Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH DESA SIAGA

MATA KULIAH KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL

DISUSUN OLEH:
Kelompok 9

Novita aji rahayu 1914301080


Berliana Oktavia 1914301081
Sinta Risqiani 1914301082
Sanoval Aji Pandwi 1914301083

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Desa Siaga”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Bandar lampung, 30 januari 2022

                     Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1

1.3 Tujuan........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

2.1 Pengertian.......................................................................................................................3

2.2 konsep..............................................................................................................................4

2.2 sasaran.............................................................................................................................4

2.2 kriteria.............................................................................................................................4

2.2 indikator..........................................................................................................................4

BAB III PENUTUP................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Maraknya bencana alam seperti tanah longsor, banjir, gempa, tsunami dan lain-lain,
akhir-akhir ini telah memperparah kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan di tanah air kita.
Pencemaran lingkungan, penggundulan hutan pengungsian dan wabah penyakit serta Kejadian
Luar Biasa (KLB) telah terjadi di sebagian besar Negara kita. Konflik sosial yang
berkepanjangan telah menimbulkan kerusakan dan pertikaian, stress, gangguan jiwa dan
kemiskinan.

Kondisi tersebut di atas turut meningkatkan masalah kesehatan seperti tingginya angka
kematian, terutama kematian ibu sebesar 359/100.000 (SDKI 20012) dan kematian bayi sebesar
35/1000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003). Demikian juga dengan tingginya angka kesakitan
akhir-akhir ini ditandai dengan munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti malaria dan
tuberculosis paru, dan demam berdarah.

Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah telah menetapkan PP nomor 7 tahun 2005
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 dengan sasaran
yang harus dicapai:

1.    Meningkatnya umur harapan hidup dari 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun.

2.    Menurunnya angka kematian bayi dari 45 menjadi 26/1000 kelahiran hidup.

3.    Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi 226/100.000 kelahiran hidup.

4.    Menurunnya prevalensi gizi kurang anak balita dari 25,8% menjadi 20%.
Dengan telah ditetapkan sasaran tersebut, maka Departemen Kesehatan segera memutuskan visi
yaitu “masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat” dengan misi membuat masyarakat sehat.

B.  Rumusan Masalah

1.  Apa konsep dasar Desa Siaga ?


2.   Apa pengertian Desa Siaga ?
3.   Apa tujuan Desa Siaga ?
4.   Bagaimana sasaran dan kriteria pengembangan Desa Siaga ?
5.   Bagaimana indikator keberhasilan Desa Siaga ?
C.  Tujuan

1.   Mengetahui konsep dasar Desa Siaga

2.   Mengetahui pengertian Desa Siaga

3.   Mengetahui tujuan Desa Siaga

4.   Mengetahui sasaran dan kriteria pengembangan Desa Siaga

5.   Mengetahui indikator keberhasilan Desa Siaga

D.    Manfaat

1.  Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar Desa Siaga

2.  Mahasiswa mampu mengetahui pengertian Desa Siaga

3.  Mahasiswa mampu mengetahui tujuan Desa Siaga

4.    Mahasiswa mampu mengetahui sasaran dan kriteria pengembangan Desa Siaga

5.  Mahasiswa mampu mengetahui indikator keberhasilan Desa Siaga


BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Desa yang dimaksud di sini
adalah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas-batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan yang
diakui dan dihormati dalam Pemerintah Kesatuan Republik Indonesia.

B. KONSEP DESA SIAGA


Konsep desa siaga adalah membangun suatu sistem di suatu desa yang bertanggung
jawab memelihara kesehatan masyarakat itu sendiri, di bawah bimbingan dan interaksi dengan
seorang bidan dan 2 orang kader desa. Di samping itu, juga dilibatkan berbagai pengurus desa
untuk mendorong peran serta masyarakat dalam program kesehatan seperti imunisasi dan
posyandu (Depkes 2009).

Suatu desa dikatakan menjadi desa siaga apabila memenuhi kriteria berikut (Depkes, 2006) :

1. Memiliki 1 orang tenaga bidan yang menetap di desa tersebut dan sekurang-kurangnya 2
orang kader desa.
2. Memiliki minimal 1 bangunan pos kesehatan desa (poskesdes) beserta peralatan dan
perlengkapannya. Poskesdes tersebut dikembangkan oleh masyarakat yang dikenal
dengan istilah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang melaksanakan
kegiatan-kegiatan minimal :

 Pengamatan epidemiologis penyakit menular dan yang berpotensi menjadi kejadian


luar biasa serta faktor-faktor risikonya.
 Penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB serta
kekurangan gizi.
 Kesiapsiagaan    penanggulangan    bencana    dan kegawatdaruratan kesehatan.
 Pelayanan    kesehatan    dasar,    sesuai    dengan kompetensinya.
 Kegiatan pengembangan seperti promosi kesehatan, kadarzi, PHBS, penyehatan
lingkungan dan lain-lain
C. Tujuan dibentuknya Desa Siaga

Tujuan umum. Terwujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli dan tanggap
terhadap masalah-masalah kesehatan (bencana dan kegawatdaruratan kesehatan) di
desanya.

Tujuan khusus

 Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang


pentingnya kesehatan dan menerapkan perilaku hidup sehat.
Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan
 Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap
risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana,
wabah penyakit, dan lainnya).
 Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.

D. Sasaran dalam Pengembangan Desa Siaga

 Pihak-pihak yang dapat memengaruhi individu dan keluarga, yaitu tokoh


masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), kader, dan media massa.
 Pihak-pihak yang dapat member dukungan atau bantuan, yaitu pejabat atau
dunia
 Semua individu dan keluarga di desa.

Semua sasaran di atas diharapkan dapat lebih mandiri dlaam mengatasi masalah-
masalah kesehatan. Untuk menuju Desa Siaga, ada beberapa kriteria yang harus
dipenuhi, yaitu desa tersebut minimal mempunyai pos kesehatan desa (poskesdes).
Poskesdes di sini merupakan suatu upaya bersumber daya masyarakat (UKBM) yang
minimal melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti berikut :
 Pengamatan epidemiologis penyakit menular dan yang berpotensi menjadi
kejadian luar biasa (KLB) serta faktor-faktor risikonya.
 Penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi kejadian luar
biasa serta kekurangan gizi.
 Kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana dan kegatdaruratan kesehatan.
 Pelayanan kesehatan dasar, sesuai dengan kompetensinya (jika dekat
dengan puskesmas atau pustu maka bisa diambil alih oleh salah satunya).
 Kegiatan lain-lain misalnya promosi untuk sadar gizi, perilaku hidup bersih
dan sehat, penyehatan lingkungan, dan kegiatan pengembangan.

E. Indikator Keberhasilan Pengembangan Desa Siaga


 Indikator masukan (input),  seperti ada/tidaknya forum masyarakat desa,
poskesdes atau sarananya, tenaga kesehatan, dan UKBM lain. 
 Indikator proses (process),  seperti frekuensi pertemuan masyarakat desa, ada atau
tidaknya kunjungan rumah kadarzi dan PHBS, serta berfungsi atau
 tidaknya Poskesdes, UKBM yang ada, sistem kesiapsiagaan dan
penanggulangan kegawatdaruratan bencana, dan sistem surveylans (pengamatan
dan pelaporan). 
 Indikator pengeluaran (output),  seperti cakupan pelayanan kesehatan

 Poskesdes, pelayanan UKBM yang ada, rumah tangga yang mendapat


kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS, serta jumlah kasus
kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan atau diatasi. 
 Indikator dampak (outcome),  seperti jumlah jiwa yang menderita sakit
(angka kesakitan kasar) dan gangguan jiwa, jumlah ibu melahirkan yang
meninggal dunia, juga jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia serta
 menderita gizi buruk. 

F. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM DESA SIAGA

Pemberdayaan masyarakat terus diupayakan melalui pengembangan UKBM yang ada di


desa. Kegiatan difokuskan kepada upaya survailans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan
dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan. Survailans berbasis masyarakat
adalah pengamatan dan pencatatan penyakit yang diselenggarakan oleh masyarakat (kader)
dibantu oleh tenaga kesehatan, dengan berpedoman kepada petunjuk teknis dari Kementerian
Kesehatan. Kegiatan-kegiatannya berupa:

(1) Pengamatan dan pemantauan penyakit serta keadaan kesehatan ibu dan anak, gizi,
lingkungan, dan perilaku yang dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat,

(2) Pelaporan cepat (kurang dari 24 jam) kepada petugas kesehatan untuk respon cepat,

(3) Pencegahan dan penanggulangan sederhana penyakit dan masalah kesehatan, serta

(4) Pelaporan kematian. 


Kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh
masyarakat dalam mencegah dan mengatasi bencana dan kedaruratan kesehatan, dengan
berpedoman kepada petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan. Kegiatan-kegiatannya berupa: 

 Bimbingan dalam pencarian tempat yang aman untuk mengungsi, 


 Promosi kesehatan dan bimbingan mengatasi masalah kesehatan akibat bencana dan
mencegah faktor-faktor penyebab masalah, 
 Bantuan/fasilitasi pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar (air bersih, jamban,
pembuangan sampah/limbah, dan lain-lain) di tempat pengungsian, 
 Penyediaan relawan yang bersedia menjadi donor darah, dan 
 Pelayanan kesehatan bagi pengungsi.

Penyehatan lingkungan adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk menciptakan
dan memelihara lingkungan desa/kelurahan dan permukiman agar terhindar dari penyakit dan
masalah kesehatan, dengan berpedoman kepada petunjuk teknis dari Kementerian
Kesehatan. Kegiatan-kegiatannya berupa: 

 Promosi tentang pentingnya sanitasi dasar, 


 Bantuan/fasilitasi pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar (air bersih, jamban,
pembuangan sampah dan limbah, dan lain-lain), dan 
 Bantuan/fasilitasi upaya pencegahan pencemaran lingkungan.
BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan serta kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan, bencana, dan kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri. Desa yang dimaksud di sini
adalah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas – batas
wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan yang diakui dan dihormati
dalam Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pelaksanaan desa siaga terdiri dari persiapan, pelakanaan, pemantauan dan evaluasi.
Dalam pendekatan pengembangan desa siaga, ada langkah pokok yang harus dditempuh :
( pengembangan tim petugas, pengembangan tim masyarakat, survei mawas diri, dan
musyawarah masyarakat desa ) serta pelaksanaan.

B.       Saran

Terwujudnya Desa Siaga tentunya menjadi harapan kita bersama, oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan agar para pembaca tidak hanya sekedar tahu tentang Desa Siaga, namun
juga akam melakukan perubahan sesuai dengan tingkat kemampuannya untuk merealisasikan
Desa Siaga.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Poskesdes. Jakarta:


Depkes RI.
Depkes RI. 2006. Promosi Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2006. Pengamatan Epidemiologi Sederhana. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2002. Pendekatan Kmasyarakatan. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga, Pusat Promosi Kesehatan.
Jakarta: Depkes RI.
https://dikasilviasari.blogspot.com/2016/03/makalah-desa-siaga.html
https://promkes.kemkes.go.id/pengertian-tujuan-indikator-dan-kegiatan-pokok-desa-siaga
https://afdhaliahutami.blogspot.com/2018/04/makalah-desa-siaga.html

Anda mungkin juga menyukai