REPUBLIK INDONESIA
SIARAN PERS
No. HM.4.6/72/SET.M.EKON.2.3/07/2020
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melantik 28 Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama (Eselon II) di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Pelantikan kali ini pun
dilaksanakan dengan tatanan baru “new normal” seperti halnya pelantikan 13 Pejabat Pimpinan Tinggi
Madya (Eselon I) pada 15 Mei lalu.
Menko Airlangga menjelaskan, latar belakang dari Pelantikan Eselon I dan II tersebut adalah karena ada
perubahan organisasi dan nomenklatur berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 37 Tahun 2020
tentang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Ditambah dengan dikeluarkannya Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian yang baru, yaitu Peraturan Menteri Koordinator (Permenko) Nomor 9 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Hal itu akan berdampak pada lingkup kerja koordinasi dengan K/L terkait dan penyesuaian anggaran. Jadi,
para Pejabat Eselon II yang melaksanakan penugasan baru harus cepat beradaptasi, dan mereka yang tetap
pada posisinya ataupun berubah nomenklatur agar meningkatkan kinerjanya.
“Kami meminta para Pejabat Eselon I dan II Kemenko Perekonomian tak hanya melakukan tugas rutin, tapi
(dikarenakan) Presiden meminta hal yang extraordinary, karena situasi ini membutuhkan langkah-langkah
yang tidak normal dan perlu me-reset kembali organisasi. Kita harus menjaga amanah dari 267 juta
penduduk Indonesia, sehingga kita harus melakukan cara berbeda. Presiden juga mendorong agar belanja
K/L ditingkatkan,” tuturnya dalam acara pelantikan di Gedung Ali Wardhana Kemenko Perekonomian,
Jakarta, Kamis (2/7).
Menko Perekonomian juga berharap supaya semua Pejabat Kemenko Perekonomian dapat mempunyai sense
of crisis yang sama sehingga dapat saling mendukung dan mengisi antar sektor. “Hal ini akan menciptakan
kerja sama yang solid untuk bersama-sama menjaga perekonomian nasional, tanpa meninggalkan sektor-
sektor tertentu,” ujarnya.
Pejabat Kemenko Perekonomian diharapkan juga mampu harus problem solver dan innovator yang bisa
bekerja mandiri maupun di dalam tim untuk menciptakan terobosan kebijakan yang dibutuhkan untuk
menaikkan pertumbuhan ekonomi.
Kemudian, Menko Airlangga mengungkapkan 6 (enam) program strategis yang harus diemban Kemenko
Perekonomian, yaitu: (1) Pemulihan ekonomi nasional, (2) Menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga
bahan pangan (termasuk untuk ketersediaan lahan/food estate), (3) Menjaga dan meningkatkan kinerja
industri dan perdagangan (salah satunya mengurangi hambatan perdagangan bilateral), (4) Meningkatkan
efisiensi dan kinerja BUMN, (4) Memperkuat ekonomi bagi UMKM (antara lain dengan subsidi bunga
KUR), dan (5) Mengawal pembahasan RUU Cipta Kerja.
Supaya program-program strategis itu dapat diimplementasikan dengan baik, maka jajaran Kemenko
Perekonomian harus menerapkan kebijakan dan program secara cepat dan tepat sehingga pertumbuhan
ekonomi bisa rebound, kemudian peningkatan pengangguran dan kemiskinan bisa ditahan.
“Selamat bertugas dan bekerja bagi pejabat yang baru dilantik. Perekonomian Indonesia diharapkan bisa
segera di-reboot/restart. Tentu semangatnya sama, untuk memulai dari minus menjadi nol itu harus
dilakukan reboot/restart. Sampai akhir tahun ini, kita harus menjaga pertumbuhan ekonomi di kisaran 0,5%-
2%. Kuncinya ada di koordinasi, sinkronisasi dan bottlenecking dari semua regulasi yang ada,” tutup Menko
Airlangga.
Maka, berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Kepmenko) Nomor 240 Tahun
2020, tanggal 1 Juli 2020, tentang Pengangkatan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, ke-28 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II) yang
baru dilantik adalah sebagai berikut:
(rep/iqb)
***
Website: www.ekon.go.id
Twitter & Instagram: @perekonomianRI
Email: humas@ekon.go.id