Anda di halaman 1dari 17

RENANG

PENYELAMATAN DI AIR

Swimming
Rescue On Water

MAKALAH

OTTO ADITIA

BIDANG STUDI PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN


KESEHATAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SELAYAR
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
2022
MAKALAH

RENANG
PENYELAMATAN DI AIR

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PENGETAHUAN BIDANG STUDI


PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN

OTTO ADITIA
0043494712

BIDANG STUDI PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN


KESEHATAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SELAYAR
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan khadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam
yang telah memberikan nikmat berupa kesehatan, sehingga makalah yang berjudul
“Renam, Penyelamatan di Air” dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas pengetahuan bidang studi pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan dengan guru bidang studi, Ibu Suriama, S. Pd.

Makalah ini terdiri atas tiga bab, yaitu BAB 1 Pendahuluan, BAB 2
Pembahasan, dan BAB 3 Penutup. Penulis menyampaikan ungkapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan moral dan materil, serta
membimbing penulis selama penyusunan makalah ini. Semoga segala bantuan,
bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan dapat menjadi amal ibadah diakhirat
nanti.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan,


untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan. Serta semoga makalah ini dapat menjadi salah satu referensi untuk
memperoleh ilmu pengetahuan. Amin.

Sekian dan terima kasih.

Selayar, Februari 2022


Penulis

Otto Aditia.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3
A. Pengertian Renang................................................................................................3
B. Sejarah Renang.....................................................................................................3
C. Definisi Penyelamatan di Air..............................................................................4
D. Prosedur Penyelamatan di Air.............................................................................4
BAB III PENUTUP...................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Renang adalah salah satu olahraga di cabang akuatik yang sangat populer
dimana gerakannya murni dilakukan di dalam air dan membutuhkan koordinasi
gerak hampir seluruh bagian tubuh. Sehingga olahraga ini kemudian memberi
banyak manfaat karena memang menuntut seluruh bagian tubuh untuk bergerak.  
Olahraga ini tak hanya populer dijadikan sebagai olahraga air dan sarana rekreasi.
Namun juga dikenal sebagai olahraga prestasi yang kemudian diikutkan dalam
lomba olahraga di tingkat nasional dan internasional. Selain dilakukan para atlet
profesional, olahraga ini sering juga dilakukan masyarakat umum. 

Renang adalah salah satu jenis olahraga air yang dilakukan dengan
menggerakan seluruh badan di dalam air, seperti kaki dan tangan yang tujuannya
untuk menjaga tubuh tetap mengapung di permukaan air (Budiningsih, 2010:2).
Dalam pendapat lain, renang diartikan sebagai upaya untuk menggerakkan
(mengapungkan atau mengangkat) semua bagian tubuh ke atas permukaan air.
Olahraga renang kerap dilakukan tanpa perlengkapan atau bantuan. Jadi, dalam
renang lebih banyak menggunakan anggota tubuh, terutama bagian tangan dan kaki
untuk bergerak atau mengapung di air.

Indonesia salah satu negara yang memiliki masyarakat rendah terhadap minat
aktivitas fisik hal itu sesuai data BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2015
dimana data menunjukan hanya 27,61 persen masyarakat yg menyukai olahraga,
Padahal olahraga bisa dijadikan ajang rekreasi bagi masyarakat di tengah kepadatan
waktu mereka bekerja.

Olahraga renang sebagai rekreasi memiliki berbagai resiko cidera, baik


sebelum memasuki air dan sudah berada dalam air. Salah satu resiko berenang adalah
tenggelam. “Tenggelam adalah suatu bentuk sufokasi berupa korban terbenam dalam
cairan dan cairan tersebut terhisap masuk ke jalan napas sampai alveoli paru-paru.
Pada umumnya tenggelam merupakan kasus kecelakaan, baik secara langsung
maupun karena ada faktor-faktor lain seperti korban dalam keadaan mabuk atau

1
dibawah pengaruh obat, atau bisa saja dikarenakan akibat dari suatu peristiwa
pembunuhan” (Wilianto, 2012). Indonesia sendiri memiliki kasus korban tenggelam
sebanyak 3,3 per 100 jiwa atau mendekati 9000 jiwa berdasarkan studi kasus yang
dilakukan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2016.

Untuk meminimalisir dan memberikan pertolongan pertama bagi korban


tenggelam dibutuhkan seorang lifeguard yang memahami bagaimana cara
memberikan pertolongan pertama pada korban tenggelam. Pentingnnya seorang
lifeguard saat di lapangan adalah memberikan pertolongan pertama bila terjadi
kecelakaan. “Pertolongan Pertama adalah penanganan awal yang diberikan kepada
seseorang yang mengalami cidera atau sakit yang bersifat mendadak, sebelum sempat
ditangani oleh dokter atau anggota medis lainnya” (Anjani, 2012).

Dalam penyelamatan di air, kita dituntut untuk bisa melakukan keterampilan


stride jump dimana itu adalah salah satu tehnik yang ada dalam water entry agar
efektif untuk melakukan pertolongan korban tenggelam dan tidak mencelakakan diri
kita sendiri. Penyelamatan di air juga memiliki beberapa tahap sebelum
melakukannya dengan baik, salah satunya adalah tahap awalan seperti stride jump.

Proses penyelamatan di air membutuhkan keahlian khusus. Hal ini karena di


dalam air, massa tubuh sangat berpengaruh terhadap daya apung. Karena hal
tersebut, seseorang perlu mengetahui tentang prosedur penyelamatan di air, rintangan
serta hal-hal yang menjadi resiko penyelamatan di air baik bagi korban ataupun
penyelamat. Masyarakat juga perlu mengetahui tentang resiko dan kesiapaan-
kesiapan yang perlu dilakukan sebelum seseorang berenang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah pada
penulisan ini, yaitu:
Bagaimana tahapan prosedur penyelamatan di air?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini, yaitu untuk mengetahui berbagai prosedur dalam penyelamatan
di air.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Renang
Salah satu cabang olahraga populer di Indonesia adalah renang. Bagi orang
yang tinggal dipedesaan olahraga ini dapat dilakukan di sungai, danau, atau pinggiran
laut. Sedangkan di perkotaan olahraga ini biasa dilakukan di kolam renang yang
dibuat khusus. Renang adalah aktivitas menggerakan, mengapungkan atau
mengangkat seluruh bagian tubuh ke atas permukaan air dengan menggerakan kaki
ataupun lengan.

Renang merupakan salah satu olahraga di cabang akuatik yang sangat populer


dimana gerakannya murni dilakukan di dalam air dan membutuhkan koordinasi gerak
hampir seluruh bagian tubuh. Sehingga olahraga ini kemudian memberi banyak
manfaat karena memang menuntut seluruh bagian tubuh untuk bergerak.  Olahraga
ini tak hanya populer dijadikan sebagai olahraga air dan sarana rekreasi. Namun juga
dikenal sebagai olahraga prestasi yang kemudian diikutkan dalam lomba olahraga di
tingkat nasional dan internasional. Selain dilakukan para atlet profesional, olahraga
ini sering juga dilakukan masyarakat umum.

B. Sejarah Renang
Renang telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu, bahkan sebelum manusia
mengenal tulisan. Temuan lukisan tentang perenang pada sebuah dinding batu di
dalam gua adalah bukti adanya aktivitas berenang di masa lalu. Sebagai sebuah
cabang olahraga, renang mulai dikenal pada abad ke-19 di London, Inggris. Pada
tahun 1837, hanya ada enam buah kolam renang di kota. Sejak itu, renang semakin
populer. Bahkan, pada tahun 1869, muncullah beberapa asosiasi olahraga renang.

Renang kemudian semakin dikenal dunia sehingga pada tahun 1896, renang
resmi menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade
modern yang diselenggarakan di Athena, Yunani. Di Indonesia, kepopuleran renang
diawali di Kota Bandung, yaitu dengan dibangunnya kolam renang Cihampelas pada

3
tahun 1904. Setelah itu, kolam renang pun dibangun di beberapa kota besar di
Indonesia, seperti Jakarta dan Surabaya.

Perkembangan olahraga renang di Indonesia selanjutnya ditandai dengan


lahirnya berbagai perkumpulan renang, seperti Bandungsche Zwembond atau
Perserikatan Renang Bandung pada tahun 1917. Organisasi ini membawahi tujuh
perkumpulan renang. Bandungsche Zwembond rupanya menginspirasi terbentuknya
perkumpulan serupa di tingkat yang lebih tinggi. Di Jawa Barat, ada West Java
Zwembond yang lahir pada tahun 1918, sementara di Jawa Timur didirikan Oost Java
Zwembond pada tahun 1927.

Berdirinya perkumpulan renang tersebut membuahkan hasil. Di ajang Far


Eastern Games (Olimpiade Timur Jauh) yang diselenggarakan pada tahun 1934 di
Manila, Filipina, dua orang peloncat indah dari Hindia Belanda sukses mengukir
prestasi sebagai juara pertama dan kedua.

C. Definisi Penyelamatan di Air


Renang penyelamatan di air merupakan upaya teknis untuk melakukan
penyelamatan korban yang mengalami kejadian tidak menguntungkan ketika berada
di perairan, baik air permukaan, maupun air deras. Insiden atau kejadian apapun yang
terjadi air, terutama air yang mengalir deras bersifat dinamis dan membutuhkan
pengambilan keputusan yang cepat dan efektif untuk melakukan penyelamatan yang
berhasil dan aman.

Kesadaran situasional sangat penting selama insiden penyelamatan air untuk


memastikan keselamatan bagi korban dan bagi penyelamat. Melakukan
penyelamatan di air yang mengalir deras merupakan disiplin penyelamatan khusus,
yang memiliki prinsip dan teknik yang melibatkan lingkungan yang sulit dan
berbahaya. Hanya penyelamat yang sangat terlatih yang boleh masuk dan mencoba
menyelamatkan seseorang yang terjebak di perairan deras.

D. Prosedur Penyelamatan di Air


Olahraga renang merupakan olahraga yang menyenangkan, akan tetapi kita
harus waspada akan bahaya di air. Bahaya itu justru timbul dari diri sendiri.

4
Penyebab terjadinya bahaya di air, antara lain panik, gugup, sulit bernapas, kejang
otot, dan adanya ombak. Setiap orang hendaknya mampu mengendalikan diri
terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan di air. Kemampuan mengatasi
kecelakaan di air merupakan hal yang penting. Hal ini merupakan langkah awal
sebagai usaha menghindarkan diri dari bahaya di air.

Kejadian berbahaya di air biasanya akan berakibat fatal. Pada umumnya,


bahaya kecelakaan di air adalah ketika korban tidak dapat bernapas lagi akibat
adanya air yang masuk ke dalam saluran pernapasannya. Untuk itu, kita harus
mengetahui dasar-dasar penyelamatan di air untuk mengantisipasi kecelakaan di air.

1. Penyelamatan dengan Satu Tangan


Penyelamatan dengan satu tangan dapat dilakukan dengan cara berikut.

a) Memegang korban di bawah bahu Renang penyelamatan ini dilakukan dengan


menarik korban dan memegang dagu bagian bawah menggunakan sebelah
tangan. Hal ini akan menengadahkan kepala korban ke atas, sehingga korban
dapat bernapas dari hidung.
b) Memegang korban di depan dada Pada penyelamatan ini, korban akan ditarik
dengan menempatkan satu lengan di depan dada korban.

2. Penyelamatan dengan Dua Tangan


Renang penyelamatan ini dilakukan menggunakan dua tangan dengan cara
memegang kepala, dada, dan bahu korban dari belakang, sehingga posisi kepala
korban menghadap ke atas.

3. Teknik Menolong Dan Menyelamatkan Orang Lain


Selain untuk menyelamatkan diri sendiri juga perlu menguasai teknik
penyelamatan untuk menolong orang lain. Teknik secara umum dapat terbagi
menjadi dua, yaitu teknik penyelamatan dari darat dan teknik penyelamatan langsiuig
(mengambil korban di dalam air). Tehnik tersebut terbagi lagi menjadi beberapa
teknik yang lebih rinci sesuai dengan keadaan korban. Teknik-teknik yang digunakan
sebagai berikut:

5
a) Penyelamatan dari darat
Proses penyelamatan dilakukan dari darat dan menggunakan alat bantu.
Biasanya korban terletak dekat dengan tepi. Tehnik yang digunakan antara lain
dengan alat bantu:

- Tanpa alat
Apabila korban dapat dijangkau dengan raihan tangan atau dengan
jangkauan kaki yang terjulur yang dapat diraih oleh korban, tidak perlu alat
bantu. Hal yang perlu diperhatikan adalah penolong harus memperhatikan
keselamatan diri agar tidak menjadi korban berikutnya.
- Dengan alat bantu (Handuk dan kayu)
Handuk dan kayu adalah alat yang paling scderhana dalam membantu
korban. Penggunaan alat bantu ini disesuaikan dengan jarak korban dengan
tepi dan menjadi lebih aman apabila penolong tidak dapat berenang karena
bantuan handuk/kayu dilakukan tanpa harus bersentuhan dengan air.
Handuk/kayu diarahkan kc arah korban sedapat mungkin diarahkan bagian
tangan sehingga korban dapat meraih handuk/kayu yang diberikan. Icknik
Pcnyckimatan di Air (Wasti Danardani)
- Gelang pelampung
Gelang pelampung digunakan untuk korban yang berada lebih jauh ke
tengah. Gelang pelampung diikatkan pada seutas tali yang digunakan
untuk menarik korban yang telah berpegang pada gelang pelampung.
Gelang pelampung dilemparkan ke belakang korban secara perlahan,
gelang pelampung ditarik hingga korban tersangkut scperti ikan
terperangap jala. Tersangkutnya korban pada gelang pelampung membuat
korban berusaha meraih gelang pelampung dan setelah korban
berpegangan maka tariklah denga perlahan hingga mencapai tepi.

b) Penyelamatan langsung
Penyelamatan langsung dilakukan apabila korban berada jauh di tengah
perairan. Penyelamatan ini dilakukan oleh orang yang mahir berenang sehingga
keselematan korban dan penolong dapat terjaga. Sebelum melakukan pertolongan
sebaiknya penolong melakukan komunikasi dengan korban unmk mengurangi

6
kepanikan. Korban yang berada dalam keadaan panik dapat membuat penolong ikut
celaka karena dipegang terlalu erat hingga tidak dapat bergerak. Metode yang harus
dikuasai terlebih dahulu adalah melepaskan diri dari pelukan korban agar dapat
memberikan pertolongan lebih lanjut.

c) Teknik Melepaskan Diri


- Korban memegang dari arah belakang
Rapatkan dagu pada dada, pegang bagian lengan atas korban, dan dorong
tubuh ke dalam air sehingga menjauh dari korban. Setelah terlepas
berputarlah dan muncul kepermukaan dan berhadapan dengan korban
kemudian memberikan pelampung yang dibawa.
- Korban memegang dari arah depan
Rapat dagu pada dada, pegang bagian lengan atau tubuh korban dan dorong
tubuh ke dalam air sehingga menjauh dari korban. Keluarlah kepermukaan
dan memberikan pertolongan lanjut dengan memberikan pelampung pada
korban.
Setelah korban menggunakan pelampung, korban dapat dibawa ke tepi
dengan cara ditarik oleh penolong yang berenang ke tepi. Apabila penolong
tidak menggunakan pelampung, penolong dapat langsung menarik korban
dengan tangan ataupun mendorong korban ke arah tepi. Semua kejadian di
atas dapat diatasi apabila penolong telah melihat gerak-gerik korban sehingga
penolong dapat menghindari pelukan/peganggan erat dari korban dengan cara
melakukan blocking dengan menggunakan kaki ataupun tangan. Blocking
dilakukan dengan cara meletakkan telapak kaki atau tangan pada bagian dada
korban kemudian melakukan ayunan sehingga korban terjauh dari penolong
kemudian pertolongan baru bisa dilakukan.

4. Teknik Membawa Korban dari Tengah Perairan Ke Tepi


Proses pertolongan, seorang penolong dapat melakukan seorang diri untuk
membawa korban dari tengah perairan ke tepi. Adapun teknik yang dapat digunakan
tanpa menggunakan alat bantu:

7
a) The hip carry rescue
Membawa korban dengan menggunakan gaya dada terbalik serta kedua tangan
memeganggi korban. Cara memegang korban yaitu menyilangkan salah sam tangan
dari bawah lengan dan mcnyilang di depan dada korban dan dikaitkan pada tangan
satunya. Posisi kepala berada di bahu tempat tangan penolong yang digunakan untuk
menyilang. Keadaan korban harus diperhatikan agar wajah terutama hidung dan
mulut tidak terkena riak air.

b) Armpit tow
Cara Kedua ini untuk menolong korban yang masih dalam keadaan sadar tetapi
tidak mampu lagi untuk berenang ke tepi sehingga membutuhkan pertolongan untuk
dapat mencapai tepi. Penolong memegang lengan korban secara berlawanan dengan
tangan penolong yang akan membantu. Apabila peolong memegang dengan tangan
kanan, lengan kiri korbanlah yang dipegang tepatnya di pangkal lengan. Posisi
korban dalam keadaan terlentang dan penolong menarik korban dengan berenang
menggunakan gaya dada.

c) Wrist tow
Wrist tow Sama dengan armpit tow digunakan pada koraban yang masih sadar,
namun bedanya hanya pada posisi pegangan penolong. Penolong memegang Teknik
Penyelamatan di Air (Wasti Danardani) 8 pada bagian pergelangan tangan dengan
posisi bagian dalam tangan korban menghadap ke atas kemudian penolong
memegang tangan korban dengan mengaitkan ibu jari dan jari telunjuk atau jari
tengah di pergelangan tangan korban. Apabila tangan kanan korban yang dipegang,
tangan kanan penolonglah yang digunakan untuk menarik korban. Kemudian,
penolong membawa korban dengan menggunakan gaya dada dan hanya dengan
bantuan satu tangan saja.

d) Tired swimmer tow


Teknik ini digunakan untuk menolong korban yang kelelahan di tengah
perairan dan tidak sanggup untuk menepi, teknik ini digunakan pada korban yang
masih dapat diajak komunikasi. Penolong berenang dengan gaya dada seperti biasa

8
dan korban didorong ke tepi. Posisi korban telentang dengan kedua kaki
disangkutkan pada pinggang korban dan kedua tangan berpegang pada bahu
penolong.

Selain teknik tanpa menggunakan alat ada pula teknik pernyelamatan dengan
menggunakan alat bantu. Penyelamatan dengan alat bisa digunakan pada korban
yang tidak sadarkan diri yang sebelumnya diberikan pertolongan napas buatan. Cara
pertolongan dengan alat bantu yaitu:

a) Tube Rescue
Tube rescue adalah alat pelampung yang terbuat dari bahan yang elastis dengan
kedua ujungnya memiliki kaitan untuk menggunci saat membawa korban. Alat ini
digunakan melingkari badan korban. Kait pada tube diletakkan pada punggung
sehingga posisi korban dalam keadaan telentang. Penolong berenang ke tepi dengan
menggunakan gaya crawl. Apabila korban dalam keadaan panik, korban didekati
dengan memberikan tube terlebih dahulu setelah korban berpegang kemudian ikat
badan korban dengan tube kemudian ditarik. Korban yang telah tidak sadar segera
lingkarkan tube pada korban dan telentangkan korban dan segera memberi napas
buatan sebisa mungkin untuk membuka jalan pernapasan setelah itu bawa korban ke
tepi.

b) Board Rescue
Board rescue adalah alat yang menyerupai papan selancar. Papan ini digunakan
untuk mengankut korban baik yang kelelahan maupun yang dalam keadaan tidak
sadar. Cara mengendarai board rescue adalah dengan posisi bersimpuh pada atas
papan dan mengajnah dengan dua tangan secara bersama-sama, untuk melakukan
pengereman dengan cara menurunkan kaki secara bersama dan mengambil posisi
duduk dengan kedua kaki berada pada sisi yang berlainan. Cara yang kedua dengan
posisi telungkup di atas papan dan mengayaih dengan satu tangan bergandan seperti
gerakan tangan gaya crawl, untuk menghentikannya dengan mengayuh tangan ke
arah depan secara bersama-sama. Setelah sampai di tempat korban yang dilakukan
adalah mengangkat korban ke atas papan. Cara mengangkat korban sadar,
menghentikan papan dengan posisi korban berada di sebclah kanan papan.

9
Kemudian, korban berusaha sendiri untuk naik ke atas papan dan penolong
membanm serta mengimbangi agar papan tidak terbalik. Setelah berada di atas papan
posisi korban tertelungkup dan penolong juga dalam posisi yang sama kemudian
bersama-sama mengayuh board rescue.

Apabila korban dalam keadaan tidak sadar, penolong menghentikan papan


dengan bagian kiri papan yang mendekat dengan korban. Raih tangan kiri korban dan
letakkan pada tepi papan kemudian papan diputar sebanyak dua kali sehingga korban
berada di atas papan dan benahi posisi korban untuk dapat dibawa ke tepi. Bantuan
napas buatan juga dapat diberikan sebelum membawa korban ke atas papan dengan
meletakkan kepala korban pada tepi papan dan kaki penolong turun dari sisi yang
berbeda, setelah jalan pernapasan terbuka kemudian korban dinaikkan ke papan.

5. Usaha-usaha Penyelamatan Diri di Air


Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menjaga keselamatan diri di air adalah
sebagai berikut.

a) Mempelajari kemampuan berenang dengan baik, paling tidak mampu untuk


menyelamatkan diri sendiri jika terjadi bahaya saat di air.
b) Jangan berenang sendiri, berenanglah bersama dengan orang lain yang memang
mampu memberikan pertolongan jika diperlukan.
c) Berusaha mempelajari cara-cara praktis memberikan pertolongan atau
penyelamatan diri jika terjadi kecelakaan

6. Pertolongan Kecelakaan di Air


Pertolongan pertama pada kecelakaan adalah bentuk bantuan perawatan
seketika kepada penderita sebelum datangnya perawat kesehatan yang ahli.
Tujuannya menyelamatkan jiwa, mencegah kondisi makin memburuk, dan
memulihkan si penderita secepat mungkin. Dalam olahraga air banyak keadaan yang
akan menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Semuanya akan berakhir pada
suatu hasil akhir, yaitu kegagalan oksigen (O2) di dalam sel, terutama ke otak dan
jantung. Oksigen sangat vital bagi kehidupan. Pada keadaan normal, oksigen
diperoleh dengan bernapas dan diedarkan dalam aliran darah ke seluruh tubuh. Jika

10
proses pernapasan dan peredaran darah gagal, diperlukan tindakan yang disebut
resusitasi untuk memberikan oksigen pada tubuh.

Memberikan pertolongan dengan jangkauan dari atas koIam renang karena


korban berada dekat jangkauan. Cara memberikan pertolongan jangkauan adalah
sebagai berikut:

a) Pertolongan dengan jangkauan dari dek.


b) Pertolongan dengan jangkauan turun tangga kolam renang.
c) Pertolongan dengan jangkauan kaki.
d) Pertokngan dengan menggunakan ring pelampung.
e) Pertolongan dengan menggunakan ban.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyelamatan di air merupakan salah satu bagian atau komponen dari renang
yang bertujuan untuk menyelamatan korban kecelakaan di air. Renang penyelamatan
di air sangat penting untuk dikuasai, agar dapat mempertahankan diri maupun untuk
menyelamatkan orang lain. Pada makalah ini, renang penyelamatan di air terdiri atas
beberapa teknik penyelamatan. Mulai dari teknik penyelamatan dalam jangkauan,
teknik menolong dan menyelamatkan orang lain baik dari darat dengan
menggunakan alat ataupun secara langsung, dan penyelamatan langsung. Selain itu,
teknik membawa korban dari tengah perairan menuju tepi juga penting untuk
dikuasai.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan, yaitu masyarakat dapat memanfaatkan hasil
penulisan ini sebagai acuan atau rujukan untuk penulisan lebih lanjut terkait
penyelamatan di air.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdhul, Yusuf. 2021. Pengertian Renang, Sejarah, Gaya, dan Manfaat. URL:
https://penerbitbukudeepublish.com/materi/olahraga-renang/. Diakses tanggal 1
Maret 2022.

Danardani, Wasti. 2006. Jurnal Teknik Penyelamatan Di Air. URL:


https://journal.uny.ac.id/index.php/medikora/article/download/4757/4116.
Diakses tanggal 1 Maret 2022

Mulyadi, Tedi. 2021. Renang dan Cara Penyelamatan di Air. URL:


https://www.sridianti.com/olahraga/renang-dan-cara-penyelamatan-di-air.html
Diakses tanggal 1 Maret 2022.

Putra. 2021. Pengertian Renang: Sejarah, Peraturan, Teknik Dasar & Macam-
Macam Gaya. URL: https://salamadian.com/pengertian-renang/. Diakses
tanggal 1 Maret 2022.

13

Anda mungkin juga menyukai