Anda di halaman 1dari 32

Ilmu Sastra

memiliki

3 cabang

Teori Sastra

Sejarah Sastra

Kritik Sastra

Hakikat
sastra
Teori sastra
Genre sastra
Aliran-aliran
sastra

Perkembanga
n sastra
Dari awal
hingga
sekarang

Penilaian
kualitas
Atau mutu
karya sastra

Sejarah Sastra
Sastra Indonesia lama diperkirakan lahir pada
tahun 1500 sampai abad ke-19.
Sastra Indonesia modern karya sastra yang
berkembang setelah ada pengaruh kebudayaan
Barat pada awal abad ke-20

Periodisasi Sastra
penggolongan sastra berdasarkan pembabakan
waktu dari awal kemunculan sampai dengan
perkembangannya.
Periodisasi sastra, selain berdasarkan tahun
kemunculan, juga berdasarkan ciri-ciri sastra
yang dikaitkan dengan situasi sosial, serta
pandangan dan pemikiran pengarang terhadap
masalah yang dijadikan objek karya kreatifnya.

Jenis Periodisasi sastra oleh


kritikus
1.

Perodisasi Sastra Buyung Saleh

Kesusastraan Lama
Karya sastra pada kesusastraan lama masih berkisar pada cerita yang
disampaikan dari mulut ke mulut (lisan). Hasil karya sastranya berupa
dongeng, mantra, dan hikayat. Cerita pada masa ini bersifat istana sentries
(mengisahkan kehidupan raja-raja)
Kesusastraan Peralihan
Kesusastraan peralihan dipelopori oleh Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi.
Karya masa peralihan telah meninggalkan kebiasaan lama yang bersifat
istana sentries menjadi karya yang lebih realistis. Hasil karya sastra yang
terkenal, yaitu Hikayat Abdullah
Kesusastraan Baru
Angkatan Balai Pustaka, pujangga baru, angkatan 1945, dan angkatan
1966

2. Periodisasi Sastra Ajip Rosidi


Periode awal hingga 1933
Yang menonjol pada periode ini adalah persoalan adat
yang sedang mengalami akulturasi sehingga menjadi
problem bagi kelangsungan eksistensi masing-masing
Periode 1933-1942
Diwarnai dengan pencarian tempat ditengah
pertarungan bangsa Timut dan Barat dengan
pandangan romantic-idealis
Periode 1942-1945
Masa ini disebut juga masa pendudukan jepang yang
melahirkan warna pelarian, kegelisahan dan perjuangan

3. Periodisasi Sastra Jakob


Sumardjo

Sastra
Sastra
Sastra
Sastra
Sastra
Sastra

Awal (1900-an)
Balai Pustaka (1920-1930)
Pujangga Baru (1930-1942)
Angkatan 45 (1942-1955)
Generasi Kisah (1955-1965)
Generasi Horison (1966-).

4. Periodisasi Sastra H.B.Jassin


Sastra Melayu Lama
Sastra dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Budha dan
kebudayaan Islam di Indonesia.
Sastra Indonesian Modern
Karya sastra Indonesia modern ini muncul pada awal abad ke20. Dipelopori oleh gerakan nasionalis dari pejuang bangsa
Indonesia, yang dibagi menjadi 4, yaitu:
Angkatan Balai Pustaka
Angkatan Pujangga Baru (33)
Angkatan 45
Angkatan 66

Simulasi
Apa perbedaan keempat
periodisasi yang telah dijelaskan
sebelumnya? Jelaskan!

Periodisasi Sastra
Indonesia

HB. Jassin, kritikus


Indonesia

Periodisasi sastra menurut


HB. Jassin:
A. Sastra Melayu Lama
B. Sastra Indonesia
Modern
1. Angkatan Balai
Pustaka
2. Angkatan Pujangga
Baru

Sastra Melayu Lama (Klasik)


Sastra Melayu Lama merupakan sastra Indonesia
sebelum abad 20.
Ciri-ciri Sastra Melayu Lama:
Masih menggunakan bahasa Melayu
Umumnya bersifat anonim
Berciri istanasentris
Menceritakan hal-hal berbau mistis seperti dewadewi, kejadian alam, peri, dsb.
Contoh karya sastra adalah Hikayat Hang Tuah, Hikayat
Mahabarata, Hikayat Seribu Satu Malam, Cerita-cerita
Panji, Tajussalatin, Bustanus Salatin.

Sastra Melayu Klasik


1. Kesusastraan rakyat
2. Epos India dan Wayang dalam
kesusastraan melayu
3. Sastra zaman peralihan hindu-islam
4. Kesusastraan zaman islam
5. Cerita berbingkai, sastra kitab,
sejarah sastra
6. Undang-undang melayu, pantun,
dan syair

Kesusastraan Rakyat

Kesusastraan rakyat : sastra yang hidup ditengah-tengah rakyat yg diturunkan secara


lisan, misalnya ibu kpd anaknya atau tukang cerita kpd penduduk
kampung (dari satu generasi ke generasi yg lebih muda)
Contoh sastra rakyat : mencakup semua tradisi lisan misalnya cerita 2 , ungkapan,
peribahasa, nyanyian, tarian, adat resam, undangundang,
teka-teki, permainan, kepercayaan, &
perayaan.
1. Cerita asal
usul
Jenis cerita rakyat 2.
: Cerita
Tujuan kajianMengetahui
cerita rakyat
binatang
pandangan
3. Cerita jenaka
dunia, nilai
4. Cerita pelipur
kemasyarakatan,
lara
dan masyarakat
yang
mendukungnya

1. Cerita Asal-Usul
Cerita asal-usul adalah cerita rakyat yg tertua
Contohnya adalah asal-usul melayu adalah cerita asal-usul berbagai
tumbuhan dan binatang, atau pun asal-usul nama sebuah tempat atau
daerah.

2. Cerita Binatang
Cerita binatang adalah cerita yang sangat populer dan biasanya setiap
negara memiliki cerita binatang versinya sendiri.
Manusia titisan binatang, binatang titisan manusia, maka tidak jarang
binatang memiliki sikap yg sama dengan manusia dlm cerita binatang
binatang berperan penting dalam cerita dgn perawakan kecil dan
lemah tetapi menggunakan kecerdasannya untuk menakhlukan binatang
lain, seluruh hukum rimba tertakhluk padanya.

3. Cerita Jenaka
cerita jenaka : cerita tentang tokoh yang membangkitkan tawa,
menggelikan, licik, dan licin.
Cerita jenaka hadir karena adanya kecendrungan manusia yg suka
berlebih-lebihan; misalnya untuk menceritakan kemujuran,
kebodohan, kemalangan, kelicikan, atau pun kelucuan manusia

4. Cerita Pelipur Lara


cerita pelipur lara : cerita yg digunakan untuk melipur hati yang lara,
yang duka nestapa

Kesusastraan Zaman Peralihan


Hindu-islam
Sastra yg lahir dari sastra yang berunsur hindu dengan pengaruh
islam dengan ciri-ciri :
junjungan tertinggi dari Dewata atau Batara Kala diganti Raja
Syah Alam atau Allah Swt.
Plotnya sllu menceritakan dewa-dewi yg turun ke bumi untuk
menjadi raja atau anak raja dengan gejala alam yg luar biasa
disertai oleh panah atau pedang sakti
Kelahiran mereka membawa kemakmuran, lalu ada ahli nujum
yg curang dan akhirnya raja diasingkan-belajar ilmumenyelamatkan puteri-lalu bahagia-perang-bahagia
(kemenangan)
judul islam lebih terkenal dari judul versi hindu (hikayat si
miskin-hikayat marakarma

Kesusastraan Zaman Islam

Sastra islam: sastra tentang orang islam dengan


segala amal salehnya dengan ciri-ciri :
Hadir sesudah islam masuk dan huruf jawi sudah
diciptakan
Sebagian besar merupakan saduran /terjemahan
yg berasal dari bahasa arab atau parsi
Hampir semua karyanya tidak diketahui nama
pengarang atau tarikh penulisannya
Contoh karyanya: cerita sahabat nabi Muhamad,
cerita nabi Muhamad, cerita pahlawan islam

Cerita Berbingkai, Sastra Kitab, dan Sastra Sejarah

Cerita berbingkai berasal dari india, biasanya dalam sebuah


cerita terdapat tokoh yang bercerita lalu giliran tokoh lain yg
bercerita pula (membuktikan kata-kata tokoh pertama), berikut
ciri-cirinya:
Selalu ada cerita sisipan (bisa 1 atau lebih)
Dalam cerita berbingkai binatang diberi sifat manusia
Sastra Kitab yaitu berisi tentang berbagai hal misalnya tafsir,
tajwid, fikih, wasiat, doa, jimat, obat-obatan. Contoh karyanya
adalah kitab seribu masail, tajus salatin, wasiat lukman alHakim
Sastra Sejarah yaitu menceritakan sejarah suatu zaman
misalnya hikayat raja-raja pasai dan sejarah melayu

Undang-undang Melayu, Pantun, dan Syair

Undang-undang Melayu lama adalah bahan kajian


mengenai sitem pemerintahan dan susunan masyarakat
melayu lama (menceritakan alam pikiran orang melayu
lama). Contohnya adalah: UU Malaka, UU Minangkabau

Pantun adalah senandung puisi rakyat yang dinyanyikan.


Contohnya yaitu lagu dua, lagu ketara, ketapang, dan
dendang sayang

Syair adalah jenis puisi lama yang tidak memiliki unsur


sindiran didalamnya (berpola aaaa). Contohnya syair panji,
syair romantis, syair sejarah dan agama

Sastra Indonesia Modern

Angkatan Balai Pustaka


Balai Pustaka merupakan titik tolak kesustraan
Indonesia.
Ciri-ciri Angkatan Balai Pustaka adalah:
Menggunakan bahasa Indonesia yang masih
terpengaruh bahasa Melayu
Persoalan yang diangkat persoalan adat
kedaerahan dan kawin paksa
Dipengaruhi kehidupan tradisi sastra daerah/lokal
Cerita yang diangkat seputar romantisme.
Angkatan Balai Pustaka terkenal dengan sensornya
yang ketat. Balai Pustaka berhak mengubah naskah
apabila dipandang perlu.

Contoh karya sastra Angkatan Balai


Pustaka
Roman
Azab dan Sengsara (Merari Siregar)
Sitti Nurbaya (Marah Rusli)
Abdul Muis (salah asuhan)
Muda Teruna (M. Kasim)
Salah Pilih (Nur St. Iskandar)
Dua Sejoli (M. Jassin, dkk.)
Kumpulan Puisi
Percikan Permenungan (Rustam Effendi)
Puspa Aneka (Yogi)

Angkatan Pujangga Baru


Angkatan Pujangga Baru muncul sebagai reaksi
atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai
Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada
masa tersebut, terutama terhadap karya sastra
yang menyangkut rasa nasionalisme dan
kesadaran kebangsaan.
Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual,
nasionalistik dan elitis menjadi "bapak" sastra
modern Indonesia.

Ciri-ciri sastra pada masa Angkatan


Pujangga Baru
Sudah menggunakan bahasa Indonesia
Menceritakan kehidupan masyarakat kota, persoalan
intelektual, emansipasi (struktur cerita/konflik sudah
berkembang)
Pengaruh barat mulai masuk dan berupaya melahirkan
budaya nasional
Menonjolkan nasionalisme, romantisme, individualisme,
intelektualisme, dan materialisme.

Contoh Karya Sastra Angkatan


Pujangga Baru
Sastrawan pada Angkatan Pujangga Baru beserta hasil karyanya antara
lain sbb:
Sultan Takdir Alisjahbana
Contoh: Layar terkembang, Anak perawan di sarang
penyamun
Sanusi Pane
Contoh: manusia baru (drama)
- Armen Pane
Contoh: Belenggu
Asmoro Hadi
Contoh: Rindu, Hidup Baru
Hamka
Contoh: Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, di bawah
lindungan Kabah

Angkatan 45

Chairil Anwar,
sastrawan Angkatan 45

Angkatan 45 lahir dalam suasana


lingkungan yang sangat prihatin dan
serba keras, yaitu lingkungan fasisme
Jepang dan dilanjutkan peperangan
mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
Ciri-ciri Angkatan 45 adalah:
Terbuka
Pengaruh unsur sastra asing lebih
luas
Corak isi lebih realis, naturalis
Individualisme sastrawan lebih
menonjol, dinamis, dan kritis
Penghematan kata dalam karya
Ekspresif
Sinisme dan sarkasme
Karangan prosa berkurang, puisi
berkembang

Contoh Sastra Pada Masa Angkatan 45

Tiga Menguak Takdir (Chairil Anwar-Asrul Sani-Rivai Apin)


Kumpulan puisi Deru Campur Debu (Chairil Anwar)
Atheis (Achdiat Kartamihardja)
Dari Ave Maria ke Jalan lain ke Roma (Idrus)
Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (Chairil
Anwar)
Pembebasan Pertama (Amal Hamzah)
Kata Hati dan Perbuatan (Trisno Sumarjo)
Tandus (S. Rukiah)
Puntung Berasap (Usmar Ismail)
Suara (Toto Sudarto Bakhtiar)
Surat Kertas Hijau (Sitor Situmorang)
Dalam Sajak (Sitor Situmorang)
Rekaman Tujuh Daerah (Mh. Rustandi Kartakusumah)

Angkatan 66

Angkatan 66 ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horison.


Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini.
Banyak karya sastra pada angkatan yang sangat beragam dalam
aliran sastra, seperti munculnya karya sastra beraliran surrealistik,
arus kesadaran, arketip, absurd, dan lainnya.
Ciri-ciri sastra pada masa Angkatan 66 adalah:
Bercorak perjuangan anti tirani proses politik, anti kezaliman
dan kebatilan
Bercorak membela keadilan
Mencintai nusa, bangsa, negara dan persatuan
Berontak
Pembelaan terhadap Pancasila
Protes sosial dan politik

Contoh Karya Sastra Angkatan 66

Contoh sastra pada masa Angkatan 66 adalah:


Putu Wijaya
Pabrik
Telegram
Stasiun
Iwan Simatupang
Ziarah
Kering
Merahnya Merah

Taufiq Ismail dengan kumpulan puisinya Tirani dan


Benteng.
Sapardi Joko Damono dengan kumpulan puisinya DukaMu Abadi.

Angkatan 50-an
Ayip Rosidi dengan novelnya Sebuah
Rumah Buat Hari Tua.
Motinggo Boesye dengan dramanya
Malam Jahannam.
Nh. Dini dengah novelnya Hati yang
Damai.
Mochtar Lubis dengan novelnya Jalan Tak
Ada Ujung.
A.A. Navis Robohnya Surau Kami
(1955) dan Kemarau (1967)

Angkatan 70-an 80-an


Sutardji Calzoum Bachri dengan kumpulan puisinya
O Amuk Kapak.
Iwan Simatupang dengan novelnya Ziarah.
Danarto dengan kumpulan cerpennya Godlob.
Y.B. Mangunwijaya dengan novelnya Burungburung Manyar.
Putu Wijaya dengan novelnya Telegram, dan
drama Dag Dig Dug.
Kuntowijoyo dengan novelnya Khotbah di Atas
Bukit
Yudhistira Ardi Noegraha dengan novelnya Mencoba
Tidak Menyerah.
Arifin C. Noer dengan dramanya Mega-Mega.
Umar Kayam dengan novelnya Para Priyayi.
Ahmad Tohari dengan trilogi novel Ronggeng

Sastra Mutakhir (Dekade 90-an dan Angkatan


2000)

Emha Ainun Najib dengan kumpulan puisinya Sesobek Buku


Harian Indonesia dan drama Lautan Jilbab.
Seno Gumira Ajidarma dengan kumpulan cerpennya Iblis Tidak
Pernah Mati.
Ayu Utami dengan novelnya Saman dan Larung
Jenar Mahesa Ayu dengan kumpulan cerpennya Mereka Bilang
Saya Monyet.
N. Riantiarno dengan dramanya Opera Kecoa dan Republik
Bagong:.
Yanusa Nugraha dengan kumpulan cerpennya Segulung Cerita
Tua .
Afrizal Malna dengan kumpulan puisinya Abad yang Berlari.
Ahmadun Y. Herfanda dengan kumpulan puisinya Sembahyang
Rumputan.
D. Zawawi Imron dengan kumpulan puisinya Bantalku Ombak,

Tugas
1. Baca novel yang telah ditentukan
2. Buat ringkasan (menggunakan bahasa
sendiri) dari novel yang dibaca
3. Temukan dan buktikan (beri alasan)
apakah pada novel yang dibaca sesuai
dengan ciri-ciri yang telah
dikemukakan sebelumnya

Selamat Bekerja

Dikumpul tanggal 3 Maret 2016


Azab dan Sengsara (Merari Siregar)
Sitti Nurbaya (Marah Rusli)
Abdul Muis (salah asuhan)
Dikumpul tanggal 10 Maret 2016
Layar terkembang / Anak perawan di sarang
penyamun (Sultan Takdir Alisjahbana)
Belenggu (Armen Pane)
Tenggelamnya Kapal Van der Wijck / Di Bawah
Lindungan Kabah (Hamka)
*tugas hanya berbentuk softfile!
*kumpulkan softfile semua mahasiswa dalam 1 FD (serahkan
sesuai dgn tgl diatas)
*tanggal 3 dan 10 masuk dan belajar seperti biasa.

Anda mungkin juga menyukai