A Keadaan Umum
Keadaan umum menggambarkan sejarah desa, kondisi geografis,
keadaan penduduk, struktur organisasi atau kepemerintahan, sarana
prasarana yang dimiliki, organisasi sosial yang ada, sistem penguasaan lahan,
stratifikasi sosial, konflik sosial, serta kebudayaan yang terdapat di Desa
Tohkuning, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Keadaan
umum Desa Tohkuning adalah gambaran umum dari Desa Tohkuning.
Uraian keadaan umum ini merupakan penjabaran dari data sekunder atau
monografi desa.
1. Sejarah Desa
Sejarah Desa Tohkuning yang dahulu merupakan wilayah Kerajaan
Surakarta (Mangkunegaran) dengan leluhur pendiri adalah
Mangkunegaran I peninggalan atau lokasi petilasan terdapat di Dukuh
Tohkuning, Dusun Salam yang dijadikan cagar budaya Desa Tohkuning.
Dahulu Desa Tohkuning belum banyak penduduknya, namun dari generasi
ke generasi jumlah penduduknya semakin bertambah. Hingga saat ini
berjumlah 5.503 jiwa penduduknya.
Penduduk Desa Tohkuning sejak dahulu sudah bekerja di sektor
pertanian. Pernyataan ini didukung dengan jumlah sawah yang terdapat
pada Desa Tohkuning yang cukup luas dan jumlah warga yang saat ini
bekerja di sektor pertanian cukup banyak pula. Informasi mengenai sejarah
desa Tohkuning diperoleh dari tokoh masyarakat dan warga desa.
2. Kondisi Geografis
a. Lokasi Desa
Desa Tohkuning merupakan desa yang berada di Kecamatan
Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Luas Desa Tohkuning adalah
551.120 ha. Batas-batas wilayah Desa Tohkuning yaitu di sebelah
utara berbatasan dengan Desa Gondangmanis, disebelah selatan
bebatasan dengan Desa Ngemplak, sebelah timur bebatasan dengan
2
Σ 5503 - - - - -
X - - - - - -
KPG=
∑ penduduk ( jiwa )
luas wilayah ( km 2 )
5503
KPG=
5511,,2
KPG=0,998
Desa Tohkuning memiliki penduduk berjumlah 5503 jiwa. Luas
wilayahnya seluas 5511,2 km2. Kepadatan penduduk Desa Tohkuning
dapat dihitung dengan jumlah penduduk dibagi deng luas wilayah Desa
Tohkuning.
Kepadatan penduduk di Desa Tohkuning, Kecamatan
Karangpandan, Kabupaten Karanganyar mencapai 0,998 jiwa/km2. Cara
mencarinya adalah dengan rumus jumlah penduduk dalam waktu 1
tahun dibagi dengan luas wilayah desa. Disimpulkan kepadatan
penduduk di Desa Tohkuning, Kecamatan Andong, Kabupaten
Karanganyar sekitar 1 jiwa/km2
c. Keadaan Penduduk menurut Jenis Kelamin
Keberadaan penduduk suatu negara dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok, satu diantaranya berdasarkan jenis
kelamin. Berdasarkan jenis kelamin penduduk dapat dikelompokkan
menjadi penduduk laki-laki dan wanita. Sex ratio adalah perbandingan
5
Sex ratio =
∑ penduduk laki−laki x 100 %
∑ penduduk perempuan
2679
Sex ratio = x 100 %
2824
Sex ratio = 94 ,86%
Keadaan penduduk di Desa Tohkuning, Kecamatan
Karangpandan, Kabupaten Karanganyar menurut jenis kelamin laki-laki
berjumah 2679 dan penduduk dengan jenis kelamin perempuan
berjumlah 2824. Presentasi penduduk dengan kelamin laki-laki adalah
48,68%, sedang presentaasi penduduk dengan kelamin perempuan
adalah 51,32. Dapat dikatakan jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit
dari pada penduduk perempuan.
Sex ratio dapat diperoleh dari pembagian jumlah penduduk laki-
laki dengan jumlah penduduk perempuan pada tahun 2018 Disimpulkan
sex ratio penduduk di Desa Tohkuning, Kecamatan Karangpandan,
Kabupaten Karanganyar sekitar 94,86%. Artinya jumlah penduduk laki-
laki adalah 94,86% dari penduduk perempuan, sehingga penduduk laki-
laki dengan penduduk perempuan terpaut 145 jiwa lebih banyak
penduduk perempuan.
d. Keadaan Penduduk Menurut Umur
6
2 15-65 3502
3 65> 906
Jumlah 5503
Pendidikan 2018
Taman Kanak-kanak 131
SD 120
SMP 125
SMU 120
Akademi/DI-DIII 10
Perguruan Tinggi 10
Pondok pesantren 4
Pendidikan keagamaan 2
Sekolah Luar Biasa 4
Kursus ketrampilan 47
Jumlah penduduk miskin 1100
∑ 1673
Sumber: Data Sekunder
Tingkat pendidikan di Desa Tohkuning belum dapat disimpulkan,
karena data monografi hanya tercantum 1973 jiwa pada jumlah
penduduk desa menurut pendidikan terakhirnya. Penduduk Desa
Tohkuning tercatat berjumlah 5503 jiwa. Terdapat penduduk miskin
menurut standar BPS sejumlah 1100 jiwa (765 KK).
8
Agama Jumlah
Islam -
Kristen -
Katolik -
Hindu -
Budha -
Konghucu -
Jumlah -
Sumber: Data Sekunder
Berdasarkan tabel 4.1.7 untuk jumlah penduduk menurut agama
tidak dapat disampaikan, karena data tersebut tidak tercantum pada data
monografi Desa Tohkuning. Data yang tidak lengkap menyebabkan
data yang didapatkan berkurang, sehingga tabel tidak dapat disisikan.
Data yang tidak lengkap menjadikan tidak dapat disimpulkan keadaan
penduduk Desa Tohkuning menurut agamannya.
Dari prasaranan yang tersedia, dapat dikatakan bahwa mayoritas
penduduknya adalah Islam. Karena jumlah masjid Desa Tohkuning
yang paling banyak, yaitu 19 buah. Tepat ibadah yang tidak ada adalah
Pura, Vihara, Klenteng.
11
Kepala Desa
SUROTO
Kepala Seksi
Sekertaris Desa Kepala Seksi
Kesejahteraan dan
ICDAT PUTRI E Pemerintahan
Pelayanan
-
-
d. Pendidikan
Keadaan sarana dan prasarana pendidikan di Desa Tohkuning
kurang memadai. Kurang memadainya jumlah sarana pendidikan di
Desa Tohkuning ini membuat penduduk Desa Tohkuning mendapat
fasilitas pendidikan. Akan tetapi, warga Desa Tohkuning ini
diharapkan dapat memiliki wawasan yang luas sehingga dapat
memberikan manfaat bagi desanya. Sarana pendidikan di Desa
Tohkuning dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 4.1.11 Sarana Pendidikan Desa Tohkuning, Kecamatan
Karangpandan, Kabupaten Karanganyar 2019.
Sarana dan Prasarana Jumlah
Gedung TK 0
Gedung SD 0
Gedung SMP 0
Gedung SMA 0
Jumlah 0
Sumber: Data Sekunder
Masjid 19
Mushola 7
Gereja 2
Pura 0
Vihara 0
Klenteng 0
Jumlah 0
Sumber: Data Sekunder
Puskesmas 0
Rumah Sakit 0
Poliklinik 1
Jumlah 1
Sumber: Data Sekunder
Di Desa Tohkuning kami menemukan tujuh posyandu dan satu
poliklinik. Untuk sarana kesehatan lain kami tercantum dalam data
monografi. Jadi tidak bisa dinyatakan berapa banyak sarana kesehatan
yang ada di Desa Tohkuning.
g. Sarana Olahraga
Tidak hanya sarana kesehatan yang diperlukan oleh masyarakat,
tetapi masyarakat juga membutuhkan sarana olahraga. Sarana
olahraga bisa dimanfaatkan mulai dari umur remaja hingga dewasa.
Sarana tersebut bisa digunakan untuk kegiatan positif seperti olahraga
bersama.
Tabel 4.1.14 Sarana Prasarana Olahraga di Desa Tohkuning,
Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar
2019.
Sarana dan Prasarana Jumlah
Lapangan Voli 0
Lapangan basket 0
Lapangan sepakbola 1
Lapangan badminton 0
Jumlah 1
Sumber: Data Sekunder
6. Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah sarana masyarakat mengumpulkan unsur-
unsur tindakan untuk melaksanakan sesuatu yang mereka ingin lakukan.
18
Struktur sosial adalah karakter umum yang langgeng, suatu pola hubungan
yang tipikal. Organisasi sosial dilukiskan ketika mempertimbangkan
pilihan-pilihan dan keputusan-keputusan tentang kesulitan dan konflik
yang dalam kenyataan terus berlangsung dalam suatu institusi yang
khusus.
Tabel 4.1.15 Organisasi Sosial di Desa Tohkuning, Kecamatan
Karangpandan, Kabupaten Karanganyar tahun 2019
Nama Keanggotaan Kegiatan
Organisasi
RT (Rukun
Warga RT masing- Memberikan pelayanan terhadap masyarakat seperti
Tetangga)
masing pembuatan KTP dan urusan administrasi lainnya.
RW (Rukun Warga RW masing- Rukun warga ini dibentuk untuk memberikan pelayanan
Warga) masing kepada masyarakat sekitar RW tersebut
Sebagai wadah pembinaan para pemuda desa atau kelurahan.
Remaja atau Kegiatan karang taruna meliputi kegiatan-kegiatan positif,
Karang Taruna
pemuda (usia 14-35 misalnya olahraga, kerja bakti, bakti sosial, kesenian,
tahun) membantu acara warga yang mempunyai hajat, keagamaan,
dan lain lain.
Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga. Biasanya, PKK diadakan sebulan sekali, dan
PKK Ibu-ibu
kegiatan yang dibahas di dalam PKK antara lain: musyawarah,
arisan dan lain-lain.
Organisasi ini bertujuan untuk menciptakan dan meningkatkan
Warga berusia min
LPM partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
35 tahun
dan pembangunan.
Sumber: Data Sekunder
Tanah bengkok dibagi menjadi 3 yaitu tanah lungguh, tanah kas desa,
tanah pengarem-arem. Tanah bengkok di Desa Tohkuning termasuk
tanah bengko jenis tanah lungguh yaitu tanah yang menjadi hak
pamong desa untuk menggarapnya sebagai kompensasi gaji yang tidak
mereka terima.
b. Status Penguasaan Tanah
Bentuk penguasaan tanah dapat di bagi menjadi 4, yaitu pemilik
penggarap, penyewa, penyakap, dan buruh tani. Pemilik penggarap
yaitu orang yang memiliki lahan dan mengolahnya sendiri. Penyewa
adalah orang ang tidak mempunyai lahan dan menyewa lahan dalam
jangka waktu tertentu untuk diolah sendiri. Penyakap adalah orang
yang tidak memiliki lahan tetapi mengolah lahan orang lain dengan
sistem bagi hasil. Buruh tani adalah orang yang tidak memiliki lahan
dan mengerjakkan orang lain dengan diberi imbalan.
Bentuk penguasaan lahan di Dusun Dengkeng, Kalurahan
Tohkuning, Kecamatan Karangpandan adalah pemilik penggarap,
penyewa, dan buruh tani. Bentuk penguasaan tanah di Dusun
Dengkeng, sebagian besar adalah pemilik penggarap sebesar 50%,
penyewa 30%, dan buruh tani sebesar 20%.
8. Stratifikasi Sosial
a. Struktur masyarakat berdasarkan kekayaan
Stratifikasi sosial adalah perbedaan individu atau kelompok
dalam masyarakat yang menempatkan seseorang pada kelas-kelas
sosial-sosial yang berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak
serta kewajiban yang berbeda-beda pula antara individu pada suatu
lapisan sosial lainnya. Stratifikasi sosial muncul karena adanya
sesuatu yang dianggap berharga dalam masyarakat. Stratifikasi sosial
adalah struktur yang berlapis-lapis di dalam masyarakat. Lapisan
sosial menunjukkan bahwa masyarakat memiliki strata, mulai dari
yang terendah sampai yang paling tinggi.
21
Keterangan gambar:
1. Pemilik penggarap 50%
2. Penyewa 30%
3. Buruh tani 20%
Lapisan teratas menunjukkan kelas atau stratifikasi
masyarakat berdasarkan status petani, yaitu sebagai petani pemilik
penggarap dengan jumlah presentase 50% dari jumlah penduduk
total. Petani penyewa dengan total presentase sebesar 30% dari
jumlah penduduk. Buruh tani dengan total presentase sebesar 20%
dari jumlah keseluruhan penduduk. Piramida di atas menunjukkan
mayoritas status penduduk di Desa Tohkuning adalah sebagai
petani pemilik penggarap.
23
bahasa sanskerta, budhayah, yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang
berarti budi atau akal. Dalam Bahasa latin berasal dari kata colera yang
berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah
(bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu
sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah
alam. Dengan demikian, kebudayaan atau budaya memiliki makna atau
arti yang menyangkut keseluruhan aspek dalam kehidupan manusia. Istilah
ini meliputi cara berlaku, kepercayaan dan sikap, juga hasil dari kegiatan
manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk
tertentu. Kebudayaan akan berkembang dari tahapan yang sederhana
menuju tahapan yang lebih kompleks.
a) Rumah adat
Rumah yang berada di Desa Tohkuning kebanyakan adalah jenis
rumah limasan, yaitu rumah khas Jawa.
1) Denah rumah
6 1
7 3 4 5
dengan sistem bagi hasil dan buruh tani yaitu petani yang mengolah
lahan milik orang lain dengan sistem upah.
Tabel 4.2.1 Identitas Petani Menurut Umur dan Status Penguasaan
Lahan Desa Tohkuning, Kecamatan Karangpandan,
Kabupaten Karanganyar Tahun 2019
No Nama Umur Status Penguasaan Lahan
Petani
Suami Istri 1 2 3 4
1 Suradi 72 -
2 Ngadiem - 72
3 Karsi - 60
4 Jumadi 42 -
5 Ngadio 69 -
6 Ngatmin 62 -
7 Suparno 72 -
8 Sanget 35 -
9 Sunarso 43 -
10 Suwarni - 47
11 Yoyok 49 -
Sukaryo
12 Suparmi 65 -
13 Sutarno 35 -
14 Wiro 60 -
Sugito
15 Sastro 74 -
Sutarno
16 Priyo - 47
Katmanto
17 Sularno 37 -
18 Katno 58 -
Ngadiyo
19 Sukarno 55 -
20 Kasmi - 55
21 Eva - 29
22 Sumiyem - 64
Sugino 55
23 -
Sugi 54
24 -
25 Hadi 69
-
∑ 25 17 1 0 7
% 100% 68% 4% 0% 28%
dan anak-anak usia sekolah yaitu usia antara 0-4 tahun. Jumlah
presentasi anggota keluarga pria yang masih berusia 0-4 tahun
adalah 4% dan usia 0-4 tahun pada wanita adalah 0%. Persentase
anggota keluarga pria yang masih berusia 4-15 tahun adalah
24% dan persentase anggota keluarga wanita pada usia 4-15
tahun adalah 20%. Persentase anggota keluarga pria yang
berusia >65 tahun adalah 32% dan persentase anggota keluarga
wanita yang berusia >65 tahun adalah sebesar 20%. Mayoritas
keluarga responden pada usia produktif, maka beban suami
(KK) semakin kecil.
Pendidikan anak keluarga petani di Dusun Dengkeng,
Desa Tohkuning, Kecamatan Karangpandan, yaitu terbagi
menjadi SD, SMP, SMA, dan Lulusan Perguruan tinggi. Lulusan
SD sebesar 28%, lulusan SMP sebesar 28%, lulusan SMA
sebesar 40%, dan lulus perguruan tinggi sebesar 4%. Petani
sendiri mayoritas adalah lulusan SD.
2. Perilaku Responden dalam Kegiatan Mencari Nafkah
a. Arti Hidup Cukup
Manusia merupakan makhluk yang tidak pernah merasa puas
akan sesuatu. Bila sudah memiliki yang satu maka akan muncul
keinginan untuk memperoleh atau mendapatkan sesuatu yang
lainnya. Begitu pula tentang definisi hidup cukup yang setiap orang
mempunyai ukuran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya
dalam mengartikan hidup cukup itu sendiri.
31
No. Uraian ∑ %
%
No Uraian ∑ %
7. Ketika mengambil keputusan, responden :
a. Selalu melibatkan anggota keluarga 20 80
b. Kadang-kadang melibatkan 3 12
c. Tidak pernah melibatkan 2 8
b. Istri 14 56
c. Orang tua 1 4
9 36
d. Anak
No Uraian ∑ %
10 Untuk apa sajakah pendapatan petani
digunakan :
a. Konsumsi 25 36,2
b. Tabungan 23 33,3
c. Investasi 21 30,4
d. Lainnya - -
11 Dalam bentuk apa petani menabung ?
a. Barang berharga (harta kekayaan, 17 50
seperti : rumah, alat transportasi,
alat rumah tangga, perhiasan/emas
batangan)
b. Uang tunai dirumah
c. Ditabung dibank 9 26,5
d. Lainnya 6 17,6
Tujuan menabung 2 5,9
12 a. Keperluan mendadak
b. Modalusaha 20 55,6
c. Pendidik anak 10 27,8
d. Naik haji 5 13,8
e. Lainnya - -
Dalam bentuk apa petani melakukan 1 2,8
13 investasi
a. Investasi alat dalam usaha tani
(cangkul, sabit,dll) 25 100
b. Membelitanah
c. Investasi usaha lain (luas usaha tani, 11 44
seperti membuka warung, berdagang 3 12
dan industrirumah tangga
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.2.6 kebanyakan pendapatan responden
habis digunakan unutk kebutuhan konsumsi sehari-hari.
Responden yang menggunakan pendapatannya untuk ditabung
36
8 - - -
9 - - -
Buruh
Rp 28.800.000,- Untuk mencukupi kebutuhan
10 bangunan
11 - - -
12 - - -
13 - - -
14 - - -
15 - - -
16 Sales Roti Rp 108.000.000,- Untuk mencukupi kebutuhan hidup
17 - - -
18 - - -
19 - - -
20 - - -
21 - - -
Buruh Untuk mencukupi kebutuhan
Rp.18.000.000,-
22 pabrik kelluarga
Untuk mencukupi kebutuhan
Supir truk Rp. 47.200.000,-
23 keluarga
Buruh Untuk mencukupi kebutuhan
Rp. 28.800.00,-
24 bangunan keluarga
25 - - -
No Uraian Σ
1. Apakah pekerjaan orang tua responden?
a. Petani 22
b. Pegawai 0
c. Serabutan 0
d. Buruh tani 3
a. Kelembagaan Pertanian/Pedesaan
1) Asal Modal Usaha Tani
Modal menjadi hal yang sangat penting dalam
menjalankan usahatani. Modal tersebut bisa didapat dari
panen sebelumnya, tabungan atau pinjaman. Bagaimana pun
memperlancarkan dalam menjalankan usahatani.
Tabel 4.2.13 Asal Modal Usaha Tani d Desa Tohkuning,
Karangpandan, Karanganyar 2019
No Uraian Σ %
1. Dalam menjalankan usahatani dari
manakah Bapak/Ibu memperoleh modal
usaha?
a. Milik sendiri/Keluarga/Tabungan 12 48
b. Pinjam dari tetangga/kerabat 1 4
c. Pinjam dari lembaga keuangan 0 0
d. a dan b 5 20
e. a dan c 7 28
2. Untuk menjalankan usahatani, apabila
Bapak/Ibu harus meminjam modal, dari
siapakah modal dimaksud berasal?
Mengapa saudara pilih sumber modal
tersebut?
a. Keluarga (saudara, anak) 3 12
b. Majikan - 0
c. Tetangga 3 12
d. Lembaga keuangan 7 28
(bank, koperasi) 12 48
e. Yang memilih tidak
memilih
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.2.13 diperoleh bahwa kenyataan
bahwa kebanyakan responden enggan untuk melakukan
peminjaman. Alasannya karena responden akan kesusahan
untuk mengembalikan dan hanya akan menambah beban
baginya. Ketidakmampuan untuk mengembalikan menjadikan
responden enggan mendapatkan modal dengan cara melakukan
peminjaman.
Apabila disuruh memilih untuk memilih, kebanyakan
responden akan meminjam ke bank. Peminjaman ini dilakukan
karena bunganya yang kecil, dan sedikit tekanan dibandingkan
45
b. Dijual semua 0 0
d. Lainnya 2 8
∑ Rp. 33.500.000
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.2.18 dapat diperoleh bahwa
kebanyakan petani menyewa lahan selama 1 masa tanam atau
sekitar 4 bulan. Harga untuk menyewa selama 4 bulan sekisaran
Rp. 600.000. penyewaaan lahan yang hanya 1 masa tanaman
berguna agar mengurangi resiko apabila di masa tanam selanjutnya
tidak dapat melakukan penanaman. Sehingga petani tidak
merugikan diri.
Berdasarkan sistem penyewaan selama 1 tahun, harga nya
sekisaran Rp. 3,500.000 – Rp. 6.000.000. keuntungan dari
penyewaan selama 1 tahun adalah petani dapat menggunakan
lahannya dengan lebih leluasa dan masa waktunya lebih lama.
Waktu yang cukup lama tersebut membuat petani mampu
mengolah laham lebih maksimal sehingga hasilnya lebih baik.
53
No. Uraian ∑ %
5. Bagaimana hubungan kerja antara pemilik lahan
dengan buruh taninya:
a. Hubungan kerja lugas 16 64%
b. Hubungan kerja penuh kekeluargaan 9 36%
c. Hubungan kerja bernuansa patron klien 0 0%
d. Bentuk-bentuk lainnya 0 %
a. Mobilitas
Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan seseorang atau
kelompok anggota masyarakat dari status sosial yang satu ke status
sosial yang lainnya dalam suatu struktur sosial pada masyarakat. Dan
mobilitas juga bias menunjukan berapa sering seseorang berpindah
tempat. Dan dalam bidang pertanian mengarah ke seberapa sering
petani pergi keluar desa untuk melakukan kegiatan.