CERDAS BERBAHASA
DAN BERSASTRA
INDONESIA
Kelompok Peminatan
1. Angkatan 2. Angkatan
3. Angkatan 4. Angkatan
Pujangga Sastra Melayu
Balai Pustaka Pujangga Baru
Lama Lama
Latar Belakang
• Pujangga Lama disebut pula dengan sastra klasik atau sastra tradisional,
yakni karya sastra yang tercipta dan berkembang sebelum
masyarakatnya mengenal budaya tulis-menulis
Ciri-ciri
Jenis Karya
• Mantra, pantun, gurindam, fabel, legenda, cerita pelipur lara, dan cerita
jenaka
ANGKATAN SASTRA MELAYU LAMA
Latar Belakang
• Angkatan Sastra Melayu Lama berkembang setelah masyarakatnya
mengenal peradaban tulis-menulis, terutama karena pengaruh agama
Hindu dan Islam
Ciri-ciri
• Karya-karyanya tidak sedikit pula yang berbentuk tulisan
• Nama pujangga (sastrawan) juga mulai dikenal
• Ditandai dengan penggunaan ungkapan-ungkapan klise
• Jumlah kosakata yang digunakan dalam karya sastra Melayu lama masih
terbatas
Genre Karya
• Hikayat tentang Nabi Muhammad beserta keluarganya
• Hikayat pahlawan-pahlawan Islam
• Cerita tentang ajaran dan kepercayaan Islam
• Cerita fiktif
• Cerita mistik atau tasawuf
ANGKATAN BALAI PUSTAKA
Latar Belakang
• Karya sastra Angkatan Balai Pustaka lahir pada periode tahun 1920-an.
Disebut Angkatan Balai Pustaka karena karya-karyanya banyak yang
diterbitkan oleh penerbit Balai Pustaka
• Peran Balai Pustaka dalam memajukan perkembangan sastra Indonesia
sangat besar
Ciri-ciri
• Temanya tentang kehidupan masyarakat sehari-hari (masyarakat sentris),
misalnya, tentang adat, pekerjaan, dan persoalan rumah tangga.
• Telah mendapat pengaruh dari kesusastraan Barat. Hal tersebut tampak pada
tema dan tokoh-tokohnya.
• Semua novel pada periode ini pengarangnya dinyatakan dengan jelas
Contoh Karya
• Novel Azab dan Sengsara karya Merari Siregar
• Novel Salah Asuhan karya Abdul Muis
• Novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli
• Novel Asmara Djaya karya Adinegoro
ANGKATAN PUJANGGA BARU
Latar Belakang
• Angkatan Pujangga Baru lahir sekitar tahun ‘30–40-an. Nama tersebut
diambil dari majalah sastra yang berjudul Pujangga Baroe yang terbit
pada tahun 1933
• Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang
dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa
tersebut
Ciri-ciri
• Karya-karya pada periode ini mulai memancarkan jiwa yang dinamis,
individualistis, dan tidak lagi mempersoalkan tradisi sebagai tema
sentralnya
• Semangat nasionalisme sudah semakin tinggi sehingga isu-isu yang
diangkat dalam karya pada masa ini tidak lagi kental dengan warna
kedaerahan
Contoh Karya
• Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah karya Hamka
• Novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisjahbana
• Kumpulan sajak Gamelan Djiwa karya Armijn Pane
ANGKATAN ‘45
Latar Belakang
• Periode ‘45 disebut juga sebagai Angkatan Chairil anwar karena
perjuangan beliau yang sangat besar dalam melahirkan angkatan ini
• Angkatan ‘45 disebut juga Angkatan Kemerdekaan karena dilahirkan saat
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya
Ciri-ciri
• Bertema tentang perjuangan merebut kemerdekaan
• Bentuk prosa dan puisi lebih bebas
• Dalam hal penyajian, lebih mementingkan isi daripada keindahan bahasa
• Realistis (berguna untuk masyarakat)
Contoh Karya
• Kerikil Tajam karya Chairil Anwar
• Tiga Menguak Takdir karya Asrul Sani, Rivai apin, dan Chairil Anwar
• Atheis karya Achdiat K. Mihardja
• Suling (drama) karya Utuy Tatang sontani
ANGKATAN ‘50
Latar Belakang
• Angkatan ini dikenal sebagai periode krisis sastra Indonesia
• Pada masa ini pula, dunia sastra mengalami masa-masa suram, yakni dengan
kuatnya pengaruh-pengaruh partai politik ke dalamnya
• Angkatan ‘50 ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan H.B. Jassin
Ciri-ciri
• Pada angkatan ini yang lebih banyak berkembang adalah karya-karya sastra
majalah, seperti cerpen dan puisi-puisi balada
• Tema-tema sastra banyak disusupi ideologi-ideologi tertentu
Contoh Karya
• Puisi “Balada Terbunuhnya Atmo Karpo” karya W.S. Rendra
• Novel Keluarga Geriliya karya Pramoedya Ananta Toer
• Novel Jalan Tak ada Ujung karya Mochtar Lubis
• Surat Kertas Hijau: kumpulan sajak karya Sitor Situmorang
ANGKATAN ‘66
Latar Belakang
• Nama Angkatan ’66 dicetuskan oleh H.B. Jassin melalui bukunya yang
berjudul Angkatan ‘66
• Munculnya Angkatan ‘66 dilatarbelakangi oleh maraknya penyelewengan
kekuasaan oleh para pemimpin, korupsi merajalela, serta penangkapan
terhadap orang-orang yang menentang pemerintahan
Ciri-ciri
• Karya sastra yang lahir pada periode ini lebih banyak yang berwarna
protes terhadap keadaan sosial dan politik pemerintah pada masa itu
Contoh Karya
• “Malu Aku Jadi Orang Indonesia” karya Taufik Ismail
• “Dukamu Abadi” karya Sapardi Djoko Damono
• Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya
• Ziarah karya Iwan Simatupang
ANGKATAN ’70-an
Latar Belakang
• Sekitar tahun ‘70-an, muncul karya-karya sastra yang lain dari karya
sebelumnya
• Kebanyakan karya tersebut tidak menekankan kepada makna kata
• Para kritikus menggolongkan karya-karya tersebut ke dalam jenis karya
sastra kontemporer yang kemunculannya dipelopori oleh Sutardji
Calzoum Bachri
Ciri-ciri
• Munculnya karya sastra, seperti puisi yang bersifat kontemporer
• Semangat avant-garde dalam puisi-puisi pada angkatan ini sangat
menonjol
• Genre prosa banyak yang menyuarakan sastra daerah
Contoh Karya
• Puisi “Tragedi Winka dan Sihka” karya Sutardji Calzoum Bachri
• Novel Upacara karya Korrie Layun
• Makrifat Daun, Daun Makrifat karya Kuntowijiyo
• Cerpen “Suluk Awang-Awang” karya Kuntowijiyo
ANGKATAN ’80-an
Latar Belakang
• Memasuki dasawarsa pertama 1980-an, suara lokal dalam sastra Indonesia masih
berkutat pada persoalan nilai tradisional dan modern
• Karya sastra pada kurun waktu setelah tahun 1980 ditandai pula dengan
munculnya sastrawan wanita yang menonjol
Ciri-ciri
• Tema karya masih berkutat pada persoalan ritual, agama, dan kekerabatan
• Banyaknya roman bertemakan percintaan
• Tumbuh sastra beraliran pop remaja
• Karya sastra tersebar luas di berbagai majalah dan penerbitan umum
Contoh Karya
• Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari
• Bako karya Darman Moenir
• Serial Lupus karya Hilman
ANGKATAN REFORMASI
Latar Belakang
• Angkatan Reformasi muncul bersamaan dengan peristiwa reformasi
tahun 1998
• Angkatan ini ditandai dengan maraknya karya sastra berupa puisi,
cerpen, dan novel yang bertema sosial politik, khususnya seputar
reformasi
• Proses reformasi banyak melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra
Ciri-ciri
• Tema sosial politik mendominasi karya sastra baik berupa puisi, cerpen,
maupun novel
Sastrawan
• Sutardji Calzoum Bachri
• Ahmadun Yosi Herfanda
• Asep Zamzam Noer
ANGKATAN 2000
Latar Belakang
• Angkatan 2000 ditandai oleh karya-karya yang cenderung berani dan
vulgar
• Sebagai perlawanan atas maraknya karya-karya yang vulgar dan novel-
novel yang serba bebas ala remaja Amerika, pada angkatan ini juga
bermunculan fiksi-fiksi islami
• Dua kelompok main stream sastra yang berbeda ideologi itu seakan
berebut pembaca dan pengaruh terhadap perkembangan sastra Indonesia
kontemporer
Ciri-ciri
• Tema seputar remaja dan yang bersifat islami cukup mendominasi
Contoh Karya
• Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi
• Sang Pemimpi karya Andrea Hirata
• Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman el Shirazy
• Saman karya Ayu Utami