Anda di halaman 1dari 9

1.

Panca Sradha
2. Upaweda
3. Darsana
4. Catur Asrama
5. Catur Warna
6. Sejarah Agama Hindu di Duni-Indonesia
7. Kepemimpinan
8. Hari Suci dan Tempat Suci
9. Susila (Tri Guna, Dasa Mala, Tat Twam Asi)
10. Yadnya
11. Yogasanas dan Astangga Yoga
12. Manawadharmasastra dan Kompedium Hukum Hindu
13. Catur Purusa Artha
14. Alam Semesta
15. Dharmagita dan Budaya Hindu
16. Kitab Suci Weda Sruti dan Smerti
17. Tantra, Yantra dan Mantra
18. Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha
19. Tri Purusa
20. Catur Marga Yoga
21. Bhakti Sejati dalam Agama Hindu
22. Keluarga Sukinah dan Wiwaha
23. Materi dari kelas X, XI, XII
24. Pengetahuan Agama Hindu Umum
1. Panca Sradha
Panca Sradha berasal dari kata bahasa sansekerta, yaitu Panca yang berarti lima, dan Sradha
berarti "yakin", "percaya". Panca Sradha adalah Lima dasar keyakinan dalam Agama Hindu.
a. Brahman artinya percaya akan adanya Sang Hyang Widhi.
b. Atman artinya percaya akan adanya Sang Hyang Atman.
c. Karma Phala artinya percaya akan adanya hukum karma phala.
d. Punarbhawa (Samsara) artinya percaya akan adanya kelahiran kembali.
e. Moksa, artinya percaya akan adanya kebahagiaan abadi.

2. Upaweda
Upaweda berasal dari bahasa Sansekerta, yakni upa yang berarti dekat dan weda yang berarti
pengetahuan suci atau kitab suci. Dengan kata lain, Upaweda berarti dekat dengan
pengetahuan suci.
1. Itihasa yang diartikan sebagai sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya, epos yang
menceritakan sejarah perkembangan raja-raja dan kerajaan Hindu di masa lampau.
Ada 2 epos besar dalam Itihasa yaitu Ramayana dan Mahabharata.
Ramayana
1) Bala Kanda menceritakan tentang kisah kelahiran Rama beserta 3 orang saudaranya
yaitu Barata, Laksmana Satrughna, mulai dari jaman kana-kanak, berguru kepada
guru Wasista, mengikuti sayembara di Mitila dan Rama memproleh istri Sita.
2) Ayodya Kanda berisi tentang kemelut di Istana Ayodya karena Dewi Kekayi
menuntut janji kepada Dasarata agar menjadikan anaknya Barata menjadi pewaris
tahta kerajaan. Akibat dari hal itu, Dasarata merasa dilemah dan mengalami
kebingungan sebab dalam tradisi Barata anak tertua harus dijadikan sebagai pewaris
tahta kerajaan, namun di sisi lain Dasarata harus menepati janji Dewi Kekayi.
Akhirnya dengan kebijaksanaan Rama maka ia siap keluar dari istana agar Barata bisa
dinobatkan sebagai Raja Ayodya. Karena Dasarata merasa bersalah atas keputusannya
maka akibat terlalu dipikirkannya menyebabkan jatuh sakit dan akhirnya meninggal.
Walaupun demikian Barata tidak mau menjalankan pemerintahan karena yang paling
cocok jadi raja adalah Rama, dengan demikian rama meyakinkan Barata agar mau
melaksanakan pemerintahan dengan memberikan terompahnya kepada Barata sebagai
simbol bahwa Rama selalu ada di Istana.
3) Aranyaka Kanda menceritakan Rama menikmati kehidupan di hutan dengan menemui
para pertapa sakti dan memohon restunya, disamping itu Rama juga membrantas
semua Raksasa yang mengganggu kehidupan para pertapa. Juga diceritrakan
kedatangan Surpanaka adik dari Rahwana ke pondokan Rama dan menggangu
Laksmana, karena laksmana tidak terima maka Surpanaka dilukai hidungnya sebagai
hadiah tidak sopan kepadanya. Surpanaska tidak terima perlakuan Laksmana maka
Surpanaka melaporkan keadaan dirinya kepada Rahwana, dan Rahwana sangat murka.
Rahwana menculik Sita atas usul Surpanaka dengan menyamar menjadi Pandita agar
dapat mendekati Sita dan Sita berhasil diculik.
4) Kishkinda Kanda menceritakan Rama sedih karena istrinya di culik, kemudia Rama
mendapat petunjuk oleh para pertapa agar minta bantuan kepada Sugriwa dalam usaha
menemukan Sita. Rama berhasil menjalin hubungan dengan Sugriwa dibantu oleh
Hanuman, setelah Rama membantu Sugriwa merebut tahtanya dari keserakahan
kakaknya Subali.
5) Sundara Kanda mengisahkan tentang Hanuman Duta yang ditugaskan oleh Rama ke
Alengka dimana Hanuman berhasil ketemu Sita dan Sita menyampaikan salam/pesan
kepada Rama. Hanuman tidak langsung kembali setelah bertemu Sita namun
melakukan pengerusakan di Alengka dengan maksud agar kehadiran dirinya diketahui
oleh Rahwana. Karena melakukan pengerusakan maka Hanuman di adili kemudia
diputuskan ekornya dibakar di alun-alun. Di luar perhitungan Rahwana setelah ekor
Hanuman terbakar maka Hanuman melompat kesana-kemari sembari mengibaskan
ekornmya yang berisi api, akhirnya Alengka mengalami kebakaran hebat dan
benteng-benteng pertahanan Istana dihancurkan oleh Hanuman.
6) Yudha Kanda menceritakan kisah sebelum perang dimulai di dahului dengan
membuat jembatan menuju Alengka karena di batasi oleh laut yang sangat luas. Yang
ditugaskan / bertanggung jawab pembuatan jembatan adalah Nal dan Nil anak dari
Wiswa Karma. Setelah selesai jembatan maka Rama dan pasukanya menginjakkan
kakinya di Alengka. Peperangan dimulai, satu persatu prajurit dan pangeran muda
Alengka berguguran tak terkecuali pangeran Indrajita si penakluk Indra. Dengan
keadaan demikian Rahwana sangat sedih dan marah, kemudian dia maju ke medan
perang. Rama dibantu Kreta sakti Indra mengimbangi kedahsyatan Rahwana yang
berujung pada kematian Rahwana. Setelah Rama menang maka berhasil ketemu Sita
namun sebelum ketemu Rama dibuktikan kesuciannya melalui upacara suci dari Dewa
Brahma. Kemudian Rama kembali ke Ayodya dan dinobatkan menjadi Raja Ayodya.
7) Uttara Kanda Kanda terakhir ini, menceritakan tentang kisah terjadi perguncingan
rakyat Ayodya bahwa Sita sangat diragukan kesuciannya karena cukup lama ada di
kandang Raksasa, sangat mustahil para Raksasa melewatkan kesempatan itu untuk
menjamah Sita. Keresahan ini di dengar oleh Rama dan Rama merasa tidak nyaman
dengan keadaan ini. Kemudian Rama memerintahkan Laksmana membawa Sita
keluar dari kerajaan dan agar Laksmana melepas Sita di dekat Sungai Gangga di
pertapaan Walmiki sebagai tempat kehidupan Sita yang bebas dari pergunjingan.
Ketika Sita memasuki pasraman Walmiki sudah dalam keadaan hamil muda hasil
hubungannya dengan Rama. Seiring dengan waktu lahirlah anak kembar di pasraman
walmiki, yang oleh walmiki diberi nama Kusa dan Lawa. Ketika Rama melaksanaka
upacara kurban, oleh Walmiki dikenalkan Kusa dan Lawa kepada Rama bahwa Ia
adalah anaknya, dan mengatakan bahwa Sita adalah Wanita yang Suci. Saat itu Sita
kedua kalinya membuktikan kesucian dirinya dengan disaksikan oleh Ibu Pertiwi,
sebagai bukti bumi terbelah sebagai tanda menjemput Sita untuk kembali ke asal.
Mahabharata
1) Adipawara
Pada bagian Adiparwa berisi tentang kisah dewa-dewi, para resi, dan para leluhur
Janamejaya. Selain itu, juga ada riwayat keluarga Dinasti Kuru, dari masa Santanu
hingga Drestarastra. Pada bagian ini juga menceritakan tentang masa kana-kanak
Pandawa dan Kurawa. Meskipun sama-sama masih kecil, namun sudah terlihat bibit-
bibit permusuhan di antara kedua pihak ini.
2) Sabhaparwa
Parwa kedua yakni Sabhaparwa ini berkisah tentang pendirian Indraprasta yang
kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan Rajasuya oleh Yudistira dan saudaranya.
Saat ini Duryodana yang merupakan kakak tertua dari Kurawa juga diundang dan iri
dengan Indraprasta. Kemudian kedua pihak terlibat permainan dadu yang membuat
Pandawa kalah dan harus menjalani masa pengasingan selama 12 tahun, dan masa
penyamaran selama setahun.
3) Wanaparwa
Berkisah tentang perjalanan para Pandawa saat mengalami masa pengasingan selama
12 tahun di hutan. Saat pengasingan ini Bima bertemu dengan Hanuman, sementara
Arjuna berpetualang ke kahyangan.
4) Wirataparwa
Parwa keempat yakni Wirataparwa yang bercerita tentang masa penyamaran Pandawa
setelah menjalani pengasingan selama 12 tahun. Mereka melakukan penyamaran di
Kerajaan Wirata selama setahun.
5) Udyogaparwa
Parwa kelima yakni Udyogaparwa mengisahkan tentang kembalinya Pandawa ke
Indraprasta setelah menjalani masa pengasingan dan penyamaran. Setelah kembali,
ternyata Duryodana tak mau mengembalikan separuh kerajaan Hastinapura yang
menjadi hak dari Pandawa. Hal ini pun membuat kedua belah pihak bersiap melakukan
pertempuran. Krisna atau Kresna mencoba untuk melakukan perundingan damai,
namun gagal. Akhirnya perang pun siap dimulai di Kurukshetra yang dikenal dengan
perang Bharatayudha.
6) Bhismaparwa
Parwa keenam yakni Bhismaparwa yang berkisah tentang Rsi Bhisma menjadi
panglima perang dari Kurawa. Bhisma akhirnya kalah oleh serangan dari Srikandi
bersama dengan Arjuna. Selain itu, pada bagian parwa ini juga mencakup
Bhagawadgita pada bab 25 sampai 42.
7) Dronaparwa
Selanjutnya adalah bagian ketujuh yakni Dronaparwa yang berkisah tentang Rsi Drona
yang menggantikan Bhisma sebagai panglima perang Kurawa. Drona akhirnya gugur
di medan perang dengan dipenggal oleh Drestayumna. Ia dipenggal dalam keadaan
lemas setelah menerima kabar bohong tentang kematian anaknya yakni Aswatama,
padahal Aswatama yang terbunuh adalah seekor gajah. Selain itu, dalam bagian ini
juga diceritakan tentang gugurnya anak Arjuna yakni Abimanyu dan anak Bima yakni
Gatotkaca.
8) Karnaparwa
Setelah gugurnya Drona, Karna kemudian dingkat menjadi senopati atau panglima
perang di pihak Kurawa. Namun dalam pertempuran sengit dengan Arjuna, Karna
gugur setelah kekuatannya hilang akibat buah kutukan dari Parasurama pada hari ke-
17. Selain itu, dalam parwa ini juga diceritakan tentang kematian Dursasana di tangan
Bima.
9) Salyaparwa
Salyaparwa mengisahkan tentang diangkatkan Prabu Salya menjadi panglima perang
di pihak Kurawa menggantikan Karna. Salya merupakan paman dari dua Pandwa
kembar yakni Nakula dan Sahadewa dan akhirnya gugur di medan perang.Selain itu,
bagian ini juga menceritakan tentang duel maut antara Duryodana dengan Bima yang
berakhir dengan kematian Duryodana dan sekaligus sebagai penanda akhir perang
Bharatayudha.
10) Sauptikaparwa
Sauptikaparwa berkisah tentang pembalasan dendam Aswatama atas kematian
ayahnya Rsi Drona. Aswatama bersama Krepa, dan Kertawarma menyusup ke tenda
ksatria pandawa dan membunuh kstria yang tersisa termasuk Panca Kumara yang
merupakan anak dari Pandawa dengan Dewi Drupadi. Akhirnya Aswatama dikutuk
oleh Kresna sehingga ia tumbuh borok dan hidup abadi. Hanya tersisa tujuh kesatria di
pihak Pandawa, dan tiga kesatria di pihak Kurawa.
11) Striparwa
Berkisah tentang kesedihan para janda dari ksatria Pandawa dan Kurawa yang gugur
di medan perang Kurukshetra. Selain itu, Gandari juga mengutuk Kresna agar
keluarganya yakni kaun Yadawa kelak akan saling membantai.
12) Santiparwa
Berkisah tentang pengangkatan Yudhistira sebagai raja di Kerajaan Kuru dengan ibu
kota Hastinapura. Bagian ini merupakan bagian yang terpanjang dari semua parwa
yang ada.
13) Anusasanaparwa
Parwa ini mengisahkan tentang wejangan terakhir dari Rsi Bhisma kepada para
penerus Dinasti Kuru sebelum ia menghembuskan napas terakhir. Bhisma
mengajarkan tentang ajaran Dharma, Artha, aturan tentang berbagai upacara,
kewajiban seorang raja, dan masih banyak lainnya.
14) Aswamedhikaparwa
Berkisah tentang upacara Aswamedha yang digelar oleh Yudhistira. Selain itu, juga
berkisah tentang penaklukan kerajaan yang dilalui oleh kuda yang dijadikan sarana
upacara Aswamedha. Dalam perjalanannya tersebut, Arjuna berjumpa
dengan Babruwahana, anak kandungnya yang ia tinggalkan sejak masih kecil.
15) Asramawasikaparwa
Menceritakan tentang perjalanan Drestarastra, Gandari, Kunti, Widura, dan Sanjaya ke
tengah hutan. Di dalam hutan mereka terbakar oleh api dan Widura meninggal terlebih
dahulu. Sementara itu, Sanjaya melakukan pertapaan di Himalaya atas permintaan
Drestarastra.
16) Mosalaparwa
Berkisah tentang kehancuran keluarga Kresna yakni kaun Yadawa yang dimulai dari
anak kresna yakni Samba bersama pemuda Yadawa mengolok-olok para resi yang
berkunjung ke Dwaraka. Hal ini berujung pada kutukan kepada Kaum Yadawa dan
akhirnya mereka saling membunuh dalam sebuah pesta. Setelah kejadian tersebut,
Kresna masuk ke dalam hutan dan wafat oleh seorang pemburu, dan Baladewa juga
wafat. Tak lama setelah itu, Dwaraka kemudian diterjang air laut dan tenggelam.
17) Mahaprasthanikaparwa
Berkisah tentang Panca Pandawa bersama istrinya yakni Drupadi mendaki ke gunung
Himalaya. Dalam perjalanan tersebut, satu persatu dari mereka wafat. Selanjutnya
hanya menyisakan Yudhistira yang ditemani oleh seekor anjing jelmaan Dewa
Dharma.
18) Swargarohanaparwa
Parwa ini berkisah tentang Yudhistira yang berhasil mencapai puncak Gunung
Himalaya dan dijemput untuk mencapai surga oleh Dewa Indra. Juga berkisah tentang
penyiksaan empat orang Pandawa di neraka dan Kurawa menikmati surga. Namun
akhirnya kondisi berbalik sehingga Yudisthira bisa berkumpul dengan saudaranya di
surga.
2. Purana kitab yang memuat cerita dan keterangan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku pada
zaman dahulu kala (kuno), Rsi dan raja pada zaman kuno.
3. Artha Sastra kitab yang memuat ilmu politik, tata negara, ekonomi, budaya
kepemimpinan, dan pertahanan keamanan.
4. Ayur Weda adalah kitab yang memuat mengenai ilmu pengobatan dan kesehatan secara
jasmani maupun rohani.
1) Śalya, yaitu ilmu tentang bedah dan cara-cara penyembuhannya
2) Salakya, yaitu ilmu tentang berbagai macam penyakit pada waktu itu
3) Kāyacikitsa, yaitu ilmu tentang jenis dan macam obat-obatan
4) Bhūtawidya, yaitu ilmu pengetahuan psikoterapi
5) Kaumārabhṛtya, yaitu ilmu tentang pemeliharaan dan pengobatan penyakit anak-anak
termasuk pula cara perawatannya.
6) Agadatantra, yaitu ilmu tentang pengobatan atau toxikologi
7) Rasāyamatantra, yaitu tentang pengatahuan kemujijatan dan cara-cara pengobatan non
medis.
8) Wajikaranatantra, yaitu ilmu tentang pengetahuan jiwa remaja dan permasalahannya.
5. Gandharwa Weda adalah kitab yang memuat ilmu seni.
6. Kama Sastra adalah kitab yang memuat segala sesuatu yang berhubungan dengan asmara,
cinta, seni atau rasa indah.
7. Agama adalah kitab yang berisi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ritual
upacara keagamaan dan aturan atau tata cara dalam melaksanakan upacara keagamaan.

3. Darsana
4. Catur Asrama

5. Catur Warna
6. Sejarah Agama Hindu di Duni-Indonesia
7. Kepemimpinan
8. Hari Suci dan Tempat Suci
9. Susila (Tri Guna, Dasa Mala, Tat Twam Asi)
10. Yadnya
11. Yogasanas dan Astangga Yoga
12. Manawadharmasastra dan Kompedium Hukum Hindu
13. Catur Purusa Artha
14. Alam Semesta
15. Dharmagita dan Budaya Hindu
16. Kitab Suci Weda Sruti dan Smerti
17. Tantra, Yantra dan Mantra
18. Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha
19. Tri Purusa
20. Catur Marga Yoga
21. Bhakti Sejati dalam Agama Hindu
22. Keluarga Sukinah dan Wiwaha
23. Materi dari kelas X, XI, XII
24. Pengetahuan Agama Hindu Umum

Anda mungkin juga menyukai