Feri Kristianto
Share:
BPS Bali memprediksi produksi padi turun 1,95% menjadi 864.920 ton
dibandingkan tahun sebelumnya 882.092 . Penyebab penurunan itu
akibat adanya penurunan luas panen sebanyak 6.704 Ha karena
penundaan tanam serta perbaikan irigasi di Denpasar, Badung,
Klungkung serta kejadian puso 34 Ha di Buleleng disebabkan banjir.
Sebut saja petani jagung manis di Subak Toya Cau, Desa Gelgel.
Dimana bakal buah Jagung menjadi mengkerut sehingga ternacam tidak
mau berbuah. Sementara tanaman sendiri nampak masih tetap subur dan
meninggi. “Pohonya tetap tinggi, namun tidak ada buahnya,” ujar salah
satu petani, Nyoman Ledang (60), Senin (3/11) kemarin.
Parahnya lagi dalam konsisi gagal penen seperti ini harga jual pun
anjlok. Sebelumnya per hari di kontrak pengepul Rp 300 ribu sekarang
ini hanya Rp 200 ribu. Dan itu pun pengepul bisa rugi karena buah
hanya didapat sekitar 10 persen saja. “Kami sekarang rugi total pak,”
ujarnya. Dalam keadaan seperti ini petani berharap ada bantuan atau
subsidi dari pemerintah. Dengan demikian kerugian yang diderita para
petani bisa diperingan. Untuk diketahui kawasan Byppass IB Mantra
mulai dari Desa Lepang sampai Kusamba dikenal sebagai sentra kebun
jagung manis di Bali. Lahan dikawasan ini cukup subur sehingga sangat
mendukung. 019