Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan tentang Ganti Verban


(GV)
Hari/tanggal :
Waktu : 25 Menit
Tempat : RSUD Karawang, Ruang Jatisari
Penyuluh : Ade Khaerudin

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 25 menit, diharapkan
pasien dan keluarga mampu memahami ganti verban dalam perawatan luka
jahitan.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, pasien mampu:
a. Menjelaskan pengertian ganti verban dalam perawatan luka jahitan
b. Menjelaskan tujuan ganti verban
c. Menjelaskan penatalaksanaan perawatan luka
d. Mengerti cara kerja ganti verban

B. METODE
Ceramah dan Tanya jawab

C. MEDIA
1. Lembar Balik
2. Leaflet

D. MATERI
Terlampir

E. PROSES KEGIATAN
Komponen langkah Uraian kegiatan Estimasi Waktu
Pendahuluan  Menyiapkan fisik dan 4 Menit
psikis
 Melakukan apersepsi
dan integrasi nilai-
nilai Islam
 Menyampaikan
tujuan pembelajaran
 Menyampaikan
cakupan materI
 Mengaitkan dengan
realita kehidupan
sehat
Inti Menjelaskan 15 Menit
Pengertian ganti
verban
 Menjelaskan tujuan
ganti verban
 Mengetahui persiapan
untuk ganti verban
 Mengerti cara kerja
ganti verban
Penutup  Mengevaluasi hasil 6 menit
pembelajarandengan
Lisan/Tertulis
 Refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran
dan integrasi nilai-
nilai Islam
 Tindak lanjut
pemberian tugas pada
pertemuan selanjutnya
 Menutup dengan
salam

F. EVALUASI
1. Formatif
Melihat peserta berpartisipasi aktif dan antusias dalam kegiatan.
2. Sumatif
Melihat peserta bagaimana bisa atau tidak menjawab pertanyaan tentang cara
ganti verban luka jahitan post operasi dengan pertanyaan penyuluhan.
LAMPIRAN MATERI
a. Pengertian Luka
Luka adakah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik
terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Merawat luka untuk
mencegah trauma (injury) pada kulit, membran mukosa atau jaringan lain yang
disebabkan oleh adanya trauma, fraktur, luka operasi yang dapat merusak
permukaan kulit (Ismail, 2011. Luka dan Perawatannya. UMY. Yogyakarta)

b. Tujuan Perawatan Luka


Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi organ tubuh
kembali pulih, ditunjukan dengan tanda-tanda dan respon yang berurutan dimana
sel secara bersama-sama berinteraksi, melakukan tugas dan berfungsi secara
normal. Idealnya luka yang sembuh kembali normal secara struktur anatomi,
fungsi dan penampilan.
Untuk memulai perawatan luka, pengkajian awal yang harus adalah,
apakah luka tersebut bersih, atau ada jaringan nekrotik yang harus diibuang,
apakah ada tanda klinik yang memperlihatkan masalah infeksi, apakah kondisi
luka kelihatan kering dan terdapat resiko kekeringan pada sel, apakah absorpsi
atau drainage objektif terhadap obat topical dan lain-lain.
Keseimbangan kelembapan pada permukaan balutan luka adalah faktot
kunci dalam mengoptimalkan perbaikan jaringan, mengeliminasi eksudat dari
luka yang berelebihan pada luka kronik yang merupakan bagian penting untuk
permukaan luka maka digunakan metode untuk menjaga luka agar tetap lembab.
Metode ini secara klinis memiliki keuntungan akan meningkatkan proliferasi dan
migrasi dari sel-sel epitel disekitar lapisan air yang tipis, mengurangi resiko
timbulnya jaringan parut dan lain-lain.
Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan
antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang
berlebihan akan terjadi penebalan jaringan parut atau hypertropic scar, sebaliknya
produksi yang berkppurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka
akan selalu terbuka.
Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan
jaringan parut mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktifitas normal.
Meskipun proses penyembuhan luka sama bagi penderita, namun outcome atau
hasil yang dicapai sangat tergantung pada kondisi biologis masing-masing
individu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat akan mencapai
proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi, disertai penyakit iskemik
(Diabetes mielitus). (Anonim. 2007. Perawatan luka. Fakultas Keperawatan
Unpad. Surabaya)

c. Penatalaksanaan dan perawatan luka


Dalam manajemen perawatan luka ada beberapa tahap yang dilakukan
yaitu evaluasi luka, tindakan antiseptik, pembersihan luka, penjahitan luka,
penutupan luka, pembalutan, pemberian antibiotik dan pengangkatan jahitan
1. Evaluasi luka meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik (lokasi dan
eksplorasi).
2. Tindakan Antiseptik, prinsipnya untuk mensucihamakan kulit. untuk
melakukan pencucian/pembersihan luka biasanya diguakan cairan atau
larutan antiseptik.
3. Penutupan luka
Adalah mengupayakan kondisi lingkungan yang baik pada luka sehingga
proses penyembuhan berlangsung normal
4. Pembalutan
Pertimbangan dalam menutup dan membalut luka sangat tergantung pada
penilaian kondisi luka. Pembalutan berfungsi sebagai pelindung terhadap
penguapan, infeksi, mengupayakan lingkungan yang baik bagi luka dalam
proses penyembuhan, sebagai fiksasi dan efek penekanan yang mencegah
berkumpulnya rembesan darah yang menyebabkan hematom.
5. Pemberian antibiotik
Prinsipnya pada luka bersih tidak perlu diberikan antibiotik dan pada luka
terkontaminasi atau kotor maka perlu diberikan antibiotik
6. Pengangkatan jahitan
Jahitan diangkat bila fungsinya sudah tidak diperlukan lagi. Waktu
pengangkatan jahitan tergantung dari berbagai faktor seperti, lokasi, jenis
pengangkatan luka, usia, kesehatan, sikap penderita dan adanya infeksi.
(M. Sinaga, 2014. Penatalaksanaan perawatan luka : USU. Sumatera
Utara)

d. Tata cara ganti verban


Tujuan ganti balutan kering adalah untuk melindungi luka serta mengurangi
resiko terkontaminasi dari kuman, bakteri maupun virus yang mengganggu
penyembuhan luka.
1) Persiapan Alat dan Bahan
 Sarung tangan steril
 Satu set alat (Gunting, pinset, klem)
 Kassa
 Salep Antiseptik
 Larutan Antiseptik
 Larutan Pembersih
 NaCl / Aquabides
 Plester
 Alas
 Kantong plastik / Tempat sampah
2) Langkah – langkah mengganti balutan
 Jelaskan tujuan & prosedur tindakan, agar pasien tidak cemas serta
meningkatkan pemahaman proses penyembuhan
 Siapkan alat yang diperlukan (jangan dibuka), agar kesterilan tetap terjaga
 Dekatkan kantong tempat sampah, mencegah kontaminasi
 Tutup tirai / jendela yang terbuka untuk menjaga privasi pasien
 Atur posisi pasien (senyaman mungkin), agar tidak terjadi gerakan tiba-
tiba dari pasien yang dapat menyebabkan kontaminasi luka dan peralatan
 Cuci tangan 7 langkah, untuk menghilangkan kuman, bakteri, maupun
virus yang menempel dipermukaan kulit
 Pakai handscoon bersih, handscoon dapat mencegah perpindahan kuman,
bakteri, maupun virus dari balutan kotor ke tangan
 Lepaskan plester secara perlahan lalu bersihkan bekas plester
menggunakan kapas bersih, untuk emngurangi tegangan pada tepi luka
 Angkat balutan, bila terdapat drainase angkat balutan satu persatu, agar
dapat mencegah penarikan drainase
 Jika balutan lengket, maka lepaskan dengan memberikan larutan steril,
untuk mencegah kerusakan pada permukaan epidermal
 Buang balutan kotor ke kantong plastik yang telah disediakan, untuk
mengurangi perpindahan kuman, bakteri, maupun virus untuk orang lain.
 Tuangkan larutan antiseptik ke dalam kom steril / di atas kassa steril agar
dapat mempermudah pekerjaan selama ganti balutan
 Pakai handscoon steril, agar ketika memegang balutan steril, larutan
maupun alat tidak menyebabkan kontaminasi
 Observasi kondisi luka serta drainase, untuk menentukan status
penyembuhan luka
 Bersihkan luka dengan larutan NaCl atau antiseptik dengan cara pegang
kassa yang dibasahi dalam larutan dengan pinset (gunakan kassa terpisah
untuk setiap usapan ketika membersihkan luka serta bersihkan dari dalam
ke luar luka), dengan menggunakan pinset steril dapat mencegah
kontaminasi jari yang memakai handscoon
 Pakai kassa baru utnuk mengeringkan luka dengan cara mengusapkan
secara perlahan, agar dapat mengurangi kelembaban pada luka
 Pasang balutan kering pada luka, untuk melindungi luka dari masuknya
kuman, bakteri maupun virus ke dalam luka.
 Plester di atas balutan luka / pengikat, agar menjamin penutupan luka
lengkap
 Buang semua bahan yang kotor dan tidak perlu serta bantu pasien kembali
ke posisi yang nyaman menurut pasien, agar dapat meningkatkan
kenyamanan pasien.
 Cuci tangan 7 langkah
 Dokumentasikan.

Daftar Pustaka

Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC


Nanda International. 2011. Nursing Diagnoses: Definition & classification 2018-
2020, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Tamsuri. 2007. Nursing Outcome Classification (NOC).Jakarta: Mosby Elsevier,
Academic Press

Aziz. 2006. Nursing Interventions Classification (NIC). Solo: Mosby An


Affiliate Of Elsefer

Anda mungkin juga menyukai