Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 5

1. TETRIA NOVIANTI
2. DEA PUSPITA SARI HAMIDI
3. ATHITANIA FIANDRI D
4. REVI MAYVIASANDI
5. DETI REFLIANI
6. ADITYA PUTRA PERDANA
METODE
STERILISASI
METODE STERILISASI

Steril adalah kondisi sediaan yang terbebas dari


partikel asing non self, tidak terdapat/tercemar
mikroorganisme serta memenuhi persyaratan yang
menyatakan sediaan tersebut steril. Sterilisasi adalah
proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam
hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri,
mycoplasma, virus) yang terdapat dalam suatu benda.
Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses
fisik dengan tujuan untuk membunuh atau
menghilangkan mikroorganisme.
Metode Pembuatan Sediaan Steril

1. Metode Sterilisasi Akhir


Metode sterilisasi akhir merupakan proses
sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan selesai
dikemas, untuk selanjutnya dilakukan sterilisasi.
Jenis metode sterilisasi yang sering digunakan adalah
metode sterilisasi panas lembab menggunakan
autoklaf, namun sterilisasi akhir dapat dilakukan
dengan berbagai metode (panas kering, filterisasi,
EM, pengion, gas, dsb). Hal ini tergantung
pertimbangan keefektifan, efisiensi, dan ketepatan
serta kesesuaian dengan zat-zat dalam sediaan.
2. Cara Aseptik
Cara aseptik bukan termasuk metode sterilisasi,
namun hanya dilakukan khusus untuk zat aktif
yang tidak tahan/rusak terhadap suhu tinggi.
Prinsip cara aseptis adalah cara kerja untuk
memperoleh sediaan steril dengan mencegah
kontaminasi jasad renik/partikel asing kedalam
sediaan.
Macam Macam Metode Sterilisasi
A. Sterilisasi Panas/thermal
Sterilisasi panas merupakan sterilisasi yang dianggap paling
efektif, tetapi kelemahannya tidak dapat diaplikasikan pada zat aktif
yang tidak tahan panas/rusak karna panas, sterilisasi panas dibagi
menjadi 2 :
 Sterilisasi Panas Lembab adalah sterilisasi dengan menggunakan
uap panas dibawah tekanan berlangsung didalam autoklaf, umumnya
dilakukan dalam uap jenuh dalam waktu 30 menit dengan suhu 115 C
- 116 C, lama dan suhu tergantung bahan yang disterilisasi.
 Sterilisasi Panas Kering adalah metode sterilisasi dengan
menggunakan oven pada suhu160-170 C selama 1-2 jam, umumnya
sterilisasi panas dilakukan pada jenis minyak, serbuk yang tidak
stabil terhadap uap air, dan alat-alat gelas ukur yang tidak digunakan
untuk pengukuran.
B. Sterilisasi Radiasi
Sterilisasi radiasi dibagi menjadi 2 :
 Radiasi elektromagnetik (EM) adalah sterilisasi menggunakan sinar ultraviolet
(UV). Sinar UV memotong DNA mikroorganisme sehingga ekspresi DNA tidak
terjadi. Keterbatasan sterilisasi ini hanya bisa bekerja pada permukaan, tidak bisa
menembuh bahan padat.
 Radiasi pengion adalah metode sterilisasi yang menggunakan sinar gamma
untuk merusak DNA mikroorganisme. Kelebihannya bisa menembus zat padat.

C. Sterilisasi Gas
Sterilisasi menggunakan gas etilen oksida mempunyai kelemahan yang mudah
terbakar, bersifat mutagenik dan toksik, sehingga dikhawatirkan terdapat residu
setelah sterilisasi. Pilihan sterilisasi dengan cara gas biasanya pilihan akhir bila zat
tidak tahan panas ataupun uap air.

D. Sterilisasi Filtrasi
Sterilisasi yang menggunakan alat khusus yang menggunakan penyaring/filter
matriks pori pori tertentu. Menggunakan pori-pori 10 nm untuk virus dan 0,22 nm
untuk bakteri.
Cara Sterilisasi

1. Terminal Sterlization (sterilisasi akhir).


Menurut PDA Technical Monograph dibagi menjadi
2, yaitu:
 Overkill Method, yaitu metode sterilisasi
menggunakan pemanasan dengan uap panas pada
suhu 121 C selama 15 menit. Penggunaan metode
ini biasanya dipilih untuk bahan-bahan yang tahan
panas seperti zat anorganik. Dasar pemilihan metode
ini adalah karenalebih efisien, cepat, dan aman.
 Bioburden Sterilitation merupakan suatu metode sterilisasi yang
dilakukan dengan monitoring terkontrol dan ketat terhadap beban
mikroba sekecil mungkin dibeberapa lokasi jalur produksi sebelum
menjalani proses sterilisasi lanjutan dengan tingkat sterilitas yang
dipersyaratkan SAL 10-6. Dalam metode ini digunakan suatu zat
yang dapat mengalami degradasi kandungan bila dipanaskan pada
suhu yang sangat tinggi. Sebagai contoh adalah penggunaan Dextrose
yang bila dipanaskan dapat menghasilkan senyawa Hidro Methyl
Furfural (HMF) yang merupakan suatu senyawa hepatotoksik.

2. Aseptic Processing merupakan metode pembuatan produk steril


menggunakan saringan dengan filter khusus untuk bahan obat steril
atau bahan baku steril yang diformulasi dan dimasukkan kedalam
kontainer steril dalamlingkungan terkontrol. Suplai udara, material,
peralatan, dan petugas telahterkontrol sedemikian hingga
kontaminasi mikroba tetap berada pada level yang dapat diterima
dalam clear zone.
Pelaksanaan Sterilisasi
1. Sterilisasi dengan Cara Panas Kering
Mensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi.
Misalnyaperalatan logam yang tajam, peralatan dari kaca dan obat
tertentu.

2. Sterilisasi dengan Radiasi


Radiasi sinar gama atau partikel elektron dapat digunakan untuk
mensterilkan jaringan yang telah diawetkan maupun jaringan segar.
Untuk jaringan yang dikeringkan secara liofilisasi, sterilisasi radiasi
dilakukan pada temperatur kamar (proses dingin) dan tidak mengubah
struktur jaringan, tidak meninggalkan residu dan sangat efektif untuk
membunuh mikroba dan virus sampai batas tertentu. Sterilisasi jaringan
beku dilakukan pada suhu -40 derajat Celsius.Teknologi ini sangat aman
untuk diaplikasikan pada jaringan
biologi.
3. Sterilisasi dengan Penyaringan/Filtrasi
Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi
cairan yang mudah rusak jika terkena panas atu mudah menguap
(volatile). Cairan yang disterilisasi dilewatkan ke suatu saringan
(ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) yang
berpori dengan diameter yang cukup kecil untuk menyaring
bakteri. Virus tidak akan tersaring dengan metode ini.

4. Sterilisasi gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk
membunuh mikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas dengan
cepat berpenetrasi kedalam pori dan serbuk padat. Sterilisasi
adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang terkristal
akan dibunuh. Sterilisasi gas biasanya digunakan untuk bahan
yang tidak bisa difiltrasi, tidak tahan panas dan tidak tahan radiasi
atau cahaya.
Alat-alat Sterilisasi
1. Autoklaf untuk sterilisasi tidak boleh dibuka-buka, karena
isi botol akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika
manometer menunjukan angka 0 serta dilakukan pendinginan
sedikit demi sedikit. Medium yang mengandung vitamin,
gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium harus
segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut
terurai. Medium dapat langsung disimpan dilemari es jika
medium sudah dapat dipastikan steril. Autoklaf dapat
diorepasionalkan pada suhu 115ᵒ - 1500ᵒ C. Sterilisasi akan
efektif bila dilakukan pada waktu lama, tekanan dan suhu
yang sesuai untuk objek yang sedang distrerilkan. Misalnya
media nutrisi dengan volume 25-50 ml cukup disterilisasi
dengan autoklaf dengan suhu 1210 C selama 1530 menit pada
tekanan 1,5 kg/cm.
2. Oven merupakan alat sterilisasi yang
menggunakan udara panas kering. Dimana fungsi
oven adalah mensterilisasi alat-alat gelas yang
tidak berskala prinsip oven yaitu menghancurkan
lilis mikroba mengunakan pasan udara kering.

3. Lampu spirtus adalah alat yang digunakan untuk


pemijaran serta untuk mensterilkan mikroba.
Lampu spirtus juga berfungsi untuk mengamankan
praktikan pada saat melakukan penanaman
medium.
4. Ozon sterilizer berfungsi mensterilisasikan alat-alat yang
tidak berskala. Ozon sterilizer terdiri dari dua bagian, yaitu
bagian bawah dan bagian atas, prinsip kerja ozon sterilizer
bagian atas adalah membunuh mikroba menggunakan ozon
(O3), dimana ozon itu dapat merusak mekanisme dari
mikroba, sehingga sel protein pada mikroba mengalami
oksidasi yang mengakibatkan perubahan fungsi dan
kematian pada mikroba, karena ozon (O3) itu sendiri
bersifat racun, sedangkan fungsi dari bagian bawah ozon
sterilizer (elektra) adalah mensterilkan medium
menggunakan sinar lampu dengan panas tinggi, yang cara
kerjanya hampir sama dengan oven.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai