Kelompok 2-Rombel 3
Disusun oleh :
2023
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata sastra berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu castra yang merupakan
gabungan dari cas 'ajaran/pedoman' dan tra 'alat'. Dalam penggunaannya, awalan
kata sastra biasanya diimbuhi su 'baik atau indah' yang berasal dari bahasa Jawa,
sehingga menjadi "susastra". Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kata
susastra merujuk pada karya sastra yang memiliki kualitas baik dan indah.
Menurut Plato, sastra merupakan hasil tiruan atau gambaran dari kenyataan
(mimesis). Artinya, sebuah karya sastra harus mencerminkan bentuk teladan alam
semesta sekaligus menjadi model dari kenyataan kehidupan sehari-hari manusia.
Jenis sastra sendiri dibagi menjadi dua jika berdasarkan zaman pembuatannya,
yaitu sastra lama dan sastra modern. Sastra lama Indonesia telah berakar dari
tradisi turun-temurun di masyarakat. Biasanya, karya-karya sastra ini berisi
nasihat, ajaran agama, dan nilai-nilai moral yang diwariskan para leluhur dan
disebarluaskan secara anonim.
Salah satu jenis dari karya sastra lama adalah wiracarita, terutama kisah
Ramayana dan Mahabarata yang sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang melatarbelakangi lahirnya wiracerita?
2. Apa perbedaan Wiracarita Ramayana dan Mahabarata?
A. Pengertian Wiracerita
Wiracerita atau epos merupakan sejenis karya sastra lama yang
menceritakan kisah kepahlawanan. Wiracerita sendiri berasal dari kata
wira 'pahlawan', dan cerita 'kisah'. Wiracarita biasanya dituturkan dalam
bentuk syair panjang dan sering ditemui dalam cerita pewayangan.
B. Sejarah Wiracerita
Masuknya kebudayaan dan agama Hindu-Buddha di Indonesia
menyebabkan akulturasi dengan kebudayaan lokal. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau
lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi. Peradaban Hindu-
Buddha pada masa itu sangat berpengaruh terhadap bidang seni, sastra,
dan aksara di Nusantara.
C. Contoh Wiracerita
Ramayana ditulis oleh Walmiki. Isinya menceritakan tentang Rama, anak raja
Ayodya, demi kepentingan adiknya dia bersedia dibuang selama 14 tahun. Dalam
pengembaraan, istrinya diculik oleh Rahwana, raja di Langka. Dengan bantuan
bala tentara kera akhirnya Sinta, istri Rama, dapat diselamatkan. Ternyata, Rama
sendiri adalah titisan Wisnu dalam usaha memerangi kejahatan.
Kemudian, ada kitab Mahabharata yang bagian pertamanya ditulis oleh Wyasa.
Ceritanya mengisahkan perang besar antara Korawa dan Pandawa. Mereka
memperebutkan negara Hastina. Berkat pertolongan Kresna, yang ternyata
merupakan titisan Wisnu, Pandawa memenangi perang dan mewarisi Hastina.
D. Sinopsis Ramayana dan Mahabarata
Ramayana
Suatu hari, Dasarata ingin menyerahkan tahta pada Rama karena dialah
yang menurutnya paling layak dan dicintai rakyatnya. Tapi dayang
Kaikeyi menentang hal tersebut dan menghasut Kaikeyi untuk membujuk
suaminya agar Bharata anaknya yang menjadi raja. Dasarata rupanya
pernah berjanji pada Kaikeyi untuk memenuhi 2 keinginannya sebagai
balasan karena telah menyembuhkannya di masa lalu. Kaikeyi pun
meminta pengasingan Rama selama 14 tahun dan penobatan Bharata
sebagai raja Ayodhya. Dipenuhilah keinginan Kaikeyi dengan berat hati,
dengan senang hati Rama memenuhi permintaan tersebut didampingi Shita
dan Laksmana.
Mahabarata
Pada suatu hari Çantanu jatuh cinta pada seorang anak raja nelayan
bernama Setyawati. Namun ayahanda Setyawati hanya mau memberikan
putrinya jika Çantanu kelak mau menobatkan anaknya dari Setyawati
sebagai putra mahkota pewaris takhta dan bukannya Bisma. Karena syarat
yang berat ini Çantanu terus bersedih. Melihat hal ini, Bisma yang tahu
mengapa ayahnya demikian, merelakan haknya atas takhta di Barata
diserahkan kepada putra yang kelak lahir dari Setyawati. Bahkan Bisma
berjanji tidak akan menuntut itu kapan pun dan berjanji tidak akan
menikah agar kelak tidak mendapat anak untuk mewarisi takhta Çantanu.
Mahabarata
F. Pesan Moral
Kisah Ramayana mengandung pesan moral yang sangat tinggi dan ingin
disampaikan kepada para penikmat seni. pesan moral tersebut bahwa kebenaran
akan selalu menang mengalahkan kejahatan / kebatilan. Pada cerita disana Shinta
membuktikan kesuciannya lewat membakar diri juga memiliki pesan moral
tersendiri, yaitu bahwa kita harus selalu memegang kejujuran dan tidak mudah
tergoda oleh bujukan yang jahat. Selain itu Shinta juga menunjukan kesetiaannya
pada Rama seperti halnya kita harus setia kepada sesama dalam hal kebaikan.
Sebagai sesama manusia kita juga harus saling membantu seperti yang dikisahkan
saat Rama dan Sugriwa saling membantu satu sama lain.
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5505159/wiracarita-atau-epos-drama-
tentang-kepahlawanan