Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN MUTU YANKES


Tentang : “ Standarisasi Mutu Pelayanan Kesehatan (RS) dan Jenis-
jenis Standarisasi Mutu di Rumah Sakit ”

DOSEN PENGAMPU:

SILVIA INDAH DESVITA, S.Tr.Keb.MKM

DISUSUN OLEH:

RISKA AMELIA 191272110006

PROGRAM STUDI S.I KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MERANGIN
YAYASAN HAJI SOEHEILY QARI
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Manajemen Mutu Yankes

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Mutu Yankes


dengan dosen pengampu Ibu Silvia Indah Desvita, S.Tr.Keb.MKM Sebagaimana kami
menyadari bahwa laporan makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, baik dari isi
maupun pembahasan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna menyempurnakan tugas makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat. Atas perhatiannya, kami ucapkan


terima kasih.

                                                                                       

Bangko,    November 2021

         

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .......................................................................... ........ ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................

1.1 Latar Belakang ..............................................................................


1.2 Rumusan Masalah .........................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................
BAB II PEMBAHASAAN.................................................................... ........

2.1 Konsep RS dan Kelas RS...............................................................


2.2 Pengertian Standarisasi Mutu Pelayanan Kesehatan (RS).............
2.3 Manfaat Standarisasi Mutu Pelayanan Kesehatan (RS).................
2.4 Jenis-Jenis Standarisasi ( Internasional dan Nasional )
Pelayanan Kesehatan (RS) ............................................................
2.5 Standarisasi ISO 9000....................................................................

BAB III PENUTUP........................................................................................


.................................................................................................................

3.1 Kesimpulan ....................................................................................


...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada pasal 28 H, ayat ( l) perubahan Undang – undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh
pelayanan kesehatan dan dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab
atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas perayanan kesehatan perorangan


merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung
penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran pelayanan kesehatan di rumah sakit
mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks.

Berbagai jenis tenaga kesehatan dari ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
yang berkembang sangat pesat yang perlu diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka
pemberian pelayanan yang bermutu standar, membuat semakin kompleksnya
permasalahan di rumah sakit. Pada hakekatnya rumah sakit berfungsi sebagai tempat
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Fungsi dimaksud memiliki makna
tanggung jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam
meningkatkan taraf kesejahteraan mesyarakat.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 Tentang


Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal BAB I ayat 6
menyatakan : Standar pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah
ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah
yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal, Ayat 7 menyatakan: Indikator
SPM adalah tolak ukur untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk
menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuh didalarn pencapaian suatu SPM
tertentu berupa masukan, proses, hasil dan atau manfaat pelayanan, Ayat 8 menyatakan:
Pelayanan dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial ekonomi dan pemerintahan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa Konsep Rumah Sakit dan Kelas Rumah Sakit ?
2. Apa Pengertian Standarisasi Mutu Pelayanan Kesehatan ( RS ) ?
3. Apa Manfaat Standarisasi Mutu Pelayan Kesehatan (RS)?
4. Apa Jenis-jenis Standarisasai ( Internasional dan Nasional ) Pelayanan Kesehatan
(RS)?
5. Apa Standarisasi ISO 9000-1 ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui Konsep Rumah Sakit dan Kelas Rumah Sakit.
2. Mengetahui Pengertian Standarisasi Mutu Pelayanan Kesehatan (RS).
3. Mengetahui Manfaat Standarisasi Mutu Pelayanan Kesehatan (RS).
4. Mengetahui Jenis-jenis Standarisasi ( Internasional dan Nasional ) Pelayanan
Kesehatan (RS).
5. Mengetahui Standarisasi ISO 9000-1.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Rumah Sakit dan Kelas Rumah Sakit


Dalam Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, dijelaskan
bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi pelayanan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
dan gawat darurat. Dalam menjalankan tugasnya, rumah sakit memiliki fungsi sebagai
penyelenggara pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit, memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai dengan kebutuhan medis,
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi sumber daya manusia di rumah sakit
dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam memberi pelayanan kesehatan,
menyelenggarakan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Selain definisi rumah sakit yang tertera di dalam undang-undang tentang rumah
sakit, terdapat definisi lain tentang rumah sakit. Salah satu dari pengertian rumah sakit
adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis professional yang terorganisir serta
sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan
keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang di
derita oleh pasien (American Hospital Association, 1974 dalam Azwar Azrul 1996).

Prof Sujudi (1997), dalam Aditama, Tjandra Y (2003) mengatakan bahwa rumah
sakit tidak dapat lagi dikelola dengan manajemen sederhana, tetapi harus mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat yang muncul akibat perubahan – perubahan. Oleh
karena itu untuk dapat bertahan dan berkembang dalam lingkungan dengan perubahan
cepat, paradigm rumah sakit harus dirubah menjadi efektif, efisien dan mempunyai
kemampuan untuk mengakomodasi perubahan yang ada.

Jika ditinjau dari kemampuan yang dimiliki, rumah sakit di Indonesia dibedakan
atas lima macam, yakni
1. Rumah sakit kelas A
Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspesialis luas. Oleh pemerintah, rumah sakit kelas A ini
telah ditetapkan sebagai temapt pelayanan rujukan tertinggi atau disebut pula sebagai
rumah sakit pusat.
2. Rumah Sakit Umum Kelas B
Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas. Rumah sakit kelas B menampung
pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang tidak
termasuk kelas A juga diklasifikasikan sebagai rumah sakit kelas B.
3. Rumah Sakit Umum Kelas C
Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kesehatan kedokteran spesialis terbatas. Saat ini ada emapat macam pelayanan
spesialis yang disediakan yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah,
pelayanan kesehatan anak serta pelayanan kebidanan dan kandungan. Rumah sakit
ini biasanya menampung pelayanan rujukan dari Puskesmas.
4. Rumah Sakit Umum Kelas D
Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit yang bersifat transisi karena pada suatu saat
akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini kemampuan rumah
sakit kelas D hanyalah memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran
gigi. Sama halnya dengan rumah sakit kelas C, rumah sakit kelas D juga menerima
dan menampung pelayanan rujukan yang berasal dari puskesmas

Fungsi rumah sakit menurut Lumenta (1992) adalah:


1. Memberi asuhan pelayanan kepada pasien yang meliputi pelayanan kuratif dan
rehabilitatif
2. Memberikan pelayanan kesehatan masyarakat meliputi pelayanan promotif dan
preventif
3. Merupakan tempat pendidikan tenaga kesehatan
4. Merupakan tempat penelitian

Dalam penyelenggaraannya, rumah sakit perlu menerapkan sistem manajemen


yang berorientasi pada pelanggan (customer satisfaction) dan harus menciptakan kinerja
dan mutu pelayanan yang unggul untuk memenangkan persaingan global. Ada banyak
cara yang dilakukan oleh para pengelola rumah sakit dalam menciptakan kinerja yang
unggul serta mutu pelayanan yang baik, diantaranya dengan pemberian pelayanan
paripurna meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, pemberian tindakan
medis yang tepat dan sesuai dengan standar prosedur operasional yang berlaku dengan
mengedepankan aspek keamanan dan keselamatan pasien serta pengelolaan mekanisme
mutu dalam rumah sakit.

2.2 Pengertian Standarisasi Mutu Pelayanan Kesehatan (RS)


Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang
dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal (Clinical Practice Guideline, 1990 dalam
Azwar, 1996). Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang
mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan (Donabedian, 1980
dalam Azwar, 1996).

Standarisasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting artinya.


Standarisasi digunakan sebagai suatu alat yang efektif dan efisien untuk menggerakkan
kegiatan organisasi dalam meningkatkan produktivitas dan menjamin mutu produk dan/
atau jasa sehingga organisasi pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit dapat
meningkatkan daya saing, melindungi konsumennya, melindungi tenaga kerja dan
masyarakat baik unsur kesehatan maupun keselamatannya.

Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu
sarana pelayanan agar pemakai jasa dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari
pelayanan yang diselenggarakan (Rowland dan Rowland, 1983 dalam Azwar, 1996).

Keputusan Menteri Kesehatan no. 228 tahun 2002 menyatakan bahwa standar
adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan dalam melakukan
kegiatan. Standar ini dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan propinsi, kabupaten/kota
sesuai dengan evidence base. Standar pelayanan rumah sakit daerah adalah
penyelenggaraan pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan
penunjang dan pelayanan keperawatan, baik rawat inap maupun rawat jalan yang minimal
harus diselenggarakan oleh rumah sakit.
2.3 Manfaat Standarisasi Mutu Pelayanan Kesehatan (RS)
 Standard adalah hasil konsensus semua pihak yang terkait dengan suatu produk
(stakeholders), termasuk konsumen.
 Standard menjamin keseragaman spesifikasi teknis minimal yang harus dipenuhi.
 Penerapan standard secara wajib akan melindungi konsumen (klien, pengguna)
dari produk (barang maupun jasa) bermutu rendah yang dapat berakibat fatal.
 Standard akan mempermudah produsen (provider) untuk memenuhi persyaratan
karena terdeskripsi secara jelas.
 Aspek kualitas, lingkungan dan keselamatan adalah acuan utama penetapan
standard.

2.4 Jenis-Jenis Standarisasi ( Internasional dan Nasional ) Pelayanan Kesehatan (RS)


 Standar Internasional, seperti ISO
 Standar Nasional, yang bersifat wajib
 Standar Reguler
 Standar Enterprise

2.5 Stadarisasi ISO 9000-1


a. Pengertian
Menurut Wijono, D. (2000), standar ISO 9000 adalah standar dalam sistem
manajemen mutu yang memiliki acuan standar dikelompokkan menjadi 4 (empat)
kategori, meliputi:
1. Peran manajemen, meliputi klausul tanggung jawab, sistem mutu, tindakan
koreksi dan pencegahan, audit mutu internal dan pelatihan.
2. Pengendalian proses, meliputi klausul rancangan (desain), data atau dokumen,
indentifikasi dan mampu menelusuri proses produksi, pengendalian proses,
penanganan-penyimpanan-pengawasan-pengawetan-penyerahan dan pelayanan.
3. Verifikasi, meliputi klausul inspeksi dan pengujian, pengendalian alat
inspeksiukur dan pengujian, status inspeksi dan uji, pengendalian produk yang
tidak sesuai, pengendalian rekaman mutu, teknik statistic.
4. Berhubungan dengan pihak luar, meliputi klausul tinjauan kontrak, pembelian,
pengendalian produk pasokan pelanggan
b. Manfaat
Manfaat dari ISO 9000 antara lain:
1. Adanya pedoman atau upaya meningkatkan mutu,
2. Konsistensi proses pelaksanaan, sehingga dapat ditelusuri,
3. Peningkatan mutu terus menerus dan pencegahan,
4. Memenuhi tuntutan pasar dan lembaga perizinan,
5. Meningkatkan kepercayaan pelanggan karena mutu dijamin,
6. Meningkatkan pertumbuhan dan citra organisasi,
7. Menyamakan pandang produsen dan konsumen tentang standar-standar,
8. Dengan adanya sertifikasi mutu, menghemat biaya dan waktu dalam perjanjian
dengan pihak kedua,
9. Meningkatkan daya saing,
10. Mendorong kerjasama dengan yang lain dalam meningkatkan standar mutu.

c. Komponen Sistem Manajemen Mutu ISO 9000


1. Sistem Manajemen Mutu
2. Tanggung Jawab Manajemen
3. Manajemen Sumber Daya
4. Realisasi Produk
5. Pengukuran, Analisis dan Peningkatan

d. Langkah-Langkah Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9000


1. Miliki dan pelajari standard SMM (ISO 9000)
2. Telaah berbagai literatur yang berkaitan
3. Bentuk tim dan sepakati strategi untuk mengimplementasikan SMM
4. Pertimbangkan (dan laksanakan) pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan
5. Telaah kemungkinan memanfaatkan konsultan
6. Pilih lembaga yang akan melaksanakan audit eksternal (memberikan sertifikasi)

e. Keuntungan Penerapan Standarisasi ISO


Beberapa keuntungan dari penerapan standarisasi ISO adalah:
1. Orientasi Pelanggan Standarisasi memenuhi persyaratan pelanggan dengan
memberikan mutu produk atau jasa untuk kepuasan pelanggan
2. Keuntungan Pasar Perusahaan yang telah mempunyai sertifikat ISO dapat
diterima oleh semua pelanggan di pasar domestik dan internasional.
3. Pengakuan ISO akan memberikan pengakuan khusus terhadap perusahaan,
sehingga membawa persepsi pembeli pada tingkat yang lebih tinggi.
4. Kepercayaan ISO menciptakan kepercayaan manajemen terhadap mutu produk
atau jasa yang dihasilkan kepada pelanggan mengenai kemampuan perusahaan
5. Konsistensi Mutu ISO membantu memelihara konsistensi mutu produk atau jasa.
6. Aspek Legal Secara resmi telah diterima oleh banyak negara.
7. Peningkatan Produktivitas Standarisasi dapat meningkatkan produktifitas
organisasi dengan penggunaan material, teknik dan sumber daya yang efektif.
8. Meningkatkan unjuk kerja keuangan Dengan berkurangnya biaya mutu, maka
produktifitas meningkat, unjuk kerja keuangan perusahaan juga meningkat.
9. Terdokumentasi Sistem dokumentasi untuk produk, bahan kegiatan dan operasi
membantu dalam identifikasi, kaji ulang dan peningkatan produk atau jasa.
10. Kemampuan Organisasi ISO menunjukkan kemampuan organisasi perusahaan
untuk mencapai mutu tertentu.
11. Pengembangan SDM ISO memberikan pelatihan dan pengembangan tenaga kerja
secara teratur sehingga membantu peningkatan budaya kerja di seluruh organisasi.
12. Pemantauan ISO akan membantu pemantauan secara teratur semua kegiatan
organiasi, identifikasi masalah dan melakukan tindakan perbaikan tepat waktu.
13. Peningkatan potensi ekspor Organisasi perdagangan internasional lebih senang
melakukan kontak bisnis dengan pemasok yang telah mempunyai sertifikat
terstandarisasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan meIiputi pelayanan promotif, preventif, kurative dan rehabilitatif
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat dan salah satu
fasilitas perayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan
yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.
Penyelenggaran pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan
organisasi yang sangat kompleks.

Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan


dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal. Juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang
diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat.

Standar Operasional Prosedur adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur


operasional standar yang ada dalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan
bahwa semua keputusan dan tindakan , serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang
dilakukan oleh orang-orang dalam organisasi berjalan secara efisien dan efektif,
konsisten, standar dan sistematis.  
DAFTAR PUSTAKA

Djoko Wijono, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Volume 2, Airlangga

University Press, 2000

Bustami, Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya, Penerbit

Erlangga, Jakarta, 2011

Tjandra Yoga Aditama, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Penerbit

Universitas Indonesia, Jakarta, 2004

Fais Satrianegara, Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Teori dan

Aplikasi dalam Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit, Penerbit Salemba

Medika, Jakarta, 2014

Anda mungkin juga menyukai