Yantra
Ada beberapa jenis Yantra yang utama, yang dapat kita kenal dalam praktiknya dimasyarakat,
antara lain sebagai berikut:
Yantra-raja (raja Yantra)
Raja dari yantra digambarkan di dalam Mahanirvana Tantra. “Gambar segi tiga dengan di
tengah-tengahnya ditulis bija mantra Hrim (wujud ilusi). Tujuan dari yantra ini untuk
menciptakan hubungan dengan dunia supranatural. Dengan bantuan-Nya, penyembah
mendapatkan semua pahala kedunawian dan kekuatan supranatural. Di dalamnya adalah yantra
dengan karakter Hrim, sebagai lambang dari Devi keberuntungan Laksmi. Di luarnya terdapat
segi tiga yang berapi-api yang menuju gerakan ke atas dari energi yang bergelung (Kundalini).
Enam belas kawat pijar menggambarkan pencapaian kesempurnaan (16 adalah angka yang
sempurna), delapan kelopak bunga teratai menggambarkan yang meresapi segala menuju ke atas,
yang tidak lain adalah Visnu. Lingkaran luar adalah penciptaan, bundaran yang bergerak dari
padanya segala sesuatu lahir. Kekuatan mengatasi dunia yang nampak diperlihatkan dengan
persegi empat bujur sangkar, simbol bumi. Di empat sisi adalah 4 pintu yang mengantarkan
seseorang dari alam duniawi ke alam atas (spiritual). Ke utara (yakni sebelah kiri) adalah pintu
menuju Deva-Deva (devayana). Keselatan (yakni sebelah kanan) menuju kealam leluhur
(pitrayana), ke Timur (sisi atas) jalan menuju ke Surya (kepanditaan), dan ke Barat (sisi bawah)
adalah jalan keagungan, jalan menuju penguasa air (Varuna). Empat pintu tersebut mengantar ke
empat penjuru angin, membentuk tanda tambah, simbol keuniversalan. Tanda tambah
berkembang menjadi dua buah svastika yang menunjukan bahwa ada dua jalan utama, yaitu kiri
dan kanan.
Yantra-Sarvatobhadra (Yantra penjaga seluruh penjuru)
Yantra ini dijelaskan di dalam kitab Gautamiya Tantra (30.102-108). Yantra ini dikatakan
saran untuk dapat memenuhi semua keinginan, sekarang dan yang akan datang, di dunia nyata
dan di dunia yang gaib. “Namanya, berarti bujur sangkar yang rata”, dan juga berarti kendaraan
Deva Visnu. Menunjukkan keadaan yang seimbang antara aktivitas dan istirahat, keterikatan dan
penyangkalan. Ia yang dari segala sisi seimbang dengan dirinya, di dalam atau di luar, kesuburan
dan buah yang dihasilkan. Ia yang dengan teguh duduk dalam kereta hidupnya, dijaga dari segala
sisi, sempurna dari seluruh sisi, bebas dari bencana (Danielou 1964:356). Yantra ini terdiri dari 8
bujur sangkar setiap sisinya, oleh karenanya adalah Visnu Yantra, berhubungan dengan sikap
sattvam, jalan kanan.
Yantra-Smarahara (pengusir keinginan)
Uraian tentang Yantra ini dijelakan dalam kitab Syamastava Tantra, sloka 18, dibentuk dari
5 buah segi tiga, merupakan Siva yantra, angka 5 berhubungan dengan sebagai bapak dan dasar
pemusnah. Segi tiga yang melambangkan lingga yang tajam, phallus api. “Melalui kekuatan
yantra ini, seseorang dapat menundukkan nafsu (Kama). Seorang sadhaka yang menggapai
pelajaran ini senantiasa dijaga dengan baik, tidak ada musuh yang mendekatinya, musuh yang
menggunakan senjata nafsu (seksual), kemarahan, ketamakan, khayalan, penderitaan dan
kekuatan. (hal ini merupakan instrumen untuk menyelesaikan kekuatan magis) dan para
penyembah dapat pergi kemana saja dengan menyenangkan dan juga ke dunia yang lain tanpa
menemukan halangan. Sesungguhnya yantra ini menolong seseorang untuk memadamkan
kekuatan nafsu (seksual) dan khayalan hidup” (Danielou, loc.cit).
Yantra-Smarahara (bentuk yang ke-2)
Yantra ini adalah yantra smarahara dalam bentuknya yang lain (bentuk ke 2), dijelaskan di
kitab Kali Tantra. “Ini juga yantra 5 segi tiga, tetapi berada di dalam yang satu dan yang lain.
Dua segi tiga adalah lambang wanita (satu ujungnya menghadap ke atas) berair, tiga buah segi
tiga lainnya adalah lambang laki-laki (satu ujungnya menhadap ke bawah) berapi. Setiap
tindakan manifestasi-Nya adalah sebagai pengganti api dan upacara persembahan, melalap dan
dilalap, laki-laki dan wanita. Yantra ini adalah benar-benar lampiran kulit berturut-turut yang
menutupi roh individu yang menjadikan mahluk hidup. Lingkaran dalam adalah energi yang
bergelung (kundalini) yang bila dibangunkan, akan naik melintasi 5 angkasa manifestasi ke
dalam maupun ke luar. Lingkaran luar menunjukkan kekuatan kreatif dari api yang
membangkitkan untuk bermanifestasi di tengah-tengah air di samudra purba. Delapan kelopak
daun bunga teratai adalah prinsip pemeliharaan alam semesta, Juga adalah Visnu yang secara
stabil memanifest di bumi. Di luar itu bujur sangkar, bumi, dengan 4 buah pintu dan dua buah
svastika.
Yantra-Mukti (Yantra untuk mencapai kebebasan)
Yantra ini dijelaskan dalam kitab Kumarikalpatantra. Dibuat dari bujur sangkar, dan sebuah
segi tiga yang tajam, sebuah segi tiga yang berair, sebuah segi enam dan sebuah lingkaran, di
dalamnya terdapat satu yang lain. seluruhnya dikelilingi persegi delapan dan sebuah bujur
sangkar dengan 4 pintu. Di tengah-tengah adalah Bija Maya (Hrim menunjukkan prinsip yang
lain yang mana setiap makhluk hidup dapat menguasainya untuk mencapai tujuannya yakni
mencapai kebebasan.
Yantra Sri Cakra (Yantra untuk memperoleh keberuntungan)
Sri Cakra atau Roda Keberuntungan, yang melambangkan Devi Ibu Alam Semesta, salah
satu yantra yang utama digunakan untuk menghadirkan para devata.
Yantra Ganapati (Yantra untuk memperoleh perlidungan)
Ganapati yantra merupakan titk-titik untuk identitas dari makro dan mikro kosmos.
Yantra Visnu (Yantra untuk memperoleh kemakmuran)
Visnu yantra diekspresikan dengan meresapi segalanya dan sifat sattva, sifat menuju kearah
atas.Langkah-langkah pendahuluan ditetapkan sebelum melakukan pemujaan melalui yantra,
atau pratima. Pertama, pemuja harus memusatkan pikiran kepada devata, lalu di-nyasa-kan di
dalam diri sendiri. Selanjutnya devata itu di-nyasa-kan ke dalam yantra. Ketika devata sudah
bersthana di dalam yantra, prana devata itu telah merasuk ke dalamnya dengan prana pratistha,
mantra dan mudra. Devata saat itu telah bersthana di dalam yantra, yang menjadikan yantra itu
tidak lagi sekedar benda mati, tetapi setelah upacara ritual, diyakini oleh sadhaka dan buat
pertama kaliya Ia disambut dan dipuja. Mantra itu sendiri adalah devata dan yantra adalah jasad
dari devata yang adalah (tidak lain) mantra (Avalon, 1997: 95).
Mantra
Mantra-mantra akan berhasil (siddhi) tergantung pada kualitas (kesucian) dari pemuja,
dalam hal ini orang yang megucapkan mantra tersebut (Danielou, 1964: 338-349). Membaca
mantra bermanfaat dalam proses pembinaan spiritual, dan sekaligus menerima berkah dari para
mahluk suci. Seperti halnya pembinaan spiritual lainnya, membaca mantra mempunyai berbagai
macam tingkatan tergantung dari tingkat kehidupan spiritual masingmasing para pembacanya.
Berikut dapat diuraikan “tata cara singkat membaca Mantra Suci” sebagai berikut
Kedua tangan harus dibersihkan dengan air bersih; Mulut harus dikumur bersih dengan
air bersih; sebaiknya meminum segelas air putih bersih; Jika memungkinkan ambil posisi lotus
(meditasi); Ambil nafas dalam-dalam hingga keperut, lalu hembuskan perlahan-lahan hingga
habis. Ulangi 3x; Katupkan kedua ibujari dengan posisi menempel dekat dengan hulu hati, atau
bila mempergunakan ‘mala’ letakan mala ditangan kiri, pegang dengan 4 jari (kecuali ibu jari);
Bayangkan kehadiran mahluk suci dihadapan kita memancarkan sinar hingga menyinari seluruh
tubuh kita; Ibu jari lalu menarik satu butir mala kedalam sambil mengucapkan mantra dalam
hati, dan seterusnya hingga beberapa putaran mala.
Dalam membaca mantra suci yang perlu diketahui dan diperhatikan adalah:Jangan
membaca mantra terlalu cepat, Jaga irama tempo yang seirama, sehingga dapat dihayati
maknanya satu persatu. Usahakan jangan berhenti di tengah putaran mala, selesaikan dahulu
putaran mala hingga tuntas.