Anda di halaman 1dari 15

MEDIA MENGAJAR

CERDAS BERBAHASA
DAN BERSASTRA
INDONESIA
Kelompok Peminatan

Untuk SMA/MA Kelas XI


BAB
MENGIKUTI PERJALANAN
5 SEJARAH SASTRA INDONESIA

Sumber : pixabay.com, Public Domain


PERIODISASI SASTRA INDONESIA
Periodisasi sastra adalah pembabakan waktu tentang
perkembangan sastra yang ditandai dengan ciri-ciri tertentu .
Selain itu, dikenal pula istilah angkatan sastra, yakni penamaan
untuk sekelompok sastrawan berdasarkan zamannya. Setiap
angkatan dalam suatu periodisasi memiliki ciri-ciri tersendiri,
baik dalam hal genre, isi, maupun aspek-aspek lainnya.
PEMBAGIAN PERIODISASI SASTRA

1. Angkatan 2. Angkatan
3. Angkatan 4. Angkatan
Pujangga Sastra Melayu
Balai Pustaka Pujangga Baru
Lama Lama

5. Angkatan 6. Angkatan 7. Angkatan 8. Angkatan


1945 1950 1966 1980

9. Angkatan 10. Angkatan


Reformasi 2000-an
ANGKATAN PUJANGGA LAMA

Latar Belakang

• Pujangga Lama disebut pula dengan sastra klasik atau sastra tradisional,
yakni karya sastra yang tercipta dan berkembang sebelum
masyarakatnya mengenal budaya tulis-menulis

Ciri-ciri

• Penyebaran karya sastra dilakukan secara lisan


• Nama pencipta karya sastra sudah tidak diketahui

Jenis Karya

• Mantra, pantun, gurindam, fabel, legenda, cerita pelipur lara, dan cerita
jenaka
ANGKATAN SASTRA MELAYU LAMA
Latar Belakang
• Angkatan Sastra Melayu Lama berkembang setelah masyarakatnya
mengenal peradaban tulis-menulis, terutama karena pengaruh agama
Hindu dan Islam

Ciri-ciri
• Karya-karyanya tidak sedikit pula yang berbentuk tulisan
• Nama pujangga (sastrawan) juga mulai dikenal
• Ditandai dengan penggunaan ungkapan-ungkapan klise
• Jumlah kosakata yang digunakan dalam karya sastra Melayu lama masih
terbatas

Genre Karya
• Hikayat tentang Nabi Muhammad beserta keluarganya
• Hikayat pahlawan-pahlawan Islam
• Cerita tentang ajaran dan kepercayaan Islam
• Cerita fiktif
• Cerita mistik atau tasawuf
ANGKATAN BALAI PUSTAKA
Latar Belakang
• Karya sastra Angkatan Balai Pustaka lahir pada periode tahun 1920-an.
Disebut Angkatan Balai Pustaka karena karya-karyanya banyak yang
diterbitkan oleh penerbit Balai Pustaka
• Peran Balai Pustaka dalam memajukan perkembangan sastra Indonesia
sangat besar

Ciri-ciri
• Temanya tentang kehidupan masyarakat sehari-hari (masyarakat sentris),
misalnya, tentang adat, pekerjaan, dan persoalan rumah tangga.
• Telah mendapat pengaruh dari kesusastraan Barat. Hal tersebut tampak pada
tema dan tokoh-tokohnya.
• Semua novel pada periode ini pengarangnya dinyatakan dengan jelas

Contoh Karya
• Novel Azab dan Sengsara karya Merari Siregar
• Novel Salah Asuhan karya Abdul Muis
• Novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli
• Novel Asmara Djaya karya Adinegoro
ANGKATAN PUJANGGA BARU
Latar Belakang
• Angkatan Pujangga Baru lahir sekitar tahun ‘30–40-an. Nama tersebut
diambil dari majalah sastra yang berjudul Pujangga Baroe yang terbit
pada tahun 1933
• Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang
dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa
tersebut

Ciri-ciri
• Karya-karya pada periode ini mulai memancarkan jiwa yang dinamis,
individualistis, dan tidak lagi mempersoalkan tradisi sebagai tema
sentralnya
• Semangat nasionalisme sudah semakin tinggi sehingga isu-isu yang
diangkat dalam karya pada masa ini tidak lagi kental dengan warna
kedaerahan

Contoh Karya
• Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah karya Hamka
• Novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisjahbana
• Kumpulan sajak Gamelan Djiwa karya Armijn Pane
ANGKATAN ‘45
Latar Belakang
• Periode ‘45 disebut juga sebagai Angkatan Chairil anwar karena
perjuangan beliau yang sangat besar dalam melahirkan angkatan ini
• Angkatan ‘45 disebut juga Angkatan Kemerdekaan karena dilahirkan saat
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya

Ciri-ciri
• Bertema tentang perjuangan merebut kemerdekaan
• Bentuk prosa dan puisi lebih bebas
• Dalam hal penyajian, lebih mementingkan isi daripada keindahan bahasa
• Realistis (berguna untuk masyarakat)

Contoh Karya
• Kerikil Tajam karya Chairil Anwar
• Tiga Menguak Takdir karya Asrul Sani, Rivai apin, dan Chairil Anwar
• Atheis karya Achdiat K. Mihardja
• Suling (drama) karya Utuy Tatang sontani
ANGKATAN ‘50

Latar Belakang
• Angkatan ini dikenal sebagai periode krisis sastra Indonesia
• Pada masa ini pula, dunia sastra mengalami masa-masa suram, yakni dengan
kuatnya pengaruh-pengaruh partai politik ke dalamnya
• Angkatan ‘50 ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan H.B. Jassin

Ciri-ciri
• Pada angkatan ini yang lebih banyak berkembang adalah karya-karya sastra
majalah, seperti cerpen dan puisi-puisi balada
• Tema-tema sastra banyak disusupi ideologi-ideologi tertentu

Contoh Karya
• Puisi “Balada Terbunuhnya Atmo Karpo” karya W.S. Rendra
• Novel Keluarga Geriliya karya Pramoedya Ananta Toer
• Novel Jalan Tak ada Ujung karya Mochtar Lubis
• Surat Kertas Hijau: kumpulan sajak karya Sitor Situmorang
ANGKATAN ‘66
Latar Belakang
• Nama Angkatan ’66 dicetuskan oleh H.B. Jassin melalui bukunya yang
berjudul Angkatan ‘66
• Munculnya Angkatan ‘66 dilatarbelakangi oleh maraknya penyelewengan
kekuasaan oleh para pemimpin, korupsi merajalela, serta penangkapan
terhadap orang-orang yang menentang pemerintahan

Ciri-ciri
• Karya sastra yang lahir pada periode ini lebih banyak yang berwarna
protes terhadap keadaan sosial dan politik pemerintah pada masa itu

Contoh Karya
• “Malu Aku Jadi Orang Indonesia” karya Taufik Ismail
• “Dukamu Abadi” karya Sapardi Djoko Damono
• Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya
• Ziarah karya Iwan Simatupang
ANGKATAN ’70-an
Latar Belakang
• Sekitar tahun ‘70-an, muncul karya-karya sastra yang lain dari karya
sebelumnya
• Kebanyakan karya tersebut tidak menekankan kepada makna kata
• Para kritikus menggolongkan karya-karya tersebut ke dalam jenis karya
sastra kontemporer yang kemunculannya dipelopori oleh Sutardji
Calzoum Bachri

Ciri-ciri
• Munculnya karya sastra, seperti puisi yang bersifat kontemporer
• Semangat avant-garde dalam puisi-puisi pada angkatan ini sangat
menonjol
• Genre prosa banyak yang menyuarakan sastra daerah

Contoh Karya
• Puisi “Tragedi Winka dan Sihka” karya Sutardji Calzoum Bachri
• Novel Upacara karya Korrie Layun
• Makrifat Daun, Daun Makrifat karya Kuntowijiyo
• Cerpen “Suluk Awang-Awang” karya Kuntowijiyo
ANGKATAN ’80-an

Latar Belakang
• Memasuki dasawarsa pertama 1980-an, suara lokal dalam sastra Indonesia masih
berkutat pada persoalan nilai tradisional dan modern
• Karya sastra pada kurun waktu setelah tahun 1980 ditandai pula dengan
munculnya sastrawan wanita yang menonjol

Ciri-ciri
• Tema karya masih berkutat pada persoalan ritual, agama, dan kekerabatan
• Banyaknya roman bertemakan percintaan
• Tumbuh sastra beraliran pop remaja
• Karya sastra tersebar luas di berbagai majalah dan penerbitan umum

Contoh Karya
• Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari
• Bako karya Darman Moenir
• Serial Lupus karya Hilman
ANGKATAN REFORMASI
Latar Belakang
• Angkatan Reformasi muncul bersamaan dengan peristiwa reformasi
tahun 1998
• Angkatan ini ditandai dengan maraknya karya sastra berupa puisi,
cerpen, dan novel yang bertema sosial politik, khususnya seputar
reformasi
• Proses reformasi banyak melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra

Ciri-ciri
• Tema sosial politik mendominasi karya sastra baik berupa puisi, cerpen,
maupun novel

Sastrawan
• Sutardji Calzoum Bachri
• Ahmadun Yosi Herfanda
• Asep Zamzam Noer
ANGKATAN 2000
Latar Belakang
• Angkatan 2000 ditandai oleh karya-karya yang cenderung berani dan
vulgar
• Sebagai perlawanan atas maraknya karya-karya yang vulgar dan novel-
novel yang serba bebas ala remaja Amerika, pada angkatan ini juga
bermunculan fiksi-fiksi islami
• Dua kelompok main stream sastra yang berbeda ideologi itu seakan
berebut pembaca dan pengaruh terhadap perkembangan sastra Indonesia
kontemporer
Ciri-ciri
• Tema seputar remaja dan yang bersifat islami cukup mendominasi

Contoh Karya
• Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi
• Sang Pemimpi karya Andrea Hirata
• Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman el Shirazy
• Saman karya Ayu Utami

Anda mungkin juga menyukai