Anda di halaman 1dari 27

HASIL ANASLISIS TERHADAP PANCASILA

DARI BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

1. KADEK KARISMA DEWI : 2012011006 (14)


2. NI MADE DEWI AYU WIDAYANTI : 2012011049 (15)
3. KADEK DHIRAPRIYANI : 2012021031 (16)
4. SALSABILA LAHJI : 2012021096 (17)
5. NI PUTU EGIK YOGIANTARI : 2012021119 (18)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2020
KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Hasil Analisis
terhadap Pancasila dari berbagai Aspek Kehidupan” ini dengan baik.
            Selama proses pengerjaan dan penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai
hambatan dan rintangan. Akan tetapi bantuan, petunjuk, bimbingan serta masukan-masukan yang
berharga dari berbagai pihak akhirnya dapat membantu penulis untuk menyelesaikan makalah
ini.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna, hal itu dikarenakan terbatasnya
pengetahuan dan kuranganya sumber referensi yang didapatkan. Oleh karena itu saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya.
Dan penulis juga berharap semoga apa yang menjadi informasi penting dalam makalah
ini tidak hanya berguna bagi penulis melainkan untuk kita semua yang membacanya.

Singaraja, 21 Oktober 2020

`Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................2
C. TUJUAN.........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................3
1. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA...................................................................................3
A. Pengerian dan Makna Pancasila sebagai Dasar Negara......................................................................3
B. Fungsi-fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara...................................................................................3
2. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA............................................................................6
A. Pengertian Ideologi Pancasila.............................................................................................................6
B. Fungsi dan Kedudukan Pancasila........................................................................................................7
3. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT...............................................................................9
A. Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat...........................................................................................9
B. Kajian Pancasila sebagai Sistem Filsafat............................................................................................9
C. Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat................................10
D. Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat......................................................................11
4. PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA....................................................................................12
A. Pengertian Etika............................................................................................................................12
B. Aliran-Aliran Etika.......................................................................................................................13
C. Etika Pancasila..............................................................................................................................13
D. Esensi Dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika....................................................................14
5. PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN &
TEKNOLOGI (IPTEK)......................................................................................................................16
A. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik Pancasila dalam Pengembangan IPTEK...........................17
B. Esensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu dan Teknologi.......................................19
C. Urgensi Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu dan Teknologi..............................................20
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................21

ii
Kesimpulan............................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terombang-ambing
oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara, sudah barang tentu perlu memiliki dasar
negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan
rapuh.

Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang
memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan
identitas bangsa yang lebih bermartabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan
dapat memahami Pancasila sebagai Dasar Negara, Ideologi Negara, sebagai Sistem Filsafat,
Sistem Etika, serta sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Peran Pancasila sangatlah penting bagi kehidupan kita dan sudah sewajarnya nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila pun kita terapkan pada kehidupan sehari-hari kita. Tidak hanya itu
saja, Pancasila memiliki peran yang sangat penting di setiap aspeknya seperti, Pancasila sebagai
Dasar Negara, Pancasila sebagai Ideologi Negara, Pancasila sebagai Sistem Filsafat, Pancasila
sebagai Sistem Etika dan Pancasila sebagai Dasar Pengembangan IPTEK. Wajib bagi kita warga
negara Indonesia untuk mengamalkan sila-sila Pancasila. Nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan
sejak dini kepada para generasi muda, karena siapa lagi yang nantinya akan melanjutkan
perjuangan bangsa Indonesia kalau bukan generasi muda kita?

Dengan menerapkan secara nyata nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda maka akan
membawa bangsa ini menjadi salah satu negara terbaik di dunia. Keselarasan, keharmonisan,
keadilan serta kemajuan niscaya akan tercapai ketika Pancasila dimanfaatkan secara optimal
dalam membangun bangsa besar yang bersama Indonesia.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana analisis Pancasila sebagai dasar negara?
2. Bagaimana analisis Pancasila sebagai ideologi negara?
3. Bagaimana analisis Pancasila sebagai sistem filsafat?
4. Bagaimana analisis Pancasila sebagai sistem etika?
5. Bagaimana analisis Pancasila sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK)?

C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hasil analisis Pancasila sebagai dasar negara
2. Untuk mengetahui hasil analisis Pancasila sebagai ideologi negara
3. Untuk mengetahui hasil analisis Pancasila sebagai sistem filsafat
4. Untuk mengetahui hasil analisis Pancasila sebagai sistem etika
5. Untuk mengetahui hasil analisis Pancasila sebagai dasar pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA


A. Pengerian dan Makna Pancasila sebagai Dasar Negara
Nama Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu panca yang
berarti lima dan sila yang berarti prinsip atau asas. Hal itu berarti ada lima pedoman penting
rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Makna setiap sila dalam Pancasila sebagai dasar negara harus dipahami setiap warga
Indonesia. Tanpa memahami maknanya, Pancasila mungkin hanya dianggap sebagai slogan
semata. Makna Pancasila sebagai dasar negara menjadi landasan, fondasi utama, titik acuan
bangsa Indonesia dalam mengatur bangsa. Dengan begitu, dapat disimpulkan, penting untuk bisa
mengatur unsur-unsur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandaskan Pancasila.
Bahkan, saking pentingnya, pada 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Kelahiran Pancasila sesuai
keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016. Keputusan tersebut disampaikan Presiden Joko
Widodo pada 1 Juni 2016 di Gedung Merdeka, Bandung. Tanggal tersebut dipilih karena pada 1
Juni 1945, Presiden Soekarno menyampaikan pidato berjudul lahirnya Pancasila. Rumusan
pancasila yang dikemukakan Soekarno tersebut akhirnya dinyatakan sebagai dasar negara
Indonesia oleh BPUPKI.

B. Fungsi-fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara


Adapun fungsi-fungsi Pancasaila sebagai dasar negara juga sangat penting, yaitu sebagai
berikut :
1. Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia

Fungsi Pancasila sebagai dasar negara yang pertama, diartikan sebagai dasar falsafah atau
filosofi negara. Jadi, Pancasila dalam hal ini digunakan sebagai dasar untuk mengatur
pemerintahan negara. Dengan kata lain, Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan aparatur negara yang sesuai bunyi dan isi yang tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945.

3
2. Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Fungsi Pancasila yang kedua ialah sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia. Jadi,
Pancasila bisa berperan sebagai petunjuk hidup sehari-hari, yang juga merupakan satu kesatuan
yang tidak akan bisa dipisah-pisah antara satu dengan yang lain atau bersatu dalam satu negara,
yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

3. Kepribadian Bangsa Indonesia

Fungsi Pancasila yang ketiga ialah sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Hal tersebut
dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk sikap mental maupun tingkah laku. Sementara,
kepribadian yang dimaksudkan adalah ciri khas masyarakat bangsa Indonesia. Artinya, suatu
sikap mental dan tingkah laku yang mempunyai ciri khas tersendiri sehingga mampu dibedakan
dengan bangsa lainnya di seluruh dunia.

4. Jiwa Bangsa Indonesia

Fungsi Pancasila yang keempat adalah sebagai jiwa bangsa Indonesia. Pancasila
dijelaskan berdasarkan teori Von Savigny yang artinya adalah setiap bangsa mempunyai jiwanya
masing-masing, yang disebut dengan 'Volkgeist' yang berarti jiwa bangsa atau jiwa rakyat.
Pancasila merupakan jiwa bangsa yang lahir bersamaan dengan adanya atau terbentuknya bangsa
Indonesia, yaitu pada zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.

5. Sumber dari Segala Sumber Hukum

Fungsi Pancasila yang kelima adalah sebagai sumber dari segala hukum. Pancasila
merupakan sumber hukum bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sumber hukum
Indonesia ini bermakna sebagai pandangan hidup, kesadaran, dan cita-cita hukum beserta cita-
cita moral yang meliputi suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia.

Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan


bangsa atau negara, perikemanusiaan, keadilan sosial, dan perdamaian nasional yang merupakan
hak dan kewajiban warga negara. Cita-cita hukum atau politik ialah tentang sifat, bentuk, dan
tujuan Negara Indonesia. Dan terakhir, cita-cita moral adalah hukum tentang kehidupan rakyat
yang terkait dengan keagamaan dan kemasyarakatan.

4
6. Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia

Fungsi Pancasila yang keenam ialah sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia.
Perjanjian luhur di sini menyangkut kesepakatan yang telah dibuat saat memproklamasikan
kemerdekaan Bangsa Indonesia bersama sama para pendiri bangsa. Bangsa Indonesia
memutuskan untuk merdeka menjadi sebuah negara pada 17 Agustus 1945. Sehari kemudian,
tepatnya pada 18 Agustus 1945, disahkan pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar
1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

7. Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa

Fungsi Pancasila yang ketujuh adalah sebagai falsafah hidup yang mempersatukan
bangsa. Indonesia negara yang kaya akan budaya dan etnis yang berbeda. Pancasila di sini
merupakan sarana atau alat yang sangat ampuh untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang
memiliki masyarakat majemuk dan multikultural. Pancasila merupakan falsafah hidup dan
kepribadian bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma luhur serta
diyakini paling benar, adil, bijaksana, dan tepat bagi Bangsa Indonesia untuk bisa menyatukan
seluruh rakyat Indonesia.

8. Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia

Fungsi Pancasila yang kedelapan adalah sebagai cita cita dan tujuan bangsa Indonesia.
Cita-cita luhur Bangsa Indonesia tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan media penuangan jiwa proklamasi, yaitu
jiwa Pancasila yang tertulis di dalamnya. Jadi, Pancasila dapat dikatakan sebagai cita-cita dan
tujuan bangsa Indonesia. Cita-cita luhur inilah yang kelak akan dicapai oleh Bangsa Indonesia.

9. Ideologi Bangsa Indonesia

Fungsi Pancasila yang kesembilan adalah sebagai ideologi Bangsa Indonesia. Pancasila
sebagai ideologi negara berisi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, yang menjadi
cita-cita normatif dalam proses penyelenggaraan negara. Secara lebih luas, pengertian Pancasila
sebagai ideologi negara dapat diartikan sebagai visi atau arah penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dengan terwujudnya suatu kehidupan yang menjunjung

5
tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan, dan menjunjung
tinggi nilai keadilan, termasuk keadilan social.

2. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA


A. Pengertian Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila adalah ideologi yang digunakan oleh Negara Indonesia Kesatuan
Republik Indonesia. Hal ini berarti bahwa semua nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia.
Ideologi merupakan gabungan dari bahasa Yunani “ideos” dan “logos” yang berarti
tujuan, cita-cita, sudut pandang, pemikiran dan pengetahuan. Ideologi merupakan seperangkat
ide atau keyakinan yang menentukan cara pandang seseorang untuk mencapai tujuan dengan
berdasar kepada pengetahuan. Sehingga negara yang memiliki ideologi pancasila juga memiliki
sebuah dasar negara yang berdasarkan pancasila. Dasar negara menjadi sebuah tatanan untuk
mengatur penyelenggaraan negara serta menjadi pedoman hidup bernegara.
Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa Indonesia juga memiliki makna sebagai berikut :

 Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi cita-cita yang hendak dicapai
menjadi pedoman hidup dalam penyelenggaraan bernegara.
 Pancasila disepakati bersama dan digunakan sebagai prinsip yang dipegang teguh dan
menjadi sarana pemersatu bangsa Indonesia.

Kedua makna di atas menunjukkan bahwa pancasila menjadi fundamental dalam kehidupan
bernegara di Indonesia. Apabila sebuah wilayah di Indonesia memiliki kebijakan tanpa
berlandaskan pancasila maka secara otomatis aturan tersebut tidak berlaku.

Pancasila memiliki lima sila yang memiliki nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,


Kerakyatan dan Keadilan. Nilai-nilai ini menjadi dasar untuk hidup berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai tersebut adalah nilai yang bersifat objektif dan yang bersifat subjektif.

Objektif
Nilai-nilai pancasila memiliki sifat objektif yang berarti :
1. Rumusan dari sila Pancasila memiliki makna yang paling dalam.

6
2. Pancasila yang terdapat pada pembukaan UUD 1945 sebagai kaidah pokok yang
mendasar
3. Nilai-nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia

Subjektif
Nilai-nilai pancasila bersifat subjektif yang berarti keberadaan nilai pancasila bergantung pada
bangsa Indonesia sendiri. Hal tersebut dikarenakan :
1. Nilai-nilai Pancasila muncul dari bangsa Indonesia.
2. Terdapat nilai-nilai kerohanian yang terkandung di dalam pancasila.
3. Menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila berasal dan tumbuh serta berkembang dari budaya bangsa Indonesia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila digunakan sebagai ideologi nasional bangsa
Indonesia. Adapun faktor-faktor yang mendasari Pancasila dipilih sebagai Ideologi yaitu :

1. Pancasila merupakan Ide ide para pahlawan bangsa


2. Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hokum
3. Pancasila merupakan aturan paling umum pada bangsa Indonesia

B. Fungsi dan Kedudukan Pancasila


Beberapa fungsi dan kedudukan Pancasila bagi negara kesatuan Republik Indonesia yaitu
sebagai berikut:

1. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia


Sebagai nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat bangsa Indonesia melalui penjabaran
instrumental sebagai acuan hidup yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai serta
sesuai dengan napas jiwa bangsa Indonesia dan karena Pancasila lahir bersama dengan
lahirnya bangsa Indonesia.
2. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

7
Merupakan bentuk peran dalam menunjukan adanya kepribadian bangsa Indonesia yang
dapat di bedakan dengan bangsa lain yaitu sikap mental, tingkah laku, dan amal
perbuatan bangsa Indonesia

3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia


Merupakan kristalisasi pengalaman hidup dalam sejarah bangsa Indonesia yang telah
membentuk sikap, watak, perilaku, tata nilai norma, dan etika yang telah melahirkan
pandangan hidup
4. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
 Untuk mengatur tatanan kehidupan bangsa Indonesia dan negara Indonesia, yang
mengatur semua pelaksanaan sistem ketatanegaraan Indonesia sesuai Pancasila
5. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum bagi negara Republik
Indonesia
Sebagai segala sumber hukum di negara Indonesia karena segala kehidupan negara
Indonesia berdasarkan pancasila, juga harus berlandaskan hukum. Semua Tindakan
kekuasaan dalam masyarakat harus berlandaskan hukum
6. Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan
negara
Karena pada waktu mendirikan negara Pancasila adalah perjanjian luhur yang disepakati
oleh para pendiri negara untuk dilaksanakan, pelihara, dan dilestarikan
7. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
Dalam Pancasila mengandung cita-cita dan tujuan negara Indonesia yang menjadikan
Pancasila sebagai patokan atau landasan pemersatu bangsa.

8
3. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
A. Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Beberapa pengertian filsafat berdasarkan watak dan fungsinya sebagaimana yang
dikemukakan Titus, Smith & Nolan sebagai berikut:
1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang
biasanya diterima secara tidak kritis. (arti informal)
2) Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang
sangat dijunjung tinggi. (arti formal)
3) Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. (arti komprehensif)
4) Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep.
(arti analisis linguistik)
5) Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat perhatian manusia dan
dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. (arti aktual-fundamental)

B. Kajian Pancasila sebagai Sistem Filsafat


1. Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Genetivus Subjectivus
Pancasila sebagai genetivus-objektivus, artinya nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai
objek yang dicari landasan filosofisnya berdasarkan sistem-sistem dan cabang-cabang filsafat
yang berkembang di Barat. Pancasila sebagai genetivus-subjectivus, artinya nilai-nilai Pancasila
dipergunakan untuk mengkritisi berbagai aliran filsafat yang berkembang, baik untuk
menemukan hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila maupun untuk melihat nilai-nilai
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

9
2. Landasan Ontologis Filsafat Pancasila
Landasan ontologis Pancasila artinya sebuah pemikiran filosofis atas hakikat dan raison
d’etre sila-sila Pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman
atas hakikat sila-sila Pancasila itu diperlukan sebagai bentuk pengakuan atas modus eksistensi
bangsa Indonesia.

3. Landasan Epistemologis Filsafat PancasilaLandasan epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai


Pancasila digali dari pengalaman (empiris) bangsa Indonesia, kemudian disintesiskan menjadi
sebuah pandangan yang komprehensif tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

4. Landasan Aksiologis Pancasila


Landasan aksiologis Pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila.

C. Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat


1. Sumber Historis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pada 12 Agustus 1928, Soekarno pernah menulis di Suluh Indonesia yang menyebutkan
bahwa nasionalisme adalah nasionalisme yang membuat manusia menjadi perkakasnya Tuhan
dan membuat manusia hidup dalam roh. Pembahasan sila-sila Pancasila sebagai sistem filsafat
dapat ditelusuri dalam sejarah masyarakat Indonesia.

2. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Sistem Filsafat


Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem filsafat dapat diklasifikasikan ke dalam 2
kelompok, yaitu:
a. Kelompok pertama memahami sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem filsafat dalam
pandangan hidup atau kearifan lokal yang memperlihatkan unsur-unsur filosofis
Pancasila itu masih berbentuk pedoman hidup yang bersifat praktis dalam berbagai aspek
kehidupan.
b. Kelompok kedua, yaitu masyarakat ilmiah-akademis yang memahami Pancasila sebagai
sistem filsafat dengan teori-teori yang bersifat akademis.

10
3. Sumber Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pada awalnya, Pancasila merupakan konsensus politik yang kemudian berkembang


menjadi sistem filsafat. Sumber politis Pancasila sebagai sistem filsafat dapat diklasifikasikan ke
dalam dua kelompok, yaitu:

a. Kelompok pertama, meliputi wacana politis tentang Pancasila sebagai sistem filsafat pada
sidang BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum Soekarno antara tahun 1958 dan 1959,
tentang pembahasan sila-sila Pancasila secara filosofis.
b. Kelompok kedua, mencakup berbagai argumen politis tentang Pancasila sebagai sistem
filsafat yang disuarakan kembali di era reformasi dalam pidato politik Habibie 1 Juni
2011. Sumber politis Pancasila sebagai sistem filsafat berlaku juga atas kesepakatan
penggunaan simbol dalam kehidupan bernegara.

D. Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat


1. Esensi (hakikat) Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Hakikat (esensi) Pancasila sebagai sistem filsafat terletak pada hal-hal sebagai berikut:

1) Pertama; hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan
sebagai prinsip utama dalam kehidupan semua makhl
2) Kedua; hakikat sila kemanusiaan adalah manusia monopluralis, yang terdiri atas 3
monodualis, yaitu susunan kodrat (jiwa, raga), sifat kodrat (makhluk individu, sosial),
kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang otonom dan makhluk Tuhan).
3) Ketiga, hakikat sila persatuan terkait dengan semangat kebangsaan. Rasa kebangsaan
terwujud dalam bentuk cinta tanah air, yang dibedakan ke dalam 3 jenis, yaitu tanah air
real, tanah air formal, dan tanah air mental. Tanah air real adalah bumi tempat orang
dilahirkan dan dibesarkan, bersuka, dan berduka, yang dialami secara fisik sehari-hari.
Tanah air formal adalah negara bangsa yang berundang-undang dasar. Tanah air mental
bukan bersifat territorial karena tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, melainkan imajinasi
yang dibentuk dan dibina oleh ideologi atau seperangkat gagasan vital
4) Keempat, hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah.

11
5) Kelima, hakikat sila keadilan terwujud dalam tiga aspek, yaitu keadilan distributif, legal,
dan komutatif. Keadilan distributif adalah keadilan bersifat membagi dari negara kepada
warga negara. Keadilan legal adalah kewajiban warga negara terhadap negara atau
dinamakan keadilan bertaat. Keadilan komutatif adalah keadilan antara sesama warga
negara.

4. PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA


A. Pengertian Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “ethos” yang berarti watak atau
kebiasaan. Etika berkaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah, betul dan tidak, bohong dan
jujur. Etika seorang manusia dinilai dari interaksi manusia itu dengan lingkungannya.

Etika merupakan  hal yang sangat diperlukan dalam menjalankan kehidupan berbangsa
dan bernegara, karena dengan memiliki etika maka kita mampu menjalankan kehidupan
bernegara dengan baik sebagai masyarakat yang mempunyai  perilaku yang  baik, kebiasaan
hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Dalam artian
ini, etika sama maknanya dengan moral.

Etika juga merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan
mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap
yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). 

Namun, tahukah Anda bahwa dalam bahasa pergaulan orang acap kali
mencampuradukkan istilah “etika” dan “etiket”? Padahal, keduanya mengandung perbedaan
makna yang hakiki. Etika berarti moral, sedangkan etiket lebih mengacu pada pengertian sopan
santun, adat istiadat. Jika dilihat dari asal usul katanya, etika berasal dari kata “ethos”, sedangkan
etiket berasal dari kata “etiquette”. Keduanya memang mengatur perilaku manusia secara
normatif. Tetapi Etika lebih mengacu ke filsafat moral yang merupakan kajian kritis tentang baik
dan buruk, sedangkan etiket mengacu kepada cara yang tepat, yang diharapkan, serta ditentukan

12
dalam suatu komunitas tertentu. Contoh, mencuri termasuk pelanggaran moral, tidak penting
apakah dia mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri. Etiket, misalnya terkait dengan tata
cara berpeilaku dalam pergaulan, seperti makan dengan tangan kanan dianggap lebih sopan atau
beretiket (Bertens,1997:9).

Etika Pancasila tidak memposisikan secara berbeda atau bertentangan dengan aliran-
aliran besar etika yang mendasarkan pada kewajiban, tujuan tindakan dan pengembangan
karakter moral, namun justru merangkum aliran-aliran besar tersebut. Di dalam etika Pancasila
terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai
tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupannya. Pentingnya
pancasia sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu normatif untuk
mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Dengan
demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara, seperti korupsi (penyalahgunaan kekuasaan)
dapat diminimalkan.

B. Aliran-Aliran Etika
Terdapat 3 aliran/teori besar dalam etika, yaitu:

1. Deontologi : Tindakan seseorang baik atau buruk nya yang sesuai atau tidak sesuai dengan
kewajibannya. Pendekan ini sudah diterima dalam konteks agama, dan merupan salah satu teori
yang paling terpenting.

2. Teologi : sama dengan teori Deontologi tetapi teori ini dilihat berdasarkan tujuan atau akibat
dari perbuatan itu. Teori ini bersifat situasional, yg artinya tindakan yg dilihat dari situasi nya.
Contohnya, ada seorang Ayah mencuri uang untuk membeli obat anaknya yg sedang sakit.
Tindakan ini baik untuk moral dan kemanusian tetapi dari segi hukum tindakan ini melanggar
aturan. Teori teologi dibagi menjadi 2:

1) Egoisme etis

2) Utilitarianisme

13
3. Keutamaan : mempelajari sikap atau akhlak yang dimiliki seseorang. Etika ini tindak
memandang tindakan seseorang tetapi lebih memandang kearah karakter seseorang tersebut.
Contoh nya, Ketua osis harus bijak dalam mengambil keputusan di dalam organisasinya.

C. Etika Pancasila

Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk
mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh
karena itu, dalam etika Pancasila terkandung nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan, dan Keadalian. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia dalam
semua aspek kehidupannya.

Sila Ketuhanan mengandung dimensi moral berupa nilai spiritualitas. Sila Kemanusiaan
mengandung dimensi humanus. Sila Persatuan mengandung dimensi nilai solidaritas, rasa
kebersamaan (mitsein), cinta tanah air. Sila Kerakyatan mengandung dimensi nilai berupa sikap
menghargai orang lain, mau mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak
kepada orang lain. Sila Keadilan mengandung dimensi nilai mau peduli atas nasib orang lain,
kesedian membantu kesulitan orang lain. Etika Pancasila itu lebih dekat pada pengertian etika
keutamaan atau etika kebajikan, meskipun corak kedua mainstream yang lain, deontologi dan
teologis termuat pula didalamnya.

D. Esensi Dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika

Esensi adalah inti atau hakikat, bisa juga disebut sebagai hal yang pokok dari sesuatu.
Sedangkan Urgensi adalah keharusan yang mendesak atau hal yang sangat penting.

 Esensi Pancasila Sebagai Sistem Etika

Hakikat Pancasila sebagai sistem etika terletak pada hal-hal sebagai berikut:
1) Pertama, hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan
sebagai penjamin prinsip-prinsip moral.Artinya, setiap perilaku warga Negara harus
14
didasarkan atas nilai-nilai moral yang bersumber pada norma agama. Setiap prinsip moral
yang berlandaskan pada norma agama, maka prinsip tersebut memiliki kekuatan (force)
untuk dilaksanakan oleh pengikut-pengikutnya.               
2) Kedua, hakikat sila kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu tindakan manusia
yang mengandung implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan dengan actus
homini, yaitu tindakan manusia yang biasa.Tindakan kemanusiaan yang mengandung
implikasi moral diungkapkan dengan cara dan sikap yang adil dan beradab sehingga
menjamin tata pergaulan antar manusia dan antar makhluk yang bersendikan nilai-nilai
kemanusiaan yang tertinggi, yaitu kebajikan dan kearifan.
3) Ketiga, hakikat sila persatuan terletak pada kesediaan untuk hidup bersama sebagai warga
bangsa yang mementingkan masalah bangsa di atas kepentingan individu atau
kelompok.Sistem etika yang berlandaskan pada semangat kebersamaan, solidaritas social
akan melahirkan kekuatan untuk menghadapi penetrasi nilai yang bersifat memecah belah
bangsa.
4) Keempat, hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk
mufakat.Artinya, menghargai diri sendiri sama halnya dengan menghargai orang lain.
5) Kelima, hakikat sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan perwujudan
dari sistemetika yang tidak menekankan pada kewajiban semata (deontologis) atau
menekankan pada tujuan belaka (teleologis), tetapi lebih menonjolkan keutamaan (virtue
ethics) yang terkandung dalam nilai keadilan itu sendiri.

 Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika

Hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagai sistemetika meliputi
hal-hal sebagai berikut :

1) Pertama, meletakkan sila-sila Pancasila sebagai sistem etika berarti menempatkan


Pancasila sebagai sumber moral dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan, dan
keputusan yang diambil setiap warganegara.
2) Kedua, Pancasila sebagai sistemetika memberi guidance bagi setiap warga negara
sehingga memiliki orientasi yang jelas dalam tata pergaulan baik lokal, nasional,
regional, maupun internasional.

15
3) Ketiga, Pancasila sebagai sistemetika dapat menjadi dasar analisis bagi berbagai
kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara Negara sehingga tidak keluar dari semangat
Negara kebangsaan yang berjiwa Pancasilais.
4) Keempat, Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk menyaring pluralitas
nilai yang berkembang dalam  kehidupan masyarakat sebagai dampak globalisasi yang
memengaruhi pemikiran warganegara.

5. PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN &


TEKNOLOGI (IPTEK)

Dewasa ini, Pancasila merupakan pokok atau nilai dasar Negara Indonesia. Nilai-nilai
Pancasila ini juga tercantum di dalam UUD 1945, yang mana bersumber dari nilai falsafah dan
leluhur bangsa Indonesia. Pancasila telah disepakati menjadi suatu pandangan hidup bangsa oleh
masyarakat Indonesia sehingga segala prilaku kehidupan harus sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Sebagai ideologi bangsa Indonesia, di dalam Pancasila juga
mengandung nilai-nilai budaya dan agama dari bangsa Indonesia. Yang mana Pancasila
merupakan ideologi bangsa Indonesia diharapkan dapat mengontrol atau mengkoordinir
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini sudah mengalami
kemajuan yang sangat pesat sehingga berdampak ke peradaban manusia yang mengalami banyak
perubahan. Berbagai belahan di dunia sudah terasa sangat dekat dan tidak ada lagi jarak
penghalang dalam melakukan komunikasi. Berbagai macam teknologi canggih yang telah
diciptakan oleh manusia dengan tujuan mempermudah segala macam urusan dan pekerjaan
manusia. Pengembangan IPTEK tidak akan terlepas dari suatu ruang lingku budaya yang
berkembang di masyarakat. Dengan pengembangan IPTEK di lingkungan masyarakat maka
secara langsung akan menyentuh nilai-nilai ideologi bangsa Indonesia, yang mana di dalamnya
terdapat nilai agama dan budaya. Sehingga dalam pengembangan IPTEK ini harus
memperhatikan nilai-nilai agama dan budaya yang berkembangan agar nantinya tidak berdampak
buruk pada kehidupan masyarakat tersebut.

16
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan IPTEK dapat mengacu ke beberapa jenis
pemahaman, bahwa yang pertama setiap pengembangan IPTEK tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Kedua, perkembangan IPTEK di Indonesia harus
menyertai nilai Pancasila sebagai faktor internal dari pengembangan IPTEK tersebut. Ketiga,
nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif yang mengendalikan pengembangan
IPTEK agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia. Keempat,
perkembangan IPTEK harus berakar dari nilai budaya dan ideologi bangsa Indonesia.

Kehadiran perkembangan IPTEK di sekitar kita ibaratkan pisau bermata dua, di satu sisi
IPTEK memberikan kemudahan dalam urusan kehidupan manusia, tetapi di sisi lain
perkembangan IPTEK ini dapat membunuh, bahkan memusnahkan beradaban umat manusia.
Seperti contohnya perakitan bom, yang banyak digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab unruk menghancurkan kehidupan manusia. Maka dari itu Pancasila sangat di perlukan
sebagai dasar nilai perkembangan ilmu petengahuan dan teknologi (IPTEK).

Alasan dari pentingnya peran Pancasila sebagi dasar nilai perkembangan IPTEK, yaitu
Pertama terjadinya kerusakan lingkungan di sekitar, dengan dalih percepatan pembangunan dan
kesejahteraan masyarakat, tanpa memikirkan dampak yang akan ditimbulkan nantinya. Kedua,
penggunaan alat-alat teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia telah menggantikan peran
leluhur bangsa Indonesia sehingga saati ini masyarakat Indonesia memiliki sifat individualisme,
dehumanis, pragmatis, dan bahkan cenderung sekuler. Ketiga, tergantinya nilai-nilai kearifan
lokal di masyarakat Indonesi menjadi gaya hidup yang global dan modern.

A. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik Pancasila dalam Pengembangan IPTEK.


Sumber historis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia dapat
ditelusuri pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi:

”Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara

17
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, … dan seterusnya”.

Kata “mencerdaskan kehidupan bangsa” mengacu pada pengembangan IPTEK melalui


pendidikan. Amanat dalam Pembukaan UUD 1945 yang terkait dengan mencerdaskan kehidupan
bangsa itu haruslah berdasar pada nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, dan seterusnya, yakni
Pancasila. Proses mencerdaskan kehidupan bangsa yang terlepas dari nilai-nilai spiritualitas,
kemanusiaan, solidaritas kebangsaan, musyawarah, dan keadilan merupakan pencederaan
terhadap amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan dokumen sejarah
bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu belum banyak dibicarakan pada awal
kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal ini dapat dimaklumi, mengingat para pendiri negara yang
juga termasuk cerdik cendekia atau intelektual bangsa Indonesia pada masa itu mencurahkan
tenaga dan pemikirannya untuk membangun bangsa dan negara. Para intelektual merangkap
sebagai pejuang bangsa masih disibukkan pada upaya pembenahan dan penataan negara yang
baru saja terbebas dari penjajahan. Penjajahan tidak hanya menguras sumber daya alam negara
Indonesia, tetapi juga menjadikan bagian terbesar dari rakyat Indonesia berada dalam kemiskinan
dan kebodohan. Segelintir rakyat Indonesia yang mengenyam pendidikan di masa penjajahan
itulah yang menjadi pelopor bagi kebangkitan bangsa sehingga ketika negara Indonesia merdeka
diproklamirkan, mereka merasa perlu mencantumkan aspek kesejahteraan dan pendidikan ke
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi ”memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melindungi segenap tanah tumpah darah
Indonesia”. Sila-sila Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
jelas merupakan bagian dari amanat para pendiri negara untuk mengangkat, meningkatkan, dan
memajukan kesejahteraan bangsa dalam arti penguatan perekonomian bangsa dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia
agar setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Sebagai sumber sosiologi Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan IPTEK yang dapat
ditemukan dalam sikap masyarakat yang peka terhadap dimensi Ketuhanan dan Kemanusiaan
yang terjadi di dalam masyarakat. Misalnya dengan rencana dibangunnya pembangunan pusat
tenaga nuklir di Semenanjung Muria pada beberapa tahun yang lalu. Hal ini ditolak oleh

18
masyarakat karena didasarkan dengan kekhawatiran atas kemungkinan kebocoran Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir. Trauma nuklir berkaitan dengan keselamatan reaktor nuklir dan keluaran
limbah radioaktif yang termasuk ke dalam limbah beracun. Kedua isu tersebut memicu dampak
sosial sebagai akibat pembangunan PLTN, bukan hanya bersifat standar seperti terciptanya
kesempatan kerja, kesempatan berusaha, timbulnya gangguan kenyaman karena kemacetan lalu
lintas, bising, getaran, debu, melainkan juga dampak yang bersifat khusus, seperti rasa cemas,
khawatir dan takut yang besarnya tidak mudah dikuantifikasi. Dalam terminologi dampak sosial,
hal yang demikian itu dinamakan perceived impact, dampak yang dipersepsikan.

Sumber politis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan IPTEK dapat dilihat dari
berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara. Misalnya
kebijakan yang terjadi pada zaman orde lama yang menjadikan Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu, antara lain pada pidato Soekarno ketika menerima gelar Doctor Honoris
Causa di UGM pada tangga 19 September 1951. Dalam hal ini Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu secara eksplisit sudah ditemukan. Hal lain yang terjadi ketika Soekarno
berpidato pada Akademi Pembangunan Nasional Indonesia, 18 Maret 1962, di mana dalam
pidato tersebut mengkaitkan Pancasila, yang khususnya mengenai karakter, yaitu kepercayaan
yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Kemudian pada zaman orde baru Presiden Soeharto
menyinggung masalah Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, ketika memberikan
sambutan konggres Pengetahuan Nasional IV 18 September 1086, di mana hal itu menyebutkan
bahwa meskipun Pancasila diterapkan sebagai satu-satunya asas tunggal organisasi politik dan
kemasyarakatan tetapi penegasan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia
belum diungkapkan dengan jelas. Pada era reformasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan
Presiden BJ Habibie juga menyampaikan mengenai Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan
ilmu dalam berbagai kebijakan penyelenggara negara dengan upaya mengaktualisasikan
Pancasila dalam kehidupan . Sehingga penegasan secara politis Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan IPTEK lebih bersifat apologis karena hanya memberikan dorongan kepada kaum
intelektual untuk menjabarkan nilai-nilai Pancasila lebih lanjut.

19
B. Esensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu dan Teknologi
Hakikat Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan IPTEK dikemukankan oleh Prof.
Wahyudi Sediawan dalam Simposium dan sarasehan Pancasila sebagai Paradigma Ilmu
Pengetahuan dan Pembangunan Bangsa, sebagai berikut.

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan kesadaran bahwa manusia hidup di dunia
ibarat sedang menempuh ujian dan hasil ujian akan menentukan kehidupannya di akhirat nanti.
Salah satu ujiannya adalah manusia diperintahkan melakukan perbuatan untuk kebaikan, bukan
untuk membuat kerusakan di bumi.

Sila kedua, Kemanusia yang Adil dan Beradab memberikan arahan, baik bersifat universal
maupun khas terhadap ilmuwan dan ahli teknik di Indonesia. Asas kemanusiaan menghendaki
agar perlakuan terhadap manusia harus sesuai dengan kodratnya, yaitu memiliki keinginan,
seperti kecukupan materi, bersosialisai, eksistensinya dihargai, mengeluarkan pendapat, berperan
nyata dalam lingkungan, dan bekerja sesuai dengan kemampuan yang tinggi.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia memberikan landasan esensial bagi kelangsungan negara
Indonesia. Untuk itu. ilmuwan dan ahli teknik Indonesia perlu menjunjung tinggi asas Persatuan
Indonesia ini dalam tugas-tugas profesionalnya. Suatu pekerjaan atau tugas yang dikerjakan
bersama dengan semangat nasionalisme yang tinggi dapat menghasilkan produktivitas yang lebih
optimal.

Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan memberikan arahan asas kerakyatan, yang mengandung arti bahwa
pembentukan negara republik Indonesia ini adalah oleh dan untuk semua rakyat Indonesia. setiap
warga Negara mempunyai hal dan kewajiban yang sama terhadap negara.

Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia memberikan arahan agar selalu
diusahakan tidak terjadinya jurang kesejahteraan di antara bangsa Indonesia. Ilmuwan dan ahli
teknik yang mengelola industri perlu selalu mengembangkan sistem yang memajukan
perusahaan, sekaligus menjamin kesejahteraan karyawan.

20
C. Urgensi Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu dan Teknologi
Pentingnya peran Pancasila sebagai dasar pengembangan IPTEK adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan ilmu dan teknologi di Indonesia saat ini tidak berakar pada nilai-nilai
budaya bangsa Indonesia sehingga IPTEK yang dikembangkan sepenuhnya berorientasi
pada Barat (western oriented).
2. Perkembangan IPTEK di Indonesia lebih cenderung pada kebutuhan pasar sehingga
prodi-prodi yang “laku keras” di perguruan tinggi Indonesia adalah prodi-prodi yang
terserap oleh pasar (dunia industri).
3. Pengembangan IPTEK di Indonesia belum melibatkan masyarakat luas sehingga hanya
menyejahterakan kelompok elite yang mengembangkan ilmu tersebut (scientist oriented)

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari keseluruhan pembahasan diatas, dapat kita ketahui bahwa Pancasila merupakan
dasar negara Indonesia sebagai pedoman bagi segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila terdiri atas lima sila yang mengandung nilai-
nilai di dalamnya, nilai-nilai tersebut diwujudkan sebagai pengamalan dalam kehidupan
bermasyarakat.

Ideologi pancasila merupakan kumpulan nilai dan norma yang menjadi landasan
keyakinan dan cara berpikir untuk mencapai tujuan dengan berdasar kepada lima sila dalam
pancasila. Dengan tujuan dari Pancasila sebagai ideologi yaitu untuk mencapai tujuan tertentu,
mengatur penyelenggaraan negara, dan menjadi pedoman bagi setiap warga negara dalam
berperilaku, serta memiliki peran atau fungsi yang penting sebagai landasarn sebuah negara.

Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung pandangan nilai pemikiran yang saling
berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh. Pancasila juga memiliki ciri-ciri dan dan
landasan Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi yang saling berkaitan satu sama lain. Pancasila
juga berfungsi sebagai dasar negara Indonesia, pandangan hidup bangsa dan jiwa bangsa
21
Indonesia yang kini sudah mulai menurun. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat berperan
sebagai pedoman masyarakat dalam bertingkah laku.

Pancasila juga sangat diperlukan sebagai sistem etika untuk memberikan pedoman dan
arahan agar setiap tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia berpedoman pada sikap
moral yang berlandaskan Pancasila. Contohnya, dalam sila ketiga Pancasila yang berbunyi,
“Persatuan Indonesia”. Itu menunjukkan bahwa kehadiran kehadiran Pancasila untuk
mempersatukan bangsa ini sangatlah penting dan besar.

Peran Pancasila sangat penting sebagai dasar pengembangan ilmu dan teknologi
khususnya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila diharapkan
dapat menjadi dasar dan akar dalam pengembangan keilmuan yang sesuai dengan nilai-nilai
budaya yang dimiliki bangsa Indonesia sehingga pengembangn IPTEK tidak keluar dari nilai-
nilai luhur dan kebudayaan yang tertanam pada masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Yanzi, Hermi, Muhammad Mona Adha, Obby Taufik Hidayat, dan Devi Sutrisno Putri. 2019.
“Urgensi NIlai-Nilai Pancasila sebagai Dasar Pengembangan IPTEK untuk Merespon
Revolusi 4.0”

Dalam(http://repository.lppm.unila.ac.id/13309/1/SEMNAS%20PENDIDIKAN
%20FKIP%20UNILA%202019%20Hermi%20Yanzi.pdf) Diakses 19 Oktober 2020.

Setyorini, Ika. 2018. “Urgensi Penegasan Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan
IPTEK”

Dalam (https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/syariati/article/view/1178/668) Diakses 19


Oktober 2020.

https://www.slideshare.net/dayurikaperdana19/pancasila-sebagai-sistem-etika-180393609
Diakses 16 Oktober 2020

http://tugas-leonard.blogspot.com/2017/10/makalah-pendidikan-pancasila.html
Diakses 16 Oktober 2020

22
https://www.kompasiana.com/fika2801/5dec7d4b097f3646594d3de2/pancasila-sebagai-sistem-
etika?page=all
Diakses 16 Oktober 2020

https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/4833/mod_resource/content/1/BAB%20VI.pdf
Diakses pada 16 Oktober 2020

https://viapurwawisesasiregar.blogspot.com/2014/04/makalah-tentang-pancasila-sebagai_16.html
Diakses pada 16 Oktober 2020

https://saintif.com/ideologi-pancasila/
Diakses 18 Oktober 2020

https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila
Diakses 18 Oktober 2020

https://osf.io/yg8cd/download
Diakses 18 Oktober 2020

23

Anda mungkin juga menyukai