PENYELAMATAN DI AIR
Swimming
Rescue On Water
MAKALAH
OTTO ADITIA
RENANG
PENYELAMATAN DI AIR
OTTO ADITIA
0043494712
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan khadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam
yang telah memberikan nikmat berupa kesehatan, sehingga makalah yang berjudul
“Renam, Penyelamatan di Air” dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas pengetahuan bidang studi pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan dengan guru bidang studi, Ibu Suriama, S. Pd.
Makalah ini terdiri atas tiga bab, yaitu BAB 1 Pendahuluan, BAB 2
Pembahasan, dan BAB 3 Penutup. Penulis menyampaikan ungkapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan moral dan materil, serta
membimbing penulis selama penyusunan makalah ini. Semoga segala bantuan,
bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan dapat menjadi amal ibadah diakhirat
nanti.
Otto Aditia.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3
A. Pengertian Renang................................................................................................3
B. Sejarah Renang.....................................................................................................3
C. Definisi Penyelamatan di Air..............................................................................4
D. Prosedur Penyelamatan di Air.............................................................................4
BAB III PENUTUP...................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Renang adalah salah satu olahraga di cabang akuatik yang sangat populer
dimana gerakannya murni dilakukan di dalam air dan membutuhkan koordinasi
gerak hampir seluruh bagian tubuh. Sehingga olahraga ini kemudian memberi
banyak manfaat karena memang menuntut seluruh bagian tubuh untuk bergerak.
Olahraga ini tak hanya populer dijadikan sebagai olahraga air dan sarana rekreasi.
Namun juga dikenal sebagai olahraga prestasi yang kemudian diikutkan dalam
lomba olahraga di tingkat nasional dan internasional. Selain dilakukan para atlet
profesional, olahraga ini sering juga dilakukan masyarakat umum.
Renang adalah salah satu jenis olahraga air yang dilakukan dengan
menggerakan seluruh badan di dalam air, seperti kaki dan tangan yang tujuannya
untuk menjaga tubuh tetap mengapung di permukaan air (Budiningsih, 2010:2).
Dalam pendapat lain, renang diartikan sebagai upaya untuk menggerakkan
(mengapungkan atau mengangkat) semua bagian tubuh ke atas permukaan air.
Olahraga renang kerap dilakukan tanpa perlengkapan atau bantuan. Jadi, dalam
renang lebih banyak menggunakan anggota tubuh, terutama bagian tangan dan kaki
untuk bergerak atau mengapung di air.
Indonesia salah satu negara yang memiliki masyarakat rendah terhadap minat
aktivitas fisik hal itu sesuai data BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2015
dimana data menunjukan hanya 27,61 persen masyarakat yg menyukai olahraga,
Padahal olahraga bisa dijadikan ajang rekreasi bagi masyarakat di tengah kepadatan
waktu mereka bekerja.
1
dibawah pengaruh obat, atau bisa saja dikarenakan akibat dari suatu peristiwa
pembunuhan” (Wilianto, 2012). Indonesia sendiri memiliki kasus korban tenggelam
sebanyak 3,3 per 100 jiwa atau mendekati 9000 jiwa berdasarkan studi kasus yang
dilakukan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah pada
penulisan ini, yaitu:
Bagaimana tahapan prosedur penyelamatan di air?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini, yaitu untuk mengetahui berbagai prosedur dalam penyelamatan
di air.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Renang
Salah satu cabang olahraga populer di Indonesia adalah renang. Bagi orang
yang tinggal dipedesaan olahraga ini dapat dilakukan di sungai, danau, atau pinggiran
laut. Sedangkan di perkotaan olahraga ini biasa dilakukan di kolam renang yang
dibuat khusus. Renang adalah aktivitas menggerakan, mengapungkan atau
mengangkat seluruh bagian tubuh ke atas permukaan air dengan menggerakan kaki
ataupun lengan.
B. Sejarah Renang
Renang telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu, bahkan sebelum manusia
mengenal tulisan. Temuan lukisan tentang perenang pada sebuah dinding batu di
dalam gua adalah bukti adanya aktivitas berenang di masa lalu. Sebagai sebuah
cabang olahraga, renang mulai dikenal pada abad ke-19 di London, Inggris. Pada
tahun 1837, hanya ada enam buah kolam renang di kota. Sejak itu, renang semakin
populer. Bahkan, pada tahun 1869, muncullah beberapa asosiasi olahraga renang.
Renang kemudian semakin dikenal dunia sehingga pada tahun 1896, renang
resmi menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade
modern yang diselenggarakan di Athena, Yunani. Di Indonesia, kepopuleran renang
diawali di Kota Bandung, yaitu dengan dibangunnya kolam renang Cihampelas pada
3
tahun 1904. Setelah itu, kolam renang pun dibangun di beberapa kota besar di
Indonesia, seperti Jakarta dan Surabaya.
4
Penyebab terjadinya bahaya di air, antara lain panik, gugup, sulit bernapas, kejang
otot, dan adanya ombak. Setiap orang hendaknya mampu mengendalikan diri
terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan di air. Kemampuan mengatasi
kecelakaan di air merupakan hal yang penting. Hal ini merupakan langkah awal
sebagai usaha menghindarkan diri dari bahaya di air.
5
a) Penyelamatan dari darat
Proses penyelamatan dilakukan dari darat dan menggunakan alat bantu.
Biasanya korban terletak dekat dengan tepi. Tehnik yang digunakan antara lain
dengan alat bantu:
- Tanpa alat
Apabila korban dapat dijangkau dengan raihan tangan atau dengan
jangkauan kaki yang terjulur yang dapat diraih oleh korban, tidak perlu alat
bantu. Hal yang perlu diperhatikan adalah penolong harus memperhatikan
keselamatan diri agar tidak menjadi korban berikutnya.
- Dengan alat bantu (Handuk dan kayu)
Handuk dan kayu adalah alat yang paling scderhana dalam membantu
korban. Penggunaan alat bantu ini disesuaikan dengan jarak korban dengan
tepi dan menjadi lebih aman apabila penolong tidak dapat berenang karena
bantuan handuk/kayu dilakukan tanpa harus bersentuhan dengan air.
Handuk/kayu diarahkan kc arah korban sedapat mungkin diarahkan bagian
tangan sehingga korban dapat meraih handuk/kayu yang diberikan. Icknik
Pcnyckimatan di Air (Wasti Danardani)
- Gelang pelampung
Gelang pelampung digunakan untuk korban yang berada lebih jauh ke
tengah. Gelang pelampung diikatkan pada seutas tali yang digunakan
untuk menarik korban yang telah berpegang pada gelang pelampung.
Gelang pelampung dilemparkan ke belakang korban secara perlahan,
gelang pelampung ditarik hingga korban tersangkut scperti ikan
terperangap jala. Tersangkutnya korban pada gelang pelampung membuat
korban berusaha meraih gelang pelampung dan setelah korban
berpegangan maka tariklah denga perlahan hingga mencapai tepi.
b) Penyelamatan langsung
Penyelamatan langsung dilakukan apabila korban berada jauh di tengah
perairan. Penyelamatan ini dilakukan oleh orang yang mahir berenang sehingga
keselematan korban dan penolong dapat terjaga. Sebelum melakukan pertolongan
sebaiknya penolong melakukan komunikasi dengan korban unmk mengurangi
6
kepanikan. Korban yang berada dalam keadaan panik dapat membuat penolong ikut
celaka karena dipegang terlalu erat hingga tidak dapat bergerak. Metode yang harus
dikuasai terlebih dahulu adalah melepaskan diri dari pelukan korban agar dapat
memberikan pertolongan lebih lanjut.
7
a) The hip carry rescue
Membawa korban dengan menggunakan gaya dada terbalik serta kedua tangan
memeganggi korban. Cara memegang korban yaitu menyilangkan salah sam tangan
dari bawah lengan dan mcnyilang di depan dada korban dan dikaitkan pada tangan
satunya. Posisi kepala berada di bahu tempat tangan penolong yang digunakan untuk
menyilang. Keadaan korban harus diperhatikan agar wajah terutama hidung dan
mulut tidak terkena riak air.
b) Armpit tow
Cara Kedua ini untuk menolong korban yang masih dalam keadaan sadar tetapi
tidak mampu lagi untuk berenang ke tepi sehingga membutuhkan pertolongan untuk
dapat mencapai tepi. Penolong memegang lengan korban secara berlawanan dengan
tangan penolong yang akan membantu. Apabila peolong memegang dengan tangan
kanan, lengan kiri korbanlah yang dipegang tepatnya di pangkal lengan. Posisi
korban dalam keadaan terlentang dan penolong menarik korban dengan berenang
menggunakan gaya dada.
c) Wrist tow
Wrist tow Sama dengan armpit tow digunakan pada koraban yang masih sadar,
namun bedanya hanya pada posisi pegangan penolong. Penolong memegang Teknik
Penyelamatan di Air (Wasti Danardani) 8 pada bagian pergelangan tangan dengan
posisi bagian dalam tangan korban menghadap ke atas kemudian penolong
memegang tangan korban dengan mengaitkan ibu jari dan jari telunjuk atau jari
tengah di pergelangan tangan korban. Apabila tangan kanan korban yang dipegang,
tangan kanan penolonglah yang digunakan untuk menarik korban. Kemudian,
penolong membawa korban dengan menggunakan gaya dada dan hanya dengan
bantuan satu tangan saja.
8
dan korban didorong ke tepi. Posisi korban telentang dengan kedua kaki
disangkutkan pada pinggang korban dan kedua tangan berpegang pada bahu
penolong.
Selain teknik tanpa menggunakan alat ada pula teknik pernyelamatan dengan
menggunakan alat bantu. Penyelamatan dengan alat bisa digunakan pada korban
yang tidak sadarkan diri yang sebelumnya diberikan pertolongan napas buatan. Cara
pertolongan dengan alat bantu yaitu:
a) Tube Rescue
Tube rescue adalah alat pelampung yang terbuat dari bahan yang elastis dengan
kedua ujungnya memiliki kaitan untuk menggunci saat membawa korban. Alat ini
digunakan melingkari badan korban. Kait pada tube diletakkan pada punggung
sehingga posisi korban dalam keadaan telentang. Penolong berenang ke tepi dengan
menggunakan gaya crawl. Apabila korban dalam keadaan panik, korban didekati
dengan memberikan tube terlebih dahulu setelah korban berpegang kemudian ikat
badan korban dengan tube kemudian ditarik. Korban yang telah tidak sadar segera
lingkarkan tube pada korban dan telentangkan korban dan segera memberi napas
buatan sebisa mungkin untuk membuka jalan pernapasan setelah itu bawa korban ke
tepi.
b) Board Rescue
Board rescue adalah alat yang menyerupai papan selancar. Papan ini digunakan
untuk mengankut korban baik yang kelelahan maupun yang dalam keadaan tidak
sadar. Cara mengendarai board rescue adalah dengan posisi bersimpuh pada atas
papan dan mengajnah dengan dua tangan secara bersama-sama, untuk melakukan
pengereman dengan cara menurunkan kaki secara bersama dan mengambil posisi
duduk dengan kedua kaki berada pada sisi yang berlainan. Cara yang kedua dengan
posisi telungkup di atas papan dan mengayaih dengan satu tangan bergandan seperti
gerakan tangan gaya crawl, untuk menghentikannya dengan mengayuh tangan ke
arah depan secara bersama-sama. Setelah sampai di tempat korban yang dilakukan
adalah mengangkat korban ke atas papan. Cara mengangkat korban sadar,
menghentikan papan dengan posisi korban berada di sebclah kanan papan.
9
Kemudian, korban berusaha sendiri untuk naik ke atas papan dan penolong
membanm serta mengimbangi agar papan tidak terbalik. Setelah berada di atas papan
posisi korban tertelungkup dan penolong juga dalam posisi yang sama kemudian
bersama-sama mengayuh board rescue.
10
proses pernapasan dan peredaran darah gagal, diperlukan tindakan yang disebut
resusitasi untuk memberikan oksigen pada tubuh.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyelamatan di air merupakan salah satu bagian atau komponen dari renang
yang bertujuan untuk menyelamatan korban kecelakaan di air. Renang penyelamatan
di air sangat penting untuk dikuasai, agar dapat mempertahankan diri maupun untuk
menyelamatkan orang lain. Pada makalah ini, renang penyelamatan di air terdiri atas
beberapa teknik penyelamatan. Mulai dari teknik penyelamatan dalam jangkauan,
teknik menolong dan menyelamatkan orang lain baik dari darat dengan
menggunakan alat ataupun secara langsung, dan penyelamatan langsung. Selain itu,
teknik membawa korban dari tengah perairan menuju tepi juga penting untuk
dikuasai.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan, yaitu masyarakat dapat memanfaatkan hasil
penulisan ini sebagai acuan atau rujukan untuk penulisan lebih lanjut terkait
penyelamatan di air.
12
DAFTAR PUSTAKA
Abdhul, Yusuf. 2021. Pengertian Renang, Sejarah, Gaya, dan Manfaat. URL:
https://penerbitbukudeepublish.com/materi/olahraga-renang/. Diakses tanggal 1
Maret 2022.
Putra. 2021. Pengertian Renang: Sejarah, Peraturan, Teknik Dasar & Macam-
Macam Gaya. URL: https://salamadian.com/pengertian-renang/. Diakses
tanggal 1 Maret 2022.
13