Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SIK

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Disusun oleh:
Deva Sandy Alfarizi NIM : 131911002

PRODI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH TANJUNGPINANG
T.A.2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan kita kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
ini dengan judul “MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah SIK Kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah
pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Tanjungpinang, 22 Desember 2020


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang..................................................................................................................
B. Identifikasi masalah.........................................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................................
D. Manfaat............................................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian rumah sakit.....................................................................................................


B. Jenis-jenis Rumah Sakit yang ada di Indonesia ..............................................................
C. Manajemen Pelayanan Rumah Sakit...............................................................................

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................................
B. Saran................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling
banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Kristiadi (1994) menyatakan bahwa tugas
pemerintah yang paling dominan adalah menyediakan barang- barang publik (public
utility) dan memberikan pelayanan (public service) misalnya dalam bidang pendidikan,
kesejahteraan sosial, kesehatan, perkembangan perlindungan tenagakerja, pertanian,
keamanan dan sebagainya. Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk
selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat,
tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa menjalankan
pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat secara jasmani
dan rohani. Berangkat dari kesadaran tersebut, rumah sakit yang ada di Indonesia baik
milik pemerintah maupun swasta, selalu berupaya untuk memberikan pelayanan yang
terbaik kepada pasien dan keluarganya. Baik melalui penyediaan peralatan, pengobatan,
tenaga medis yang berkualitas sampai pada fasilitas pendukung lainnya seperti tempat
penginapan, kantin, ruang tunggu, apotik dan sebagainya. Dengan demikian masyarakat
benar-benar memperoleh pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat. Rumah sakit sebagai
salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam
upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat (Aditama, 2006).
Masalah manajemen atau pelayanan di rumah sakit pada akhir-akhir ini memang
banyak menjadi bahan pembahasan di lingkungan masyarakat. Sering sekali masyarakat
yang menggunakan fasilitas ini mengalami kesulitan dalam memenuhi berbagai
persyaratan agar dapat memperoleh layanan kesehatan yang diinginkan. Sebenarnya
perbaikan terhadap mutu rumah sakit baik dari layanan administrasi maupun medis
memang benar-benar mutlak dibutuhkan. Bukan saja karena banyaknya keluhan-keluhan
masyarakat yang merasa kecewa dengan pelayanan rumah sakit, baik dari segi mutu,
kemudahan prosedur administrasi, tarif, dan juga dengan adanya perkembangan zaman
yang sudah mendesak untuk melakukan perbaikan- perbaikan. Jolly dan Gerbaud (1992)
menyebutkan bahwa pasien yang dirawat di rumah sakit bukan saja mengharapkan
pelayanan medis dan keperawatan yang baik, makanan yang enak serta utamanya adanya
hubungan baik antara staf rumah sakit dengan para pasif.

B. Identifikasi Masalah
1) Apakah definisi dari rumah sakit?
2) Jelaskan jenis-jenis rumah sakit yang ada di Indonesia?
3) Bagaimanakah manajamen pelayanan rumah sakit?
4) Jelaskan struktur organisasi rumah sakit umum di Indonesia?
5) Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi demand terhadap pelayanan kesehatan
dan rumah sakit?

C. Tujuan
1) Mengetahui pengertian dari rumah sakit.
2) Mengetahui dan memahami jenis-jenis rumah sakit yang ada di Indonesia.
3) Mengetahui dan memahami manajemen pelayanan rumah sakit.
4) Mengetahui dan memahami struktur organisasi rumah sakit umum di Indonesia.
5) Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi deman terhadap
pelayanan kesehatan dan rumah sakit.

D. Manfaat
1) Pemerintah dan rumah sakit.
 Meningkatkan kualitas manajemen pelayanan rumah sakit di Indonesia.
 Dapat menenerapkan kebijakan manajemen pelayanan rumah sakit di Indonesia
dengan baik dan tepat.
2) Masyarakat
 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
 Mendapatkan pelayanan rumah sakit sesuai dengan standar pelayanan kesehatan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Rumah Sakit


Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana
kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan
rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan
pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Siregar, 2004).
Menurut undang-undang tentang rumah sakit dijelaskan bahwa rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah Sakit diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan didasarkan kepada nilai
kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti
diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi
sosial. (Depkes, 2009).
Pada umumnya tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan untuk pemeliharaan
dan pemulihan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No:
983/Menkes/SK/XI/1992, tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan. Rumah sakit
mempunyai beberapa fungsi, yaitu menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan
penunjang medik dan non medik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pendidikan dan
pelatihan,penelitian dan pengembangan, pelayanan rujukan upaya kesehatan, administrasi
umum dan keuangan (Siregar, 2004).
B. Jenis-jenis Rumah Sakit yang ada di Indonesia
Di Indonesia dikenal tiga jenis RS sesuai dengan kepemilikan, jenis pelayanan dan
kelasnya.
1. Berdasarkan kepemilikannya, dibedakan tiga macam RS
 RS Pemerintah (RS Pusat, RS Provinsi, RS Kabupaten)
 RS BUMN/ABRI
 RS Swasta yang menggunakan dana investasi dari sumber dalam negeri
(PMDN) dan sumber luar negeri (PMA).
2. Berdasarkan jenis pelayanan
 RS Umum
 RS Jiwa
 RS Khusus (mata, paru, kusta, rehabilitasi, jantung, kangker, dan sebagainya).
3. Berdasarakan kelasnya
 RS kelas A tersedia pelayanan spesialistik yang luas termasuk subspesialistik
 RS kelas B (pendidikan dan nonpendidikan) mempunyai pelayanan minimal
sebelas spesialistik dan subspesialistik terdaftar.
 RS kelas C mempunyai minimal empat spesialistik dasar (bedah, penyakit
dalam, kebidanan, dan anak).
 RS kelas D (Kepmenkes No.51 Menkes/SK/II/1979) hanya terdapat pelayanan
medis dasar Pemerintah sudah meningkatkan status semua RS Kabupaten
menjadi kelas C (Munijaya, 2004).

Keputusan menteri kesehatan NO. 134 Menkes/SK/IV/78 th. 1978 tentang susunan
organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum di Indonesia antara lain.

 Pasal 1 : Rumah sakit umum adalah organisasi di lingkungan Departemen Kesehatan


yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Dirjen Pelayanan
Medik
 Pasal 2 : Rumah sakit umum mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan
(caring) dan penyembuhan (curing) penderita serta pemulihan keadaan cacat badan
dan jiwa (rehabilitation).
 Pasal 3 : Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Rumah Sakit mempunyai fungsi:
a) Melaksanakan usaha pelayanan medik
b) Melaksanakan usaha rehabilitasi medik
c) Usaha pencegahan komplikasi penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan
d) Melaksanakan usaha perawatan
e) Melakasanakan usaha pendidikan dan latihan medis dan paramedic
f) Melaksanakan sistem rujukan
g) Sebagai tempat penelitian
 Pasal 4 :
a) Rumah Sakit Umum yang dimaksud dalam keputusan ini adalah RS kelas A,
kelas B, kelas C
b) Rumah Sakit Umum kelas A adalah RSU yang melaksanakan pelayanan
kesehatan yang spesialistik dan subspesialistik yang luas.
c) Rumah Sakit Umum kelas B adalah RSU yang melaksanakan pelayanan
kesehatan yang spesialistik yang luas.
d) Rumah Sakit Umum kelas A adalah RSU yang melaksanakan pelayanan
kesehatan yang spesialistik paling sedikit 4 spesialis dasar yaitu Penyakit
Dalam, Penyakit Bedah, Penyakit kebidanan / kandungan, dan kesehatan anak
(Munijaya, 2004).

C. Manajemen Pelayanan Rumah Sakit


Selain masalah-masalah manajemen, rumah sakit kita juga menghadapi masalah-
masalah yang lebih mendasar, yaitu aspek-aspek filosofi. Apakah RS harus tetap
merupakan instansi sosial yang non-profit making atau diperbolehkan profit making?
Dalam Majalah Manajemen (No. 4, Mei 1981) telah dikemukakan sebuah artikel:
“Organisasi Rumah Sakit Mengapa Kurang Efektif?” Artikel tersebut ditulis oleh J.
Sadiman, dan mengemukakan aspek-aspek hubungan antara pengurus/yayasan yang
memiliki rumah sakit dengan direksi rumah sakit serta kemungkinan adanya kekaburan
mengenai menejemen organisasi rumah sakit. Masalah manajemen rumah sakit pada
akhir-akhir ini memang banyak disorok. Tidak saja atas keluhan-keluhan masyarakat
yang merasa kecewa dengan pelayanan rumah sakit, baik dari segi mutu, kemudahan, dan
tarif, tetapi juga perkembangan zaman yang memang sudah mendesak ke arah perbaikan-
perbaikan itu (Sulastomo, 2000).
Setidak-tidaknya ada beberapa alasan untuk meningkatkan kemampuan manajemen
rumah sakit :
1) Perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang cepat. Dalam 10-20 tahun
terakhir, ilmu kedokteran (termasuk di Indonesia) telah berkembang tidak saja ke
tingkat spesialis dalam bidang-bidang ilmu kedokteran, tetapi sudah ke
superspesialisasi. Selain dengan ini, teknologi yang dipergunakan juga semakin
meningkat. Bisa dipahami bahwa investasi dalam dunia kedokteran dan rumah
sakit akan semakin mahal (termasuk human invesment-nya). Karena itu,
manajemen rumah sakit yang tidak baik akan menimbulkan pelayanan kesehatan
yang semakin mahal atau sebaliknya, bahwa rumah sakit tidak dapat berjalan dan
bangkrut. Dalam hal ini perlu disadari bahwa dengan perkembangan tersebut,
pelayanan rumah sakit pada dasarnya memang cenderung menjadi “mahal”.
2) Demand masyarakat yang semakin meningkat dan meluas. Masyarakat tidak saja
menghendaki mutu pelayanan kedokteran yang baik, tetapi juga semakin meluas.
Masalah-masalah yang dahulu belum termasuk bidang kedokteran sekarang
menjadi tugas bidangkedokteran. Terjadi apa yang disebut proses medicalization.
Dapat dipengerti bahwa karenanya beban rumah sakit akan semakin berat.
3) Dengan semakin luasnya bidang kegiatan rumah sakit, semakin diperlukan unsur-
unsur penunjang medis yang semakin luas pula, misalnya: masalah-masalah
administrasi, pengelolaan keuangan,hubungan masyarakat dan bahkan aspek-
aspek hukum/legalitas. Belum lagi kehendak pasien yang menghendaki unsur
penunjang non-medis yang semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan manusia
masa kini. Makin lama makin dirasakan perlunya pengingkatan pengelolaan
rumah sakit secara professional (Sulastomo, 2000).

Rumah sakit di Indonesia untuk sebagian besar (±70%) dimiliki oleh Pemerintah.
Sebagian rumah sakit swasta didirikan oleh lembaga - lembaga/yayasan,khususnya dengan
latar belakang keagamaan atau lembaga - lembaga sosial lainnya, yang biasanya diprakarsai
oleh kalangan masyarakat atau orang-orang yang terhormat. Sudah tentu, rumah sakit seperti
ini membawa missi sosial dan karena itu tidak profit making. Mungkin karena sifat non-
profit making inilah, ada kesan bahwa rumah sakit seperti ini dikelola “asal jalan” dan
semata-mata mengutamakan pelayanan medis pasien-pasien yang dirawat. Kerugian yang
ada biasanya akan ditangani lembaga-lembaga keagamaan/sosial yang bersangkutan, dari
donasi/sumbangan yang diperolehnya (Sulastomo, 2000).

Baru pada akhir-akhir ini, terutama pada sekitar tahun 1975, muncul rumah sakit
swasta di kota-kota besar, yang dikelola dengan motivasi yang agak berlainan. Meskipun
rumah sakit ini tidak secara berteras terang merupakan lembaga yang profit making, akhirnya
toh tidak dapat disembunyikan bahwa rumah sakit ini mempunyai kemampuan finansial yang
kuat tentunya sulit untuk menyatakan bahwa rumah sakit ini mempunyai kemampuan
finansial yang kuat yang tentunya sulit untuk menyatakan bahwa rumah sakit ini adalah non-
profit making dan sosial semata-mata. Fenomena ini telah menumbuhkan polemik baru dari
segi filosofi, yaitu apakah rumah sakit dimungkinkan dikelola secara “bisnis” dalam arti
menjadi suatu instansi yang profit making? Polimik ini sudah tentu menyangkut landasan
kenegaraan/falsafah kenegaraan kita, yaitu Pancasila dan UUD 1945 (Sulastomo, 2000).

Meskipun demikian, dalam perkembangan dewasa ini, rumah sakit toh tidak mungkin
dikelola semata-mata sosial. Dalam keadaan sekarang, hamir seluruh rumah sakit swasta
menghadapi realita kehidupan yang semakin meterialistis. Rumah sakit harus membayar
teknologi kedokteran, listrik, air, dapur dan bahkan imbalan jasa dokter dan paramedis
dengan mengikuti harga pasar. Dalam keadaan inilah, dari segi manajemen, rumah sakit yang
selama ini memang lebih mementingkan aspek sosial, seolah-olah ketinggalan “kereta”.
Tidak terlepas dalam hubungan ini adalah rumah sakit pemerintah di mana meskipun seluruh
biaya eksploitasi/personel/gedung dan lain sebagainya ditanggung oleh pemerintah (secara
teoritis), keperluan mengelola rumah sakit sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen adalah
sangat mutlak (Sulastomo, 2000).

Pengelolaan rumah sakit sehari-hari menjadi wewenang dan tugas dereksi rumah sakit
sendiri. Pada dasarnya, betapapun (mungkin) kebijaksanaan yang diberikan oleh pengurus
yayasan/pemiklik rumah sakit mungkin sudah baik, citra rumah sakit akan terbebtuk oleh
pelaksanaan tugas sehari-hari (Sulastomo, 2000).
Seperti dikatakan di atas, masalah-masalah ini ,menjadi semakin kompleks.
Pelayanan administrasi/penunjang/hubungan masyarakat dan aspek-aspek hukum/peraturan
rumah sakit semakin luas. Hal ini memerlukan penanganan manajemen secara lebih
profesional. Hospital managemen telah berkembang menjadi ilmu yang tersendiri.
Sebaliknya, ada anggapan bahwa dokter-dokter (secara profesional) sayang apabila
menangani masalah-masalah yang nonmedis (Sulastomo, 2000).

Masalah itu perlu dikemukakan, karena peranan dokter adalah sangat kuat dan
pengelolaan rumah sakit di Indonesia dewasa ini, yang dengan sendirinya mempengaruhi
jalannya organisasi-organisasi rumah sakit, yaitu penyelenggaraan organisasi diagnostik,
therapy, perawatan pasien.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen Pelayanan Kesehatan Masyarakat adalah suatu proses atau kemampuan
dalam mengelola jasa pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat mulai dari
permintaan untuk dilayani sampai pelayanan jasa di bidang kesehatan itu diterima oleh
masyarakat untuk dgunakan. Oleh karena itu, dengan menilik semua teori di sub bab-bab
yang telah kami sampaikan, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa konsepsi Pelayanan
Kesehatan harus berpihak kepada masyarakat dengan sebuah gerakan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan dan Memberdayakan Masyarakat (Reinverting Goverment) untuk
lebih meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen pelayanan Kesehatan
Masyarakat, dengan melakukan progam-progam yang sifatnya mendidik masyarakat
sehingga masyarakat itu sadar akan pentingnya kesehatan itu sendiri.

B. Saran
Diharapkan kepada pemerinah untuk segera memenuhi kebutuhan masyarakat untuk
pelayanan kesehatan yang optimal dan prima sehingga masyarakat dapat merasakan
dampak dari manajemen pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Sianipur,JP.G. 1998. Manajemen Pelayanan Masyarakat. Jakarta: LAN RI.

Kadarmo, Siwi Utama. 1998. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan. Jakarta:
LAN RI.

Sutopa. 1998. Administrasi Manajemen dan Organisasi. Jakarta: LAN RI.

Wahjosumidjo. 1998. Kepemimpinan Abad XXI. Jakarta: LAN RI.

Adikusumo, A. Amer H.D. Manajemen Pola Kerja Terpadu. Jakarta: LAN RI.

Anda mungkin juga menyukai