Sampul Buku "Deru Campur Debu" karya Chairil Anwar - sastrawan Indonesia Angkatan 45
Sastra Indonesia, adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia
Tenggara.Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam
cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia.
Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu
(dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini
dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat
juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa
Melayu yang tinggal di Singapura.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Periodisasi
• 2 Pujangga Lama
○ 2.1 Karya Sastra Pujangga Lama
2.1.1 Sejarah
2.1.2 Hikayat
2.1.3 Syair
2.1.4 Kitab agama
• 3 Sastra Melayu Lama
○ 3.1 Karya Sastra Melayu Lama
• 4 Angkatan Balai Pustaka
• 5 Pujangga Baru
○ 5.1 Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru
• 6 Angkatan 1945
○ 6.1 Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1945
• 7 Angkatan 1950 - 1960-an
○ 7.1 Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1950 - 1960-an
• 8 Angkatan 1966 - 1970-an
○ 8.1 Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1966
• 9 Angkatan 1980 - 1990an
○ 9.1 Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980 - 1990an
• 10 Angkatan Reformasi
○ 10.1 Penulis dan Karya Sastra Angkatan Reformasi
• 11 Angkatan 2000-an
○ 11.1 Penulis dan Karya Sastra Angkatan 2000
• 12 Cybersastra
• 13 Pranala luar
• 14 Referensi
[sunting] Periodisasi
Sastra Indonesia terbagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:
• lisan
• tulisan
Secara urutan waktu maka sastra Indonesia terbagi atas beberapa angkatan:
• Angkatan Pujangga Lama
• Angkatan Sastra Melayu Lama
• Angkatan Balai Pustaka
• Angkatan Pujangga Baru
• Angkatan 1945
• Angkatan 1950 - 1960-an
• Angkatan 1966 - 1970-an
• Angkatan 1980 - 1990-an
• Angkatan Reformasi
• Angkatan 2000-an
[sunting] Pujangga Lama
Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasian karya sastra di Indonesia yang dihasilkan
sebelum abad ke-20.Pada masa ini karya satra di dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan
hikayat. Di Nusantara, budaya Melayu klasik dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi
sebagian besar negara pantai Sumatera dan Semenanjung Malaya. Di Sumatera bagian utara
muncul karya-karya penting berbahasa Melayu, terutama karya-karya keagamaan.Hamzah
Fansuri adalah yang pertama di antara penulis-penulis utama angkatan Pujangga Lama. Dari
istana Kesultanan Aceh pada abad XVII muncul karya-karya klasik selanjutnya, yang paling
terkemuka adalah karya-karya Syamsuddin Pasai dan Abdurrauf Singkil, serta Nuruddin ar-
Raniri.[1]
[sunting] Karya Sastra Pujangga Lama
[sunting] Sejarah
• Sejarah Melayu (Malay Annals)
[sunting] Hikayat
• Hikayat Abdullah
• Hikayat Kalila dan Damina
• Hikayat Aceh
• Hikayat Masydulhak
• Hikayat Amir Hamzah
• Hikayat Pandawa Jaya
• Hikayat Andaken Penurat
• Hikayat Pandja Tanderan
• Hikayat Bayan Budiman
• Hikayat Putri Djohar Manikam
• Hikayat Djahidin
• Hikayat Sri Rama
• Hikayat Hang Tuah
• Hikayat Tjendera Hasan
• Hikayat Iskandar Zulkarnain
• Tsahibul Hikayat
• Hikayat Kadirun
[sunting] Syair
• Syair Bidasari
• Syair Ken Tambuhan
• Syair Raja Mambang Jauhari
• Syair Raja Siak
[sunting] Kitab agama
• Syarab al-'Asyiqin (Minuman Para Pecinta) oleh Hamzah Fansuri
• Asrar al-'Arifin (Rahasia-rahasia para Gnostik) oleh Hamzah Fansuri
• Nur ad-Daqa'iq (Cahaya pada kehalusan-kehalusan) oleh Syamsuddin Pasai
• Bustan as-Salatin (Taman raja-raja) oleh Nuruddin ar-Raniri
[sunting] Sastra Melayu Lama
Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870 - 1942, yang berkembang
dilingkungan masyarakat Sumatera seperti "Langkat, Tapanuli, Minangkabau dan daerah
Sumatera lainnya", orang Tionghoa dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang
terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat.
[sunting] Karya Sastra Melayu Lama
• Robinson Crusoe (terjemahan)
• Lawan-lawan Merah
• Mengelilingi Bumi dalam 80 hari
(terjemahan) • Nona Leonie
• Graaf de Monte Cristo • Warna Sari Melayu oleh Kat S.J
(terjemahan)
• Cerita Si Conat oleh F.D.J. Pangemanan
• Kapten Flamberger (terjemahan)
• Cerita Rossina
• Rocambole (terjemahan)
• Nyai Isah oleh F. Wiggers
• Nyai Dasima oleh G. Francis
(Indo) • Drama Raden Bei Surioretno
• Bunga Rampai oleh A.F van • Syair Java Bank Dirampok
Dewall • Lo Fen Kui oleh Gouw Peng Liang
• Kisah Perjalanan Nakhoda • Cerita Oey See oleh Thio Tjin Boen
Bontekoe
• Tambahsia
• Kisah Pelayaran ke Pulau
• Busono oleh R.M.Tirto Adhi Soerjo
Kalimantan
• Kisah Pelayaran ke Makassar dan • Nyai Permana
lain-lainnya • Hikayat Siti Mariah oleh Hadji Moekti (indo)
• Cerita Siti Aisyah oleh H.F.R • dan masih ada sekitar 3000 judul karya sastra
Kommer (Indo) Melayu-Lama lainnya
• Cerita Nyi Paina
• Cerita Nyai Sarikem
• Cerita Nyonya Kong Hong Nio
○ Gres
○ Bom
[sunting] Cybersastra
Era internet memasuki komunitas sastra di Indonesia.Banyak karya sastra Indonesia yang tidak
dipublikasi berupa buku namun termaktub di dunia maya (Internet), baik yang dikelola resmi
oleh pemerintah, organisasi non-profit, maupun situs pribadi. Ada beberapa situs Sastra
Indonesia di dunia maya semisal : duniasatra(dot)com.
(1948)
Siasat,
Th III, No. 96
1949
MALAM
Mulai kelam
belum buntu malam
kami masih berjaga
--Thermopylae?-
- jagal tidak dikenal ? -
tapi nanti
sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam hilang
Zaman Baru,
No. 11-12
20-30 Agustus 1957
KRAWANG-BEKASI
(1948)
Brawidjaja,
Jilid 7, No 16,
1957
DIPONEGORO
MAJU
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Maju
Serbu
Serang
Terjang
(Februari 1943)
Budaya,
Th III, No. 8
Agustus 1954
(1948)
Liberty,
Jilid 7, No 297,
1954
Maret 1943
Posted 6:01 AM by camar
PENERIMAAN
Maret 1943
HAMPA
kepada sri
DOA
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Tuhanku
Tuhanku
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
13 November 1943
Posted 5:58 AM by camar
SAJAK PUTIH
1946
Posted 5:58 AM by camar
CINTAKU JAUH DI PULAU
1946
Posted 5:57 AM by camar
MALAM DI PEGUNUNGAN
1947
Posted 5:57 AM by camar
YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS
1949
Posted 5:53 AM by camar
DERAI DERAI CEMARA
1949
PERKEMBANGAN PUISI
Kesusastraan masa peralihan dikenal pula dengan nama masa Abdullah. Disebut demikian
karena dialah orang Melayu yang pertama kali menguak tradisi lama dalam dunia karang -
mengarang. Abdulah mulai merombak cara – cara lama yang telah dianggapnya usang. Ia mulai
melukiskan sesuatu yang terjadi di luar istana. Dalam karangannya digoreskannya kehidupan
sehari – hari atau kejadian – kejadian yang bergejolak di masyarakat. Dalam cita dan langkah
yang melaju ia belum lepas sama sekali dengan unsur sastra lama. Dalam karyanya masih
tertuang bentuk lama yaitu “syair”, walaupun dalam isi ia telah menampakkan nafas baru. Dapat
dikatakan bahwa satu kakinya menginjak pada zaman baru, namun yang sebelah lagi tercampak
pada zaman lama.
Para pelopor angkatan ini mempunyai perbedaan pandangan disamping persamaan dalam karya
sastranya.
Perbedaannya :
a. STA : mengagumi / berorientasi pada kebudayaan Barat / Eropa.
b. Armiyn Pane : searah dengan pandangan STA
c. Sanusi Pane : berorientasi ke India dan Indonesia Purba.
d. Amir Hamzah : berpengaruh oleh kebudayaan Islam dan sastra Melayu lama.
Persamaannya :
a. Realistis (memaparkan kenyataan)
b. Romantis (terharu/terpengaruh oleh keindahan)
c. Idealistis (mempunyai ide untuk merombak hal – hal yang dianggapnya kurang baik.
4. Angkatan ‘45
Riwayatnya :
Sebenarnya setelah masuknya Jepang, Angkatan ’45 telah muncul sebagai akibat penindasan,
janji – janji yang kosong dari penjajah Jepang, hal inilah menimbulkan corak kesusastraan baru.
Setelah Indonesia merdeka, untuk memajukan kebudayaan pada umumnya serta seni dan sastra
pada khususnya maka pada tanggal 19-11-1945 didirikanlah suatu organisasi sastrawan yang
diberi nama : Gelanggang, dengan para anggota :
1) Khairil Anwar
2) Rivai Avin
3) Mkhtar Apin
4) Baharudin
5) M. Akbar Juhana
6) Henk Ngantung
Tujuan organisasi ini adalah untuk menciptakan manusia indonesia yang dapat menyesuaikan
diri atau dapat menghadapi dunia dalam zaman atom (dunia modern). Kemudian organisasi
Gelanggang inilah yang menjelma menjadi Angkatan ’45. Nama ini dicetuskan pertama kali oleh
Rosihan Anwar dalam majalah siasat, 9-1-1949 dengan alasan :
Tahun 1945 merupakan tahun yang tak terlupakan oleh bangsa Indonesia. Tahun ini merupakan
tahun yang mulia dimana kemerdekaan Indonesia tergores dengan tinta emas dalam lembaran
sejarah.
Gagasan ini mendapat tantangan dari sastrawan yang lain dengan argumentasi :
Tahun 1945 dalah tahun yang penuh kekejaman, pertumpahan darah serta peristiwa lain yang
mengerikan.
Namun setelah melalui diskusi yang cukup hangat akhirnya disetujui pula nama ini. Adapun titik
berat perhatian angkatan ini adalah “Kebudayaan Dunia Yang Universil”.Menurut mereka
seniman – seniman itu adalah manusia universil yang muncul dengan corak Indonesia.
Penjelasan :
Individualistis = bersifat menonjolkan individu / perse- orangan / penonjolan pribadi.
Ekspresionistis = mengandung curahan perasaan.
Realistis = bersifat relis / nyata.
Humanisme Universil = kata ini berasal dari kata ‘Humanity’ yang berarti kemanusiaan
maksudnya menolak penindasan dari suatu bangsa terhadap bangsa lain. Dia menginginkan
kebebasan dalam melahirkan isi hati / dalam mencipta.Janganlah seniman itu dijadikan alat
politik.Kemanusian atau kebebasan yang diinginkan bukan hanya untuk orang – orang Indonesia
namun untuk seluruh manusia yang ada di bawah kolong langit ini.Jadi humanisme universil
artinya kemanusiaan yang berlaku bagi seluruh dunia.
Nama – nama lain yang pernah diusulkan untuk nama Angkatan ’45 :
1) Angkatan Kemerdekaan
2) Angkatan Pembebasan
3) Angkatan Perang
4) Angkatan sesudah perang
5) Angkatan sesudah Pujangga Baru
6) Angkatan Khairil Anwar
7) Angkatan Gelanggang.
Tuhanku,
WajahMu membayang di kota terbakar
dan firmanMu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal
Anak menangis kehilangan bapa
Tanah sepi kehilangan lelakinya
Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia
Apabila malam turun nanti
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara
Waktu itu, Tuhanku,
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku menusukkan sangkurku
Malam dan wajahku
adalah satu warna
Dosa dan nafasku
adalah satu udara.
Tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari
-biarpun bersama penyesalan-
Apa yang bisa diucapkan
oleh bibirku yang terjajah ?
Sementara kulihat kedua lengaMu yang capai
mendekap bumi yang mengkhianatiMu
Tuhanku
Erat-erat kugenggam senapanku
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku
***
Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling di jalan
Angin tergantung
terkecap pahitnya tembakau
bendungan keluh dan bencana
Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan
Dengan tujuh lubang pelor
diketuk gerbang langit
dan menyala mentari muda
melepas kesumatnya
Gadis berjalan di subuh merah
dengan sayur-mayur di punggung
melihatnya pertama
Ia beri jeritan manis
dan duka daun wortel
Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan
Orang-orang kampung mengenalnya
anak janda berambut ombak
ditimba air bergantang-gantang
disiram atas tubuhnya
Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan
Lewat gardu Belanda dengan berani
berlindung warna malam
sendiri masuk kota
ingin ikut ngubur ibunya
GUGUR
Oleh :
W.S. Rendra
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Tiada kuasa lagi menegak
Telah ia lepaskan dengan gemilang
pelor terakhir dari bedilnya
Ke dada musuh yang merebut kotanya
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Ia sudah tua
luka-luka di badannya
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Belumlagi selusin tindak
mautpun menghadangnya.
Ketika anaknya memegang tangannya
ia berkata :
" Yang berasal dari tanah
kembali rebah pada tanah.
Dan aku pun berasal dari tanah
tanah Ambarawa yang kucinta
Kita bukanlah anak jadah
Kerna kita punya bumi kecintaan.
Bumi yang menyusui kita
dengan mata airnya.
Bumi kita adalah tempat pautan yang sah.
Bumi kita adalah kehormatan.
Bumi kita adalah juwa dari jiwa.
Ia adalah bumi nenek moyang.
Ia adalah bumi waris yang sekarang.
Ia adalah bumi waris yang akan datang."
Hari pun berangkat malam
Bumi berpeluh dan terbakar
Kerna api menyala di kota Ambarawa
RENDRA
( pejambon - jakarta, 27 april 1978 )
****
kita bertanya :
kenapa maksud baik tidak selalu berguna
kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga
orang berkata : "kami ada maksud baik"
dan kita bertanya : "maksud baik untuk siapa ?"
ya !
ada yang jaya, ada yang terhina
ada yang bersenjata, ada yang terluka
ada yang duduk, ada yang diduduki
ada yang berlimpah, ada yang terkuras
dan kita disini bertanya :
"maksud baik saudara untuk siapa ?
saudara berdiri di pihak yang mana ?"
RENDRA
( jakarta, 1 desember 1977 )
*****
matahari terbit
fajar tiba
dan aku melihat delapan juta kanak - kanak
tanpa pendidikan
aku bertanya
tetapi pertanyaan - pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
dan papantulis - papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan
menghisap udara
yang disemprot deodorant
aku melihat sarjana - sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiunan
dan di langit
para teknokrat berkata :
inilah sajakku
pamplet masa darurat
apakah artinya kesenian
bila terpisah dari derita lingkungan
apakah artinya berpikir
bila terpisah dari masalah kehidupan
RENDRA
( itb bandung - 19 agustus 1978 )
******