Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

DESA SIAGA DAN UKBM


Dosen : Nur Hilal, SKM., M.Kes

Disusun oleh kelompok 10 :


1. Faiq Zulhi Kurnia (P1337433117039)
2. Dwi Suryanindyah (P1337433117046)
3. Fauziyyah Aulia (P1337433117047)
4. Sheila Nurul Hafniza (P1337433117049)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Desa Siaga dan UKMB”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Purwokerto, Agustus 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................... 4

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Desa Siaga ................................................................... 4


B. Tujuan Desa Siaga ......................................................................... 5
C. Ciri-ciri Desa Siaga ....................................................................... 6
D. Kegiatan Desa Siaga ..................................................................... 6
E. Indikator Keberhasilan Pengembangan Desa Siaga ...................... 8
F. Pengertian UKBM ......................................................................... 9
G. Tujuan UKBM .............................................................................. 10
H. Contoh dan Kegiatan yang dilakukan pada UKBM ...................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15

LAMPIRAN .................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup kompleks,
karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 diketahui
penyebab kematian di Indonesia untuk semua umur, telah terjadi pergeseran dari
penyakit menular ke penyakit tidak menular, yaitu penyebab kematian pada
untuk usia > 5 tahun, penyebab kematian yang terbanyak adalah stroke, baik di
perkotaan maupun di pedesaan. Hasil Riskesdas 2007 juga menggambarkan
hubungan penyakit degeneratif seperti sindroma metabolik, stroke, hipertensi,
obesitas dan penyakit jantung dengan status sosial ekonomi masyarakat
(pendidikan, kemiskinan, dan lain-lain).
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,
masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh
pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri
menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dapat dicapai. Perilaku yang
sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan
kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok atau misi sektor
kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidupsehat.
Untuk mencapai upaya tersebut Departemen Kesehatan RI menetapkan visi
pembangunan kesehatan yaitu “Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat”.
Strategi yang dikembangkan adalah menggerakkan dan memberdayakan
masyarakat untuk hidup sehat, berupa memfasilitasi percepatan dan pencapaian
derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi seluruh penduduk dengan
mengembangkan kesiap-siagaan di tingkat desa yang disebut dengan Desa Siaga.

1
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan secara mandiri. Pada intinya, desa
siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup
sehat. Untuk dapat dan mampu hidup sehat, masyarakat perlu mengetahui
masalah-masalah dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatannya, bak
sebagai individu, keluarga, ataupun sebagai bagian dari anggota masyarakat.
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat bukan hanya tugas pemerintah
saja tetapi diperlukan juga partisipasi masyarakat dengan memberdayakan
masyarakat. Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan
masyarakat, berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan
sumberdaya yang ada termasuk yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) telah dikembangkan di Indonesia seperti
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pondok Bersalin Desa (Polindes), Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes), pos obat desa POD), dana sehat, dll.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Desa Siaga?
2. Apa tujuan Desa Siaga?
3. Bagaimanakah ciri-ciri Desa Siaga?
4. Bagaimana kegiatan pada Desa Siaga?
5. Bagaimana indikator keberhasilan pengembangan Desa Siaga?
6. Apa pengertian UKBM?
7. Apa tujuan UKBM?
8. Apa contoh dan kegiatan yang dilakukan pada UKBM?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Desa Siaga
2. Untuk mengetahui tujuan Desa Siaga

2
3. Untuk mengetahui ciri-ciri Desa Siaga
4. Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan pada Desa Siaga
5. Untuk mengetahui indikator keberhasilan pengembangan Desa Siaga
6. Untuk mengetahui pengertian UKBM
7. Untuk mengetahui tujuan UKBM
8. Untuk mengetahui contoh dan kegiatan yang dilakukan pada UKBM

3
BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Desa Siaga


Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya dan kemampuan serta kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi
masalah kesehatan, bencana, dan kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri.
Desa yang dimaksud di sini adalah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan yang diakui dan dihormati dalam
Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa siaga merupakan strategi baru pembangunan kesehatan. Desa
siaga lahir sebagai respon pemerintah terhadap masalah kesehatan di
Indonesia yang tak kunjung selesai. Tingginya angka kematian ibu dan bayi,
munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti tuberkulosis paru,
merebaknya berbagai penyakit baru yang bersifat pandemik seperti SARS,
HIV/AIDS dan flu burung serta belum hilangnya penyakit endemis seperti
diare dan demam berdarah merupakan masalah utama kesehatan di Indonesia.
Bencana alam yang sering menimpa bangsa Indonesia seperti gunung meletus,
tsunami, gempa bumi, banjir, tanah longsor dan kecelakaan massal menambah
kompleksitas masalah kesehatan di Indonesia.
Desa siaga merupakan salah satu bentuk reorientasi pelayanan
kesehatan dari sebelumnya bersifat sentralistik dan top down menjadi lebih
partisipatif dan bottom up. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 564/MENKES/SK/VI II/2006, tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengembangan Desa siaga, desa siaga merupakan desa yang
penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan

4
untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Desa siaga adalah suatu konsep
peran serta dan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa, disertai dengan
pengembangan kesiagaan dan kesiapan masyarakat untuk memelihara
kesehatannya secara mandiri.
Desa yang dimaksud di sini dapat berarti kelurahan atau nagari atau
istilah-istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asalusul dan adat-istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (Depkes, 2007).
Konsep desa siaga adalah membangun suatu sistem di suatu desa yang
bertanggung jawab memelihara kesehatan masyarakat itu sendiri, di bawah
bimbingan dan interaksi dengan seorang bidan dan 2 orang kader desa. Di
samping itu, juga dilibatkan berbagai pengurus desa untuk mendorong peran
serta masyarakat dalam program kesehatan seperti imunisasi dan posyandu
(Depkes 2009).
B. Tujuan Desa Siaga
Secara umum, tujuan pengembangan desa siaga adalah terwujudnya
masyarakat desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan
kesehatan di wilayahnya. Selanjutnya, secara khusus, tujuan pengembangan
desa siaga (Depkes, 2006), adalah :
1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang
pentingnya kesehatan.
2. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa.
3. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat.
4. Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.
C. Ciri-ciri Desa Siaga

5
Ciri-Ciri Desa Siaga :
1. Minimal Memiliki pos kesehatan desa yang berfungsi memberi pelayanan
dasar (dengan sumberdaya minimal 1 tenaga kesehatan dan sarana fisik
bangunan, perlengkapan & peralatan alat komunikasi ke masyarakat & ke
puskesmas)
2. Memiliki sistem gawat darurat berbasis masyarakat
3. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan secara mandiri
4. Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
Suatu desa dikatakan menjadi desa siaga apabila memenuhi kriteria
berikut (Depkes, 2006) :
1. Memiliki 1 orang tenaga bidan yang menetap di desa tersebut dan
sekurang-kurangnya 2 orang kader desa.
2. Memiliki minimal 1 bangunan pos kesehatan desa (poskesdes) beserta
peralatan dan perlengkapannya. Poskesdes tersebut dikembangkan oleh
masyarakat yang dikenal dengan istilah upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) yang melaksanakan kegiatan-kegiatan minimal :
a. Pengamatan epidemiologis penyakit menular dan yang berpotensi
menjadi kejadian luar biasa serta faktor-faktor risikonya.
b. Penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB
serta kekurangan gizi.
c. Kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan.
d. Pelayanan kesehatan dasar, sesuai dengan kompetensinya.
e. Kegiatan pengembangan seperti promosi kesehatan, kadarzi, PHBS,
penyehatan lingkungan dan lain-lain.
D. Kegiatan Desa Siaga
Kegiatan pokok desa siaga :

6
1. Surveilans dan pemetaan : Setiap ada masalah kesehatan di rumah tangga
akan dicatat dalam kartu sehat keluarga. Selanjutnya, semua informasi
tersebut akan direkapitulasi dalam sebuah peta desa (spasial) dan peta
tersebut dipaparkan di poskesdes.
2. Perencanaan partisipatif: Perencanaan partisipatif di laksanakan melal ui
survei mawas diri (SMD) dan musyawarah masyarakat desa (MMD).
Melalui SMD, desa siaga menentukan prioritas masalah. Selanjutnya,
melalui MMD, desa siaga menentukan target dan kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai target tersebut. Selanjutnya melakukan
penyusunan anggaran.
3. Mobilisasi sumber daya masyarakat : Melalui forum desa siaga,
masyarakat dihimbau memberikan kontribusi dana sesuai dengan
kemampuannya. Dana yang terkumpul bisa dipergunakan sebagai
tambahan biaya operasional poskesdes. Desa siaga juga bisa
mengembangkan kegiatan peningkatan pendapatan, misalnya dengan
koperasi desa. Mobilisasi sumber daya masyarakat sangat penting agar
desa siaga berkelanjutan (sustainable).
4. Kegiatan khusus: Desa siaga dapat mengembangkan kegiatan khusus yang
efektif mengatasi masalah kesehatan yang diprioritaskan. Dasar penentuan
kegiatan tersebut adalah pedoman standar yang sudah ada untuk program
tertentu, seperti malaria, TBC dan lain-lain. Dalam mengembangkan
kegiatan khusus ini, pengurus desa siaga dibantu oleh fasilitator dan pihak
puskesmas.
5. Monitoring kinerja : Monitoring menggunakan peta rumah tangga sebagai
bagian dari surveilans rutin. Setiap rumah tangga akan diberi Kartu
Kesehatan Keluarga untuk diisi sesuai dengan keadaan dalam keluarga
tersebut. Kemudian pengurus desa siaga atau kader secara berkala
mengumpulkan data dari Kartu Kesehatan Keluarga untuk dimasukkan
dalam peta desa.

7
6. Manajemen keuangan: Desa siaga akan mendapat dana hibah (block grant)
setiap tahun dari DHS-2 guna mendukung kegiatannya. Besarnya sesuai
dengan proposal yang diajukan dan proposal tersebut sebelumnya sudah
direview oleh Dewan Kesehatan Desa, kepala desa, fasilitator dan
Puskesmas. Untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas, penggunaan
dana tersebut harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan pedoman yang
ada.
E. Indikator Keberhasilan Pengembangan Desa Siaga
Indikator keberhasilan pengembangan desa siaga dapat diukur dari
kelompok indikator, yaitu : indikator input, proses, output dan outcome
(Depkes, 2009).
1. Indikator Input
a. Jumlah kader desa siaga.
b. Jumlah tenaga kesehatan di poskesdes.
c. Tersedianya sarana (obat dan alat) sederhana.
d. Tersedianya tempat pelayanan seperti posyandu.
e. Tersedianya dana operasional desa siaga.
f. Tersedianya data/catatan jumlah KK dan keluarganya.
g. Tersedianya pemetaan keluarga lengkap dengan masalah kesehatan
yang dijumpai dalam warna yang sesuai.
h. Tersedianya data/catatan (jumlah bayi diimunisasi, jumlah penderita
gizi kurang, jumlah penderita TB, malaria dan lain-lain).
2. Indikator proses
a. Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa (bulanan, 2 bulanan dan
sebagainya).
b. Berfungsi/tidaknya kader desa siaga.
c. Berfungsi/tidaknya poskesdes.
d. Berfungsi/tidaknya UKBM/posyandu yang ada.

8
e. Berfungsi/tidaknya sistem penanggulangan penyakit/masalah
kesehatan berbasis masyarakat.
f. Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.
g. Ada/tidaknya kegiatan rujukan penderita ke poskesdes dari
masyarakat.
3. Indikator Output
a. Jumlah persalinan dalam keluarga yang dilayani.
b. Jumlah kunjungan neonates (KN2).
c. Jumlah BBLR yang dirujuk.
d. Jumlah bayi dan anak balita BB tidak naik ditangani.
e. Jumlah balita gakin umur 6-24 bulan yang mendapat M P-AS I.
f. Jumlah balita yang mendapat imunisasi.
g. Jumlah pelayanan gawat darurat dan KLB dalam tempo 24 jam.
h. Jumlah keluarga yang punya jamban.
i. Jumlah keluarga yang dibina sadar gizi.
j. Jumlah keluarga menggunakan garam beryodium.
k. Adanya data kesehatan lingkungan.
l. Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit menular
tertentu yang menjadi masalah setempat.
m. Adanya peningkatan kualitas UKBM yang dibina.
4. Indikator outcome
a. Meningkatnya jumlah penduduk yang sembuh/membaik dari
sakitnya.
b. Bertambahnya jumlah penduduk yang melaksanakan PHBS.
c. Berkurangnya jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia.
d. Berkurangnya jumlah balita dengan gizi buruk.
F. Pengertian UKBM

9
Pemberdayaan masyarakat terus diupayakan melalui pengembangan
Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang ada di desa.
UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Manusia) adalah salah satu wujud
nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Kondisi ini
ternyata mampu memacu munculnya berbagai bentuk UKBM lainya seperti
Polindes, POD (pos obat desa), Pos UKK (pos upaya kesehatan kerja),TOGA
(taman obat keluarga), dana sehat, dll.

G. Tujuan UKBM
1. Meningkatnya jumlah dan mutu UKBM
2. Meningkatnya kemampuan pemimpin/Toma dalam merintis dan
mengembangkan UKBM
3. Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam
penyelenggaraan UKBM
4. Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam
menggali, menghimpun dan mengelola pendanaan masyarakat utk
menumbuhkembangkan UKBM
Sasaran :
a. Individu/Toma berpengaruh
b. Keluarga dan perpuluhan keluarga
c. Kelompok masyarakat : generasi muda, kelompok wanita, angkatan
kerja, dll
d. Organisasi masyarakat: organisasi profesi, LSM, dll
e. Masyarakat umum: desa, kota, dan pemukiman khusus
H. Contoh dan Kegiatan yang dilakukan pada UKBM
Kegiatan difokuskan kepada upaya survailans berbasis masyarakat,
kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan
lingkungan.

10
Survailans berbasis masyarakat adalah pengamatan dan pencatatan
penyakit yang diselenggarakan oleh masyarakat (kader) dibantu oleh tenaga
kesehatan, dengan berpedoman kepada petunjuk teknis dari Kementerian
Kesehatan.Kegiatan-kegiatannya berupa:
1. Pengamatan dan pemantauan penyakit serta keadaan kesehatan ibu dan
anak, gizi, lingkungan, dan perilaku yang dapat menimbulkan masalah
kesehatan masyarakat,
2. Pelaporan cepat (kurang dari 24 jam) kepada petugas kesehatan untuk
respon cepat,
3. Pencegahan dan penanggulangan sederhana penyakit dan masalah
kesehatan, serta
4. Pelaporan kematian.
Kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana adalah
upayaupaya yang dilakukan oleh masyarakat dalam mencegah dan mengatasi
bencana dan kedaruratan kesehatan, dengan berpedoman kepada petunjuk
teknis dari Kementerian Kesehatan. Kegiatan-kegiatannya berupa:
1. Bimbingan dalam pencarian tempat yang aman untuk mengungsi,
2. Promosi kesehatan dan bimbingan mengatasi masalah kesehatan akibat
bencana dan mencegah faktor-faktor penyebab masalah,
3. Bantuan/fasilitasi pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar (air bersih,
jamban, pembuangan sampah/limbah, dan lain-lain) di tempat
pengungsian,
4. Penyediaan relawan yang bersedia menjadi donor darah, dan
5. Pelayanan kesehatan bagi pengungsi.
Penyehatan lingkungan adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh
masyarakat untuk menciptakan dan memelihara lingkungan desa/kelurahan
dan permukiman agar terhindar dari penyakit dan masalah kesehatan, dengan
berpedoman kepada petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan. Kegiatan-
kegiatannya berupa: (1) Promosi tentang pentingnya sanitasi dasar, (2)

11
Bantuan/fasilitasi pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar (air bersih,
jamban, pembuangan sampah dan limbah, dan lain-lain), dan (3)
Bantuan/fasilitasi upaya pencegahan pencemaran lingkungan.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan
mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan
masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan KLB, kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain, dengan
memanfaatkan potensi setempat, secara gotong-royong. Inti dari kegiata Desa
Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup
sehat. Oleh karena itu dalam pengembangannya diperlukan langkah-langkah
pendekatan edukatif. Yaitu upaya mendampingi (memfasilitasi) masyarakat
untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah-
masalah kesehatan yang dihadapinya.
Pemberdayaan masyarakat adalah sebagai subjek sekaligus objek dari
sistem kesehatan. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok
Bersalin desa), Desa Siaga. Dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan
proses yang dilakukan oleh masyarakat (dengan atau tanpa campur tangan pihak
luar) untuk memperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya yang
secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh dalam kesehatan
masyarakat.
Program pemberdayaan yang akan mempengaruhi kualitas hidup adalah
pemberdayaan masyarakat miskin. Faktor ini akan mampu memutuskan
ketinggalan rakyat baik dari segi pendidikan, ekonomi maupun kesehatan. Fektor
lain yang akan menjamin penguatan daya tawar dan akses guna mendukung
masyarakat untuk memperolah dan memamfaatkan input sumber daya yang dapat

13
meningkatkan kegiatan ekonomi adalah melakukan penguatan lembaga dan
organisasi masyarakat.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://promkes.kemkes.go.id/desa-siaga

http://promkes.kemkes.go.id/pengertian-tujuan-indikator-dan-kegiatan-pokok-desa-
siaga

http://promkes.kemkes.go.id/content/?p=1668

http://kumpulanbahankesehatan.blogspot.com/2011/03/upaya-kesehatan-
bersumberdaya.html

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai