Anda di halaman 1dari 58

1

IV. HASIL DAN ANALISIS HASIL

A Keadaan Umum
Keadaan umum menggambarkan sejarah desa, kondisi geografis,
keadaan penduduk, struktur organisasi atau kepemerintahan, sarana
prasarana yang dimiliki, organisasi sosial yang ada, sistem penguasaan lahan,
stratifikasi sosial, konflik sosial, serta kebudayaan yang terdapat di Desa
Tohkuning, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Keadaan
umum Desa Tohkuning adalah gambaran umum dari Desa Tohkuning.
Uraian keadaan umum ini merupakan penjabaran dari data sekunder atau
monografi desa.
1. Sejarah Desa
Sejarah Desa Tohkuning yang dahulu merupakan wilayah Kerajaan
Surakarta (Mangkunegaran) dengan leluhur pendiri adalah
Mangkunegaran I peninggalan atau lokasi petilasan terdapat di Dukuh
Tohkuning, Dusun Salam yang dijadikan cagar budaya Desa Tohkuning.
Dahulu Desa Tohkuning belum banyak penduduknya, namun dari generasi
ke generasi jumlah penduduknya semakin bertambah. Hingga saat ini
berjumlah 5.503 jiwa penduduknya.
Penduduk Desa Tohkuning sejak dahulu sudah bekerja di sektor
pertanian. Pernyataan ini didukung dengan jumlah sawah yang terdapat
pada Desa Tohkuning yang cukup luas dan jumlah warga yang saat ini
bekerja di sektor pertanian cukup banyak pula. Informasi mengenai sejarah
desa Tohkuning diperoleh dari tokoh masyarakat dan warga desa.
2. Kondisi Geografis
a. Lokasi Desa
Desa Tohkuning merupakan desa yang berada di Kecamatan
Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Luas Desa Tohkuning adalah
551.120 ha. Batas-batas wilayah Desa Tohkuning yaitu di sebelah
utara berbatasan dengan Desa Gondangmanis, disebelah selatan
bebatasan dengan Desa Ngemplak, sebelah timur bebatasan dengan
2

Desa Karangpandan, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa


Delingan.
Luas keseluruhan Desa Tohkuning hanya digunakan
beberapa untuk sektor pertanian. 1.345 ha untuk persawahan, 2.467 ha
untuk perladangan, 40,6 ha untuk perkebunan. Sisa luas
keseluruhannya digunakan untuk pemukiman. Desa Tohkuing
termasuk desa yang strategis karena dekat dengan kota dan terdapat
jalan penghubung antar kecamatan.
b. Topografi
Desa Tohkuning letak topografis tanahnya termasuk dalam
kategori Dataran Tinggi. Letaknya yang berada didataran tingga
menjadikan Desa Tohkuning cocok unutk lahan pertanian. Di Desa
Tohkuning telah ada perkebunan karet.
Desa Tohkuning memiliki luas wilayah seluas 551.120 ha.
Wilayah yang digunakan pada sektor pertanian adalah 3.852,6 ha.
1.345 ha untuk persawahan, 2.467 ha untuk perladangan, dan 40,6 ha
untuk perkebunan.
c. Jarak dari Pusat Administratif dan Pemerintahan
Desa Tohkuning termasuk desa yang strategis. Bisa dikatakan
strategis karena letaknya dekat dengan kehidupan kota. Lokasinya
yang dekat dengan kota memudahkan penduduknya untuk bepergian
untuk mencari nafkah maupun untuk membeli bahan makanan.
Jarak Desa Tohkuning dari pusat pemerintahan Kecamatan
Karangpandan sejauh 1,2 km. Jarak Desa Tohkuning dari
pemerintahan Kabupaten Karanganyar adalah 13,5 km. Jarak Desa
Tohkuning dari ibukota Provinsi Jawa Tengah jauhnya sekitar 133,5
km.
3. Kependudukan
a. Pertambahan Penduduk
Pertambahan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu,
dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam
3

sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran.


Pertambahan penduduk dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian,
dan migrasi. Dalam demografi dikenal istilah pertambahan penduduk
alami dan pertambahan penduduk total. Di mana pertambahan
penduduk alami hanya di pengaruhi oleh kelahiran dan kematian,
sedangkan pertambahan penduduk total di pengaruhi oleh kelahiran,
kematian, migrasi masuk (imgrasi) dan migrasi keluar (emigrasi).
Tabel 4.1.1 Pertambahan Penduduk dan Mobilitas Penduduk di Desa
Tohkuning, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten
Karanganyar
Mobilitas
Tahun Awal Pertambahan
Penduduk
Lahir Mati (M) Datang(I) Pergi (E)
(L)
2018 5503 - - - - -
2019 - - - - - -

Σ 5503 - - - - -

X - - - - - -

Sumber : Data Sekunder


Pertambahan penduduk Desa Tohkuning tidak dapat ditentukan
karena data yang didapat tidak lengkap. Data monografi yang
didapatkan dari Desa Tohkuning tidak mencantumkan angka kelahiran,
anka kematian, angka imigrasi, dan data emgrasi. Data yang didapat
kan juga hanya data tahun 2018.
Monografi Desa Tohkuning tidak dapat dijadikan patokan untuk
menuliskan data dalam tabel diatas. Dalam monografi Desa Tohkuning
diberikan data penduduk setiap tahunnya hal ini menyebabkan sulit
untuk menentukan pertambahan penduduk dalam lima tahun terakhir.
Sehingga data yang kami dapat hanya data tahun 2018.
b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan adalah hasil bagi jumlah objek terhadap luas daerah.
Analisis kepadatan penduduk penting untuk mengetahui persebaran
penduduk suatu wilayah dan penataan ruang khususnya distribusi
4

permukiman. Kepadatan penduduk merupakan indikator awal untuk


mendeteksi tingkat perkembangan wilayah beserta seluruh
kemungkinan dampak yang di timbukan. Wilayah yang memiliki
kepadatan yang tinggi umumnya adalah pusat permukiman, pusat
peradaban, dan pusat aktivitas sosial ekonomi.
Tabel 4.1.2 Kepadatan Penduduk di Desa Tohkuning, Kecamatan
Karangpandan, Kabupaten Karanganyar
Tahun Jumlah Penduduk Luas Wilayah (km2)
2018 5503 5511,2

Sumber :Data Sekunder


Kepadatan geografis dapat dicari dengan persamaan berikut ini :

KPG=
∑ penduduk ( jiwa )
luas wilayah ( km 2 )
5503
KPG=
5511,,2
KPG=0,998
Desa Tohkuning memiliki penduduk berjumlah 5503 jiwa. Luas
wilayahnya seluas 5511,2 km2. Kepadatan penduduk Desa Tohkuning
dapat dihitung dengan jumlah penduduk dibagi deng luas wilayah Desa
Tohkuning.
Kepadatan penduduk di Desa Tohkuning, Kecamatan
Karangpandan, Kabupaten Karanganyar mencapai 0,998 jiwa/km2. Cara
mencarinya adalah dengan rumus jumlah penduduk dalam waktu 1
tahun dibagi dengan luas wilayah desa. Disimpulkan kepadatan
penduduk di Desa Tohkuning, Kecamatan Andong, Kabupaten
Karanganyar sekitar 1 jiwa/km2
c. Keadaan Penduduk menurut Jenis Kelamin
Keberadaan penduduk suatu negara dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok, satu diantaranya berdasarkan jenis
kelamin. Berdasarkan jenis kelamin penduduk dapat dikelompokkan
menjadi penduduk laki-laki dan wanita. Sex ratio adalah perbandingan
5

antara banyak nya jumlah penduduk laki-laki dengan banyaknya jumlah


penduduk perempuan pada suatu daerah dalam waktu tertentu.
Tabel 4.1.3 Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa
Tohkuning, Karangpandan, Karanganyar
Tahun Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
2018 2679 2824
∑ 2679 2824
Rata-rata 2679 2824
% 48,68 % 51,32 %
Sumber : Data Sekunder
Untuk mengetahui besarnya sex ratio maka dapat
menggunakan rumus sebagai berikut :

Sex ratio =
∑ penduduk laki−laki x 100 %
∑ penduduk perempuan
2679
Sex ratio = x 100 %
2824
Sex ratio = 94 ,86%
Keadaan penduduk di Desa Tohkuning, Kecamatan
Karangpandan, Kabupaten Karanganyar menurut jenis kelamin laki-laki
berjumah 2679 dan penduduk dengan jenis kelamin perempuan
berjumlah 2824. Presentasi penduduk dengan kelamin laki-laki adalah
48,68%, sedang presentaasi penduduk dengan kelamin perempuan
adalah 51,32. Dapat dikatakan jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit
dari pada penduduk perempuan.
Sex ratio dapat diperoleh dari pembagian jumlah penduduk laki-
laki dengan jumlah penduduk perempuan pada tahun 2018 Disimpulkan
sex ratio penduduk di Desa Tohkuning, Kecamatan Karangpandan,
Kabupaten Karanganyar sekitar 94,86%. Artinya jumlah penduduk laki-
laki adalah 94,86% dari penduduk perempuan, sehingga penduduk laki-
laki dengan penduduk perempuan terpaut 145 jiwa lebih banyak
penduduk perempuan.
d. Keadaan Penduduk Menurut Umur
6

Komposisi penduduk terdiri atas penduduk yang produktif dan


penduduk yang non produktif. Kelompok penduduk usia produktif
adalah yang berusia 16-64 tahun, sedangkan penduduk yang berusia
non-produktif adalah yang berumur 0-15 dan di atas 65 tahun.
Perhitungan kepadatan penduduk menurut umur berkaitan erat dengan
perhitungan angka beban tanggungan, yaitu perbandingan antara jumlah
penduduk usia non produktif dengan jumlah penduduk usia produktif.
Tabel 4.1.4 Penduduk Desa dalam Kelompok Umur di Desa
Tohkuning, Karangpandan, Karanganyar

No Kelompok umur 2018


1 0-15 1095

2 15-65 3502

3 65> 906
Jumlah 5503

Sumber: Data Sekunder


ABT =¿
2001
ABT = x 100 %
3502
ABT =¿57,14%
Berdasarkan tabel 4.1.4 terdapat 1.095 jiwa kelompok umur 0-15
tahun, 3.502 jiwa kelompok umur 15-65 tahun, 906 jiwa kelompok
umur lebih dari 65 tahun. Jumlah total penduduknya sejumlah 5503
jiwa. Usia produktif didapatkan sejumlah 3.502, sedangkan angka
nonproduktif sejumlah 2001 jiwa dari 5.503 jiwa.
Menurut tabel dapat dikatakan bahwa setiap tahunnya keluarga
harus menanggung beban tanggungan untuk mencukupi kebutuhan para
penduduk usia nonproduktif rata-rata sebesar 57,14%. Angka beban
tanggungan yang rendah menujukkan kesejahteraan masyarakat
meningkat. Kematian, merantau atau meninggalkan kampung halaman
menjadi faktor utama perubahan jumlah produktif dan non produktif.
Angka beban tanggungan (ABT) adalah angka perbandingan antara
7

penduduk penduduk usia muda ditambah penduduk usia lanjut dengan


penduduk usia dewasa (produktif) dikalikan seratus persen.
e. Keadaan Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Jumlah penduduk menurut pendidikan adalah penduduk yang
digolongkan berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang telah
ditempuh. Dalam hal ini, penduduk dibagi menjadi kelompok belum
sekolah, tidak tamat sekolah, tamat Sekolah Dasar (SD) atau sederajat,
tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat, tamat Sekolah
Menengah Atas (SMA) atau sederajat, tamat akademi atau sederajat,
tamat Perguruan Tinggi (PT) atau sederajat, taman kanak-kanak (TK).
Tabel 4.1.5 Keadaan penduduk menurut pendidikan di Desa Tohkuning,
Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar

Pendidikan 2018
Taman Kanak-kanak 131
SD 120
SMP 125
SMU 120
Akademi/DI-DIII 10
Perguruan Tinggi 10
Pondok pesantren 4
Pendidikan keagamaan 2
Sekolah Luar Biasa 4
Kursus ketrampilan 47
Jumlah penduduk miskin 1100
∑ 1673
Sumber: Data Sekunder
Tingkat pendidikan di Desa Tohkuning belum dapat disimpulkan,
karena data monografi hanya tercantum 1973 jiwa pada jumlah
penduduk desa menurut pendidikan terakhirnya. Penduduk Desa
Tohkuning tercatat berjumlah 5503 jiwa. Terdapat penduduk miskin
menurut standar BPS sejumlah 1100 jiwa (765 KK).
8

Desa Tohkuning terdapat penduduknya yang telah sarjana


sejumlah 8 orang dan pascasarjana 2 orang. Penduduk yang telah
berpendidikan akademi/DI-DIII berjumlah 10 orang. Orang yang
berpendidikan SMA sejumlah 120 orang, SMP 125 orang, SD 120
orang, dan TK 131 orang. Terdapat penduduk lulusan pendidikan
khusus sejumlah 57 orang dengan pembagian pondok pesantren 4
orang, pendidikan keagamaan 2 orang, sekolah luar biasa 4 orang, dan
kursus ketrampilan 47 orang.
f. Keadaan Penduduk menurut Mata Pencaharian
Analisis jumlah penduduk menurut mata pencaharian adalah
penduduk yang dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan
pekerjaan atau mata pencahariannya, seperti Pegawai Negeri Sipil, AB
RI, swasta, wiraswasta/pedagang, tani, pertukangan, buruh tani,
pensiunan, nelayan, pemulung, jasa. Struktur penduduk menurut mata
pencaharian berkaitan dengan distribusi atau penyebaran tenaga kerja,
penyediaan lapangan pekerjaan, serta penyediaan fasilitas yang dapat
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis-jenis mata pencaharian di
wilayah tersebut.
9

Tabel 4.1.6 Keadaan Penduduk menurut Mata Pencaharian di Desa


Tohkunng, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten
Karanganayr

Mata Pencaharian 2018


Pegawai Negeri Sipil 37
ABRI -
Swasta 932
Wiraswasta/pedagang 62
Tani 370
Pertukangan 72
Buruh Tani 1.214
Pensiunan 7
Nelayan -
Pemulung 44
Jasa 15

Sumber: Data Sekunder


Berdasarkan tabel 4.1.6 terdapat pekerjaan yang dilakukan oleh
penduduk terbanyak, yaitu sebagai buruh tani dengan jumlah 1214 jiwa.
Menjadi buruh tani lantaran lahan yang dimiliki hanya sedikit bahkan
ada yang tidak memiliki atau pendapatan yang dimiliki tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Disisi lain, penduduk yang
menjadi tani lebih sedikit yaitu 370 jiwa. Kemudian sebagai pekerja
swasta sejumah 932 jiwa.
Penduduk Desa Tohkuning tidak ada yang menjadi nelayan
karena lokasinya yang tidak memadai untuk menjadi seorang nelayan.
Penduduk yang bekerja menjadi PNS sejumlah 37 jiwa, namus tidak
ada yang bekerja menjadi seorang ABRI. Penduduk yang bekerja
menjadi wirausaha/pedagang sejumlah 62 jiwa, pertukangan 72 jiwa,
pensiunan 7 jiwa, pemulung 44 jiwa, dan penduduk yang bekerja
disektor jasa sejumlah 15 jiwa.
g. Keadaan Penduduk menurut Agama
10

Jumlah penduduk menurut agama adalah penduduk yang dibagi


berdasarkan keyakinan atau kepercayaan yang dianut, yaitu Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Struktur penduduk menurut jumlah
penganut agama berguna untuk berbagai keperluan mengenai integrasi
di bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Manusia membutuhkan agama,
sebagai pedoman hidup. Tanpa agama, manusia bisa tersesat di dunia
ini. Dengan mengetahui jumlah penganut agama di suatu wilayah, kita
dapat menelusuri lebih lanjut apa sebab dan akibat suatu agama di
wilayah itu berkembang atau tidak.

Tabel 4.1.7 Keadaan Penduduk Menurut Agama

Agama Jumlah
Islam -
Kristen -
Katolik -
Hindu -
Budha -
Konghucu -

Jumlah -
Sumber: Data Sekunder
Berdasarkan tabel 4.1.7 untuk jumlah penduduk menurut agama
tidak dapat disampaikan, karena data tersebut tidak tercantum pada data
monografi Desa Tohkuning. Data yang tidak lengkap menyebabkan
data yang didapatkan berkurang, sehingga tabel tidak dapat disisikan.
Data yang tidak lengkap menjadikan tidak dapat disimpulkan keadaan
penduduk Desa Tohkuning menurut agamannya.
Dari prasaranan yang tersedia, dapat dikatakan bahwa mayoritas
penduduknya adalah Islam. Karena jumlah masjid Desa Tohkuning
yang paling banyak, yaitu 19 buah. Tepat ibadah yang tidak ada adalah
Pura, Vihara, Klenteng.
11

4. Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Kepala Desa
SUROTO

Kepala Seksi
Sekertaris Desa Kepala Seksi
Kesejahteraan dan
ICDAT PUTRI E Pemerintahan
Pelayanan
-
-

Kepala Urusan Kepala Urusan Umum


Keuangan dan Perencanaan
- -

Gambar 4.2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Tohkuning,


Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar.
Desa Tohkuning dipimpin oleh seorang kepala desa. Kepala desa
mempunyai wewenang dalam memimpin penyelenggaran pemerintahan
desa, mengajukan rancangan peraturan desa, menetapkan peraturan desa,
membina kehidupan dan perekonomian masyarakat desa serta
mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif. Kepala desa
dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh sekretaris desa.
Sekretaris desa memilki beberapa tugas yaitu membantu kepala
desa di bidang administrasi umum dan keuangandalam penyelenggaraan
tugas dan wewenang pemerintah desa, melakukan perencanaan kegiatan
dibidang administrasi umum dan keuangan, melaksanakan dan
mengkoordinasikan kegiatan dibidang administrasi umum dan keuangan
serta mengkoordinasikan pelaksanaan tugas perangkat desa lainnya.
Sekretaris desa dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 2
kepala urusan, yakni kepala urusan umum dan kepala urusan keuangan.
Keduanya memiliki tugas masing-masing. Kepala urusan umum
mempunyai tugas membantu tugas-tugas sekretaris desa. Namun pada
12

data monografi desa, belum tertulis nama-nama dari anggota organisasi


pemerintahan.
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan faktor utama dalam perkembangan
desa. Sarana dan prasarana berhubungan penting bagi hubungan antara
desa dan kota maupun sebaliknya, terutama dalam bidang ekonomi.
Adanya sarana dan prasarana yang baik akan mempermudah masyarakat
untuk berhubungan dengan dunia luar terutama dalam proses interaksi dan
bisnis.
a. Kondisi jalan
Sarana dan prasarana transportasi merupakan hal yang penting
dalam suatu daerah. Tanpa adanya sarana dan prasarana transportasi
menimbulkan kesulitan dalam mobilitas suatu daerah. Peningkatan
sarana dan prasarana transportasi menjadi lebih baik akan menjadikan
perkembangan suatu desa menjadi lebih maju.
Tabel 4.1.8 Kondisi Jalan Desa Tohkuning, Kecamatan
Karangpandan,Kabupaten Karanganyar
Jenis Sarana Kondisi Baik Kondisi Jumlah
Prasarana Buruk
Jalan desa (aspal) 0.00 Km 0.00 Km 0.00 Km
Jalan desa (tanah) 0.00 Km 0.00 Km 0.00 Km
Jalan antar 0.00 Km 0.00 Km 0.00 Km
desa/kecamatan
(aspal)
Jembatan desa (beton) 0.00 Km 0.00 Km 0.00 Km
Jembatan antar 0.00 Km 0.00 Km 0.00 Km
desa/kecamatan
(beton)
Sumber: Data Sekunder

Dari data monografi desa Tohkuning, belum tercantum data


kondisi jalan di desa Tohkuning. Tetapi dalam pengamatan kami,
jalan desa sudah banyak yang beraspal, khususnya di jalan utama
13

menuju ke kecamatan. Jalan di sekitar rumah warga berupa tanah dan


beton. Ada jalan yang sedang dalam perbaikan karena terjadi longsor
beberapa bulan yang lalu.
b. Alat transportasi
Alat transportasi menjadi kebutuhan yang utama. Kegunaan dari
alat transportasi juga sangatlah beragam. Transportasi digunakan
untuk berpergian, bekerja, mangangkut hasil produksi, dan mobilitas.
14

Tabel 4.1.9 Alat transportasi di Desa Tohkuning, Kecamatan


Karangpandan, Kabupaten Karanganyar 2019
Jenis Transportasi Jumlah
Bus Umum 0
Truk Umum 0
Sepeda Motor 0
Mobil 0
Sumber: Data Sekunder

Menurut pengamatan kami transportasi yang ada di Desa


Tohkuning sangatlah beragam, mulai dari transportasi umum dan
pribadi. Transportasi umum yang ada di Desa Tanjung yaitu bus dan
truk. Sedangkan transportasi pribadi yang dimiliki warga Desa
Tanjung yaitu sepeda motor dan mobil. Dalam data monografi tidak
dicantumkan jumlah kendaraan yang ada.
c. Komunikasi
Komunikasi menjadi hal penting dalam bermasyarakat. Tanpa
adanya komunikasi, suatu bangsa bisa saja terpecah belah. Di era
modern ini, alat-alat komunikasi udah sangat beragam.
Tabel 4.1.10 Komunikasi Desa Tohkuning, Kecamatan
Karangpandan, Kabupaten Karanganyar 2018.

Jenis Transportasi Jumlah


Telepon Umum 0
Kantor pos 0
Pemancar radio 0
Televisi 0
PLN 0
Sumber: Data Sekunder

Data monografi yang tersedia di Desa Tohkuning tidak dimuat


data mengenai sarana komunikasi yang digunakan oleh warga desa
Tohkuning. Jadi, tidak dapat disimpulkan mengenai data ini. Namun
untuk telepon seluler dan televisi beberapa masyarakat telah
memilikinya.
15

d. Pendidikan
Keadaan sarana dan prasarana pendidikan di Desa Tohkuning
kurang memadai. Kurang memadainya jumlah sarana pendidikan di
Desa Tohkuning ini membuat penduduk Desa Tohkuning mendapat
fasilitas pendidikan. Akan tetapi, warga Desa Tohkuning ini
diharapkan dapat memiliki wawasan yang luas sehingga dapat
memberikan manfaat bagi desanya. Sarana pendidikan di Desa
Tohkuning dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 4.1.11 Sarana Pendidikan Desa Tohkuning, Kecamatan
Karangpandan, Kabupaten Karanganyar 2019.
Sarana dan Prasarana Jumlah
Gedung TK 0
Gedung SD 0
Gedung SMP 0
Gedung SMA 0
Jumlah 0
Sumber: Data Sekunder

Data monografi yang tersedia di Desa Tohkuning tidak dimuat


data mengenai sarana pendidikan yang terdapat di desa Tohkuning.
Jadi, tidak dapat disimpulkan mengenai data ini. Namun, berdasarkan
pengamatan terdapapat beberapa Sekolah Dasar di Desa Tohkuning.
Diharapkan bagi Desa Tohkuning dapat menambah fasilitas sarana
dan prasarana pendidikan.
e. Sarana Ibadah
Manusia selain sebagai makhluk sosial juga termasuk dalam
makhluk religi. Hubungan manusia dengan Tuhan-Nya merupakan
hubungan yang tidak dapat dicampuradukkan dengan duniawi. Agama
sendiri adalah hak yang paling asasi diantara yang lainnya, sehingga
kebutuhan akan sarana dan prasaranan ibadah sangatlah penting.
Tabel 4.1.12 Sarana Ibadah Desa Tohkuning, Kecamatan
Karangpandan, Kabupaten Karanganyar 2019.
Sarana dan Prasarana Jumlah
16

Masjid 19
Mushola 7
Gereja 2
Pura 0
Vihara 0
Klenteng 0
Jumlah 0
Sumber: Data Sekunder

Di Desa Tohkuning hanya terdapat sarana ibadah Masjid,


Mushola, dan Gereja. Masjid di Desa Tohkuningberjumlah 19 dan
Mushola berjumlah 4. Selain itu, terdapat 2 Gereja di Desa
Tohkuning. Semuanya tidak ada yang rusak. Hal tersebut jelaslah
kurang baik karena di Desa Tohkuning terdapat 4 agama yaitu Islam,
Kristen, Katolik dan Hindu. Sarana peribadahan umat Kristiani,
Katolik dan Hindu tidak tersedia di Desa Tohkuning.
f. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan sangat diperlukan untuk menunjang kesehatan
masyarakat yang ada di sekitar. Sarana kesehatan bisa berupa
posyandu, puskesmas, atau rumah sakit. Semua sarana tersebut
seharusnya disediakan oleh pemerintah agar kesejahteraan masyarakat
juga baik.
Di Desa Tohkuning kami menemukan satu posyandu. Untuk
sarana kesehatan lain kami tercantum dalam data monografi. Jadi
tidak bisa dinyatakan berapa banyak sarana kesehatan yang ada di
Desa Tohkuning.

Tabel 4.1.13 Sarana Kesehatan Desa Tohkuning, Kecamatan


Karangpandan, Kabupaten Karanganyar 2019.

Sarana dan Prasarana Jumlah


Posyandu 7
17

Puskesmas 0
Rumah Sakit 0
Poliklinik 1
Jumlah 1
Sumber: Data Sekunder
Di Desa Tohkuning kami menemukan tujuh posyandu dan satu
poliklinik. Untuk sarana kesehatan lain kami tercantum dalam data
monografi. Jadi tidak bisa dinyatakan berapa banyak sarana kesehatan
yang ada di Desa Tohkuning.

g. Sarana Olahraga
Tidak hanya sarana kesehatan yang diperlukan oleh masyarakat,
tetapi masyarakat juga membutuhkan sarana olahraga. Sarana
olahraga bisa dimanfaatkan mulai dari umur remaja hingga dewasa.
Sarana tersebut bisa digunakan untuk kegiatan positif seperti olahraga
bersama.
Tabel 4.1.14 Sarana Prasarana Olahraga di Desa Tohkuning,
Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar
2019.
Sarana dan Prasarana Jumlah
Lapangan Voli 0
Lapangan basket 0
Lapangan sepakbola 1
Lapangan badminton 0
Jumlah 1
Sumber: Data Sekunder

Data monografi yang tersedia di Desa Tohkuning tidak dimuat data


mengenai sarana prasarana olahraga yang dapat digunakan oleh warga
desa Tohkuning. Jadi tidak bisa dinyatakan berapa banyak sarana
olahraga yang ada di Desa Tohkuning.

6. Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah sarana masyarakat mengumpulkan unsur-
unsur tindakan untuk melaksanakan sesuatu yang mereka ingin lakukan.
18

Struktur sosial adalah karakter umum yang langgeng, suatu pola hubungan
yang tipikal. Organisasi sosial dilukiskan ketika mempertimbangkan
pilihan-pilihan dan keputusan-keputusan tentang kesulitan dan konflik
yang dalam kenyataan terus berlangsung dalam suatu institusi yang
khusus.
Tabel 4.1.15 Organisasi Sosial di Desa Tohkuning, Kecamatan
Karangpandan, Kabupaten Karanganyar tahun 2019
Nama Keanggotaan Kegiatan
Organisasi
RT (Rukun
Warga RT masing- Memberikan pelayanan terhadap masyarakat seperti
Tetangga)
masing pembuatan KTP dan urusan administrasi lainnya.

RW (Rukun Warga RW masing- Rukun warga ini dibentuk untuk memberikan pelayanan
Warga) masing kepada masyarakat sekitar RW tersebut
Sebagai wadah pembinaan para pemuda desa atau kelurahan.
Remaja atau Kegiatan karang taruna meliputi kegiatan-kegiatan positif,
Karang Taruna
pemuda (usia 14-35 misalnya olahraga, kerja bakti, bakti sosial, kesenian,
tahun) membantu acara warga yang mempunyai hajat, keagamaan,
dan lain lain.
Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga. Biasanya, PKK diadakan sebulan sekali, dan
PKK Ibu-ibu
kegiatan yang dibahas di dalam PKK antara lain: musyawarah,
arisan dan lain-lain.
Organisasi ini bertujuan untuk menciptakan dan meningkatkan
Warga berusia min
LPM partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
35 tahun
dan pembangunan.
Sumber: Data Sekunder

Organisasi sosial merupakan suatu perkumpulan orang yang bersifat


sosial dan disusun untuk mencapai tujuan khusus. Organisasi sosial juga
mendukung beberapa fungsi lain yaitu sebagi tempat untuk menyalurkan
kegiatan anggotanya atau untuk memberikan pelayanan. Organisasi sosial
yang ada di Desa Tohkuning terdiri dari RT (Rukun Tetangga), RW
(Rukun Warga), Karang Taruna, PKK (Pembinaan Kesejahteraan
Keluarga), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
RT berfungsi untuk memberikan pelayanan terhadap masyarakat
seperti pembuatan KTP dan urusan administrasi lainnya. RW dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitar RW tersebut.
Karang taruna berfungsi Sebagai wadah pembinaan para pemuda desa atau
19

kelurahan. Kegiatan karang taruna meliputi kegiatan-kegiatan positif,


misalnya olahraga, kerja bakti, bakti sosial, kesenian, membantu acara
warga yang mempunyai hajat, keagamaan, dan lain lain.
PKK bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Biasanya,
PKK diadakan sebulan sekali, dan kegiatan yang dibahas di dalam PKK
antara lain: musyawarah, arisan, dan lain-lain. LPM bertujuan untuk
menciptakan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
7. Penguasaan Tanah
a. Sistem Penguasaan Tanah
Sistem penggunaan tanah yang diterapkan pada Desa Tohkuning,
Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar adalah hak milik,
sewa dan bagi hasil. Pada hak milik, tanah dikuasai penuh oleh pemilik
tanah itu sendiri. Jika sewa maka tanah yang disewakan oleh pemilik
tanah kepada orang yang mau menyewa tanah tersebut. Untuk bagi hasil
itu pemilik lahan menyerahkan tanah untuk dikelola oleh orang lain sesuai
syarat dan kesepakatan yang telah disetujui keduanya. Di akhir ada
pembagian hasil panen untuk pemilik tanah dan yang mengelola tanah
tersebut.
a. Bentuk penguasaan tanah
Penguasan tanah meliputi hubungan antara individu
(perseorangan), badan hukum ataupun masyarakat sebagai suatu
kolektivitas atau masyarakat hukum dengan tanah yang
mengakibatkan hak-hak dan kewajiban terhadap tanah. Hubungan
tersebut diwarnai oleh nilai-nilai atau norma-norma yang sudah
melembaga dalam masyarakat (pranata-pranata sosial). Bentuk
penguasaan tanah dapat berlangsung secara terus menerus dan dapat
pula bersifat sementara.
Sistem penguasaan tanah di Dusun Dengkeng, Desa Tohkuning,
Kecamatan Karangpandan yaitu Tanah Bengkok. Tanah bengkok
adalah tanah milik desa yang digunakan untuk kepentingan desa.
20

Tanah bengkok dibagi menjadi 3 yaitu tanah lungguh, tanah kas desa,
tanah pengarem-arem. Tanah bengkok di Desa Tohkuning termasuk
tanah bengko jenis tanah lungguh yaitu tanah yang menjadi hak
pamong desa untuk menggarapnya sebagai kompensasi gaji yang tidak
mereka terima.
b. Status Penguasaan Tanah
Bentuk penguasaan tanah dapat di bagi menjadi 4, yaitu pemilik
penggarap, penyewa, penyakap, dan buruh tani. Pemilik penggarap
yaitu orang yang memiliki lahan dan mengolahnya sendiri. Penyewa
adalah orang ang tidak mempunyai lahan dan menyewa lahan dalam
jangka waktu tertentu untuk diolah sendiri. Penyakap adalah orang
yang tidak memiliki lahan tetapi mengolah lahan orang lain dengan
sistem bagi hasil. Buruh tani adalah orang yang tidak memiliki lahan
dan mengerjakkan orang lain dengan diberi imbalan.
Bentuk penguasaan lahan di Dusun Dengkeng, Kalurahan
Tohkuning, Kecamatan Karangpandan adalah pemilik penggarap,
penyewa, dan buruh tani. Bentuk penguasaan tanah di Dusun
Dengkeng, sebagian besar adalah pemilik penggarap sebesar 50%,
penyewa 30%, dan buruh tani sebesar 20%.
8. Stratifikasi Sosial
a. Struktur masyarakat berdasarkan kekayaan
Stratifikasi sosial adalah perbedaan individu atau kelompok
dalam masyarakat yang menempatkan seseorang pada kelas-kelas
sosial-sosial yang berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak
serta kewajiban yang berbeda-beda pula antara individu pada suatu
lapisan sosial lainnya. Stratifikasi sosial muncul karena adanya
sesuatu yang dianggap berharga dalam masyarakat. Stratifikasi sosial
adalah struktur yang berlapis-lapis di dalam masyarakat. Lapisan
sosial menunjukkan bahwa masyarakat memiliki strata, mulai dari
yang terendah sampai yang paling tinggi.
21

Gambar 4.2 Stratifikasi Berdasar Kekayaan


Ket gambar:
1. Sangat Kaya 20%
2. Cukup kaya 50%
3. Tidak kaya 30%
Terdapat tiga lapisan masyarakat berdasarkan kekayaan di desa
Tohkuning. Lapisan pertama merupakan golongan sangat kaya dengan
jumlah 20% dari jumlah penduduk. Lapisan ini terdiri dari golongan
wiraswasta dan wirausaha. Golongan ini memiliki rumah yang
memadai, kendaraan pribadi, serta penghasilan yang dapat memenuhi
kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Lapisan kedua merupakan
golongan cukup kaya dengan jumlah 50%. Lapisan kedua meliputi
pedagang dan petani pemilik penggarap, petani penyewa, dan petani
penyakap. Masyarakat pada lapisan ini sebagian besar memiliki rumah
hak milik sendiri, memiliki tanah, serta dapat memenuhi kebutuhan
pokok dan sekunder. Lapisan ketiga merupakan golongan kurang kaya
dengan jumlaah 30%. Lapisan ini meliputi buruh tani, buruh pabrik.
Rumah tangga lapisan 3 dapat berpindah ke lapisan 2, lapisan ke
2 dapat berpindah ke lapisan 1. Caranya adalah dengan bekerja keras
dan usaha tanpa menyerah. Cara lain dengan mencari peluang pada
pekerjaan yang lain, yang memungkinkan mendapatkan hasil yang
lebih baik. Cara yang lainnya adalah dengan meningkatkan status
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
22

b. Struktur pelapisan petani berdasarkan status petani


Pelapisan status petani dibagi menjadi 4, yaitu pemilik
penggarap, penyewa, penyakap, dan buruh tani. Pemilik penggarap
yaitu orang yang memiliki lahan dan mengolahnya sendiri. Penyewa
adalah orang ang tidak mempunyai lahan dan menyewa lahan dalam
jangka waktu tertentu untuk diolah sendiri. Penyakap adalah orang
yang tidak memiliki lahan tetapi mengolah lahan orang lain dengan
sistem bagi hasil. Buruh tani adalah orang yang tidak memiliki lahan
dan mengerjakkan orang lain dengan diberi imbalan.
Gambar 4.3 Struktur Pelapisan Masyarakat Berdasarkan Status Petani

Keterangan gambar:
1. Pemilik penggarap 50%
2. Penyewa 30%
3. Buruh tani 20%
Lapisan teratas menunjukkan kelas atau stratifikasi
masyarakat berdasarkan status petani, yaitu sebagai petani pemilik
penggarap dengan jumlah presentase 50% dari jumlah penduduk
total. Petani penyewa dengan total presentase sebesar 30% dari
jumlah penduduk. Buruh tani dengan total presentase sebesar 20%
dari jumlah keseluruhan penduduk. Piramida di atas menunjukkan
mayoritas status penduduk di Desa Tohkuning adalah sebagai
petani pemilik penggarap.
23

Secara kepemilikan status petani pemilik penggarap


menempati posisi di atas di lapisan masyarakat karena mereka
memiliki lahan, dan bila dibandingkan dengan buruh tani, pemilik
penggarap lebih dihormati. Rasa kekeluargaan yang tinggi menjadi
latar belakang mengapa di Desa Tohkuning kesenjangan antar
strata sosial tidak begitu tampak, sehingga seolah-olah semua
masyarakatnya dianggap memiliki kedudukan yang sama di dalam
kehidupan sosial. Masyarakat Desa Tohkuning mengutamakan
kegotongroyongan dalam lingkungan masyarakat.
9. Konflik Sosial
Konflik Sosial adalah sebagai suatu proses sosial antara dua pihak
atau lebih ketika pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Latar
belakang adanya konflik adalah adanya perbedaan yang sulit ditemukan
kesamaannya atau didamaikan baik itu perbedaan kepandaian, ciri fisik,
pengetahuan, keyakinan, dan adat istiadat. Konflik merupakan situasi yang
wajar dalam setiap masyarakat.
Warga pedesaan memiliki kehidupan yang berbeda dengan
masyarakat di perkotaan. Mayarakat desa saling akrab satu dengan yang
lain, bergotong royong dalam berbagai hal yang bersifat kebersamaan.
Kehidupan pada masyarakat pedesaan sangat tentram dan rukun sesama
masyarakat.
Bentuk-bentuk konflik dapat dibedakan menjadi 4 yaitu antara
internal masyarakat, anatar masyarakat, masyarakat dengan dunia usaha,
masyarakat dengan pemerintah. Di Desa Tohkuning khususnya Dusun
Dengkeng tidak ditemukan bentuk bentuk konflik tersebut di atas karena
masyarakat saling menjaga kerukunan bertetangga. Tenggang rasa yang
ada di Desa Tohkuning sangat tinggi sehingga tidak ditemukan konflik.
10. Kebudayaan
Budaya adalah bentuk jamak dari kata “budi” dan “daya” yang
berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata “budaya” sebenarnya berasal dari
24

bahasa sanskerta, budhayah, yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang
berarti budi atau akal. Dalam Bahasa latin berasal dari kata colera yang
berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah
(bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu
sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah
alam. Dengan demikian, kebudayaan atau budaya memiliki makna atau
arti yang menyangkut keseluruhan aspek dalam kehidupan manusia. Istilah
ini meliputi cara berlaku, kepercayaan dan sikap, juga hasil dari kegiatan
manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk
tertentu. Kebudayaan akan berkembang dari tahapan yang sederhana
menuju tahapan yang lebih kompleks.
a) Rumah adat
Rumah yang berada di Desa Tohkuning kebanyakan adalah jenis
rumah limasan, yaitu rumah khas Jawa.
1) Denah rumah
6 1

7 3 4 5

Gambar 4.4 Denah Rumah Tempat Tinggal di Desa Tohkuning,


Kecamatan Karang Pandan, Kabupaten Karanganyar
Tahun 2019
Keterangan:
1. Teras (emperan)
2. Omah ndalem
3. Senthong kiwo (kiri)
4. Senthong tengah
25

5. Senthong tengen (kanan)


6. Dapur
7. Kamar mandi
2) Fungsi penempatan ruangan
Teras (emperan) berfungsi untuk ruang bersantai atau
menerima tamu yang bukan keluarga. Omah ndalem berfungsi
sebagai tempat bercengkrama dan bersantai keluarga dan menerima
tamu. Acara keluarga besar biasanya juga ditempatkan di omah
ndalem. Senthong berfungsi sebagai kamar pemilik rumah dan
keluarganya serta tempat menyimpan gabah. Dapur digunakan
untuk memasak, kamar mandi digunakan untuk melakukan
kegiatan MCK.
3) Alasan penempatan ruangan
Teras (emperan) sebagai bagian terdepan dari rumah. Omah
ndalem dibangun luas karena apabila ada hajatan yang
diselenggarakan pemilik rumah tidak perlu memindah barang
terlalu banyak karena bisanya hajatan penduduk desa sangat besar
dan menampung banyak orang. Senthong dibangun di samping atau
belakang supaya jauh dari bagian depan rumah karena senthong
bersifat pribadi bagi pemilik rumah dan keluarganya. Dapur dan
kamar mandi di samping rumah dan terpisah dari rumah utama
suapay kegiatan yang dilakukan tidak mengganggu kegiatan
keluarga. Alasan penempatan ruangan pada rumah joglo sudah
turun-temurun dari nenek moyang yang tidak pernah dirubah dan
tetap dilestarikan.
b) Sarana produksi pertanian
Peralatan sarana produksi yang digunakan di Desa
Tohkuning antara lain traktor, sprayer, cangkul, sabit, dan erekan.
Tidak ada perbedaan yang begitu banyak baik bentuk maupun
fungsi peralatan untuk masing-masing daerah. Traktor berfungsi
untuk membajak sawah, sprayer berfungsi untuk penyemprot
26

pupuk cair atau pestisida, cangkul berfungsi untuk menggemburkan


lahan, sabit berfungsi untuk menebas rumput, tanaman, maupun
gulma, erekan berfungsi untuk merontokkan padi.

c) Kebudayaan yang ada dan masih dipertahankan di Desa


Tohkuning adalah:
1) Adat istiadat yang berkaitan dengan siklus hidup manusia
Hajatan pernikahan (Mantu), Setiap ada salah satu
anggota keluarga yang akan menikah selalu diadakan hajatan
untuk merayakannya. Acara tersebut biasanya mendapatkan
bantuan dari tetangga sekitar secara suka rela. Acara atau adat
istiadat yang berkaitan dengan kelahiran dan kehamilan yaitu
mitoni, selapanan, tetesan, khitanan. Kenduri, Acara adat
sebagai wujud syukur telah diberi rezeki. Kenduri ini disebut
Megengan dalam rangka menyambut bulan ramdhan. Kegiatan
wayangan dilakukan setiap tahun sebagai hiburan masyarakat
desa.
2) Adat istiadat yang berkaitan dengan usahatani
Adat yang ada di Desa Tohkuning yang berkaitan dengan
usahatani adalah methil dan guwakan. Methil adalah acara
syukuran sebelum panen dengan memberikan sesajen di pojok
sawah. Guwakan adalah acara sebelum menanam padi dengan
memberikan sesajen di pojok sawah yang akan ditanam.
B. Karakteristik Responden
1. Identitas Keluarga Responden
a. Identitas Menurut Umur dan Status Penguasaan Lahan
Status petani berdasarkan penguasaan lahan dibagi menjadi
empat yaitu petani pemilik penggarap yaitu petani yang memiliki
dan menggarap lahan miliknya sendiri, penyewa yaitu petani yang
mengolah lahan milik orang lain dengan sistem membayar di muka,
penyakap yaitu petani yang mengolah lahan milik orang lain
27

dengan sistem bagi hasil dan buruh tani yaitu petani yang mengolah
lahan milik orang lain dengan sistem upah.
Tabel 4.2.1 Identitas Petani Menurut Umur dan Status Penguasaan
Lahan Desa Tohkuning, Kecamatan Karangpandan,
Kabupaten Karanganyar Tahun 2019
No Nama Umur Status Penguasaan Lahan
Petani
Suami Istri 1 2 3 4
1 Suradi 72 - 
2 Ngadiem - 72 
3 Karsi - 60 
4 Jumadi 42 - 
5 Ngadio 69 - 
6 Ngatmin 62 - 
7 Suparno 72 - 

8 Sanget 35 - 
9 Sunarso 43 - 
10 Suwarni - 47 
11 Yoyok 49 - 
Sukaryo
12 Suparmi 65 - 
13 Sutarno 35 - 
14 Wiro 60 - 
Sugito
15 Sastro 74 - 
Sutarno
16 Priyo - 47 
Katmanto
17 Sularno 37 - 
18 Katno 58 - 
Ngadiyo
19 Sukarno 55 - 
20 Kasmi - 55 
21 Eva - 29 
22 Sumiyem - 64 
Sugino 55 
23 -
Sugi 54 
24 -
25 Hadi 69
- 

∑ 25 17 1 0 7
% 100% 68% 4% 0% 28%

Sumber : Data Primer


Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa mayoritas dari
25 responden adalah keluarga pemilik penggarap berjumlah 17
orang dengan persentase 68%, usia rata-rata suami istri 29-74
tahun. Responden memilih sebagai petani pemilik penggarap
karena menurut mereka dengan mengolah lahan dengan tenaga
sendiri, mereka dapat mengabdikan dirinya sepanjang hari pada
28

lahan/sawah milik mereka. Selain itu mereka juga dapat


menghasilkan produksi yang maksimal tanpa mengeluarkan biaya
tambahan, seperti membayar buruh ataupun melakukan bagi hasil
kepada petani penyewa. Jumlah petani lainnya, seperti petani
penyewa ada 1 orang dengan persentase 4%, petani penyakap tidak
ada dalam desa ini dan responden yang berstatus sebagai buruh tani
berjumlah 7 orang dengan persentase 28%.
Masyarakat sebagai petani penyewa adalah mereka yang
menggarap lahan milik orang lain, tetapi tanpa membayar biaya
sewa hanya menggunakan sistem bagi hasil. Tetapi biasanya status
tersebut dari tahun ke tahun selalu sama yaitu bertindak sebagai
petani yang menyewa lahan sawah dari orang lain dan tidak
berusaha untuk merubah status mereka.
b. Identitas Responden menurut Jumlah Anggota Keluarga
Kepemilikan anak di Desa Tohkuning beragam. Tidak ada
patokan pasti dalam memiliki anak. Banyak pula yang sudah
merantau untuk bekerja. Ada pula yang merantau utnuk
mengenyam pendidikan yang lebih tinggi setiap keluarga sebagian
besar memiliki anggota keluarga lebih dari satu orang, terdiri dari
keluarga inti (suami, istri, dan anak) atau terdiri dari keluarga
tambahan (orang tua dan saudara).
29

Tabel 4.2.2. Identitas Keluarga dan Tingkat pendidikan di Desa


Tohkuning, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten
Karanganyar Tahun 2019
Jumlah Anggota Keluarga Pendidikan
N Sua Anak
Pria Wanita Istri
o. mi
0- 4- 15- >6 0- 4- 15- >6 SD SM SM A
PT
4 15 65 5 4 15 65 5 P A K
1 - - - 1 - - - 1 6 6 - - - - -
2 - - - - - - - 1 0 2 - - - - -
3 - - - - - - 3 - 0 0 - - - - -
4 - 1 2 - - - 1 - 6 9 1 1 - - -
5 - - - 1 - - 1 - 3 0 - - - - -
6 - - 1 - - - 1 - 6 6 - - 1 - -
7 - - 1 - - - 1 - 12 6 1 - - - -
8 - - - - - 1 2 - 6 0 1 - 1 - -
9 - - 1 - - 1 1 1 6 6 - 1 1 - -
10 - 1 1 - - - 1 - 6 6 - 1 1 - -
11 - - 1 - - - 2 - 6 9 - - 2 - -
12 - 1 2 - - - 1 - - 6 1 2 - - -
13 - - - - - 1 1 - 9 9 - - - - -
14 - - 1 - - - 3 - - - 1 1 - - -
15 - - - - - - - 1 6 6 - - - - -
16 - - 1 - - 1 1 1 9 12 - - - - -
17 - - 1 - - 1 3 - 6 6 - - 1 - 1
18 - - 1 - - - 1 - 0 0 - - - - -
19 - 1 1 - - - 2 - 9 6 1 - 1 - -
20 - - 1 - - - 1 - 9 0 - - - - -
21 1 - 2 - - - 2 - 16 16 - - - - -
22 - - 1 1 - - 1 - 6 6 - - 1 - -
23 - - 2 - - - 1 - 6 6 - - 1 - -
24 - 2 1 - - - 1 - 0 9 1 1 - - -
25 - - - 1 - - 1 - 6 6 - - - - -
∑ 1 6 21 4 - 5 32 5 7 7 10 - 1
4 24 84 32 20 128 20 28 28 40 4
% - - - -
% % % % % % % % % % %

Sumber: Data Primer


Data hasil pengamatan identitas responden menurut
jumlah anggota keluarga dan tingkat pendidikan di Desa
Tohkuning menunjukkan bahwa jumlah pria terbanyak pada usia
15-65 tahun yaitu sebanyak 86% dan begitu pula dengan jumlah
wanita terbanyak yaitu pada usia 15-65 tahun yaitu sebanyak
84%. Hal ini menunjukkan sebagian besar masyarakat Desa
Jatinom termasuk dalam usia produktif, sisanya adalah balita
30

dan anak-anak usia sekolah yaitu usia antara 0-4 tahun. Jumlah
presentasi anggota keluarga pria yang masih berusia 0-4 tahun
adalah 4% dan usia 0-4 tahun pada wanita adalah 0%. Persentase
anggota keluarga pria yang masih berusia 4-15 tahun adalah
24% dan persentase anggota keluarga wanita pada usia 4-15
tahun adalah 20%. Persentase anggota keluarga pria yang
berusia >65 tahun adalah 32% dan persentase anggota keluarga
wanita yang berusia >65 tahun adalah sebesar 20%. Mayoritas
keluarga responden pada usia produktif, maka beban suami
(KK) semakin kecil.
Pendidikan anak keluarga petani di Dusun Dengkeng,
Desa Tohkuning, Kecamatan Karangpandan, yaitu terbagi
menjadi SD, SMP, SMA, dan Lulusan Perguruan tinggi. Lulusan
SD sebesar 28%, lulusan SMP sebesar 28%, lulusan SMA
sebesar 40%, dan lulus perguruan tinggi sebesar 4%. Petani
sendiri mayoritas adalah lulusan SD.
2. Perilaku Responden dalam Kegiatan Mencari Nafkah
a. Arti Hidup Cukup
Manusia merupakan makhluk yang tidak pernah merasa puas
akan sesuatu. Bila sudah memiliki yang satu maka akan muncul
keinginan untuk memperoleh atau mendapatkan sesuatu yang
lainnya. Begitu pula tentang definisi hidup cukup yang setiap orang
mempunyai ukuran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya
dalam mengartikan hidup cukup itu sendiri.
31

Tabel 4.2.3 Arti Hidup Cukup di Desa Tohkuning, Kecamatan


Karangpandan, Kabupaten Karanganyar Tahun 2019

No. Uraian ∑ %
%

1 Apakah yang diartikan hidup cukup oleh responden


a. Asal bisa makan sehari-hari sekeluarga 4 16%
Asal bisa makan, membeli pakaian sekedarnya,
b. mempunyai 5 20%
rumah sederhana
Asal bisa makan, membeli pakaian, mempunyai
c. rumah dan bias 1 4%
menyekolahkan anak
Asal bisa makan, membeli pakaian, mempunyai
d. rumah, 15 60%
membiayai sekolah, dan bisa membeli kebutuhan
sekunder
seperti tanah, TV, sepeda motor, dll
e. Lainnya - 0%

Sumber: Data Primer


Data hasil pengamatan mengenai arti hidup cukup bagi petani
di Desa Tohkuning yang diperoleh menunjukkan bahwa arti hidup
cukup bagi petani di Desa Tohkuning ialah asalkan mereka bisa
makan, membeli pakaian, mempunyai rumah, dan membiayai
sekolah anak dengan presentase sebesar 4 %. Sedangkan untuk
petani yang menganggap arti hidup asal bisa makan sehari-hari
sekeluarga ialah 16%, untuk petani yang menganggap asal bisa
32

makan, membeli pakaian, mempunyai rumah sederhana sebesar


20%, untuk petani yang menganggap asal bisa makan, membeli
pakaian, mempunyai rumah, membiayai sekolah, dan bisa membeli
kebutuhan sekunder seperti tanah, TV, sepeda motor, dll sebesar
60%.
Hal ini menunjukkan jika sebagian masyarakat Desa
Tohluning tingkat kesejahteraannya sudah cukup baik. Masyarakat
telah memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarakat dapat
memenuhi kebutuhan sekunder mereka seperti membeli kendaraan,
dan kebutuhan sekunder lainnya.
b. Kegiatan Mencari Nafkah
Setiap orang mempunyai orientasi yang berbeda dalam
kegiatan mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Hal tersebut di dasarkan atas kebutuhan dan usaha untuk dapat
mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Juga dikarenakan keinginan
masing-masing individu yang berbeda.
Tabel 4.2.4 Kegiatan Mencari Nafkah di Desa Tohkuning,
Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar
Tahun 2019
No. Uraian ∑ %
Apakah dalam kegiatan mencari nafkah baik usaha
2
tani/usaha lainnya responden bekerja
a. Sekedar mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari 14 56
b. Berkeinginan memiliki sesuatu (misal menaikkan status
9 36
dengan membeli tanah/rumah/barang sekunder/naik haji
c.Berkeinginan memperbesar usahanya atau membuka usaha
2 8
baru atau bekerja diladangnya
d.lainnya 0 0
3 Selain usaha mencukupi kebutuhan hidupnya atau
memenuhi keinginannya, responden:
a. Sekedar melakukan usaha yang ada, pasrah (menerima) 8 32
apa adanya
b. Berkeyakinan usaha saat ini bisa memberi hasil yang baik 10 40
c. Berusaha memberi tambahan penghasilan dengan 6 24
berusaha/bekerja di bidang lain
d. Berkeinginan pindah usaha (meninggalkan pekerjaan tani) 0 0
setelah memiliki usaha/pekerjaan baru
e. Lainnya 0 0
4 Apakah bapak/ibu ingin memperbaiki nasib yang lebih baik
dari sekarang :
a. Selalu ingin memperbaiki 18 72
b. Kadang muncul keinginan memperbaiki 3 12
c. Tidak pernah berkeinginan untuk memperbaiki. 5 20
33

5 Apakah dalam kegiatan mencari nafkah, petani selalu


berorientasi/berpedoman pada:
a. Pengalaman-pengalaman orang tua sebelumnya 15 41
b. Berdasarkan kemampuan yang ada saat ini 10 28
c. Belajar pada penyuluh atau pengusaha lain, mencari 11 31
informasi
d. Lainnya 0 0
9 Apakah dalam kegiatan mencari nafkah dan kegiatan sosial
petani
a. Bekerja berdasarkan petunjuk/nasehat orang tua, tokoh 10 40
masyarakat.
b. Bekerja dengan mengutamakan kerjasama dengan warga 15 60
desa.
c. Lainnya 0 0
Sumber : Data Primer
Data hasil pengamatan mengenai kegiatan dalam mencari
nafkah di Desa Tohkuning, menunjukkan yang terbanyak yaitu
bahwa dalam kegiatan mencari nafkah baik usahatani maupun
usaha lainnya petani bekerja untuk sekedar mencukupi kebutuhan
sehari-hari yaitu sebesar 56%. Selain usaha mencukupi kebutuhan
hidupnya atau memenuhi keinginannya, responden berusaha
memberi tambahan penghasilan dengan berusaha/bekerja dibidang
lain, sebesar 24%. Kebanyakan responden juga selalu ingin
memperbaiki statusnya dengan menaikan penghasilan
pekerjaannya, ditunjukkan dengan presentase sebesar 72%.
Kegiatan mencari nafkah, petani selalu
berorientasi/berpedoman pada pengalaman orang tua mereka,
sebesar 41%. Dalam kegiatan mencari nafkah dan kegiatan sosial
petani, paling banyak petani bekerja berdasarkan bekerjasama
dengan menutamakan kerjasama dengan warga desa sebesar
68%.Keputusan dalam Usaha Tani
Para petani dalam menjalankan kegiatan produksi usahatani
pasti memiliki keputusan-keputusan dengan berbagai macam alasan
dan pihak yang dilibatkan. Keputusan ini dilakukna untuk
keberlangsungan usaha tani tersebut. Memutuskan suatu keputusan
harus memperhatikan faktor-faktor dan resiko yang akan terjadi
secara matang.
34

Tabel 4.2.5 Keputusan dalam Usaha Tani di Desa Tohkuning,


Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar
2019

No Uraian ∑ %
7. Ketika mengambil keputusan, responden :
a. Selalu melibatkan anggota keluarga 20 80
b. Kadang-kadang melibatkan 3 12
c. Tidak pernah melibatkan 2 8

8. Yang dilibatkan dalam pengambilan


keputusan:
a. Suami 3 12

b. Istri 14 56

c. Orang tua 1 4
9 36
d. Anak

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.2.5 diperoleh bahwa mayoritas


responden mengambil keputusan melibatkan anggota keluarga.
Jumlah memutuskan keputusann yang melibatkan keluarga adalah
20 responden. Dalam kegiatan mendapatkan keputusan terdapat 3
responden yang kadang-kadang melibatkan anggota keluarganya.
Kemudia 2 responden tidak pernah melibatkan keluarganya dalam
menentukan keputusan.
Mayoritas responden adalah laki-laki, sehingga yang sering
dilibatkan dalam mengambil keputusan adalah istri. Kemudian
anak juga masih dilibatkan dalam mengambil keputusan, dengan
jumlah dari responden yang diapat adalah 9 orang. Jumlah suami
responden yang diajak dalam mengambil keputusan adalah 3
35

orang. Terdapat orang tua yang masih dilibatkan dalam


mengambil keputusan sejumlah 1 orang.
a. Penggunaan Pendapatan Petani
Pendapatan yang didapat, biasanya digunakan petani untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, ditabung atau investasi.
Tabungan tersebut biasanya digunakan untuk cadangan sampai
musim panen yang akan datang. Bisa berupa uang tunai atau
barang lainnya
Tabel 4.2.6 Penggunaan Pendapatan Petani di Desa Tohkuning,
Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar

No Uraian ∑ %
10 Untuk apa sajakah pendapatan petani
digunakan :
a. Konsumsi 25 36,2
b. Tabungan 23 33,3
c. Investasi 21 30,4
d. Lainnya - -
11 Dalam bentuk apa petani menabung ?
a. Barang berharga (harta kekayaan, 17 50
seperti : rumah, alat transportasi,
alat rumah tangga, perhiasan/emas
batangan)
b. Uang tunai dirumah
c. Ditabung dibank 9 26,5
d. Lainnya 6 17,6
Tujuan menabung 2 5,9
12 a. Keperluan mendadak
b. Modalusaha 20 55,6
c. Pendidik anak 10 27,8
d. Naik haji 5 13,8
e. Lainnya - -
Dalam bentuk apa petani melakukan 1 2,8
13 investasi
a. Investasi alat dalam usaha tani
(cangkul, sabit,dll) 25 100
b. Membelitanah
c. Investasi usaha lain (luas usaha tani, 11 44
seperti membuka warung, berdagang 3 12
dan industrirumah tangga
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.2.6 kebanyakan pendapatan responden
habis digunakan unutk kebutuhan konsumsi sehari-hari.
Responden yang menggunakan pendapatannya untuk ditabung
36

adalah 23 dari 25 responden. Penggunaan pendapatan untuk


investasi sebesar 21 dari 25 responden.
Mayoritas responden menabung dalam bentuk barang
berharga. Menabung uang tunai dibank hanya 6 responden dari 25
responden, sedangkan 9 respondeng menabung di rumas dalam
bentuk uang tunai. Kebanyakan kegiatan menabung digunkana
saat ada suatu hal yang mendesak. Kegiatan investasi untuk
semua responden menginvestasikan dala bentuk alat pertanian
seperti cangkul, sabit, dll.
b. Tingkat Kerukunan Masyarakat
Tingkat kerukunan masyarakat Desa Tohkuning masih
cenderung tinggi. Untuk itu kepedulian sosial yang masih kental
membuat kehidupan di Desa Tohkuning terasa tidak pernah ada
masalah dengan masyarakat sekitar. Rasa toleransi mereka begitu
tinggi sehingga jarang terjadi suatu konflik.
Tabel 4.2.7 Tingkat Kerukunan Masyarakat di Desa Tohkung,
Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar
2019
No. Uraian ∑ %
Kalau seseorang mendapat bantuan (sumbangan)
14 apakah ia harus membalas memberikan bantuan
kepada setiap orang yang telah memberika bantuan?
a. Ia harus membalas 10 40
b. Boleh membalas, boleh tidak membalas 12 48
c. Tidak diharuskan memberikan balasan 3 12
Kalau jawaban pada no 14 a atau b. Bila sumbangan
15
harus dibalas, apakah bantuan tersebut:
a. Boleh lebih sedikit dari sumbangan yang pernah
13 52
diterima
b. Sama besarnya dengan nilai sumbangan yang
10 40
pernah diterima
Sumber : Data Primer
Berdasrkan tabel 4.2.7 diperoleh data yang menyatakan dari
25 responden 12 di antaranya mengatakan bahwa dalam
pemberian bantuan, yang diberi bantuan tidak wajib membalas
pemberian tersebut. Tetapi di Desa Tohkuning terdapat sistem
37

yang memberikan bantuan ketika ada suatu acara seperti


pernikahan dan sebagainya. Sistem ini diberlakukan terus
menerus secara bergilir. Pemberian bantuan tidak harus berbentuk
uang, namun dapat berupa bantuan tenaga.
Apabila diberikan suatu sumbangan, mayoritas responden
menyatakan bahwa penerima dapat membalas sumbangan
tersebut lebih sedikit dari yang diterima, meskipun tidak
diwajibkan untuk mengembalikan sumbangan tersebut. Perilaku
tersebut terjadi karena sistem yang berlaku di Desa Tohkuning
tersebut. Sistem tersebut membuat warganya saling tolong
menolong, bahu membahu dalam berkehidupan sosial.
c. Kegiatan Panen Masyarakat
Tahap terakhir dalam usahatani adalah melakukan panen
dan kemudian dipasarkan. Dalam melakukan kegiatan ini
membutuhkan jumlah tenaga kerja yang tidak sedikit, baik yang
berasal dari dalam maupun dari luar keluarga. Jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing
petani sesuai dengan jumlah luas lahan yang dikerjakan.
38

Tabel 4.2.8 Kegiatan Panen Masyarakat di Desa Tohkuning,


Karangpandan, Karanganyar 2019
No. Uraian  %
1. Dalam melakukan kegiatan panen,
petani :
a. Menebaskan kepada orang 8 32
lain 13 52
b. Dikerjakan oleh anggota
keluarga dibantu kerabat 1 4
c. Dikerjakan tetangga (wanita)
warga desa tentu saja (yang
diundang saja) 0 0
d. Dikerjakan tetangga (wanita)
warga desa siapa saja tanpa
dibatasi jumlahnya 3 12
e. Lainnya
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.2.8 dapat dikatakan bahwa mayoritas
petani Desa Tohkuning lahannya ketika panen dikerjakan oleh
anggota keluarga yang dibantu kerabatnya. Dalam melibatkan
anggota keluarga dan kerabat dikarenakan mencarinya yang
mudah karena sudah saling kenal. Kemudian terdapat yang
dikerjakan tetangga wanita, karena mudah untuk di panggil ketika
ada kegiatan panen.
Ada pula yang lahan pertaniannya ketika panen ditebaskan.
Alasannya adalah mempercpat mendapatkan penerimaannya dan
tidak susah payah untuk memanennya. Dalam kegiatan
menebaskan kebanyakan tengkulak yang medatangi petani. Desa
Tohkuning tidak memiliki sistem bahwasannya warga desa yang
tidak diundang pada pekerjaan panen diperbolehkan untuk ikut
dalam kegiatan panen, sehingga yang dipekerjakan hanyalah yang
diundang saja.
2. Kelembagaan Hubungan Kerja Luar Pertanian
1) Mata Pencaharian dan Motivasi Bekerja di Luar Pertanian
Mencukupi kebutuhan sehari-hari tidak dapat hanya
mengandalkan usaha di dalam satu bidang karena kebutuhan
manusia yang tidak ada batasnya menuntut manusia untuk bekerja
39

lebih. Strategi hidup untuk dapat bertahan adalah dengan


melakukan inovasi atau memanfaatkan serta menciptakan
kesempatan diri untuk berkembang di usaha yang lain diluar
pertanian. Bagi beberapa petani, bekerja dalam bidang pertanian
saja belum tentu cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Beberapa petani memilih menambah pekerjaan pada bidang lain
untuk memenuhi kebutuhan atau karena ada alasan tertentu lainnya.
Selain untuk menambah penghasilan, tambahan pendapatan yang
diperoleh digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
40

Tabel 4.2.9 Mata Pencaharian dan Motivasi Bekerja di Luar


Pertanian di Desa Tohkuning,Karangpandan,
Karanganyar 2019
Jenis Pekerjaan
No Pendapatan/Tahu
Pekerjaan n Motivasi
Tidak
bekerja Rp. 0,- Sudah tua
1 sampingan
Tidak
bekerjaan Rp. 0,- Sudah renta
2 sampingan
Tidak
bekerja Rp. 0,- SDM masih kurang
3 sampingan
4 Berdangang Rp. 1.080.000 Menambah pemasukan
Tidak
bekerja Rp. 0,- Sudah renta
5 sampingan
Penjual mie
Rp 10.800.000,- Untuk menambah penghasilan
6 ayam
7 - - -

8 - - -

9 - - -
Buruh
Rp 28.800.000,- Untuk mencukupi kebutuhan
10 bangunan
11 - - -

12 - - -

13 - - -

14 - - -

15 - - -
16 Sales Roti Rp 108.000.000,- Untuk mencukupi kebutuhan hidup

17 - - -

18 - - -

19 - - -

20 - - -

21 - - -
Buruh Untuk mencukupi kebutuhan
Rp.18.000.000,-
22 pabrik kelluarga
Untuk mencukupi kebutuhan
Supir truk Rp. 47.200.000,-
23 keluarga
Buruh Untuk mencukupi kebutuhan
Rp. 28.800.00,-
24 bangunan keluarga
25 - - -

Sumber : Data Primer


Berdasarkan tebel 4.2.9 dapat dikatakan bahwa resopend
yang memiliki pekerjaan sampingan lebih sedikit dari yang tidak
memiliki pekerjaan diluar pertanian. Responden yang tidak
41

mencari pekerjaan lain diluar pertanian rata-rata beralasan karena


sudah tua. Alasan umur yang menjadikan penghasilan mereka
tidak maksimal karena tidak menambah penghasilan dari bidang
diluar pertanina.
Kebanyakan responden yang memiliki pekerjaan diluar
pertanian menjadi seorang buruh, entah itu buruh bangunan
ataupun buruh pabrik. Pekerjaan ini dipilih karena menurut
mereka pendapatan dari pekerjaan ini lebih besar dari pekerjaan
didalam pertanian. Ada pula yang menjadi seorang pedagang dan
juga sopir truk.
2) Fasilitas dan Cara Mendapatkan Pekerjaan di Luar Pertanian
Setiap individu mempunyai cara yang berbeda–beda dalam
mendapatkan pekerjaan lain diluar sektor pertanian. Berbagai
macam usaha pun dilakukan untuk mendapatkan pekerjaan
tersebut. Setiap pekerjaan terdapat fasilitas-fasilitas yang diberikan
oleh perusahaan kepada responden. Setiap pekerjaan memiliki
fasilitas yang berbeda-beda.
Tabel 4.2.10 Fasilitas dan Cara Mendapatkan Pekerjaan di Luar
Pertanian di Desa Tohkuning, Karangpandan,
Karanganyar 2019
No Uraian Σ %
3. Selain mendapat upah apakah buruh
tersebut masih?
a. 2 8
(makanan, hadiah lebaran)
b. 0 0
rumah tangga majikan
c. 4 16
tertentu : buruh masih
saudara/kerabat, buruh dengan
kontrak kerja, buruh lepas/tanpa
ikatan.
d. 0 0
4. Siapa yang memberikan pekerjaan di
luar pertanian tersebut?
a. 4 16
b. 0 0
c. 3 12
d. 0 0
Sumber : Data Primer
42

Berdasasrkan tabel 4.2.10 dikatakan bahwa responden yang


memiliki perkejaan diluar pertanian, 16% digolongkan pada buruh
masih saudara/kerabaat, buruh dengann kontrak kerja, buruh
lepas/tanpa ikatan. Responden yang bekerja diluar pertanian juga
mendapatkan jaminan seperti makan dan sebagainya. Fasilitas
tersebut bertujuan untuk membuat pekerja betah bekerja di
perusahaan tersebut.
Responden yang bekerja diluar pertanian kebanyakan
mencari sendiri pekerjaan tersebut. Mencari pekerjaan sendiri ini
bertujuan agar mendapatkan pekerjaan yang mereka mampu dan
minati. Kemudian juga ada yang diajak teman atau saudara, hal ini
dikarenakan sifat manusia yang sering mengutamakan keluarga
atau orang terdekat mereka.
3. Kelembagaan Hubungan Kerja Keluarga Petani
Keluarga merupakan suatu lembaga informal yang merupakan
tempat terbentuknya sifat dan sikap seorang individu. Keluarga yang
mengarahkan kemana dan bagaimana memandang hidup dan menjadi
lembaga yang membentuk pemikiran polos tentang cita-cita. Dibawah
ini termuat tabel yang menunjukkan latar belakang sebuah keluarga
tani yang akan mempengaruhi keberlanjutan status keluarga.
Tabel 4.2.11 Kelembagaan Hubungan Kerja di Desa Tohkuning,
Karangpandan, Karanganyar 2019

No Uraian Σ
1. Apakah pekerjaan orang tua responden?
a. Petani 22
b. Pegawai 0
c. Serabutan 0
d. Buruh tani 3

Sumber : Data Primer


Berdasarkan tabel 4.2.11 kebanyakan orang tua responden
bekerja sebagai petani. Terdapat 3 orang yang bekerja sebagai buruh
tani. Menjadi seorang petani dan buruh tani memang sangat terlihat
43

dari keadaan tempat desanya yang terdapat cukup banyak lahan


sawah.
Berdasarkan data yang didapatkan dari responden bahwa orang
tua mereka bukan seorang pegawai ataupun pekerja serabutan.
Keadaan ini disebaban oleh individu yang ingin memanfaatkan lahan
yang mereka miliki. Lahan yang mereka miliki kebanyakan adalah
lahan yang turun temurun dari generasi ke generasi.
Tabel 4.2.12 Kelembagaan Hubungan Kerja di Desa Tohkuning,
Karangpandan, Karanganyar 2019
No. Uraian  %
2a. Apakah orang tua responden
masih ikut bekerja dalam usaha
tani responden?
a. Ya 3 12
b. Tidak 15 60
c. Tidak semua, sebutkan 7 28
2b. Kalau ya, apakah mereka di beri
upah?
a. Ya 1 4
b. Tidak 15 60

Sumber : Data Primer


Berdasarkan tabel 4.2.12 dinyatakan bahwa orang tua yang
masih ikut bekerja dalam usahatani rsponden hanya 3 orang. Orang
tua responden yang sudah tidak bekerja di usaha tani responden
sebanyak 15 orang, dan ditambah 7 orang yang tidak semua.
Kebanyak dari yang orang tuanya sudah tidak bekerja di usahatani
responden dikarenakan sudah meninggal.
Berdasarkan tabel, orang tua yang masih bekerja di usahatani
dan mendapatkan suatu upah hanya ada 1 orang saja. Upah ini
didapatkan karena orang tua responden masih dapat melakukan
kegiatan yang produktif dalam pertanian, dikarenakan tenaganya yang
masih kuat. Disisi lain dari tenaganya yang masih kuat beliau
memiliki lahan sendiri, sehingga memiliki motivasi ataupun semangat
untuk mengolah lahannya.
44

a. Kelembagaan Pertanian/Pedesaan
1) Asal Modal Usaha Tani
Modal menjadi hal yang sangat penting dalam
menjalankan usahatani. Modal tersebut bisa didapat dari
panen sebelumnya, tabungan atau pinjaman. Bagaimana pun
memperlancarkan dalam menjalankan usahatani.
Tabel 4.2.13 Asal Modal Usaha Tani d Desa Tohkuning,
Karangpandan, Karanganyar 2019
No Uraian Σ %
1. Dalam menjalankan usahatani dari
manakah Bapak/Ibu memperoleh modal
usaha?
a. Milik sendiri/Keluarga/Tabungan 12 48
b. Pinjam dari tetangga/kerabat 1 4
c. Pinjam dari lembaga keuangan 0 0
d. a dan b 5 20
e. a dan c 7 28
2. Untuk menjalankan usahatani, apabila
Bapak/Ibu harus meminjam modal, dari
siapakah modal dimaksud berasal?
Mengapa saudara pilih sumber modal
tersebut?
a. Keluarga (saudara, anak) 3 12
b. Majikan - 0
c. Tetangga 3 12
d. Lembaga keuangan 7 28
(bank, koperasi) 12 48
e. Yang memilih tidak
memilih
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.2.13 diperoleh bahwa kenyataan
bahwa kebanyakan responden enggan untuk melakukan
peminjaman. Alasannya karena responden akan kesusahan
untuk mengembalikan dan hanya akan menambah beban
baginya. Ketidakmampuan untuk mengembalikan menjadikan
responden enggan mendapatkan modal dengan cara melakukan
peminjaman.
Apabila disuruh memilih untuk memilih, kebanyakan
responden akan meminjam ke bank. Peminjaman ini dilakukan
karena bunganya yang kecil, dan sedikit tekanan dibandingkan
45

meminjan ke tetangga atau kerabat. Disisi lain terdapat


responden yang enggan memilih untuk melakukan peminjaman
karena takut tidak bisa membayarnya.
2) Asal Saprodi
Dalam melakukan kegiatan pertanian terdapat alat-alat
yang bergunan unutuk menunjang usahatani. Saranan
produksi ini dapat diperoleh dari membeli atau milik sendiri,
meminjam, ataupun menyewa. Berikut adalah data saprodi
yang didapatkan dari responden Desa Tohkunng.
Tabel 4.2.14 Asal Saprodi di Desa Tohkuning,
Karangpandan, Karanganyar 2019
Cara
No Jenis Saprodi Asal Keterangan Pembayaran
1. Cangkul Beli Sendiri Tunai
2. Cangkul Beli Sendiri Tunai
3. Cangkul Beli Sendiri Tunai
4 Cangkul Beli Sendiri Tunai
5 Cangkul Beli Sendiri Tunai
6 Cangkul Beli Sendiri Tunai
7 Cangkul Beli Sendiri Tunai
8 Cangkul Beli Sendiri Tunai
9 Cangkul Beli Sendiri Tunai
10 Cangkul Beli Sendiri Tunai
11 Cangkul Beli Sendiri Tunai
12 Cangkul Beli Sendiri Tunai
13 Cangkul Beli Sendiri Tunai
14 Cangkul Beli Sendiri Tunai
15 cangkul Beli Sendiri Tunai
Kelompok
16 Traktor Sewa Tunai
tani
17 Sprayer Beli Sendiri Tunai
18 Cangkul Beli Sendiri Tunai
Alat perontok
19 Pinjam Tetangga Tunai
padi
20 Diesel Bantuan Dusun -
21 sabit beli Sendiri Ttunai
22 sabit beli Sendiri Ttunai
23 sabit beli Sendiri Ttunai
24 sabit beli Sendiri Ttunai
46

25 sabit beli Sendiri Ttunai


Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.2.14 diperoleh bahwa cangkul
adalah alat saprodi yang paling banyak dimiliki. Alasanya
adalah harganya yang murah dan bagi petani cangkul adala
alat yang penting dan harus ada. Seluruh cangkul adalah
mililk sendiri dan responden yang membelinya.
Adapula responden yang memiliki sprayer yang
berfungsi untuk menyemprotkan obat. Petani juga ada yang
meminjam alat perontok padi yang digunakan saat masa
panen tiba. Pertani yang menggunakan traktor harus
menyewa dikarenakan harganya yang sangat mahal. Diesel
yang digunakan petani ada yang berasal dari bantuan yang
diberikan kepada dusun dan dapat digunakan warganya,
namun harus mengisi bahan bakar sendiri dan harus dirawat
dengan baik.
3) Pemanfaatan dan Pemasaran Hasil
Pemasaran adalah Suatu kegiatan usaha/bisnis untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui
pendistribusian suatu produk. Pemasaran hasil pertanian
berarti kegiatan bisnis dimana menjual produk berupa
komoditas pertanian sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen, dengan harapan konsumen akan puas dengan
mengkonsumsi komoditas tersebut. Pemasaran hasil
pertanian dapat mencakup perpindahan barang atau produk
pertanian dari produsen kepada konsumen akhir, baik input
ataupun produk pertanian itu sendiri
47

Tabel 4.2.15 Pemanfaatan dan Pemasaran Hasil di Desa


Tohkuning,Karangpandan, Karanganyar 2019
N Uraian ∑ %
O
5 Cara pemanfaatan hasil usahatani yang
diperoleh responden
a. Dikonsumsi semua 8 32

b. Dijual semua 0 0

c. Sebagian dukonsumsi, sebagian dijual 15 60

d. Lainnya 2 8

Sumber : Data Primer


Berdasarkan tabel diketahui bahwa hanya sebagian
kecil petani yang memanfaatkan hasil panen mereka
dengan dikonsumsi semua yaitu 8. Presentase sama juga
ditunjukkan untuk hasil panen yang dijual semua. Rata-rata
responden meamanfaatkan hasil panenya untuk sebagian
dikonsumsi dan sebagian lain dijual dengan presentase
60%. Sedangkan yang memanfaatkan dengan cara lainnya
2. Pasar merupakan salah satu tempat yang dimanfaatkan
sebagian besar petani untuk memasarkan hasil produksi
pertanian mereka. Mereka menganggap bahwa dengan
menjualnya langsung ke pasar akan lebih mudah untuk
dijual dan langsung terlihat hasilnya. Tapi ada juga yang
menjualnya kepada bakul atau pengumpul karena dirasa
lebih mudah dan meringankan pekerjaan mereka. Jika
mereka langsung menjualnya ke pasar, mereka akan
bertemu langsung dengan pembeli sehingga tidak ada
pihak yang terlibat dalam pemasaran hasil pertanian.
Sedangkan jika mereka memasarkan hasil pertanian
melalui tengkulak ataupun pedagang, maka pihak yang
terlibat dalam pemasaran hasil pertanian itu adalah
perantara itu sendiri.
48

4) Pemanfaatan Lembaga Keuangan


Lembaga keuangan merupakan sebuah institusi atau
badan usaha yang bergerak dalam bidang keuangan untuk
menyalurkan dana atau untuk menyediakan jasa bagi para
nasabah dan mempunyai fungsi sebagai penghimpun dana
para nasabah. Berfungsi untuk menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan ke
masyarakat dalam bentuk pinjaman. Atau dengan kata lain,
Lembaga Keuangan menghimpun dana dari pihak yang
kelebihan dana dan menyalurkan ke pihak yang kekurangan
dana.
Tabel 4.2.16 Pemanfaatan Lembaga Keuangan di Desa
Tohkuning Kecamatan Karangpandan
Kabupaten Karanganyar Tahun 2019
No Lembaga Keuangan ∑ %
1. Bank 7 28%
2. Koperasi 0 0%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa


sebagian besar penduduk di Desa tohkuning belum
memanfaatkan lembaga keuangan seperti Bank BRI dan
Koperasi Desa. Alasan mereka belum memanfaatkan
lembaga keuangan tersebut bermacammacam, salah satunya
bisa karena kebutuhan sudah tercukupi dan sebagian
beralasan takut adanya kredit yang besar dan dapat
memberatkan kebutuhan dalam keluarga. Alasan lainnya
adalah tidak ada uang yang bisa ditabung karena semua
pendapatan responden langung terjunkembali ke lahan dan
memenuhi kebutahan hidup responden dan keluarganya.
Kurangnya minat responden pada lembaga keuangan yang
ada di desa juga menyebabkan lemahnya pengaruh lembaga
49

keuangan petani di Desa Jatinom. Hasil pengamatan


menunjukkan hanya satu responden yang pernah
memanfaatkan lembaga keuangan, yaitu koperasi untuk
menunjang keberlangsungan proses usaha taninya.

6. Hubungan Kerja Agraris

a. Status Petani Berdasarkan Penguasaan Lahan


Status petani berdasarkan penguasaan lahan dibagi menjadi
empat yaitu petani pemilik penggarap, penyewa, penyakap dan
buruh tani. Petani pemilik penggarap yaitu petani yang memiliki
dan menggarap lahan miliknya sendiri. Penyewa yaitu petani
yang mengolah lahan milik orang lain dengan sistem membayar
di muka. Penyakap yaitu petani yang mengolah lahan milik
orang lain dengan sistem bagi hasil. Buruh tani yaitu petani yang
mengolah lahan milik orang lain dengan sistem upah
Tabel 4.2.17 Status Petani Berdasarkan Penguasaan Lahan di Desa
Tohkuning, Karangpandan, Karanganyar 2019
No Nama Responden Status penguasaan
lahan
1. Suradi Pemilik Penggarap
2. Ngadiem Buruh Tani
3. Karsi Buruh Tani
4. Jumadi Buruh Tani
5. Ngadio Buruh Tani
6. Ngatmin Buruh Tani
7. Suparno Pemilik Penggarap
8. Sanget Buruh Tani
9. Sunarso Pemilik Penggarap
10. Suwarni Penyewa
11. Yoyok sukaryo Pemilik Penggarap
12. Suparmi Pemilik Penggarap
13. Sutarno Pemilik Penggarap
14. Wiro sugito Pemilik Penggarap
15. Sastro sutarno Pemilik Penggarap
16. Priyo katmanto Pemilik Penggarap
50

17. Sularni Pemilik Penggarap


18. Karto ngadiyo Buruh Tani
19. Sukarno Pemilik Penggarap
20. Kasmi Pemilik Penggarap
21. Eva Pemilik Penggarap
22. Sumiyem Pemilik Penggarap
23. Sugino Pemilik Penggarap
24. Sugi Pemilik Penggarap
25. Hadi Pemilik Penggarap

Sumber : Data Primer


Data dari tabel menunjukkan bahwa mayoritas dari 25
responden adalah keluarga pemilik penggarap yang berjumlah 17
orang dan buruh tani yang berjumlah 7orang. Responden
memilih sebagai petani pemilik penggarap dan karena menurut
mereka dengan mengolah lahan dengan tenaga sendiri, mereka
dapat mengabdikan dirinya sepanjang hari pada lahan/sawah
milik mereka. Selain itu mereka juga dapat menghasilkan
produksi yang maksimal tanpa mengeluarkan biaya tambahan,
seperti membayar buruh ataupun melakukan bagi hasil kepada
petani penyewa.
Kebanyakan buruh tani untuk memenuhi kebutuhan
makan karena tidak mempunyai lahan dan bila membeli beras
harganya mahal. Sedangkan jumlah petani lainnya, seperti petani
penyakap tidak ada dan responden yang berstatus sebagai petani
penyewa berjumlah 1 orang. Masyarakat sebagai petani penyewa
adalah mereka yang menggarap lahan milik orang lain, tetapi
tanpa membayar biaya sewa hanya menggunakan sistem bagi
hasil. Tetapi biasanya status tersebut dari tahun ke tahun selalu
sama yaitu bertindak sebagai petani yang menyewa lahan sawah
dari orang lain dan tidak berusaha untuk merubah status mereka.
b. Bentuk Hubungan Kerja Agraris (Sistem Sewa)
Sistem Sewa Tanah awalnya adalah sebuah sistem yang
diterapkan oleh Gubernur Raffles dimana rakyat atau para petani di
51

nusantara diwajibkan membayar pajak pada pemerintah yang


dianggap sebagai uang sewa dengan dasar bahwa
semua tanah adalah milik Negara. Dan sekarang masih banyak
yang menerapkan system sewa lahan ini dengan beberapa hal yang
berbeda. Contohnnya tidak hanya kepada pemerintah kita bisa
menyewa lahan ke orang lain dengan ketentuan ketentuan yang
disepakati Bersama.
Tabel 4.2.18 Bentuk Hubungan Kerja Agraris (Sistem Sewa) di
Desa Tohkuning, Karangpandan, Karanganyar 2019
Jenis Usahatani Padi
No. Jangka
Ketentuan
Waktu
1 Rp. 600.000 4 bulan
2 Rp. 600.000 4 bulan
3 Rp. 600.000 4 bulan
4 Rp. 600.000 4 bulan
5 Rp. 600.000 4 bulan
6 Rp. 600.000 4 bulan
7 Rp. 600.000 4 bulan
8 Rp. 600.000 4 bulan
9 Rp. 600.000 4 bulan
10 Rp. 600.000 4 bulan
11 Rp. 600.000 4 bulan
12 Rp. 600.000 4 bulan
13 Rp. 600.000 4 bulan
14 Rp. 600.000 4 bulan
15 Rp. 600.000 4 bulan
16 Rp 6.000.000 1 tahun
17 Rp 3.500.000 1 tahun
18 Rp 4.000.000 1 tahun
19 Rp 4.000.000 1 tahun
20 Rp 4.000.000 1 tahun
21 Rp. 600.000 4 bulan
22 Rp. 600.000 4 bulan
23 Rp. 600.000 4 bulan
24 Rp. 600.000 4 bulan
25 Rp. 600.000 4 bulan
52

∑ Rp. 33.500.000
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.2.18 dapat diperoleh bahwa
kebanyakan petani menyewa lahan selama 1 masa tanam atau
sekitar 4 bulan. Harga untuk menyewa selama 4 bulan sekisaran
Rp. 600.000. penyewaaan lahan yang hanya 1 masa tanaman
berguna agar mengurangi resiko apabila di masa tanam selanjutnya
tidak dapat melakukan penanaman. Sehingga petani tidak
merugikan diri.
Berdasarkan sistem penyewaan selama 1 tahun, harga nya
sekisaran Rp. 3,500.000 – Rp. 6.000.000. keuntungan dari
penyewaan selama 1 tahun adalah petani dapat menggunakan
lahannya dengan lebih leluasa dan masa waktunya lebih lama.
Waktu yang cukup lama tersebut membuat petani mampu
mengolah laham lebih maksimal sehingga hasilnya lebih baik.
53

Tabel 4.2.21 Bentuk Pengupahan Usaha Tani Padi di Desa Tohkuning,


Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar Tahun
2019
No. Buruh Tani
Besar (Rp) Bentuk Jaminan Jenis Pekerjaan
1. 60.000 Uang Makan pagi dan Daud dan tandur
siang
2. 60.000 Uang Makan pagi dan Daud dan tandur
siang
3. 60.000 Uang Makan pagi dan Daud dan tandur
siang
4. 60.000 Uang Makan pagi dan Daud dan tandur
siang
5. 60.000 Uang Makan pagi dan Daud dan tandur
siang
6. 70.000 Uang Makan pagi dan Daud dan tandur
siang
7. 70.000 Uang Makan pagi dan Matun, daud, dan
siang tandur
8. 70.000 Uang Makan pagi dan Matun, daud, tandur,
siang dan panen
9. 70.000 Uang Makan pagi dan Matun dan daud
siang
10. 70.000 Uang Makan pagi dan Matun, daud, tandur,
siang dan panen
11. 75.000 Uang Makan pagi dan Daud/ tandur/
siang mecangkul
12. 70.000 Uang Makan pagi dan Daud/ tandur/
siang mecangkul
13. 70.000 Uang Makan pagi dan Daud/ tandur/
siang mecangkul
14. 75.000 Uang Makan pagi dan Daud/ tandur/
siang mecangkul
15. 70.000 Uang Makan pagi dan Daud/ tandur/
siang mecangkul
16. 70.000 Uang Makan pagi dan Daud dan tandur
siang
17. 70.000 Uang Makan pagi dan Matun, daud, dan
siang tandur
18. 70.000 Uang Makan pagi dan Matun, daud, tandur,
siang dan panen
19. 70.000 Uang Makan pagi dan Matun dan daud
siang
20. 70.000 Uang Makan pagi dan Matun, daud, tandur,
siang dan panen
21. 70.000 Uang Makan pagi dan Daud dan tandur
siang
22. 70.000 Uang Makan pagi dan Matun, daud, dan
siang tandur
23. 70.000 Uang Makan pagi dan Matun, daud, tandur,
siang dan panen
24. 70.000 Uang Makan pagi dan Matun dan daud
siang
54

25. 70.000 Uang Makan pagi dan Matun, daud, tandur,


siang dan panen

Sumber: Data Primer

Menurut data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa


kebanyakan masyarakat di desa tohkuning sebagian besar tidak
bekerja sebagai buruh tani.Bentuk pengupahannya bisa dalam
bentuk uang maupun dalam bentuk pengupahan hasil panen.Jenis
pekerjaannya pun tidak banyak dan beragam.
Menurut data dia atas juga rata rata upah yang di berikan
adalah 70.000. dan hampir semua bentuk pengupahannya adalah
uang. dengan jaminan makan siang dan sore dengan jenis pekerjaan
matur, daud, tandur, dan panen
Tabel 4.2.22 Hubungan Kerja Pemilik dengan Buruh Tani di Desa
Tohkuning, Karangpandan, Karanganyar 2019

No. Uraian ∑ %
5. Bagaimana hubungan kerja antara pemilik lahan
dengan buruh taninya:
a. Hubungan kerja lugas 16 64%
b. Hubungan kerja penuh kekeluargaan 9 36%
c. Hubungan kerja bernuansa patron klien 0 0%
d. Bentuk-bentuk lainnya 0 %

Sumber: Data Primer

Menurut data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa


hubungan kerja pemilik dengan buruh tani lebih condong ke
hubungan kerja lugas. Presentasenya hingga 64%. Hal ini
didukung dengan masih adanya rasa sungkan terhadap sesame
penduduk di Desa Tohuning.
Hubungan penuh kekeluargaan dengan persentase 36%.
Hubungan ini juga di dukung dengan keakraban antara pekerja
dan pemilik. Sehingga tidak adanya hubungan kerja parton klien
dan hubungan kerja lainnya
7. Kosmopolitan
55

a. Mobilitas
Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan seseorang atau
kelompok anggota masyarakat dari status sosial yang satu ke status
sosial yang lainnya dalam suatu struktur sosial pada masyarakat. Dan
mobilitas juga bias menunjukan berapa sering seseorang berpindah
tempat. Dan dalam bidang pertanian mengarah ke seberapa sering
petani pergi keluar desa untuk melakukan kegiatan.

Tabel 4.2.23 Mobilitas Petani di Desa Tohkuning, Karangpandan,


Karanganyar 2019
No Mobilitas ∑ %
Berapa kali responden melakukan kegiatan diluar
desa
1 0-5 8 32
2 6-10 4 16
3 11-15 2 8
4 >15 3 12
Kegiatan tersebut berkaitan dengan
1 Mencari nafkah 4 16
2 melengkapi kebutuhan rumah tangga 11 44
3 mengunjungi tempat hiburan (sekaten, wayang orang, 3 12
dll)
4 mengunjungi saudara 4 16
5 lainnya bila ada keperluan 5 20
Alat transportasi yang digunakan
1 Milik sendiri 16 64
2 Angkuta umum 2 8
3 Lainnya 1 4
Sumber : Data Primer
Dari data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden melakukan kegiatan diluar desa sebanyak 0-5 kali
dengan presentasi 32%.Mayoritas masyarakat melaksanakan
kegiatan yang berkaitan dengan kunjungan saudara dengan
presentase 25%. Transportasi yang sering digunakan adalah milik
sendiri dengan presentasi yaitu 64%
Kegiatan diluar desa yang paling sedikit adalah 11-15
dengan persentase 8%. Melaksanakan kegiatan terkecil adalah
ketempat hiburan dengan persentase 12% . dan alat transfortasi
56

yang paling kecil adalah alat tranfortasi lainnya dengan jumlah


persentase 4%
b. Sumber Informasi
Informasi teknologi pertanian yang tersedia masih terbatas
pada informasi tentang varietas unggul, pemupukan, alat dan mesin
pertanian, serta cara pembuatan dan penyediaan pakan. Untuk
memenuhi kebutuhan akan informasi pertanian, sebagian besar
menyatakan bahwa kenyamanan komunikasi tersedia hingga sangat
tersedia di lokasi. Penyuluh merupakan sumber. utama petani dalam
memperoleh informasi pertanian. tersedia media rapat dengan
penyuluh swadaya/nonformal, seperti kontak tani dan petugas dari
perusahaan pestisida atau benih.
Tabel 4.2.24 Sumber Informasi Pertanian di Desa Tohkuning,
Karangpandan, Karanganyar 2019
No Media Informasi Pesan yang diakses Manfaat/dampak
1. Penyuluh - 1. -
2. Lainnya - 2. -
3. Penyuluh - 3. -
4. Penyuluh - 4. -
5. Penyuluh -
5. -

6. Penyuluh Pembasmian 6. Mengetahui cara


hama dan memberantas hama dan
penyakit penyakit secara optimal
7. Media sosial Pengenalan bibit 7. Mendapatkan informasi
unggul tentang benih padi
varietas unggul
8. Teman Cara mengolah 8. Mengetahui cara
lahan sawah mengolah tanah yang
benar
9. Tokoh masyarakat Pembasmian 9. Mengetahui cara
hama dan memberantas hama dan
penyakit penyakit secara optimal
10. Penyuluh Pembasmian 10. Mengetahui cara
hama dan memberantas hama dan
penyakit penyakit secara optimal
11. Tokoh masyarakat Dosis penggunaa 11. Mengetahui cara
pupuk pemupukan yang benar
12. Mengetahui cara
pemberantasan hama yan
benar
57

12. Televisi Cara mengatasi 13. Mengetahui cara


hama pemberantasan hama
yang benar
13. Televisi Cara
14. Mengetahui cara
memberantas
pemupukan yang benar
hama
14. Tokoh masyarakat Dosis penggunaa 15. Mengetahui cara
pupuk pemupukan yang benar
15. Kelompok tani Dosis penggunaa 16. Mengetahui cara
pupuk tanaman agar terhindar
dari hama
16. Penyuluh Cara perawatan 17. Mengetahui bibit terbaik
tanaman dari yang harus di tanam di
hama lahan
17. - Perkembangan 18. Mengetahui
bibit baru perkembangan pupuk
terbaru untuk padi
18. - Perkembangan 19. Penggunaan pupuk
pupuk pertanian dengan dosisi yang
sesuai agar dapat
meningkatkan hasil
produksi
19. Kelompok usaha tani Penggunaan 20. Menjadi motivasi untuk
pupuk berinovasi dan mencoba
pada lahan sendiri
20. Penyuluh Perkembangan 21. Mengetahui
benih dan pupuk perkembangan teknologi
pertanian pertanian yang mungkin
khususnya padi bisa diterapkan di
daerahnya
22. Penggunaan pupuk
dengan dosisi yang
sesuai agar dapat
meningkatkan hasil
produksi
21. Lainnya Perkembangan 23. Dapat mengetahui
teknologi pengolahan lahan dan
pertanian penggunaan pupuk yang
baik dan benar
22. Penyuluh Penggunaan 24. Menambah pengetahuan
pupuk dan cara baru dalam
pengolahan lahan
23. Penyuluh Penggunaan
pupuk dan 25. -
pengolahan lahan

24. Penyuluh Penggunaan


pupuk dan obat-
26. -
obatan

25. Penyuluh - 27. Dapat mengetahui


tentang penanaman
,pemupukan dan
penggunaan pestisida
yang baik dan benar
58

Sumber : Data Primer


Menurut data pengamatan dapat diketahui bahwa mayoritas
petani mendapatkan informasi dari penyuluh, media elektronik,
tokoh mayarakat, dan dari mengikuti kegiatan kursus tani.
Penyuluh yang datang ke desa Jatinom tidak hanya dari dinas saja
tapi bias dari pihak-pihak lain. Data yang diakses berupa informasi
pertanian untuk menembah penghasilan
Dan kebanyakan imformasi berasal dari penyuluh atau dari
kelompok tani. Ada juga yang lain seperti telvisi radio, seminar dan
lainnya. Dan imformasi yang sering di sampai kan biasanya tentang
bibit dan pengolahan lahan yang baik bagi pertanian.

Anda mungkin juga menyukai