PENDAHULUAN
1
hendaknya dalam mempelajari veda dijelaskan melalui Itihasa (Cerita epos sejarah
mengenai kepahlawanan) sehingga nilai yang terkandung didalam veda dapat
dipahami dengan lebih mudah. Seperti contohnya melalui penayangan film
Mahabharata dan Ramayana (yang merupakan epos didalam itihasa) yang
merupakan cara paling mudah untuk memahami nilai-nilai kitab suci Veda.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah sejarah ini
adalah sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
Itihasa terdiri dari 3 kata yakni iti-ha-asa, yang artinya kejadian itu
begitulah nyatanya. Itihasa adalah sebuah epos yang menceritakan sejarah
perkembangan raja-raja dan kerajaan hindu di masa silam. Itihasa tergolong dalam
kitab Upaweda Smrti yang merupakan kelompok kitab jenis epos, wiracrita, atau
cerita tentang kepahlawanan. Didalam Itihasa terdapat beberapa dialog tentang
sosial politik, tentang filsafat atau idiologi, dan teori kepemimpinan yang diikuti
sebagai pola oleh raja-raja hindu. Isi dari Itihasa sarat akan filsafat agama,
mitologi, dan makhluk supernatural. Secara tradisional jenis yang tergolong
Itihasa ada dua macam yakni, Ramayana dan Mahabarata.
Secara tradisional jenis epos yang tergolong Itihasa ada dua macam yakni,
2.2.1 Ramayana
1. Balakanda
3
Balakanda atau kitab pertama Ramayana menceritakan sang
Dasarata yang menjadi Raja di Ayodhya. Sang raja ini mempunyai tiga
istri yaitu : Dewi Kosalya, Dewi Kekayi, dan Dewi Sumitra. Dewi
Kosalya berputrakan Sang Rama, Dewi Kekayi berputrakan sang Barata,
lalu Dewi Sumitra berputrakan sang Laksamana dan sang
Satrugna. Maka pada suatu hari, bagawan Wiswamitra meminta
tolong kepada prabu Dasarata untuk menjaga pertapaannya. Sang Rama
dan Laksamana pergi membantu mengusir para raksasa yang
mengganggu pertapaan ini.
Lalu atas petunjuk para Brahmana maka sang Rama pergi mengikuti
sayembara di Wideha dan mendapatkan Dewi Sita sebagai istrinya. Ketika
pulang ke Ayodhya mereka dihadang oleh Ramaparasu, tetapi mereka bisa
mengalahkannya.
2. Ayodhyakanda
3. Aranyakanda
4
Mengisahkan Rama menikmati kehidupan di hutan dengan
menemui para pertapa sakti dan memohon restunya, disamping itu Rama
juga membrantas semua Raksasa yang mengganggu kehidupan para
pertapa.
Juga diceritrakan kedatangan Surpanaka adik dari Rahwana ke pondokan
Rama dan menggangu Laksmana, karena laksmana tidak terima maka
Surpanaka dilukai hidungnya sebagai hadiah tidak sopan kepadanya.
Surpanaska tidak terima perlakuan Laksmana maka Surpanaka
melaporkan keadaan dirinya kepada Rahwana, dan Rahwana sangat
murka.
Rahwana menculik Sita atas usul Surpanaka dengan menyamar menjadi
Pandita agar dapat mendekati Sita dan Sita berhasil diculik
4. Kiskindhakanda
5. Sundarakanda
5
6. Yuddhakanda
7. Uttarakanda
6
disaksikan oleh Ibu Pertiwi, sebagai bukti bumi terbelah sebagai tanda
menjemput Sita untuk kembali ke asal. Rama sempat memerintah Ayodya
tetapi setelah ditinggalkan oleh adiknya Laksmana menyucikan diri di
Sungai Sarayu, Ramapun mengikuti jejaknya menyucikan diri di Sungai
Gangga. Begitu Rama masuk ke Sungai Gangga muncul kreta emas dari
sorga menjemputnya untuk kembali ke alam wisnu dan Ramapun tiba di
alam wisnu disambut oleh para dewa yang lain dengan gembira.
2.2.2 Mahabharata
1. Adiparwa
7
Kitab Adiparwa berisi berbagai cerita yang bernafaskan Hindu,
seperti misalnya kisah pemutaran Mandaragiri, kisah Bagawan Dhomya
yang menguji ketiga muridnya, kisah para leluhur Pandawa dan Korawa,
kisah kelahiran Rsi Byasa, kisah masa kanak-kanak Pandawa dan Korawa,
kisah tewasnya rakshasa Hidimba di tangan Bhimasena, dan kisah Arjuna
mendapatkan Dropadi.
2. Sabhaparwa
3. Wanaparwa
4. Wirataparwa
5. Udyogaparwa
8
Kitab Udyogaparwa berisi kisah tentang persiapan perang
keluarga Bharata (Bharatayuddha). Kresna yang bertindak sebagai juru
damai gagal merundingkan perdamaian dengan Korawa. Pandawa dan
Korawa mencari sekutu sebanyak-banyaknya di penjuru
Bharatawarsha, dan hampir seluruh Kerajaan India Kuno terbagi
menjadi dua kelompok.
6. Bhismaparwa
7. Dronaparwa
8. Karnaparwa
9
Drona, dan sekutunya yang lain. Dalam kitab tersebut diceritakan
gugurnya Dursasana oleh Bhima. Salya menjadi kusir kereta Karna,
kemudian terjadi pertengkaran antara mereka. Akhirnya, Karna gugur
di tangan Arjuna dengan senjata Pasupati pada hari ke-17.
9. Salyaparwa
10. Sauptikaparwa
11. Striparwa
10
Kitab Striparwa berisi kisah ratap tangis kaum wanita yang
ditinggal oleh suami mereka di medan pertempuran. Yudistira
menyelenggarakan upacara pembakaran jenazah bagi mereka yang gugur
dan mempersembahkan air suci kepada leluhur. Pada hari itu pula Dewi
Kunti menceritakan kelahiran Karna yang menjadi rahasia pribadinya.
12. Santiparwa
13. Anusasanaparwa
14. Aswamedikaparwa
15. Asramawasikaparwa
11
kepada Yudistira. Akhirnya Resi Narada datang membawa kabar bahwa
mereka telah pergi ke surga karena dibakar oleh api sucinya sendiri.
16. Mosalaparwa
17. Prasthanikaparwa
18. Swargarohanaparwa
1. Dewa yadnya
Dewa yadnya adalah yadnya yang dipersembahkan kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa beserta seluruh
manifestasinya. Dalam cerita Ramayana banyak terurai hakikat dewa
12
yadnya dalam perjalanan kisahnya. Seperti pelaksanaan Homa Yadnya
(agnihotra) yang dilaksanakan oleh prabu Dasaratha. Upacara ini dimaknai
sebagai upaya penyucian melalui perantara dewa agni. Jika istadewatanya
bukan dewa agni, sesuai dengan tujuan yajamana, maka upacara ini
dinamai homa yadnya. Istilah lainnya Hawana dan Huta mengingat para
dewa diyakini sebagai penghuni svahloka, maka sudah selayaknya yadnya
yang dilakukan umat manusia melibatkan sirkulasi langit dan bumi.
13
3. Manusa Yadnya
Dalam rumusan kitab suci veda dan sastra Hindu lainnya, Manusa
Yadnya atau Nara Yadnya itu adalah memberi makan pada
masyarakat (maweh apangan ring Kraman) dan melayani tamu dalam
upacara (athiti puja). Namun dalam penerapannya di Bali, upacara Manusa
yadnya tergolong sarira samskara. Inti sarira samskara adalah peningkatan
kualitas manusia. Manusa yadnya di Bali dilakukan sejak bayi masih
berada dalam kandungan upacara pawiwahan atau upacara perkawinan.
Pada cerita Ramayana juga tampak jelas bagaimana nilai Manusa Yadnya
yang termuat di dalam uraian kisahnya. Hal ini dapat dilihat pada kisah
yang menceritakan Sri Rama mempersunting Dewi Sita.
4. Rsi Yadnya
Rsi Yadnya adalah menghormati dan memuja Rsi atau pendeta.
Dalam lontar Agastya Parwa disebutkan, Rsi Yadnya ngaranya kapujan
ring pandeta sang wruh ring kalingganing dadi wang, artinya Rsi yadnya
adalah berbakti pada pendeta dan pada orang yang tahu hakikat diri
menjadi manusia. Dengan demikian melayani pendeta sehari-hari maupun
saat-saat beliau memimpin upacara tergolong Rsi Yadnya.
Pada kisah Ramayana, nilai-nilai Rsi Yadnya dapat dijumpai pada
beberapa bagian dimana para tokoh dalam alur ceritanya sangat
menghormati para Rsi sebagai pemimpin keagamaan, penasehat kerajaan,
dan guru kerohanian.
14
butha yadnya yang lebih cenderung untuk nyomia atau mendamaikan atau
menetralisir kekuatan-kekuatan negative agar tidak mengganggu
kehidupan umat manusia dan bahkan diharapkan membantu umat
manusia.
Nilai-nilai bhuta yadnya juga Nampak jelas pada uraian kisah epos
Ramayana, hal ini dapat dilihat pada pelaksanaan Homa Yadnya sebagai
yadnya yang utama juga diiringi dengan ritual Bhuta Yadnya untuk
menetralisir kekuatan negative sehingga alam lingkungan menjadi
sejahtera.
15
kaki Krsna sebagai awatara Tuhan. " Satyam ewa jayate " (hanya
kebenaran yang menang).
3. Nilai Pendidikan
16
4. Nilai Yajna / Koban Suci dan Keiklasan
BAB III
17
PENUTUP
18