Kelompok Q2
1
PENDAHULUAN
1 2 3
Permasalahan Benih Teknologi Produksi Produktivitas Benih
Benih
Latar Belakang
Tujuan
80
Diperoleh S 35,50 dan CV
40 74,77%. Pada perlakuan non
mulsa mengalami peningkatan
0 tinggi tanaman juga dari 2
2 3 4 5 6 7 sampai 7hst, sehingga S didapat
Mulsa Non Mulsa 27,57dan CV 64,83%.
Perbandingan Jumlah Daun Berdasarkan grafik disamping terlihat
Tanaman Jagung jelas bahwa pada jumlah daun tanaman
pada perlakuan mulsa 2mst sampai 7 mst
20
terjadi peningkatan
15
10
Diperoleh S 5,62 dan CV 50,27%.
5
Pada perlakuan non mulsa
0
2 3 4 5 6 7 mengalami peningkatan jumlah
Mulsa Non Mulsa daun tanaman juga dari 2mst
sampai 7mst, sehingga S didapat
4,83 dan CV 45,44%.
3
Tinggi (cm)
15 priming KNO3
10 priming PGPR
5
0
2 3 4 5 6 7
Grafik tersebut menunjukkan hasil bahwa tinggi tanaman kelor dengan perlakuan
priming PGPR lebih besar dibandingkan tinggi tanaman kelor dengan priming KNO 3.
Dari grafik di atas dapat di lihat
Perbandingan Jumlah Daun Tanaman
Kelor
bahwasanya perbandingan pertumbuhan
rata rata perlakuan priming PGPR
25
memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih
20 tinggi di bandingkan pada perlakuan
Jumlah Daun
0
2 3 4 5 6 7
PEMBAHASAN
JAGUNG
TANAMAN JAGUNG MULSA
1 Tinggi Tanaman
3 Koefisien Keragaman
4 Pembahasan Umum
TANAMAN JAGUNG NON
MULSA
1 Tinggi Tanaman
3 Koefisien Keragaman
4 Pembahasan Umum
13
5
PEMBAHASAN KELOR
TANAMAN KELOR
1 Waktu Berkecambah
2 Tinggi Tanaman
3 Jumlah Daun
4 Pembahasan Umum
15
Berdasarkan praktikum lapang yang telah dilakukan serta data yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa penggunaan mulsa sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jagung,
dapat dikatakan bahwa pengaruh penggunaan mulsa dapat mempengaruhi tinggi tanaman
jagung, karena mulsa sendiri berperan untuk menjaga kelembaban tanah, meningkatkan
aktivitas organisme dalam tanah.
Perlakuan priming KNO3 dan PGPR terhadap benih kelor memberikanhasil yang baik
untuk waktu perkecambahan, tinggi tanaman dan jumlah daun.
16
Thank You for Attention!
Any Questions?