Karya Tulis Ilmiah Bina
Karya Tulis Ilmiah Bina
OLEH :
Jln. Kenari, No. 30, Kel. Plosokerep, Kec. Sananwetan, Kota Blitar, Jawa
Timur, Kode Pos 66134
Menyetujui,
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
kami sebagai penulis bersyukur telah menyelesaikan karya tulis ilmiah mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang disusun dengan sederhana berjudul “Pengaruh
Perbandingan Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kentang”.
Karya tulis ilmiah ini tidak lain menyajikan hasil pengamatan penyusun
terhadap tanaman kentang, dengan sampel cahaya matahari sebagai variabel bebas
dari pengamatan tersebut. Dalam penelitian ini, harapannnya bisa memberikan
manfaat sekaligus wawasan agrikultur kepada semua pihak, terkhusus bagi
pembaca agar mampu mengambil pokok ilmu dari kegiatan penelitian yang
dilakukan penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................................15
Bab IV Pembahasan........................................................................................................19
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................23
4.2 Saran............................................................................................................................24
iv
BAB I
Pendahuluan
1
Dampak positif dari penggunaan pupuk anorganik menghasilkan
peningkatan produktivitas tanaman yang cukup tinggi, namun penggunaan pupuk
anorganik dalam jangka yang relatif lama pada umumnya juga menimbulkan
dampak negatif dan berakibat buruk terhadap kondisi tanah. Tanah menjadi cepat
mengeras dan mudah menjadi asam, dampak dari kejadian tersebut membuat
tanah kurang mampu menyimpan air, sehingga pada akhirnya akan menurunkan
produktivitas tanaman.
Pupuk organik umumnya merupakan pupuk lengkap karena mengandung
unsur makro dan mikro, meskipun dalam jumlah sedikit dalam memenuhi
kebutuhan tanaman. Unsur-unsur tersebut terakumulasikan sebagai bagian unsur
hara yang baik untuk segala tanaman. Penggunaan pupuk kandang atau kompos
selama ini diyakini dapat mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh pupuk
anorganik.
Pupuk kandang atau kompos disamping mempunyai kelebihan juga masih
banyak kekurangannya. Kegunaan yang tidak diatur sesuai takaran yang tepat
dapat menimbulkan limbah yang dapat mengganggu ekosistem sekitar.
Penggunaan pupuk organik alam yang dapat digunakan sebagai solusi untuk
membantu mengatasi kendala produksi pertanian yaitu Pupuk Organik Cair.
Pupuk organik ini diolah dari bahan baku berupa kotoran ternak, kompos,
limbah alam, hormon tumbuhan, dan bahan-bahan alami lainnya yang diproses
secara alamiah selama 4 bulan. Pupuk organik cair memiliki sifat fisik cair,
kimia, dan biologi tanah yang bagus untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Sifat pupuk tersebut memiliki manfaat untuk membantu menunjang produksi
tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk
anorganik, dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang/kompos.
Dalam penelitian ini, pupuk organik yang digunakan memiliki perbedaan
konsentrasi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kentang, sehingga
diharapkan dari instrumen pendukung yang ada dapat memberikan pengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman kentang.
Analisis observatif yang dilakukan memiliki tujuan untuk memperoleh
data tentang pertumbuhan tanaman kentang terhadap instrumen sampel yang
2
diberikan untuk mendukung percobaan penelitian. Dengan perlakuan tersebut,
diharapkan percobaan yang dilakukan bisa memberikan gambaran mengenai
produktivitas tanaman kentang kedepan.
Pembanding data dari penggunaan pupuk cair dengan pupuk
kandang/kompos bisa dijadikan konklusi akhir dari penelitian ini. Kemudian,
aplikasi nyata dari penggunaan hasil penelitian dan percobaan mampu diterapkan
dalam dunia agrikultur. Produktivitas tanaman kentang yang bermutu dapat
berkembang pesat, serta tujuan eco agriculture friendly dapat dicapai.
3
1.4 Hipotesis
Sebelum melakukan percobaan, penulis telah memiliki beberapa
data awal dari kegiatan riset yang sudah dilakukan. Data tersebut
digunakan sebagai bahan rujukan untuk membuat kerangka hipotesis yang
sifatnya masih sementara. Hipotesis ini dirancang untuk membuat
pradugaan awal dengan landasan teori untuk mengetahui kebenarannya
dari hasil penelitian yang dilakukan.
Adapun uraian hipotesis dari kegiatan penelitian tentang tanaman
kentang sebagai berikut:
1. Pupuk organik cair yang diaplikasikan ke tanaman kentang dengan
konsentrasi yang berbeda memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan dan produktivitas tanaman kentang.
2. Pupuk organik cair yang diterapkan ke tanaman kentang dengan
konsentrasi 10% paling efektif dalam meningkatkan pertumbuhan
dan produkivitas tanaman kentang.
4
BAB II
Tinjauan Pustaka
5
karena panen kentang membutuhkan penggalian, pencabutan, dan memerlukan
penghancuran tanaman.
Kingdom = Plantae
Divisio = Spermatophyta
Subdivisio = Angiospermae
Clasis = Dicotyledonae
Ordo = Tubiflorae
Familia = Solanaceae
Genus = Solanum
Spesies = Solanum tuberosum Linn
6
karbohidrat, lemak, protein dan vitamin yang digunakan untuk pertumbuhan
vegetatif, respirasi dan persediaan tanaman.
2.2.2 Batang
Batang tanaman berbentuk segi empat atau segi lima, tergantung pada
varietasnya. Batang tanaman berbuku–buku, berongga, dan tidak berkayu, namun
agak keras bila dipijat. Diameter batang kecil dengan tinggi dapat mencapai 50–
120 cm dan tumbuh secara menjalar.
Warna batang hijau kemerah–merahan atau hijau keungu–kunguan
(Rukmana, 1997). Batang tanaman berfungsi sebagai jalan zat– zat hara dari tanah
ke daun dan untuk menyalurkan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tanaman
yang lain.
2.2.3 Akar
7
Diantara akar–akar tersebut ada yang akan berubah bentuk dan fungsinya
menjadi umbi (stolon) yang selanjutnya akan menjadi umbi kentang. Akar
tanaman berfungsi menyerap zat–zat yang diperlukan tanaman dan berfungsi juga
untuk memperkokoh berdirinya tanaman (Samadi, 1997).
2.2.4 Bunga
8
2.2.5 Umbi
9
Hasil penelitian mengungkapkan tidak terjadi gejala fitotoksisitas
klorosis, dan gejala abnormal lainnya pada tanaman kentang kultivar Granola
yang disemprot laturan meiquat klorida tersebut, mepiquat klorida konsentrasi 4
sampai 16 m/l yang diberikan satu atau dua kali mereduksi luas daun 17% sampai
37%, meningkatkan bobot umbi segar total sebesar 14% sampai 25%.
10
Sumber: Permentan No. 70/Permentan/SR.140/10/2011
11
Unsur nitrogen (N) berguna bagi pertumbuhan pucuk daun dan
bagian vegetatif lainnya. Pemberian pupuk nitrogen akan mendorong
daun menjadi cepat besar dan berwarna hijau.
2.5.2 Fosfor
Kandungan fosfor (P) pada tanaman membantu dalam
pertumbuhan bunga, buah, biji, serta pematangan buah.
2.5.3 Kalium
Kalium (K) berfungsi dalam pembentukan protein dan karbohidrat
juga berperan dalam pembentukan antibodi tanaman untuk melawan
penyakit. Memperkuat tanaman sehingga tidak mudah rebah,
membuat buah , daun, dan bunga tidak mudah rontok dari tangkainya.
2.5.4 Kalsium
Kalsium (Ca) membantu dalam proses penyerapan air,
mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan
batang.
2.5.5 Magnesium
Magnesium (Mg) berfungsi membantu proses pembentukan
klorofil atau hijau daun.
2.5.6 Belerang
Belerang (S) berfungsi untuk membentuk bintil akar, pertumbuhan
tunas, pembentukan klorofil, sintesis protein, serta bagian dari asam
amino, sistein, koenzim A, dan vitamin B1.
12
2.7 Pembuatan Pupuk Organik Cair
Cara lain pupuk organik yang dibuat adalah pupuk organik yang
menggunakan limbah organik dan kotoran ternak serta mikroba dekomposer yang
tersedia di pasaran lokal. Pembuatan pupuk bokasi dilakukan dengan mengambil
kotoran sapi atau kambing kemudian dicampur dengan limbah organik,
selanjutnya disiram dengan air yang telah ditambahkan gula pasir dan mikroba
dekomposer sesuai takaran. Campuran selanjutnya diaduk hingga merata dan
ditumpuk dengan tinggi tidak lebih dari 30 cm dan dibiarkan selama 7 hari. Pada
hari ketiga dan seterusnya, tumpukan dibalik sampai proses pengomposan sudah
berhasil (sulaeman, 2016)
13
atas dua factor. Faktor I ialah dosis pupuk organik cair (C0 = tanpa pupuk organik
cair, C1 = pupuk organik cair 3 ml/l air, C2 = pupuk organik cair 6 ml/l air, dan
C3 = pupuk organik cair 9 ml/l air) dan faktor 2 ialah teknik penanaman (T1 =
tanpa mulsa, T2 = memakai mulsa).
Semakin tinggi dosis konsentrasi larutan (C3, 9 ml/1 air) diimbangi teknik
penanaman yang tepat (T2=memakai mulsa) menunjukkan hasil produksi tanaman
kentang yang optimal. Dengan ini mengindikasikan bahwa konsentrasi larutan
pupuk cair/1 air berpengaruh sebesar 2,5% setiap plot hasil dari tanam yang sudah
dilakukan. Kemudian, hasil akhir bisa dijadikan pembanding untuk dianalisis
lebih lanjut guna mempertahankan ketepatan takaran pemupukan.
14
Bab III
Metodologi Penelitian
15
blok selesai, tanah di kapur dengan dolomite sebanyak 1,2 g
tanaman.
Jumlah pemberian pupuk organik cair untuk satu kali perlakuan sebanyak
200ml setiap tanaman. Penanaman dilakukan dengan cara meletakkan umbi bibit
kentang kedalam lubang dengan kedalaman 10 cm dengan posisi tunas umbi bibit
kentang menghadap ke atas dan lubang ditutup kembali dengan tanah.
16
Pada waktu pemanenan dilakukan pengamatan terhadap parameter
pertumbuhan yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan
kering tanaman kentang, serta parameter produk yang meliputi jumlah
diameter umbi serta berat basah dan berat kering umbi, serta parameter
lingkungan atau pendukung yang berupa suhu dan kelembaban yang diukur
setiap 3 hari sekali, serta pH tanah yang diukur pada awal dan akhir penelitian.
Parameter PO P1 P2 P3 P4
Rerata
tinggi 41,36 45,86 46,78 46,36 47,18
tanaman
(cm)
Rerata
jumlah daun 196,00 204,80 227,20 289,60 344,00
(helai)
Rerata berat
basah 382,96 459,62 530,94 608,42 650,88
tanaman
kentang (g)
Rerata berat
kering 64,94 65,38 65,48 72,58 77,90
tanaman
kentang (g)
Keterangan: Angka-angka pada baris yang sama dan diikuti oleh huruf kecil yang sama
Menunjukkan nilai yang berbeda tidak nyata dalam uji Duncan 5 %.
17
parameter tinggi tanaman, berat kering tanaman, jumlah umbi dan berat kering
umbi kentang tetapi pada konsentrasi 4 ml/l memberikan hasil yang
signifikan terhadap jumlah daun, diameter umbi, berat basah tanaman dan
berat basah umbi kentang.
Hasil dari perlakuan tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan
kesimpulan akhir dari pecobaan yang dilakukan guna menjawab hipotesis
awal yang dirancang sebelumnya. Setiap parameter yang disajikan
mengindikasikan bahwa peningkatan konsentrasi yang diberikan setiap ml/1
air menunjukkan produktivitas tanaman kentang yang optimal.
Analisis penelitian dapat dilakukan sesui data yang dikumpulkan
(kuantitatif) yang terangkum dalam tabel diatas. Angka-angka yang
ditunjukkan memuat nilai perlakuan yang didata setiap kurun waktu
pengamatan yakni 3 hari sekali.
Pengaplikasiaan penggunaan pupuk organik cair dengan berbagai
konsentrasi perlakuan yaitu 0 ml/l, 1 ml/l, 2 ml/l. 3 ml/l dan 4 ml/l terhadap
tanaman kentang menunjukkan perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap
pertumbuhan tanaman kentang. Melalui parameter uji coba, kita bisa melihat
perbedaan mendasar pertumbuhan tanaman kentang.
Tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan kering tanaman kentang,
serta parameter produk yang meliputi jumlah diameter umbi dan berat basah
maupun berat kering umbi kentang, ditambah parameter lingkungan atau
pendukung yang berupa suhu dan kelembaban. Sampel tersebut dijadikan
variabel uji coba untuk dijadikan landasan dalam menyimpulkan hasil
penelitian.
Berdasarkan tabel uji coba tersebut, angka perlakuan terbaca terus
meningkat sejalan dengan peningkatan konsentrasi pupuk organik cair ml/1
yang diaplikasikan ke tanaman kentang. Melalui parameter dan variabel lain
yang mendukung pengamatan, menunjukkan hasil analisis yang
mengindikasikan bahwa parameter uji coba sesui dengan hipotesis awal,
bahwa semakin tinggi konsentrasi pupuk cair yang diberikan maka
produktivitas tanaman kentang semakin meningkat.
18
Bab IV
Pembahasan
19
4.2 Analisis Hasil Penelitian
Melalui kegiatan observasi, pengumpulan data, hingga akurasi akhir dari
hasil penelitian yang dilakukan. Kita bisa menguraikan hasil penelitian sesuai
dengan rumusan masalah dan hipotesis yang disebutkan.
Bagaimana penelitian ini bisa dijadikan pembanding terhadap objek
penelitian lain yang sudah disebutkan? Berikut uraian mengenai hasil
penelitian yang dijadikan rujukan pembanding terhadap sampel objek
penelitian lain.
1. Perbandingan objek penelitian mengenai konsentrasi larutan pupuk
cair organik dengan sampel uji coba lain bisa ditelaah sesuai dengan
rumusan akhir hasil penelitian yang telah dilaksanakan.
2. Kemudian, hasil penelitian bisa dijadikan rujukan pembanding, guna
menjawab rumusan masalah yang diuraikan sebelumnya. Bisa berupa
konklusi atas kedua pilihan mengenai efektifitas kedua objek/hal lain
yang dirumuskan sebelumnya.
3. Dalam hal ini, perbandingan objek penelitian disandingkan dengan
sampel lain sejenis guna mengetahui perbandingan keduanya.
4. Pupuk organik cair dijadikan pembanding terhadap pupuk
kandang/kompos, guna mengetahui keekonomisan, keefektifan,
maupun faktor tujuan lain yang ingin diketahui.
5. Pupuk organik cair lebih ramah lingkungan dan ekonomis daripada
pupuk kandang/kompos dengan rentang emisi hingga 0%
Apakah pupuk organik cair lebih efektif dan ramah lingkungan
dibandingkan dengan pupuk kandang/kompos? Pupuk organik cair dinilai
lebih ekonomis dan tidak susah ketika kita mau membuat maupun
mengaplikasikannya ke lahan pertanian. Para petani yang bergerak di bidang
agrikultur bisa beralih ke metode ini, mengingat emisi yang ditimbulkan ke
lingkungan berbassis eco friendly dengan akurasi hasil mencapai 0%.
Apakah kebenaran hipotesis yang dinyatakan sesuai dengan hasil
penelitian? Melalui uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, berikut
20
beberapa pembahasan mengenai hasil penelitian dan kesimpulan hipotesis
mengenai kebenaran pernyataan yang disajikan.
1. Takaran setiap konsentrasi larutan yang diberikan ke parameter
percobaan, menunjukkan hasil perbandingan yang signifikan terhadap
produktivitas tanaman kentang.
2. Semakin tinggi konsentrasi pupuk organik cair yang diaplikasikan ke
tanaman, bisa dipastikan rerata sampel percobaan mengindikasikan
bahwa tanaman kentang berkembang secara optimal.
3. Setiap perlakuan yang berbeda menunjukkan bahwa terdapat angka
percobaan yang berbeda. Sampel tinggi tanaman, jumlah helai daun,
rerata berat basah dan kering tanaman, dijadikan landasan observasi
parameter yang disajikan. Variabel bebas seperti matahari dan faktor
pendukung lain menjadi bagain pendukung dari eksternal.
4. Apabila dijadikan objek pembanding, pupuk organik cair lebih ramah
lingkungan daripada pupuk anorganik, pupuk organik cair dinilai juga
lebih praktis dan ekonmis daripada pupuk kandang/kompos, serta
pupuk organik cair juga dinilai sangat fleksibel apabila diterapkan
dalam dunia pertanian, sifatnya yang eco friendly juga emisi 0% yang
dihasilkan, mengindikasikan pupuk organik cair menjadi solusi
organic agriculture kedepan.
5. Perkembangan pertanian yang semakin maju, perlu diimbangi dengan
sifat selektif dalam memilah suatu hasil pertanian. Pupuk organik cair
bisa dijadikan solusi untuk mendukung perkembangan teknologi
agrikultur berbasis organik, guna mendukung Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS) dan kesetaraan pangan (Petani Sejahtera,
Negara Kaya), inovasi perlu ditingkatkan lebih lanjut kedepannya,
terkhusus di bidang pertanian.
21
yang dilakukan bisa dikembangkan lebih lanjut guna memberikan pembaruan
ilmu dan perkembangan inovasi kedepannya.
22
Bab V
Penutup
5.1 Kesimpulan
1. Pemberian pupuk organik cair dengan konsentrasi yang berbeda melalui
parameter yang disajikan, menunjukkan pengaruh yang signifikan
terhadap pertumbuhan tanaman kentang dalam kurun waktu pengamatan.
Setiap pengaplikasian 1ml/1 l air larutan dapat dilihat bahwa dosis
pemupukan memiliki pengaruh penuh terhadap perkembangan tanaman
kentang, semakin tinggi konsentrasi yang diberikan, maka produktivitas
tanaman kentang semakin meningkat. Selain itu, perbandingan setiap
perlakuan menunjukkan peningkatan laju dosis reaksi yang meningkat.
Indikasi yang dihasilkan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
kentang yang lebih optimal.
2. Pemberian perlakuan yang berbeda terhadap parameter yang disajikan
memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman kentang.
Melalui analisis sampel percobaan tinggi tanaman, jumlah helai daun,
rerata berat basah tanaman kentang, serta rerata berat kering tanaman
kentang. Melihat grafik peningkatan hasil percobaan yang dilakukan,
menunjukkan parameter yang diobservasi memiliki pengaruh berbeda
sesuai dengan tingkat konsentrasi pupuk organik cair yang diberikan.
Semakin tinggi dosis yang diaplikasikan, bisa dilihat pertumbuhan
tanaman semakin optimal. Hal ini mengindikasikan bahwa perbedaan
perlakuan dan reaksi konsentrasi memiliki pengaruh kuat terhadap
produktivitas tanaman kentang.
3. Sebagai pembanding, pupuk organik cair dinilai lebih ramah lingkungan
daripada pupuk anorganik. Selain itu, apabila dilihat dari keefektifan,
keekonomisan, dan kepraktisannya, pupuk organik cair dinilai lebih
unggul daripada pupuk kompos/kandang. Hal ini bisa dijadikan rujukan
solusi baru di ruang lingkup pertanian. Sifatnya yang ramah lingkungan/
23
eco friendly dapat meminimalisir pencemaran dengan emisi total yang
dihasilkan bisa mencapai 0%
5.2 Saran
Disarankan untuk pengembangan penanaman kentang di dataran medium
dalam beberapa taraf elevasi dengan penggunaan pupuk organik cair yang berbeda
konsentrasinya perlu ada kombinasi perlakuan optimum, kemudian untuk memacu
suhu ideal penggunaan bahan organik sebagai mulsa mampu menghasilkan
pertumbuhan dan produksi kentang yang maksimum.
Bobot akhir dari konsentrasi 10ml/1 l air menunjukkan pengaruh kuat
terhadap peningkatkan produktivitas tanaman kentang. Setiap pemeliharaan,
ketepatan perlakuan, juga sasaran takaran yang sesuai menunjukkan hasil
pertanian yang optimal dan cocok untuk dikembangkan.
24
Daftar Pustaka
25