Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIK MATA KULIAH

EVALUASI PENYULUHAN PEMBUATAN PUPUK KANDANG KOTORAN


AYAM DI KELOMPOK TERNAK KECAMATAN SEMBAWA KABUPATEN
BANYUASIN
PROVINSI SUMATERA SELATAN

Dosen Pengampu :
1. Yudi Rustandi, SST,
2. Andi Warnaen, SST, M.Com

Khaliana Tantri (04.03.18.175)

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


PROGRAM STUDI PENYULUHAN PETERNAKAN
DAN KESEJAHTERAAN HEWAN
MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal praktikum mata kuliah
Pemberdayaan Masyarakat di BPP Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin Provinsi
Sumatera Selatan. Dalam penulisan proposal ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dan bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya.
Penulis menyadari proposal ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penulisan kedepan.
Demikianlah proposal ini dibuat semoga dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan
bagi penulis khususnya.

Sembawa, November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... I


DAFTAR ISI ..................................................................................................... Ii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... Iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. Iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... V
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang/Analisis Situasi.................................................................... 1.
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................
1.3 Tujuan ..........................................................................................................
1.4 Manfaat.........................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Identifikasi Potensi Wilayah ........................................................................
2.2 Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat ..............................................
2.3. Evaluasi Penyuluhan ..................................................................................
2.4 Pengetahuan ................................................................................................
2.5 Sikap ...........................................................................................................
2.6 Keterampilan ..............................................................................................
2.3 Pembuatan Pupuk Kandang Kotoran Ayam................................................
METODE EVALUASI
3.1 Lokasi dan Waktu ...................................................... ...............................
3.2 Objek Evaluasi ............................................................................................
3.3 Tujuan Evaluasi ....................……………………………………………..
3.4 Model Evaluasi .................................................................................. ........
3.5 Pendekatan Penelitian Evaluasi …………………………………………..
3.6 Metode Penelitian Evaluasi ........................................................................
3.7 Pupulasi dan Sampel ...................................................................................
3.8 Instrumen atay Alat pengumpulan
Data .......................................................
3.9 Analisis data .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
LAMPIRAN .....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) merupakan penyelenggara
pendidikan tinggi vokasi bidang pertanian dalam berbagai rumpun ilmu terapan
untuk mendukung pembangunan pertanian. Penyelenggaraan Pendidikan di
Polbangtan bertujuan menghasilkan Job Creator dan Job Seeker yang akan
bermitra dengan dunia usaha/dunia industri/dunia kerja. Sistem pendidikan yang
diberikan berbasis pada peningkatan keterampilan sumber daya manusia dengan
menggunakan ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar yang kuat, sehingga
lulusannya mampu mengembangkan diri untuk menghadapi perubahan lingkungan.
Disamping itu lulusan Polbangtan diharapkan dapat berkompetisi di dunia industri
dan mampu berwirausaha secara mandiri.
Sejalan tuntutan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang handal,
maka Polbangtan dituntut untuk merealisasikan pendidikan akademik yang
berkualitas dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Salah satu kegiatan
pendidikan akademik dimaksud merupakan Praktik Mata Kuliah. Kegiatan Praktik
Mata Kuliah Evaluasi Penyuluha dilaksanakan secara bertahap, terstruktur dan
berkesinambungan pada tahun 2020.
Evaluasi pada dasarnya adalah mengukur dan menilai perubahan-perubahan
tingkah laku yang terjadi. Dengan mengetahui hasil penilaian atau evaluasi, maka
pihak yang dievaluasi misalnya kelompok dan anggotanya dapat mengetahui
kekuatan dan kelemahannya. Kelompok dan anggota kelompok tersebut akan
mengetahui bahwa model tingkah laku yang diinginkan itu telah meningkat baik
setahap atau dua tahap.
Dalam penyuluhan pertanian, evaluasi bertujuan untuk memperoleh informasi
yang relevan tentang sejauh mana tujuan program penyuluhan pertanian di suatu
wilayah dapat dicapai dan menafsirkan informasi atau data yang didapat sehingga
dapat ditarik sebuah kesimpulan yang kemudian digunakan untuk mengambil
keputusan dan pertimbangan – pertimbangan terhadap program penyuluhan yang
dilakukan.
Pupuk merupakan bahan tambahan yang diberikan ke tanah dengan tujuan
untuk memperkaya atau meningkatkan kondisi kesuburan tanah baik kimia, fisik
maupun biologis. Pupuk pada umumnya terbagi menjadi 2 kelompok yaitu pupuk
anorganik dan pupuk organik (kompos). Pengomposan adalah proses perombakan
(dekomposisi) bahan-bahan organik dengan memanfaatkan peran atau aktivitas
mikroorganisme. Melalui proses tersebut, bahan-bahan organik akan diubah
menjadi pupuk kompos yang kaya dengan unsur-unsur hara baik makro ataupun
mikro yang sangat diperlukan oleh tanaman (Yurmiati dan Hidayat, 2008).
Menurut Hartatik dan Widowati (2008), kadar hara pada kotoran ayam
sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat yang diberikan. Selain itu puka kotoran
ayam tersebut tercampur oleh sisa-sisa makanan ayam relatif lebih cepat
terdekomposisi serta sekam sebagai alas kandang yang dapat menyumbangkan
tambahan hara kedalam pupuk kandang terhadap tanaman.
Desa Lalang Sembawa merupakan salah satu desa yang berada wilayah
administratif Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera
Selatan dengan luas keseluruhan adalah 1.399 Hektar. Wilayah Desa Lalang
Sembawa terbagi atas luas lahan darat untuk usaha tani/ternak 1,33 Hektar, luas
lahan baku untuk pertanian 66,37 luas pekarangan dan pemukiman 170 Hektar.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Sejauh mana tingkat pengetahuan peternak mengenai pembuatan pupuk
kandang kotoran ayam
1.2.2 sejauh mana tingkat pemahaman materi pada peternak mengenai pembuatan
pupuk kandang kotoran ayam

1.3 Tujuan Evaluasi


1.3.1 Menetapkan tujuan evaluasi penyuluhan pertanian.
1.3.2 Memilih metode evaluasi.
1.3.3 Mempersiapkan instrument evaluasi.
1.3.4 Menganalisis data sesuai dengan tujuan evaluasi.
1.3.5 Menetapkan hasil evaluasi.
1.4 Manfaat Penyuluhan
1.4.1 Mahasiswa dapat menetapkan teknik penyuluhan pertanian yang benar.
1.4.2 Mahasiswa dapat memilih metoda evaluasi yang sesuai dengan lokasi
praktikum
1.4.3 Mahasiswa dapat mempersiapkan instrument evaluasi.
1.4.4 Mahasiswa dapat menganalisis data sesuai dengan tujuan evaluasi.
1.4.5 Mahasiswa dapat menetapkan hasil evaluasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Identifikasi Potensi Wilayah
Identifikasi potensi wilayah digunakan untuk memperoleh data keadaan wilayah
dengan menggunakan data primer maupun data sekunder (Anonim, 2010). Data primer
diperoleh dari petani maupun masyarakat, sedangkan data sekunder diperoleh dari
monografi desa/kecamatan/BP3K dan atau sumber-sumber lain yang relevan.
Identifikasi data primer menggunakan pendekatan partisipatif dan wawancara semi
terstruktur. Identifikasi data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh
data potensi wilayah dan agroekosistem dari data monografi desa/kecamatan/BP3K dan
sumber lain yang mendukung.
Setelah data diperoleh melalui kegiatan PRA, selanjutnya akan diperoleh rencana
kegiatan kelompok (RKK), rencana definitif kelompok (RDK), dan rencana definitif
kebutuhan kelompok (RDKK) serta pada akhirnya tersusunlah programa penyuluhan
desa. Seluruh programa desa yang ada di wilayah kerja BP3K selanjutnya akan
direkapitualsi di BP3K sebagai bahan penyusunan programa penyuluhan
kecamatan/BP3K.
Chambers menyebutkan bahwa PRA (Participatory Rural Appraisal) adalah
sekumpulan pendekatan dan metode yang mendorong masyarakat pedesaan untuk turut
meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi
mereka sendiri agar mereka dapat membuat rencana dan tindakan serta menilai keadaan
desa secara aktif. Hal-hal yang berkaitan dengan penyusunan PRA antara lain
penyuluhan pertanian, metode dan teknik penyuluhan seperti demplot, penyuluhan,
anjangsana, pendekatan kelompok dan pendekatan individu. Penyuluhan Partisipatif
merupakan pendekatan penyuluhan dari bawah ke atas (bottom-up) untuk memberikan
kekuasaan kepada petani agar dapat mandiri, yaitu kekuasaan dalam peran, keahlian,
dan sumberdaya untuk mengkaji desanya sehingga tergali potensi yang terkandung,
yang dapat diaktualkan, termasuk permasalahan yang ditemukan (Chambers, 1996).
PRA (Participatory Rural Appraisal) yang dikembangkan oleh Chambers lebih
ditujukan untuk orang luar, bagaimana seharusnya orang luar membantu masyarakat
untuk mengembangkan dirinya. Instrumen PRA yang digunakan antara lain sebagai
berikut :
2.1.1Peta Potensi Desa (Peta Sumberdaya)
Memuat peta potensi fisik dari wilayah desa atau kecamatan yang menjadi
lokasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Peta potensi ini memuat seluruh potensi
yang dimiliki baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi
lainnya.
2.1.2 Transek
Transek adalah teknik penelusuran wilayah desa untuk melakukan pengamatan
langsung secara cermat (observasi) terhadap lingkungan dan sumberdaya
(alam/buatan) masyarakat dengan cara berjalan menelusuri wilayah/desa mengikuti
suatu lintasan tertentu yang disepakati.
2.1.3 Kalender Musiman
Kalender musim adalah kegiatan yang membahas keadaan yang terjadi
berulang-ulang dalam satu kurun waktu tertentu (musiman/tahunan) dalam
kehidupan masyarakat pada suatu wilayah/desa. Keadaan tersebut digambarkan
dalam bentuk suatu bagan kalender musim.
2.1.4 Kalender Harian
Menggambarkan aktivitas harian dari seluruh petani yang ada di daerah
tersebut. Dibuat selengkap mungkin dengan memuat seluruh jenis aktivitas dan
urutan waktu yang dilaksanakan secara harian. Kalender ini dibuat dengan diagram
lingkaran.
2.1.5 Diagram Venn
Diagram Kelembagaan (Diagram Venn) adalah teknik untuk memfasilitasi
pemahaman atau kajian besarnya manfaat pengaruh dan dekatnya hubungan suatu
lembaga baik lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah dengan
masyarakat di suatu wilayah. Informasi yang dikaji seperti fungsi, kegiatan-kegiatan
dan manfaat bagi kehidupan masyarakat dari lembaga, kelompok formal, maupun
informal serta individu yang di wilayah/desa, misalnya peluang pasar dan fasilitas
pendukung
2.1.6 Diagram Alur
Menggambarkan alur suatu sistem tertentu misalnya alur produksi pertanian,
pemasaran, sistem pengelolaan usaha atau teknologi lokal.
2.1.7 Bagan Kecenderungan dan Perubahan

Teknik yang dapat menggambarkan perubahan-perubahan berbagai keadaan,


kejadian, serta kegiatan-kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu. Perubahan yang
diamati dapat berarti bertambah, tetap, atau berkurang. Kita bisa mendapatkan
gambaran adanya kecenderungan umum perubahan yang akan berlanjut di masa
datang.
2.1.8 Diagram Peringkat
Menjelaskan skala prioritas dari permasalahan usaha tani yang dihadapi
lengkap dengan alternatif solusi yang akan dilaksanakan. Bagan ini dibuat secara
tabulasi.
2.1.9 Peta Mobilitas
Diketahuinya gambaran kelompok masyarakat dalam hubungannya dengan
pihak lain di luar lingkunganya. Informasi yang diperoleh antara lain lokasi, jarak,
frekuensi perjalanan, pelaku kegiatan (laki-laki/perempuan), alat, biaya transportasi
dan lain-lain.
2.1.10 Penelusuran Alur Sejarah
Teknik penelusuran alur sejarah adalah teknik PRA yang dipergunakan untuk
mengungkapkan lagi sejarah masyarakat di suatu wilayah tertentu berdasarkan
penurunan masyarakat sendiri. Tujuan teknik penelusuran alur sejarah adalah untuk
mengetahui asal-usul wilayah serta perkembangan masyarakat. Data atau informasi
tersebut terdiri dari sejarah desa, budaya, perkembangan budidaya atau usaha
masyarakat.

2.2 Penyuluhan dan Pemberdayaan masyarakan


2. 2.1 Peenyuluhan Pertanian
2.2.1.1 Materi Penyuluhan Pertanian
Materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam penyuluhan
pertanian. Dalam teknis penyuluhan, materi penyuluhan seringkali disebut sebagai
informasi pertanian (suatu data/bahan yang diperlukan penyuluh, petani-nelayan, dan
masyarakat tani) (Deptan, 2006).
Syarat-syarat materi penyuluhan pertanian antara lain:
- Memberikan keuntungan secara nyata bagi sasaran.
- Memiliki resiko kegagalan yang kecil dan biaya rendah.
- Dapat diperoleh dengan mudah.
- Tidak bertentangan dengan nilai dan norma yang ada.
- Tidak mempunyai efek samping yang merugikan.
- Mudah dilakukan/dipergunakan dan segera memberikan hasil.
Materi yang disampaikan dalam kegiatan Penyuluhan Pertanian tidak hanya
dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan kegiatan yang harus dikerjakan,
tetapi juga harus berkaitan dengan upaya perbaikan kesejahteraan keluarganya, dan hal-
hal yang berkaitan dengan kehidupan yang harus dihadapi ditengah-tengah masyarakat
(Deptan, 2006)
2.2.1.2 Sumber Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan kepada petani dapat
bersumber dari peneliti, penyuluh maupun masyarakat yang dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
Sumber resmi dari instansi pemerintah.
Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya masyarakat, yang khusus
bergerak dibidang penelitian, pengkajian dan penyebaran informasi.
Pengalaman petani, baik dari pengalaman usahataninya sendiri atau hasil “petak
pengalaman” yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluh.
Sumber lainnya yang dapat dipercaya, misalnya : informasi pasar dari para pedagang,
perguruan tinggi.
Publikasi (buku teks, jurnal), media-massa (majalah, surat kabar, tabloid), internet
(Mardikanto, 2009).
2.2.1.3 Media Penyuluahan Pertanian

Kata media berasal dari Bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”,
“perantara”, atau “pengantar”, yaitu perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan
kepada penerima pesan. Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
sasaran yang dapat merangsang untuk belajar. Sedangkan ”penyuluhan” berasal dari
kata ”suluh” yaitu sesuatu yang digunakan untuk memberi penerang. Jadi media
penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan
penyampaian materi kepada sasaran, agar sasaran dapat menyerap pesan dengan mudah
dan jelas (Widodo, S. 2000).
2.2.1.4 Metode Penyuluhan Pertanian

Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 52/PERMENTAN/OT.140/12/2009


tentang Metode Penyuluhan Pertanian, metode adalah cara/teknik penyampaian materi
penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar
mereka tahu, mau, dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, sumberdaya lainnya sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya,
serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menetapkan metode yang akan
digunakan dalam melaksanakan penyuluhan pertanian. Dalam Undang-Undang No 52
Tahun 2009 tentang Metode Penyuluhan Pertanian dalam memilih/menetapkan metode
penyuluhan harus memperhatikan dasar-dasar pertimbangan digunakan dalam
pemilihan metode penyuluhan pertanian yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi
5 (lima) yaitu :
Tahapan dan kemampuan adopsi
2.2.1.4.1 Tahapan adopsi inovasi yang belangsung melalui serangkaian pengalaman
mental psikologis secara bertahap yang meliputi; tahap penumbuhan perhatian,
tahapan penumbuhan minat, tahap menilai, tahap mencoba, dan tahap
menetapkan.
2.2.1.4.2 Kemampuan adopsi inovasi. Berdasarkan kemampuan adopsi inovasi,
pelaku utama dapat dikelompokkan menjadi inovator, penerap dini, penerap awal,
penerap akhir dan penolak.
2.2.1.4.3 Sasaran (Pelaku Utama dan Pelaku Usaha)
Hal yang dipertimbangkan dalam menetapkan metode penyuluhan diantaranya:
- Tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap sasaran.
- Sosial budaya yang mencakup antara lain adat kebiaaan, norma-norma yang
berlaku dan status kepemimpinan yang ada.
- Jumlah sasaran yang hendak dicapai pada suatu waktu tertentu.
2.2.1.4.4 Sumber Daya Penyuluhan
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan metode penyuluhan antara lain :
- Kemampuan penyuluh
- Materi penyuluhan
- Sarana dan biaya penyuluhan
2.2.1.4.Keadaan Daerah
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan metode penyuluhan antara lain :
- Musim
- Keadaan usahatani
- Keadaan lapangan
2.2.1.5 Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah atau pemerintah daerah menentukan dalam penggunaan
metode penyuluhan. Dalam penyuluhan pertanian tujuan pemilihan metode
penyuluhan adalah untuk :
- Menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang tepat dalam
kegiatan penyuluhan pertanian.
- Meningkatkan efektifitas kegiatan penyuluhan pertanian agar tujuan penyuluhan
pertanian efisien dan efektif.
Langkah dalam pemilihan metode penyuluhan adalah :
- Menghimpun dan menganalisa data.
- Menetapkan alternatif metode penyuluhan pertanian.
- Menetapkan metode penyuluhan. (Deptan, 2009).
2.2.2 Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses untuk memfasilitasi danendorong
masyarakat agar mampu menempatkan diri secara proposional dan menjadi pelaku
utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untukencapai suatu
keberlanjutan dalam jangka panjang melalui pengbangan kemampuan masyarakat,
perubahan perilaku masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat. Gagasan
pembangunan yang mengutamakan pemberdayaan masyarakat perlu untuk di pahami
sebagai suatu proses tranformasi sebagai hubungan sosial, ekonomi, budaya dan
politik masyarakat. Perubahan struktur yang sangat di harapkan adalah proses yang
berlangsung secara alamiah dengan sendirinya, yaitu yang menghasilkan dan harus
dapat di nikmati. Proses ini di arahkan agar setiap upaya memperdayakan masyarakat
dapat meningkatkan kapasitas masyarakat melalui penciptaan akumulasi modal yang
bersumber dari surplus yang di hasilkan sendiri. Hal yang perlu di perhatikan dalam
pemberdayaan masyarakat yaitu partisipasi masyarakat dalam keseluruhan proses
pembangunan mulai dari perencanaan sampai implementasi di lingkungan tempat
mereka tinggal. Keterlibatan masyarakat baik secara fisik, material maupun finansial
diharapkan akan meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa memiliki proses dan hasil
pembangunan yang di lakukan masyarakat tersebut untuk desanya

2.3 Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Kata “evaluasi” dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan sebagai padan istilah
dari “penilaian” yaitu sesuatu tindakan untuk menilai suatu objek, peristiwa ataupun
keadaan tertentu yang sedang diamati (Mardikanto, 2009). Pokok-pokok pengertian
tentang evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pengamatan dan analisis terhadap sesuatu keadaan, peristiwa, gejala
alam atau suatu objek.
2. Membandingkan segala sesuatu dengan yang kita amati dengan pengalaman atau
pengetahuan yang telah diketahui dan/ atau miliki.
3. Melakukan penilaian atas segala sesuatu yang diamati berdasarkan hasil
perbandingan atau pengukuran yang dilakukan.

2.4.Pengetahuan
Dalam Taksonomi Bloom ranah kognitif terbagi menjadi enam yakni: mengingat
(remember), memahami/ mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis
(analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create).
a. Mengingat (Remember)
Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau
ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama
didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses
pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan pemecahan masalah
(problem solving).
b. Memahami/ mengerti (Understand)
Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai
sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi.
c. Menerapkan (Apply)
Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan
suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau
menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan
prosedural (procedural knowledge). Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan
prosedur (executing) dan mengimplementasikan (implementing).
d. Menganalisis (Analyze)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-
tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut
dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.
e. Mengevaluasi (Evaluate)
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan kriteria
dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas,
efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.
f. Menciptakan (Create)
Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara
bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan untuk
menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi
bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah pendidikan,
umur, pengalaman, status sosial, ekonomi, budaya dan kondisi
kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula
tingkat pengetahuannya, semakin bertambah umur seseorang maka pengetahuannya
akan semakin bertambah, pengalaman seseorang akan menambah wacana dan
meningkatkan pengetahuannya, semakin tinggi status sosial, ekonomi, budaya, dan
kondisi kesehatan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya.

2.5 Sikap
Sikap didefinisikan sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi),
pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seorang terhadap suatu aspek
di lingkungan sekitarnya (Azwar, 2015: 5). Ranah afektif adalah ranah yang
berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta derajat penerimaan atau
penolakan suatu obyek dlam kegiatan belajar mengajar. Struktur sikap terdiri dari
tiga komponen yang saling menunjang yaitu :
1. Komponen Kognitif
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau
apa yang benar bagi objek sikap.
2. Komponen Afektif
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang
terhadap suatu objek sikap.
3. Komponen Perilaku/ Konatif
Komponen perilaku atau konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana
prilaku atau kecenderungan berprilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan
dengan objek sikap yang dihadapinya.

2.6 Keterampilan
Ranah Psikomotor Ranah ini meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan
melibatkan anggota badan serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik
(motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan
perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif.
Kategori yang termasuk dalam ranah ini adalah:
a. Meniru
Kategori meniru ini merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan contoh
yang diamatinya walaupun belum dimengerti makna ataupun hakikatnya dari
keterampilan itu. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini
adalah: mengaktifan, menyesuaikan, menggabungkan, melamar, mengatur,
mengumpulkan, menimbang, memperkecil, membangun, mengubah, membersihkan,
memposisikan, dan mengonstruksi.
b. Memanipulasi
Kategori ini merupakan kemampuan dalam melakukan suatu tindakan serta memilih
apa yang diperlukan dari apa yang diajarkan. Kata kerja operasional yang dapat
dipakai dalam kategori ini adalah: mengoreksi,
mendemonstrasikan, merancang, memilah, melatih, memperbaiki,
mengidentifikasikan, mengisi, menempatkan, membuat, memanipulasi, mereparasi,
dan mencampur.
c. Pengalamiahan
Kategori ini merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal yang diajarkan dan
dijadikan sebagai contoh telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-gerakan yang
ditampilkan lebih meyakinkan. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam
kategori ini adalah: mengalihkan, menggantikan, memutar, mengirim,
memindahkan, mendorong, menarik, memproduksi, mencampur, mengoperasikan,
mengemas, dan membungkus.
d. Artikulasi
Kategori ini merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu
keterampilan yang lebih kompleks terutama yang berhubungan dengan gerakan
interpretatif. 6 Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah:
mengalihkan, mempertajam, membentuk, memadankan, menggunakan, memulai,
menyetir, menjeniskan, menempel, mensketsa, melonggarkan, dan menimbang
Pupuk kandang.

2.7 Pupuk Kandang Kotoran Ayam


Pupuk merupakan bahan tambahan yang diberikan ke tanah dengan tujuan
untuk memperkaya atau meningkatkan kondisi kesuburan tanah baik kimia, fisik
maupun biologis. Pupuk pada umumnya terbagi menjadi 2 kelompok yaitu pupuk
anorganik dan pupuk organik (kompos). Pengomposan adalah proses perombakan
(dekomposisi) bahan-bahan organik dengan memanfaatkan peran atau aktivitas
mikroorganisme. Melalui proses tersebut, bahan-bahan organik akan diubah
menjadi pupuk kompos yang kaya dengan unsur-unsur hara baik makro ataupun
mikro yang sangat diperlukan oleh tanaman (Yurmiati dan Hidayat, 2008).
Menurut Hartatik dan Widowati (2008), kadar hara pada kotoran ayam
sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat yang diberikan. Selain itu puka kotoran
ayam tersebut tercampur oleh sisa-sisa makanan ayam relatif lebih cepat
terdekomposisi serta sekam sebagai alas kandang yang dapat menyumbangkan
tambahan hara kedalam pupuk kandang terhadap tanaman.
BAB III
METODE EVALUASI

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penentuan lokasi peraktik dilakukan dengan secara sengaja (purposive) di BPP
Sembawa Tepatnya di kelompok ternak Sembawa desa lalang sembawa. Alasan
pemilihan lokasi adalah petani Sembawa dekat dengan kediam karena kondisi masih
covid-19. Penelitian akan dilakukan selama 1 semester, mulai 16 Oktober - 15 Januari
2020.

3.2 Objek Evaluasi


Objek evaluasi merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan atau
proses pembinaan. Menurut Arikunto S. (2014) objek evaluasi adalah hal-hal yang
menjadi pusat perhatian untuk dievaluasi. Pada evaluasi penyuluhan pembuatan pupuk
kandang kotoran ayam di kelompok ternak Sembawa.
Objek evaluasi ditentukan sebagai berikut : 1) pengetahuan, 2) keterampilan, dan 3)
sikap anggota kelompok Ternak Sembawa Sedangkan subjek evaluasi adalah anggota
dan pengurus Kelompok Ternak.

3.3 Tujuan Evaluasi


Merumuskan tujuan evaluasi penting dilakukan dalam rangka menyelaraskan dengan
tujuan program, sehingga arah dari kegiatan evaluasi dapat diketahui sehingga evaluasi
tidak kehilangan arti dan fungsinya. Dalam evaluasi ini tujuan evaluasi diselaraskan
dengan tujuan penyuluhan yaitu merubah perilaku Kelompok Ternak dalam penanganan
Pemanfaatan Limbah kotoran ayam menjadi pupuk kandang Dengan demikian tujuan
evaluasi ditetapkan sebagai berikut : 1) mengetahui perubahan pengetahuan, 2)
mengetahui perubahan keterampilan, dan 3) mengetahui perubahan sikap anggota
kelompol ternak dalam pengolahan Limbah kotoran ayam menjadi pupuk kandang

3.4 Model Evaluasi


Model evaluasi yang digunakan dalam evaluasi ini adalah evaluasi sumatif. Evaluasi
sumatif digunakan untuk mengetahui pencapaian secara keseluruhan hasil kegiatan yang
direncanakan atau mengukur kinerja akhir objek evaluasi (Wirawan, 2016). Model
evaluasi ini digunakan adalah untuk mengungkapkan pencapaian tujuan program.
3.5 Pendekatan Penelitian Evaluasi
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan
konsentrasi pada studi perkembangan. Menurut Sukmadinata, N. S, (2011 ), studi
perkembangan bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga
mendeskripsikan keadaan dalam tahapantahapan perkembangannya.

3.6 Metode Penelitian Evaluasi


Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif
bertujuan menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk
menggambarkan karakteristik individu atau kelompok (AR.Syamsudin & Damiyanti,
2011).Pendekatan kajian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan survey.
Survey merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara
menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden (Ali, M., 2010).

3.7 Populasi dan Sampel


3.7.1 Populasi
Menurut Sugiono (2016) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian
ini adalah seluruh anggota kelompok ternak sembawa yang ada di Kecamatan
Sembawa. Sedangkan lokasi dari penelitian ini adalah desa yang memiliki jumlah
ternak sapi potong <10 ekor karena daerah saya yang memelihara sapi kurang. sehingga
desa yang dijadikan lokasi penelitian yaitu Desa Lalang Sembawa
3.7.2 Teknik Pengambilan Sampel
Dalam pengambilan sampel ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Dilakukan
dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi
berdasarkan atas tujuan tertentu. Sampel yang diambil adalah anggota Kelompok
Ternak Sembawa Desa Lalang Sembawa Kecamatan Sembawa yang berjumlah 15
orang. Dengan pertimbangan bahwa anggota Kelompok Ternak Sembawa merupakan
kelompok yang dapat mewakili semua Kelompok Ternak yang ada di Kecamatan
Sembawa. Hal ini dikarenakan kelompok tersebut merupakan hasil dari rekomendasi
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sembawa dan merupakan Kelompok
Ternak yang paling aktif dan dapat bekerja sama dengan baik.

3.8 Instrumen atau Alat Pengumpul Data


3.8.1 Kisi-kisi
No VARIABEL DIMENSI INDIKATOR BUTIR
1. Pengetahuan Mengetahui 1. Responden Mengetahui 1,2,3,4
Pengertian dari limbah ternak
2. Responden dapat mengetahui
cara Pengelolaan Limbah
kotoran ayam
3. Responden dapat mengetahui
pengertian pupuk kandang
4. Responden dapat mengetahui
tujuan dari
Pemahaman 1. Responden dapat mengetahui 5,6,7
cara pengelolaan limbah
kotoran ayam untuk
meningkatkan nilai ekonomis
2. Responden dapat memahami
proses pembuatan pupuk
kandang
3. Reponden dapat menjelaskan
manfaat pupuk kandang
Penerapan 1. Responden dapat mengetahui 8,9, 10
alat yang digunakan dalam
pembuatan pupuk kandang
2. Reponden dapat mengetahui
bahan yang digunakan dalam
pembuatan pupuk kandang
3. Responden dapat mengetahui
prosedur pembuatan pupuk
kandang
Analisis 1. Responden dapat meyakini 11, 12, 13
bahwa limbah kotoran ayam
dapat diolah kembali menjadi
pupuk kandang
2. Sikap Menerima 1. Responden mau mengikuti 1,2
kegiatan penyuluhan
pembuatan pupuk kandang
2. Responden mau mengelola
limbah kotoran ayam untuk
dijadikan pupuk kandang
Merespon 1. Responden meyakini bahwa 3,4
dengan pembuatan pupuk
kandang dapat dilakukan
dengan efisien
2. Responden mau mengelola
pupuk kandnag dengan
menggunakan limbah kotoran
ayam
Menilai 1. Responden menilai bahwa 5,6
pupuk kandang merupakan
pengelolaan limbah yang dapat
menguntungkan
2. Responden mau untuk
mengajak orang lain untuk
membuat pupuk kandang
Mengelola 1. Reponden mau untuk 7
mengembangkan produk pupuk
kandang kotoran ayam
3. Keterampilan Meniru 1. Responden dapat 1,2
mempersiapkan alat yang
digunakan dalam pembuatan
pupuk kandang sesuai dengan
prosedur
2. Responden dapat
mempersiapkan bahan yang
digunakan dalam pembuatan
pupuk kandang sesuai dengan
prosedur
Memanipulasi 1. Responden dapat 3,4
mendemonstrasikan cara
pembuatan pupuk kandang
kotoran ayam
2. Responden dapat mengulang
kembali dalam kegiatan
pembuatan pupuk kandang
kotoran ayam
Pengalamiahan 1. Responden dapat mengukur 5
kebutuhan bahan yang
digunakan dalam pembuatan
pupuk kandang kotoran ayam
Artikulasi 1. Responden dapat 6
menggunakan alat sesuai
dengan kebutuhan
dalampembuatan pupuk
kandang kotoran ayam
Tabel. 1. Kisi-kisi kuisioner

3.8.2 Kuisioner
A. ASPEK PENGETAHUAN
Petunjuk :
Berilah tanda “centang (v)” pada jawaban yang ibu/saudara anggap paling tepat
Keterangan Alternatif Jawaban :
ST = Sangat tahu TT = Tidak Tahu
T = Tahu STT = Sangat Tidak Tahu
JAWABAN
ST T TT STT
NO PERTANYAAN
1 2 3 4 5 6
Mengetahui
1. Saya mengetahui bahwa pupuk kandang bisa
dibuat dengan kotoran ternak lainnya selain
kotoran ayam
2. Saya mengetahui bahwa pupuk kandang
kotoran ayam dapat digunakan untuk menjadi
pakan ikan
3. Saya mengetahui bahwa pupuk kandang
kotoran ayam merupakan jenis pupuk ang
diolah melalui fermentasi
4. Saya mengetahui bahwa tujuan
darinpembuatan pupuk kandang kotoran ayam
yaitu untuk memanfaatkan limbah yang
menumpuk
Memahami
5. Saya memmahami bahwa dengan adanya
pengolahan pembuatatan pupuk kandang
kotoran ayam dapat meningkatkan nilai
ekonomis
6. Saya memahami proses dalam pembuatan
pupuk kandang kotoran ayam
7. Saya memahami manfaat penggunaaan pupuk
kandang
Penerapan
8. Saya dapat menerapkan alat yang digunakan
dalam proses pembuatan pupuk
9. Saya dapat menerapkan bahan yang
digunakan dalam proses pembuatan pupuk
10. Saya dapat menerapkan prosedur dalam
pembuatan pupuk yang telah ditetapkan
Analisis
11. Saya mampu meyakini bahwa limbah kotoran
ayam dapat diolah menjadi pupuk kandang

B. ASPEK SIKAP
Petunjuk :
Berilah tanda “centang (v)” pada jawaban yang ibu/saudara anggap paling tepat
Keterangan Alternatif Jawaban :
ST = Sangat tahu TT = Tidak Tahu
T = Tahu STT = Sangat Tidak Tahu
JAWABAN
ST T TT STT
NO PERTANYAAN
1 2 3 4 5 6
Menerima
1. Saya mau mengikuti kegiatan penyuluhan
pembuatan pupuk kandang kotoran ayam
2. Saya mau mengelola limbah kotoran ayam
untuk dijadikan pupuk kandang
Merespon
3. Saya yakin bahwa pembuatatan pupuk
kandang kotoran sapi dapat dibuat dengan
efisien
4. Saya mau mengelola pupuk kandang dari
kotoran ayam
Menilai
5. Saya menilai bahwa pupuk kandang dari
kotoran ayam yang dapat menguntungkan
6. Saya akan mengajak orang lain untuk
membuat pupuk kandang kotoran ayam
mengelola
7. Saya mau untuk mengelola dan
mengengembangkan produk peupuk kandang
C. ASPEK KETERAMPILAN
Petunjuk :
Berilah tanda “centang (v)” pada jawaban yang ibu/saudara anggap paling tepat
Keterangan Alternatif Jawaban :
ST = Sangat tahu TT = Tidak Tahu
T = Tahu STT = Sangat Tidak Tahu
JAWABAN
ST T TT STT
NO PERTANYAAN
1 2 3 4 5 6
Meniru
1. Dapat mempersiapkan alat yang digunakan
dalam pembuatan pupuk kandang kotoran
ayam
2. Dapat mempersiapkan bahan yang digunakan
dalam pembuatan pupuk kandang kotoran
ayam
Memanipulasi
3. Dapat mendemontrasikan cara pembuatan
pupuk kandang kotoran ayam
4. Dapat mengulang kembali kegiatan
pembuatan pupuk kandang kotoran ayam
Mengalamiahan
5. Dapat mengukur kebutuhan bahan yang
digubnakan dalam pembuatan pupuk kotoran
ayam
Artikulasi
6. dapat menggunakan alat sesuai dengan
kebutuhan dalampembuatan pupuk kandang
kotoran ayam

3.2. Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam praktik ini adalah data primer dan data sekunder.
Adapun data primer adalah data yang diambil dari hasil wawancara dengan responden
yang menggunakan daftar pertanyaan berupa kuesioner. Data primer merupakan sumber
data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui
perantara. Sedangkan data
sekunder di dapat dari tulisan-tulisan dan literatur yang terkait dengan penelitian ini,
berasal dari internet, majalah, dan surat kabar.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan data dan keterangan melalui beberapa cara yaitu :
1. Wawancara adalah proses tanya jawab dalam kegiatan yang berlangsung secara
langsung antara dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung
informasi yang diberikan.
2. Kuesioner, yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun kepada
petani-petani yang tergabung dalam kelompok tani yang menjadi responden.
3.4. Analisis Data
3.4. 1. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui informasi mengenai bagaimana isi
materi penyuluhan yang berkaitan dengan Pembuatan Pupuk Kandang Kotoran Ayam,
bagaimana pengetahuan peternak mengenai pengolahan limbah di Kecamatan Sembawa
serta bagaimana tingkat adopsi penyuluhan di Kecamatan Sembawa.
3.4.2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif mencakup pembahasan hubungan pengetahuan dengan adopsi
pembuatan pupuk kandang.
3.4.3Prosedur Analisis evaluasi:
-Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data. Tahap
editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan
data.
-Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang
terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti.
-Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian.
-Tahap pengujian kualitas data, yaitu menguji validitas dan realiabilitas instrumen
pengumpulan data.
-Tahap keputusan, yaitu tahap terakhir dengan melihat hasil dari tabel / diagram yang
nantinya akan dijadikan sebagai kesimpulan evaluasi.
Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan
keterampilan adalah dengan menggunakan Rating Scale atau skala nilai kemudian
diolah dan ditabulasi dengan menggunakan garis Continuum.
Adapun rumus yang digunakan adalah :
Tingkat pengetahuan = jumlah jawaban yang diperoleh x 100%
Nilai tertinggi yang dicapai

Anda mungkin juga menyukai