Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MENGANALISIS

TRANSPLANTASI ORGAN

Disusun oleh: 1. Ni Kadek Lisa Damayanti (22)

2. I Ketut Yoga (07)

3. I Made Aditya Pratama (11)

4. I Kadek Adi Sanjaya (05)

Xl MIPA 1

SMA N 3 AMLAPURA

TAHUN AJARAN 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena
berkatnya lah kami bisa menyusun makalah ini dengan lancer. Makalah yang berjudul
Transplantasi Organ ini akan membahas pengertian, bagian-bagian dan kelebihan dan
kekurangan transplantasi organ.

Dari penulisan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan makalah ini..

Kami sadar, bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal itu
disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca juga kami para penulis.

Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan.

Amlapura, 18 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................

A. Latar belakang..........................................................................................

B. Tujuan........................................................................................................

C. Manfaat......................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................

A. Sejarah Transplantasi Organ..................................................................

B. Pengertian Transplantasi Organ.............................................................

C. Tujuan Transplantasi Organ...................................................................

D. Klasifikasi Transplantasi Organ………………………………5-7

E. Metode Transplantasi Organ…………………………………..7

F. Kategori Transplantasi Organ………………………………….7-8

G. Masalah Etik dan Moral dalam Transplantasi Organ………..8-9

H. Manfaat dan kerugian Transplantasi Organ…………………10

BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………..10

A. Kesimpulan………………………………………………………10=11

B. Saran……………………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………11-12
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dan kemajuan zaman yang sangat pesat ini memberikan dampak
secara global diberbagai bidang, salah satunya adalah kemajuan di bidang kedokteran
dan kesehatan, yaitu teknik transplantasi organ. Transplantasi organ adalah tindakan
medis berupa pendonoran atau pemindahan seluruh maupun sebagian organ tubuh ke
tubuh yang lain. Atau dari satu tempat ke tempat yang lain pada tubuh yang sama.
Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ yang rusak atau yang tak
berfungsi pada penerima dengan orang lain yang masih berfungsi dari donor. Donor
organ dapat berasal dari seseorang yang masih hidup ataupun sudah meninggal

Sejak kesuksesan transplantasi organ yang pertama kali berupa ginjal dari donor
kepada pasien gagal ginjal pada tahun 1950 di Chicago, perkembangan di bidang
transplantasi maju pesat. Permintaan untuk transplantasi organ terus pengalami
peningkatan melebihi ketersediaan donor yang ada.

Sebagai contoh di China, pada tahun 1999 tercatat hanya 24 transplantasi hati,
namun tahun 2000 jumlahnya mencapai 78 angka. Sedangkan tahun 2003 angkanya
bertambah 365. Jumlah tersebut semakin meningkat pada tahun 2004 yaitu 507 kali
transplantasi. Tidak hanya hati jumlah transplantasi keseluruhan organ di China memang
meningkat drastic. Setidaknya telah terjadi 3 kali lipat melebihi Amerika Serikat.
Ketersediaan antara jumlah pemberi organ dengan penerima organ hampir terjadi di
seluruh dunia.

Ketika tingkat keberhasilan transplantasi organ meninggkat maka permintaan atas


organ dan jaringan tubuh manusia semakin meninggkat. Pada awal mula perkembangan
transplantasi organ tubuh manusia, sumber donor berasal dari pihak keluarga semata,
namun seiring dengan perkembangannya berkembang ke lingkar yang lebih luas. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, setiap tahun trjadi 21.000 pencangkokan hati.
Padahal, berdasarkan pakar medis, jumlah permintaan sebenarnya paling sedikit 90.000.
Selain itu permintaan akan ginjal juga melebihi persediaan yang ada. Hasilnya, harga
organ tubuh melonjak tajam. Ini menjadi salah satu faktor pendukung maraknya
perdagangan organ tubuh manusia di pasar gelap. Di Mesir, sebuah ginjal berharga
USD5.300, sementara di Instanbul, Turki harganya bisa mencapai USD30.700. DI
China, harga hati bahkan menembus USD34.380.

Saat ini di Indonesia, transplantasi organ ataupun jaringan diatur dalam UU


NO.23 tahun 1992 Tentang Kesehatan. Sedangkan praturan pelaksanaanya diatur dalam
Pearaturan Pmerintah No.18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat
Anatomis serta Transplatasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia. Pada makalah ini akan
dibicarakan lebih lanjut mengenai transplantasi organ dan berbagai macam klasifikasinya
serta peninjauan mengenai etika moral dari sego hukum maupun agama.

B. Tujuan

a. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Biologi


b. Untuk memberikan informasi dan membuka wawasan pembaca mengenai
transplantasi organ

C. Manfaat

Memberikan informasi dan wawasan kepada pembaca mengenai transplantasi


organ dan klasifiksinya, serta tinjauan dari segi hukum, etika, moral dan agama,
khususnya bagi pelajar yang ingin meneruskan ke sekolah kesehatan.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Sejarah Transplantasi Organ

Transplantasi organ mulai dipikirkan oleh dunia sejak 4000 tahun silam menurut
manuscrip yang ditemukan di Mesir yang memuat uraian mengenai eksperimen
transplantasi jaringan yang pertama kali dilakukan di Mesir sekitar 2000 tahun sebelum
diutusmya Nabi Isa as. Seorang ahli bedah bangsa Hindu telah berhasil memperbaiki
hidung seorang tahanan yang cacat akibat siksaan, dengan cara mentransplantasikan
sebagian kulit dan jaringan lemak yang diambil dari lengannya. Pengalaman inilah yang
merangsang Gaspare Tagliacosi, seorang ahli bedah Italia, pada tahun 1597M untuk
mencoba memperbaiki cacat hidung seseorang dengan kulit temannya.

Pada ujung abad ke-19 M para ahli bedah, baru berhasil mentransplantasikan
jaringan namun sejak penemuan John Murphy pada tahun 1897 yang berhasil
menyambung pembuluh darah pada binatang percobaan, barulah terbuka pintu percobaan
mentransplantasikan organ dari manusia ke manusia yang lain. Percobaan yang telah
dilakuakan terhadap binatang akhirnya berhasil, meskipun ia menghabiskan waktu cukup
lama yaitu satu setengah abad. Pada tahun 1954 M Dr. J.E Murray berhasil,
mentransplantasikan ginjal kepada seorang anak yang berasal dari saudara kembarnya
yang membawa perkembangan pesat dan lebih maju dalam bidang transplantasi organ.

B. Pengertian Transplantasi Organ

Transplantasi organ adalah rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ


dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri
dalam rangka pengobatan untuk menggantikan organ atau jaringan tubuh yang tidak
berfungsi dengan baik(pasal 1 butir 5 UUK). Transplantasi organ dan jaringan tubuh
manusia merupakan tindakan medis yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan
gangguan fungsi organ tubuh yang berat. Ini adalah terapi pengganti(alternative) yang
merupakan upaya terbaik untuk menolong pasien dengan kegagalan organnya, karena
hasilnya lebih memuaskan dibandingkan dengan yang lain dab hingga saat ini terus
berkembang dalam dunia kedokteran. Namun tindakan medis ini tidak dapat dilakukan
begitu saja, karena masih harus dipertimbangkan dari segi agama, hukum, budaya, etika,
dan moral.

Kendala lain yang dihadapi Indonesia dewasa ini dalam menetapkan terapi
transplantasi, adalah terbatasnya jumlah donor keluarga (Living Related Donor / LRD)
dan donasi organ jenazah, karena itu diperlukan kerjasama yang saling mendukung
antara para pakar terkait (hukum, kedokteran, sosiologi, dan pemuka agama).
Transplantasi organ dapat dikategorikan sebagai “ life saving” sedangkan transplantasi
jaringan dikategorikan sebagai “life enhancing”.

Dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh ada tiga pihak yang terkait
dengannya, yaitu orang yang anggota tubuhnya dipindahkan disebut donor (pendonor),
sedang yang menerima disebut resipien dan para dokter yang menangani operasi
transplantasi dari pihak donor kepada resipien.

C. Tujuan Transplantasi Organ

Transplantsi organ merupakan suatu tindakan medis memindahkan sebagian


tubuh atau organ yang sehat untuk menggantikan fungsi organ sejenis yang tidak dapat
berfungsi lagi. Transplantasi dapat dilakuakan pada diri orang yang sama
( autotransplantasi), pada orang yang berbeda (homotransplantasi), ataupun antar spesies
yang berbeda (xeno-transplantasi). Transplantasi organ biasanya dilakukan pada stadium
terminal suatu penyakit, dimana organ yang ada tidak dapat lagi menanggung beban
karean fungsinya yang nayris hilang karena suatu penyakit. Pasal 33UU No. 23/1992
menyatakan bahwa transplantasi merupakan salah satu pengobatan yang dapat dilakukan
untuk penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Secara legal transplantasi hanya boleh dilakukan untuk tujuan kemanusiaan dan
tidak boleh dilakukan untuk tujuan komersial (pasal 33 ayat 2 UU 23/1992). Penjelasan
pasal tersebut menyatakan bahwa organ atau jaringan tubuh merupakan anugrah Tuhan
Yang Maha Esa, sehingga dilarang untuk dijadikan obyek untuk mencari keuntungngan
atau komersial.
D. Klasifikasi Transplantasi Organ

a. Autotransplantasi
Pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh orang itu
sendiri.
b. Homotransplantasi
Pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang lain.
c. Heterotransplantasi
Pemindahan organ atau jaringan dari satu spesies ke spesies lain.
d. Autograft
Transplantasi jaringan untuk orang yang sama. Kadang-kadang hal ini dilakukan
dengan jaringan surplus, atau jaringan yang dapat memperbarui, atau jaringan
lebih sangat dibutuhkan di tempat lain (contoh termasuk kulit grafts, ekstraksi
vena untuk CABG, dll) Kadang-kadang autograft dilakukan untuk mengangkat
jaringan dan kemudian mengobatinya atau orang, sebelum mengembalikannya
(contoh termasuk batang autograft sel dan penyimpanan darah sebelum operasi ).
e. Allograft
Allograft adalah suatu transplantasi organ atau jaringan antara dua non-identik
anggota genetis yang samaspesies. Sebagian besar jaringan manusia dan organ
transplantasi yang allografts. Karena perbedaan genetik antara organ dan
penerima, penerima sistem kekebalan tubuh akan mengidentifikasi organ sebagai
benda asing dan berusaha untuk menghancurkannya, menyebabkan penolakan
transplantasi.
f. Isograft
Sebuah subset dari allografts di mana organ atau jaringan yang di
transplantasikan dari donor ke penerima yang identik secara genetik (seperti
kembar identik ). Isografts dibedakan dari jenis lain transplantasi karena
sementara mereka secara anatomi identik dengan allografts, mereka tidak
memicu respon kekebalan.
g. Xenograft dan xenotransplantation
Transplantasi organ atau jaringan dari satu spesies yang lain. Sebuah contoh
adalah transplantasi katup jantung babi, yang cukup umum dan sukses. Contoh
lain adalah mencoba-primata (ikan primata non manusia)-transplantasi Piscine
dari pulau kecil (yaitu pankreas atau jaringan).
h. Transplantasi Split
Kadang-kadang organ almarhum donor, biasanya hati, dapat dibagi antara dua
penerima, terutama orang dewasa dan seorang anak.Ini bukan biasanya sebuah
pilihan yang diinginkan karena transplantasi organ secara keseluruhan lebih
berhasil.
i. Transplantasi Domino
Operasi ini biasanya dilakukan pada pasien dengan fibrosis kistik karena kedua
paru-paru perlu diganti dan itu adalah operasi lebih mudah secara teknis untuk
menggantikan jantung dan paru-paru pada waktu yang sama. Sebagai jantung asli
penerima biasanya sehat, dapat dipindahkan ke orang lain yang membutuhkan
transplantasi jantung. (parsudi,2007).

Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi, yaitu:

1. Eksplantasi : Usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hidup atau
yang sudah meninggal
2. Implantasi : Usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut kepada
bagian tubuh sendiri atau tubuh orang lain.

Disamping itu, ada dua komponen penting yang menunjang keberhasilan tindakan
transplantasi, yaitu :
1. Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang hidup
yang diambil jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan psikis, untuk
hidup dengan kekurangan jaringan atau organ. (anonim,2006)
2. Adaptasi resipien, yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima jaringan atau
organ tubuh baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau menolak jaringan atau
organ tersebut, untuk berfungsi baik, mengganti yang sudah tidak dapat berfungsi
lagi.

Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang masih
hidup atau dari jenazah orang yang baru meninggal dimana meninggal sendiri
didefinisikan kematian batang otak. Organ-organ yang diambil dari donor hidup seperti :
kulit, ginjal, sumsum tulang dan darah (tranfusi darah). Organ-organ yang diambil dari
jenazah adalah jantung, hati, ginjal, kornea, pankreas, paru-paru dan sel otak.
E. METODE TRANSPLANTASI ORGAN
Semakin berkembangnya ilmu tranplantasi modern, ditemukan metode-metode
pencangkokan, seperti :

1. Pencangkokan arteria mammaria interna di dalam operasi lintas koroner oleh Dr.
George E. Green.
2. Pencangkokan jantung, dari jantung ke kepada manusia oleh Dr. Christian
Bernhard, walaupun resipiennya kemudian meninggal dalam waktu 18 hari.
3. Pencangkokan sel-sel substansia nigra dari bayi yang meninggal ke penderita
Parkinson oleh Dr. Andreas Bjornklund.

F. KATEGORI TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH


Transplantasi dapat dikategorikan menjadi tiga tipe, yaitu :

a. Donor dalam keadaan hidup sehat. Dalam tipe ini diperlakukan seleksi yang
cermat dan harus diadakan general check up (pemeriksaan kesehatan yang
lengkap dan menyeluruh) baik terhadap donor, maupun terhadap resipien. Hal ini
dilakukan demi untuk menghindari kegagalan transplantasi.
Transplantasi organ dari donor hidup wajib memenuhi 3 persyaratan:
1) Resiko yang dihadapi oleh donor harus proporsional dengan manfaat yang
didatangkan oleh tindakan tersebut atas diri penerima.
2) Pengangkatan organ tubuh tidak boleh mengganggu secara serius kesehatan
donor atau fungsi tubuhnya. 7
3) Donor wajib memutuskan dengan penuh kesadaran dan bebas, dengan
mengetahui resiko yang mungkin terjadi
b. Donor dalam keadaan koma. Apabila donor dalam keadaan koma,atau diduga
kuat akan meninggal segera, maka dalam pengambilan organ tubuh donor
memerlukan alat kontrol dan penunjang kehidupan, misalnya bantuan alat
pernafasan khusus.
c. Donor dalam keadaan meninggal. Dalam tipe ini, organ tubuh yang akan
dicangkokkan diambil ketika donor sudah meninggal berdasarkan ketentuan
medis dan yuridis.
Dalam hal pengambilan organ dari jenazah dikenal ada 2 sistem yang diberlakukan
secara nasional, yaitu :
1) Sistem izin (toestemming system) : Sistem ini menyatakan bahwa transplantasi
baru dapat dilakukan jika ada persetujuan dari donor sebelum pengambilan organ.
Indonesia menganut sistem ini.
2) Sistem tidak berkeberatan (geen bezwaar system) : dalam sistem ini transplantasi
organ dapat dilakukan sejauh tidak ada penolakan dari pihak donor. Tidak adanya
penolakan dari donor, dalam sistem ini, ditafsirkan sebagai ”donor tidak
keberatan dilakukan pengambilan organ”.

G. MASALAH ETIK DAN MORAL DALAM TRANSPLANTASI ORGAN


Beberapa pihak yang ikut terlibat dalam usaha transplantasi adalah donor hidup,
jenazah dan donor mati, keluarga dan ahli waris, resipien, dokter dan pelaksana lain,
serta masyarakat. Hubungan pihak-pihak tersebut dengan masalah etik dan moral dalam
transplantasi akan dibicarakan dalam uraian dibawah ini.
1)      Donor Hidup
Adalah orang yang memberikan jaringan atau organnya kepada orang lain (resipien).
Sebelum memutuskan untuk menjadi donor, seseorang harus mengetahui dan mengerti
resiko yang akan dihadapi, baik resiko di bidang medis, pembedahan, maupun resiko
untuk kehidupannya lebih lanjut sebagai kekurangan jaringan atau organ yang telah
dipindahkan. Disamping itu, untuk menjadi donor, sesorang tidak boleh mengalami
tekanan psikologis.Hubungan psikis dan emosi harus sudah dipikirkan oleh donor hidup
tersebut untuk mencegah timbulnya masalah.
2)      Jenazah atau donor mati
Adalah orang yang semasa hidupnya telah mengizinkan atau berniat dengan sungguh-
sungguh untuk memberikan jaringan atau organ tubuhnya kepada yang memerlukan
apabila ia telah meninggal kapan seorang donor itu dapat dikatakan meninggal secara
wajar, dan apabila sebelum meninggal, donor itu sakit, sudah sejauh mana pertolongan
dari dokter yang merawatnya
Semua itu untuk mencegah adanya tuduhan dari keluarga donor atau pihak lain bahwa
tim pelaksana transplantasi telah melakukan upaya mempercepat kematian seseorang
hanya untuk mengejar organ yang akan ditransplantasikan.
3)      Keluarga donor dan ahli waris
Kesepakatan keluarga donor dan resipien sangat diperlukan untuk menciptakan saling
pengertian dan menghindari konflik semaksimal mungkin ataupun tekanan psikis dan
emosi di kemudian hari.Dari keluarga resipien sebenarnya hanya dituntut suatu
penghargaan kepada donor dan keluarganya dengan tulus.Alangkah baiknya apabila
dibuat suatu ketentuan untuk mencegah timbulnya rasa tidak puas kedua belah pihak.
4)      Resipien
Adalah orang yang menerima jaringan atau organ dari orang lain. Pada dasarnya, seorang
penderita mempunyai hak untuk mendapatkan perawatan yang dapat memperpanjang
hidup atau meringankan penderitaannya. Seorang resipien harus benar-benar mengerti
semua hal yang dijelaskan oleh tim pelaksana transplantasi. Melalui tindakan
transplantasi diharapkan dapat memberikan nilai yang besar bagi kehidupan resipien.
Akan tetapi, ia harus menyadari bahwa hasil transplantasi terbatas dan ada kemungkinan
gagal.
5)      Dokter dan tenaga pelaksana lain
Untuk melakukan suatu transplantasi, tim pelaksana harus mendapat parsetujuan dari
donor, resepien, maupun keluarga kedua belah pihak. Iawajib menerangkan hal-hal yang
munAgkin akan terjadi setelah dilakukan transplantasi sehingga gangguan psikologis dan
emosi di kemudian hari dapat dihindarkan. Tanggung jawab tim pelaksana adalah
menolong pasien dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk umat manusia. Dengan
demikian, dalam melaksanakan tugas, tim pelaksana hendaknya tidak dipengaruhi oleh
pertimbangan-pertimbangan kepentingan pribadi.
6)      Masyarakat
Secara tidak langsung masyarakat turut menentukan perkembangan transplantasi.
Kerjasama tim pelaksana dengan para cendekiawan, pemuka masyarakat, atau pemuka
agama diperlukan untuk mendidik masyarakat agar lebih memahami maksud dan tujuan
luhur usaha transplantasi. Dengan adanya pengertian ini kemungkinan penyediaan organ
yang segera diperlukan, atas tujuan luhur, akan dapat diperoleh.

H. Manfaat dan Kerugian Transplantasi Organ

A. Manfaat.
1. Memulihkan fungsi dari organ tertentu
2. Memulihkan sel tertentu yang mengalami kelainan atau bahkan kerusakan agar
berfungsi normal kembali
3. Memulihkan jaringan yang mengalami kelainan atau kerusakan agar bekerja
dengan normal kembali
4. Menyembuhkan tubuh pasien dari satu atau lebih penyakit, misalnya saja
ginjal atau jantung yang rusak

B. Kerugian

1. Kemungkinan timbulnya resiko akibat penbedahan


2. Kemungkinan terjadinya komplikasi atau kenatian
3. Kemungkinan terjadinya penolakan oleh tubuh resipien.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kemajuan teknologi dibidang kedokteran memungkinkan terjadinya transplantasi


organ tubuh manusia. Transplantasi organ merupakan suatu proses pemindahan atau
pencangkokan sel, jaringan maupun organ tubuh dari seseorang yang sehat ke orang
yang sakit dengan tujuan untuk memperbaiki jaringan atau organ tubuh yang mengalami
gangguan fungsi organ tubuh yang berat. Hal ini sangat bermanfaat bagi kelangsungan
hidup manusia karena dengan transplantasi organ-organ tubuh manusia yang telah rusak
atau tidak berfungsi lagi dengan normal dapat digantikan dengan organ yang masih
berfungsi dengan baik.

Orang yang bisa melakukan transplantasi organ bisa dari orang yang telah
meninggal dunia ke orang yang masih hidup serta dari orang yang hidup ke orang lain.
Sebelum melakukan transplantasi organ harus ada persetujuan dari keluarga orang
tersebut atau pribadi orang tersebut. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri banyaknya
masalah yang muncul akibat kemajuan teknologi ini seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya.Transplantasi boleh saja dilakukan dengan melaksanakan ketentuan-
ketentuan berupa hukum kesehatan dan etika kedokteran yang berlaku di Indonesia.

Tenaga kesehatan berperan penting dalam masalah ini. Oleh sebab itu, setiap pihak
yang memiliki kewenangan tersebut hendaknya memperhatikan tujuan dari transplantasi
organ dengan pertimbangan yang matang dan bukan karena kepentingan material semata.
Dengan memperhatikan hukum kesehatan dan etika yang berlaku maka usaha mulia
untuk menolong pasien yang memiliki masalah dengan salah satu organ tubuhnya dapat
terlaksana.

B. Saran

 Saran bagi Pendonor


1. Orang-orang yang ingin menyumbangkan salah satu organ tubuhnya adalah
orang yang dalam keadaan sehat atau aman dan bukan karena desakan
komersiil semata.
2. Harus ada persetujuan dari keluarga pasien.
3. Selain itu, para penjual organ juga harus menyadari kalau menjual organ
tubuh kita sendiri dapat membahayakan kesehatan bahkan dapat
menyebabkan kematian

 Saran bagi Tenaga Kesehatan


1. Sebelum melakukan tindakan, perawat wajib menjelaskan akibat-akibat,
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan cara operasi.
2. Perawat wajib bersikap tulus, ikhlas dan penuh tanggung jawab.
3. Perawat harus menggunakan segala ilmu dan keterampilan untuk kepentingan
pasien.
4. Sebaiknya para dokter dan juga paramedis tidak menyalahgunakan dan wajib
berhati – hati dalam mengaplikasikan keahliannya dalam transplantasi organ
terutama untuk tujuan - tujuan komersial semata, seperti jual-beli organ
illegal.
DAFTAR PUSTAKA

Teresa,L.2012. Nilai Etika Transplantasi Organ. Accessed: September 28,


2013.Available at: http://www.maranatha.com.transplantasi

Anonim.2010. Organ Transplant.Accessed: September 28, 2013. Available at:


http://www.en.wikipedia.com

Suprapti, S.R.2009. Etika Kedokteran Indonesia.Transplantasi.Edisi 2. Yayasan


Jakarta:Bina

PustakaTriana, N. Menengok Transplantasi Organ di China.Accessed: September 28,


2013. Available at: http://www.jurnalnasional.com

Potter and Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan ,Jakarta : EGC

Keperawatan Religon.transplantasi organ.2009.Accessed : November 3, 2013. Available


at: http://keperawatanreligionmira.wordpress.com/2013/05/09.html

Anda mungkin juga menyukai