematian ibu antara lain: keterlambatan
mengambil keputusan dirumah, keterlambatan mencapai fasilitas kesehatan, yng
lebih sering disebabkan oleh hambatan transportasi, dan keterlambatan melakukan
penanganan di fasilitas kesehatan (CDC, 2000)
7. Media
Media masih terus memublikasikan citra yang negatif dan merendahkan wanita,
seperti kekerasan, pelecehan dan pornografi yang berdampak buruk bagi wanita.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa media memberi pengaruh yang
sangat kuat bagi penonton di semua usia (Wellings et, al., 2006).
Population reference Bureau (2000) menyatakan bahwa remaja perempuan
yang melihat lebih banyak media seksual akan lebih cepat matur dan memiliki
pandangan menyetujui aktivitas seksual remaja (Population, 2000).
8. Lingkungan
Remaja yang tinggal di area kumuh, dengan angka penyalahgunaan zat, tindak
kekerasan dan kelaparan yang tinggi, cenderung memiliki usia aktif secara seksual
yang lebih dini. Hal tersebut juga memengaruhi usia individu memiliki anak. Remaja
yang tinggal di area perkotaan berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan dan
menerima dampak sosial akibat aktivitas hubungan seksual yang tidak terlindungi
di usia yang lebih dini (Kinsman et al, 1998)

1.7 INDIKATOR KESEHATAN REPRODUKSI


WHO, pada tahun 2002 yang dikutip dari buku Rahyani (2012), mengajukan beberapa
indikator kesehatan reproduksi dalam lingkup nasional maupun global, yang meliputi
kesehatan ibu dan anak serta penggunaan kontrasepsi. Indikator tersebut antara lain:
1. Total fertility rate (TFR), yaitu jumlah total anak yang dilahirkan selama usia subur
jika wanita saat ini berada pada usia yang tepat untuk melahirkan
6   Buku Ajar—Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan

2. Prevalensi penggunan kontrasepsi, yaitu presentase wanita usia subur (15-49


tahun), atau pasangan, yang menggunakan minimal satu metode kontrasepsi pada
satu waktu tertentu
3. Maternal mortality ratio (MMR) merupakan jumlah kematian ibu setiap
tahunnya per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu adalah kematian wanita
dalam masa kematian atau dalam waktu 42 hari sejak kehamilan berakhir, tanpa
memerhatikan durasi kehamilan, akibat berbagai penyebab dan penatalaksanaan
yang berhubungan dengan atau memperburuk kondisi kehamilan, tetapi tidak
disebabkan leh kecelakaan atau kasus insidental
4. Cakupan asuhan antenatal, yaitu presentase dari wanita yang berkunjung, minimal
1 kali selama masa kehamilan, ke fasilitas kesehatan yang di kelola oleh tenaga
terlatih (selain tenaga penolong persalinan tradisional yang terlatih atau tidak
terlatih) untuk berbagai alasan yang berkaitan dengan kehamilan
5. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih yang digambarkan melalui
prosentase kelahiran bayi yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (selain
tenaga penolong persalinan tradisional yang terlatih atau tiedak terlatih)
6. Ketersediaan perawatan obstetri neonatal essensial dasar (PONED), yaitu jumlah
fasilitas yang dilengkapi PONED per 500.000 populasi. PONED seharusnya meliputi
pemberian antibiotik parenteral, oksitosin (obat yang merangsang kontraksi uterus
untuk mencegah dan menangani perdarahan setelah persalinan), sedatif untuk
penanganan eklampsia, dan pengeluaran plasenta atau sisanya secara manual.
7. Ketersediaan perawatan obstetri neonatal essensial komprehensif (PONEK),
yaitu jumlah fasilitas yang dmemberi pelayanan PONEK per 500.000 populasi.
PONEK meliputi pelayanan PONED yang ditambah dengan pelayanan pembedahan,
anastesi dan transfusi darah
8. Perinatal mortality rate (PMR), yaitu jumlah kematian perinatal per 1.000 total
kelahiran. Kematian perinatal terjadi selama masa kehamilan akhir (usia kehamilan
22 minggu atau lebih), selama kelahiran bayi dan hingga 1 minggu setelah kelahiran
9. Prevalensi berat bayi lahir rendah (BBLR) merupakan presentase kelahiran hidup
bayi yang memilliki berat lahir rendah (<2.500 gram)
10. Prevalensi serologi sifilis positif pada ibu hamil, yaitu presentase ibu hamil, berusia
15-24 tahun yang menjalani skrinning sifilis dengan hasil serologi positif
11. Prevalensi anemia pada wanita merupakan presentase wanita usia subur, berusia
15-49 tahun, yang mengalami skrinning anemia dengan hasil pemeriksaan
menunjukkan kada Hb <11 g/L untuk ibu hamil dan <12 g/L untuk wanita yang
tidak hamil
12. Presentase indikasi aborsi yang diperolehkan secara obstetri dan ginekologi, yaitu
presentase kasus yang mendapat pelayanan obstetri dn ginekologi tertentu, seperti
aborsi, aborsi spontan, dan induksi selain terminasi kehamilan yang direncanakan
Bab 1—Konsep Kesehatan Reproduksi 7  

13. Prevalensi sunat pada wanita (FGM), yaitu presentase wanita yang menjalani sunat
berdasarkan hasil wawancara dalam survey di masyarakat
14. Prevalensi infertilitas pada wanita, yaitu presentase wanita usia 15-49 tahun yang
tidak hamil meskipun aktif melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan
kontrasepsi dan tidak sedang menyusui, yang menyatakan berusaha untuk hamil
selama 2 tahun atau lebih
15. Insiden uretritis pada pria yang dilaporkan adalah presentase pria berusia
15-49 tahun yang melaporkan episode eritritis selama 12 bulan terakhir dalam
wawancara saat survey di masyarakat
16. Prevalensi HIV pada ibu hamil, yaitu presentase ibu hamil berusia 15-24 tahun
yang menjalani skrinning HIV dengan Hasil serologi positif
17. Pengetahuan tentang HIV yang berkaitan dengan praktik pencegahan adalah
presentase seluruh respondent yang mengidentifikasi secara benar 3 upaya
pencegahan penularan seksual HIV dan yang menjawab selah terkait penularan
HIV atau pencegahannya.

1.8 HAK-HAK REPRODUKSI


Menurut ICPD (1994) dikutip dari buku Rahyani (2012) hak-hak reproduksi antara lain:
a. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.
b. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
c. Hak kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi
d. Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan
e. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak
f. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksinya
g. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan
dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual
h. Hak mendapatkan manfaat kemajuan, ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksi
i. Hak atas kerahasiaan pribadi berkaitan dengan pilihan atas pelayanan dan
kehidupan reproduksinya
j. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga
k. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga
dan kehidupan reproduksi
l. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi
8   Buku Ajar—Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan

CONTOH SOAL
1. Kesehatan reproduksi adalah?
a. Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh
bukan hanya bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya
b. Kesehatan Reproduksi adalah masalah kesehatan yang tidak menyeluruh, luas
dan tidak saling saling terkait
c. Kesehatan reproduksi adalah keadaan sempurna fisik, mental walaupun tidak
sejatera secara sosial
d. Kesehatan reproduksi adalah semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan,
dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta tidak
berfungsinya kesehatan reproduksi
2. Bagaimana pengertian kesehatan reproduksi menurut WHO?
a. Kesehatan Reproduksi adalah masalah kesehatan yang menyeluruh, luas dan
saling terkait
b. Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh
bukan hanya bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya
c. Kesehatan reproduksi adalah keadaan sempurna fisik, mental dan kesejateraan
sosial
d. Kesehatan reproduksi adalah tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau
kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan
fungsi serta proses.
3. Tujuan kesehatan reproduksi secara menyeluruh adalah?
a. Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif kepada
perempuan termasuk kehidupan seksual termasuk bukan hak-hak reproduksi
perempuan
b. Meningkatkan kesadaran dan kemandirian perempuan dalam mengatur
fungsi dan proses reproduksinya, yang pada akhirnya dapat membawa pada
peningkatan kuantitas hidupnya
c. Meningkatkan kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi
reproduksinya
d. Meningkatkan hak dan tanggung jawab sosial laki-laki dalam menentukan
kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilan
4. Sedangkan tujuan kesehatan reproduksi secara umum adalah?
a. Meningkatkan kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi
reproduksinya
b. Meningkatkan kesadaran dan kemandirian perempuan dalam mengatur
fungsi dan proses reproduksinya, yang pada akhirnya dapat membawa pada
peningkatan kualitas hidupnya
Bab 1—Konsep Kesehatan Reproduksi 9  

c. Meningkatkan hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan


kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilan
d. Meningkatkan hak dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari
perilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan
pasangan dan anak-anaknya
5. Tujuan kesehatan reproduksi secara khusus adalah, kecuali?
a. Meningkatkan hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan
kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilan
b. Meningkatkan hak dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari
perilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan
pasangan dan anak-anaknya
c. Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang berkaitan
dengan proses reproduksi, berupa pengadaan informasi dan pelayanan yang
dapat memenuhi kebutuhan untuk mencapai kesehatan reproduksi secara
optimal
d. Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif kepada
perempuan termasuk kehidupan seksual termasuk hak-hak reproduksi
perempuan
6. Sarana kesehatan reproduksi meliputi, kecuali?
a. Laki-laki dan perempuan usia subur
b. Remaja putra dan putri yang belum menikah
c. Kelompok risiko
d. Anak balita
7. Sasaran utama kesehatan reproduksi adalah, kecuali?
a. Laki-laki dan perempuan usia subur
b. Remaja putra dan putri yang belum menikah
c. Kelompok risiko
d. Tenaga kesehatan
8. Sasaran antara kesehatan reproduksi adalah?
a. Laki-laki dan perempuan usia subur
b. Remaja putra dan putri yang belum menikah
c. Kelompok risiko
d. Tenaga kesehatan
9. Yang tidak termasuk ruang lingkup kesehatan reproduksi adalah?
a. Kesehatan ibu dan anak
b. Keluarga berencana
c. Pencegahan dan penularan penyakit menular seksual (PMS)
d. Patah tulang
10. Faktor yang memengaruhi kesehatan reproduksi meliputi?
a. Kemiskinan, pendidikan, Penyediaan layanan kesehatan
10   Buku Ajar—Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan

b. Kekerasan terhadap wanita, perekonomian, Pengambilan keputusan


c. Jawaban a dan b benar
d. Hanya jawaban a
11. Beberapa yang menjadi indikator kesehatan reproduksi adalah sebagai berikut,
kecuali?
a. Kesehatan keluarg
b. Kesehatan ibu dan anak
c. Penggunaan kontrasepsi
c. Pemilihan kontrasepsi
12. Seorang petugas kesehatan Puskesmas Teluk Pucung akan mengadakan penyuluhan
di desa Sukorame yang bertema “ Menjaga Kesehatan Reproduksi “, sebelum
dilakukannya penyuluhan petugas menyiapkan alat-alat yang akan digunakan
dalam penyuluhan seperti leaflet, dan lembar balik. Apakah yang dilakukan petugas
kesehatan itu?
a. Promosi Kesehatan (Promotion of Health)
b. Upaya Pencegahan Primer
c. Upaya Pencegahan Sekunder
d. Upaya Tersier
e. a dan b benar
13. Dibawah ini merupakan hak reproduksi kecuali?
a. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.
b. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
c. Hak kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi
d. Hak untuk memilih pasangan
14. Seorang remaja berusia 18 tahun datang kebidan dengan keluhan sakit dibagian
perut bawah dan pernah mengalami keputihan berwarna hijau 1 bulan yang lalu.
Bagaimana tindakan anda dalam mengatasi hal tersebut?
a. Memberikan obat antibiotik
b. Lakukan pemeriksaan inspikulo
c. Rujuk ke dokter obsgyn
d. Berikan obat antiperitik
15. Seorang remaja berusia 17 tahun di daerah terpencil mengalami perdarahan
hebat. Setelah diperiksa oleh bidan, ternyata telah melakukan aborsi di dukun
setempat dengan menggunakan alat yang tidak steril dan terdapat luka pada jalan
lahir sehingga perlu dilakukan rujukan dikarenakan kurangnya lengkapnya alat
kesehatan. Untuk melakukan rujukan ke RS membutuhkan waktu 7 jam. Ditengah
perjalanan remaja tersebut meninggal karena kehabisan darah. Sebagai tenaga
kesehatan untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan tersebut maka perlu adanya
rekomendasi untuk pelayanan kesehatan, diantaranya sebagai berikut, kecuali?
Bab 1—Konsep Kesehatan Reproduksi 11  

a. Penyediaan fasilitas pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif


(PONEK), pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar (PONED), posyandu
dan unit transfusi darah yang belum merata dan belum seluruhnya terjangkau
oleh seluruh penduduk
b. Pemerintah membuat kebijakan mengenai anggaran untuk meningkatkan
kesehatan perempuan, misalnya dengan mengharuskan 20% anggaran
kesehatan untuk kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan memastikan
anggaran tersebut tepat sasaran
c. Memasukkan fasilitas pelayanan kesehatan reproduksi (melalui pendidikan
kesehatan reproduksi) untuk remaja dan perempuan ke dalam indikator
SPM serta mengupayakan tersedianya layanan kesehatan reproduksi remaja
di Puskesmas yang secara aktif juga memberikan pendidikan kesehatan
reproduksi di sekolah-sekolah sesuai jenjang pendidikan
d. Melakukan pendataan untuk menurunkan jumlah AKI

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2012). Profil kemiskinan di Indonesia September 2011. [Internet]
http://www.bps.go.id [Di akses tanggal 10 Juni 2015].
Biran, A. (1990). Masalah kematian maternal di Indonesia. Disampaikan pada seminar
peningkatan kesehatan ibu hamil, persalinan dan perinatal. Jakarta: Lembaga
peneliti UI
Centers for Disease Control and Prevention (CDC, (2000). The Helathy newborn. A
Reference manual for program managers. CDC, CCHI, and CARE
Caldwell, J.C. (2005). On net intergenerational wealth flows: an update. Population and
development review, [buku Ni komang]
Chatterjee, M. (1990). Indian Women: Their health and Economic Productivity. World
bank Discussion Paper No. 109. Washington, DC: The World Bank
Chocarane, SH. (1979). Fertility and education: What do we really know? World bank
staff occasional paper, No. 26. Baltmore: John Hopkins Universuty Press
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2000). The Healthy newborn. A
reference manual for program managers. CDC, CCHI, and CARE
Departemen Kesehatan, RI. (1996). Kesehatan Reproduksi di Indonesia. Jakarta: Dirjen
Pembinaan Kesehatan Masyarakat
Fathalla, M.F. (2003). Promotion of research in human reproduction: Global needs and
perspectives. Human reproduction
Kinsman, S. dkk. (1998). Early Sexual Intiation: The role of peer norms. Pediatrics
Prijatni, I. (2015). Modul Kesehatan Reproduksi dan KB Kegiatan Belajar 1. Jakarta: Bakti
Husada
12   Buku Ajar—Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan

Saparinah, dkk. (2006). Implementasi pasal 12 undang-undang no 7 tahun 1984,


pelayanan kehamilan, persalianan dan pasca persalinan. Yogyakarta
United Nations. (1987). Fertility Behaviour in the context of development: Evidence from
the world fertility survey. New York, United nations (Population Studies No. 100
ST/ESA/SER.A/100, Sales No. E.86.XII.5).
United Nations, Populatioin and Development, i. (1994). Program of action adopted at
the International Conference on Population and Development, Cairo, 5-13 September
1994 New York-United nations, Department for Economic and Social Information
and policy Analysis, ST/ESA/SER.A/149, 1994. (hereinafter Cairo Programe)
United Nations. (1995). Eradication of poverty. Dalam United Nations (Ed). Programme
of action of the world summit for social development. Copanhagen
Watie, A. (1996). Kesehatan Reproduksi dasar pemikiran, pengertian dan implikasinya.
Yogyakarta: UGM
Wellings, dkk. (2006). Seksual Behaviour in context: a global perspective. Lancet
World Health Organization (WHO). (2002). World report on violence and health. Janewa:
WHO
World Health Organization (WHO). (2008). Women and health:today”s evidence
tomorrow”s agenda. Janewa (jurnal Dr. Juliandi harahap).
Yuwono, S. (2002). Kesehatan Reproduksi dan Keberagaman. Kognisi

Anda mungkin juga menyukai