Oleh:
Dewa Ayu Nadya Setia Pratiwi (09/XII MIPA 8)
I Gusti Ngurah Gede Agung Sulsila Putra (17/XII MIPA 8)
Ni Komang Shanti Kusuma Dewi (28/XII MIPA 8)
Ni Wayan Nia Cahyani (31/XII MIPA 8)
Raihan Hasta Putra (41/XII MIPA 8)
Tessalonika Yulyanti Simorangkir (44/XII MIPA 8)
Disampaikan Kepada
I Nyoman Suarta, S.Pd.M.Pd
SMAN 4 DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat,
petunjuk serta karunia-Nya lah, akhirnya Karya Tulis dengan judul :
“PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA
PERKEMBANGAN TANAMAN DAUN SELEDRI (APIUM GRAVEOLENS L) YANG
DITANAM MENGGUNAKAN MEDIA EMBER HIDROPONIK”
Pada kesempatan ini saya menyampaikan terimakasih yang setinggi - tingginya kepada
yang terhormat :
1. Kepada Orang Tua yang telah memberikan moral dan material kepada saya selaku penulis.
2. Bapak I Nyoman Suarta, S.Pd.M.Pd selaku guru pengajar mata pelajaran Biologi kelas XII
MIPA 8.
3. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Dalam tugas Biologi ini, tentu memberikan manfaat bagi penulis dalam mengembangkan dan
menumbuhkan pemahaman serta bakat di bidang biologi dan Karya Tulis Ilmiah dan
menumbuhkan minat siswa untuk terlibat secara akti dalam membangun pengetahuan pada
tingkatan sekolah masing - masing. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover........................................................................................................................ i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
Daftar Tabel ........................................................................................................... iv
Daftar Gambar.........................................................................................................v
Abstrak ................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian ...............................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................................3
2.1. Landasan Teori....................................................................................3
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................17
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................17
3.2. Bahan dan Alat..................................................................................18
3.3.Teknik Pengumpulan Data.................................................................18
3.4. Variabel Penelitian............................................................................19
3.5. Teknik Analisis.................................................................................20
3.6. Jenis Data..........................................................................................20
3.7. Cara Kerja ........................................................................................20
3.8. Rangkaian Penelitian .......................................................................21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................22
4.1. Hasil .................................................................................................22
4.2. Pembahasan.......................................................................................23
BAB V PENUTUP...............................................................................................25
5.1.Kesimpulan .......................................................................................25
5.2. Saran ................................................................................................25
Daftar Pustaka ....................................................................................................... vii
Lampiran ............................................................................................................... vii
BAB VI DAFTAR TABEL……………………………………………………...26
Tabel. 3.1 Waktu Pelaksanaan ...............................................................................17
Tabel. 4.1 Hasil Pengamatan..................................................................................22
BAB VII DAFTAR GAMBAR………......……………………………………..27
Lamp. 1.1 ...............................................................................................................28
ABSTRAK
“PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA
PERKEMBANGAN TANAMAN DAUN SELEDRI (APIUM GRAVEOLENS L) YANG
DITANAM MENGGUNAKAN MEDIA EMBER HIDROPONIK”
(Oleh : Dewa Ayu Nadya Setia Pratiwi, 09/XII MIPA 8
Gusti Ngurah Gede Agung Sulsila Putra, 17/XII MIPA 8
Ni Komang Shanti Kusma Dewi, 28/XII MIPA 8
Ni Wayan Nia Cahyani, 31/XII MIPA 8
Raihan Hasta Putra, 41/XII MIPA 8
Tessalonika Yulyanti Simorangkir, 44/XII MIPA 8
SMAN 4 DENPASAR
Penulisan Karya Tulis ini bertujuan untuk memaparkan mengenai bagaimana pengaruh
faktor luar dalam Pertumbuhan dan Perkembangan pada tumbuhan. Adapun yang menjadi latar
belakang penulisan Karya Tulis ini yaitu karena penulis ingin lebih mengetahui dan
membuktikan kebenaran mengenai pengaruh cahaya matahari sebagai salah satu faktor eskternal
atau faktor luar dalam Pertumbuhan dan Perkembangan pada tanaman. Dengan berlandaskan
teori tersebut, penulis akan mengamati proses Perkembangan dan Pertumbuhan tanaman Daun
Seledri yang ditanam menggunakan media ember hidroponik serta dengan bantuan dari sinar
matahari dan air sebagi faktor utamanya.
`BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia mengenal pertanian pertama kali diperkirakan saat di zaman mesopotamia 8000
M yang lalu. Pertanian muncul masyarakat mampu untuk menjaga ketersedian pangan bagi
dirinya sendiri. Pertanian juga mamaksa suatu kelompok untuk menetap di suatu daerah.
Hedroponik, salah satu cara yang sangat alternatif bercocok tanam tanpa menggunakan
media tanah sebagia media tanamnya. Hidroponik juga dikenal sebagai soiless culture atau
budaya tanaman tanpa tanah. Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu Hydro berarti air dan
Ponos yang artinya daya.
Salah satu cara untuk menghasilkan produk sayuran yang berkualitas tinggi secara
kontinyu dengan kuantitas yang tinggi pertanamannya adalah budidaya sistem hidroponik.
Pengembangan hidroponik di Indonesia cukup prospektif mengingat beberapa hal sebagai
berikut, yaitu permintaan pasar sayuran berkualitas yang terus meningkat, kondisi lingkungan/
iklim yang tidak menunjang, kompetisi penggunaan lahan, dan adanya masalah degradasi tanah.
Media hidroponik dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu kultur air yang tidak
menggunakan media pendukung lain untuk perakaran tanaman dan kultur substrat atau agregat
yang menggunakan media padat untuk mendukung perakaran tanaman.Salah satu peningkatan
hasil melalui intensifikasi adalah dengan pemilihan media tumbuh dan pemupukan.
Permintaan seledri dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan baik peningkatan
domestik mapun dari luar negeri. Peningkatan permintaan dari luar negeri mungkin disebabkan
oleh semakin berkurangnya lahan pertanian akibat konversi lahan sehingga dialihkan ke negara
berkembang yang lahannya masih luas dengan tenaga kerja yang relatif murah, serta kondisi
iklim yang kurang mendukung terutama musim dingin dan musim gugur sehingga praktis semua
kebutuhan sayuran untuk masyarakatnya tergantung dari negara-negara lain.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana pengaruh perbedaan intensitas penyinaran terhadap petumbuhan dan
perkembangan tumbuhan daun seledri?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh intensitas penyinaran terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan daun seledri dan Manakah media tanam yang paling baik terhadap petumbuhan dan
hasil tanaman seledri?
1.4 Hipotesis
1.4.1 Kekuatan cahaya matahari dan cahaya lampu.
1.4.2 Tumbuhan akan tumbuh lebih tinnggi dalam kondisi gelap
BAB II
KAJIAN TEORI
1.1 Landasan teori
2.1.1 Daun seledri
Daun seledri (Apium Graveolens L) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa
digunakan sebagai bumbu masakan. Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan Korea
mempergunakan bagian tangkai daun sebagai bahan makanan. Tanaman seledri (Apium
Graveolens L) termasuk dalam keluarga Umbelliferae, tanaman yang sering dijadikan herbal atau
tanaman berkhasiat obat. Daun seledri dikonsumsi sebagai lalapan dan penghias hidangan.
Bijinya dijadikan bahan penyedap dan ekstrak minyak seledri dimanfaatkan sebagai obat,
tanaman ini disklasifikasi seperti berikut ini:
Kingdom: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Ordo: Apiales
Famili: Apiaceae
Genus: Apium
Spesies: Apium Graveolens L
Daun Seledri (Apium Graveolens L)
Daun Seledri (Apium Graveolens L) adalah tanaman obat yang dikenal luas dari Eropa
Selatan ada dimana-mana banyak ditanam orang untuk diambil daun, akar, dan buahnya.
2.1.2 Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dengan perbanyaknya generatif
(dari biji) dan perbanyak vegetatif (dari anakan). Perbanyak generatif biasanya diterapkan untuk
budidaya seledri skala luas atau komersil.
A. Struktur Biji
Pada perkembangan seledri merupakan tanaman dikotil (berkeping dua) dan merupakan
yang berbentuk rumput dan semak. Seledri memiliki buah yang sangat kecil dengan ukuran 1
mm, berdaun bua ganda (skizokarp) yang membelah ketika matang menjadi dua merikap, berbiji
tunggal. Biji berbantuk oval dan sangat kecil, sekitar 2500 biji per gramnya.
B. Proses Perkecambahan
Proses Fisika :
-Terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji
yang kering.
Proses Kimia :
-Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone giberelin (GA).
-Enzim bekerja menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan
endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil larut dalam air, missal enzim
amylase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat
lain diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit
tanaman.
2. Faktor Dalam
a) Gen
merupakan faktor pembawa sifat yang diwariskan dari induk kepada keturunannya, gen
inilah yang mengendalikan sifat suatu organisme termasuk aktivitas pertumbuhan,
perkembangan dan reproduksi. Gen menempati suatu tempat pada kromosom di dalam inti sel,
berfungsi mengatur reaksi kimia di dalam sel (misal: sintesa protein).
b) Hormon
Hormon adalah senyawa kimia yang di hasilkan di dalam tubuh.Hormon berfungsi mengatur dan
mengendalikan semua aktivitas tubuh.Seperti pertumbuhan, metabolisme dan reproduksi.
Hormon terbagi atas 7 yaitu:
Auksin
Hormon ini ditemukan oleh Fritz went, seorang ahli fisiologi Belanda, pada tahun 1928.
Hormon Auksin dihasilkan oleh tanaman pada daerah meristem, seperti ujung batang dan ujung
akar. Auksin dapat pula dijumpai pada tunas, daun muda, bunga, atau pun buah / hormon auksin
yang paling dikenal adalah IAA (indole acetic acid) yang strukturnya mirip dengan struktur
asam aminotriprofan. IAA disentesis di meristem apikal, daun-daun muda, dan biji.Sifat hormon
auksin adalah aktivitasnya dihambat oleh adanya cahaya. Peran hormon auksin bagi tanaman
antara lain :
o Dapat meningkatkan perkembangan bunga dan buah.
o Merangsang pembentukan akar lateral.
o Berperan dalam pembelahan dan pemanjangan sel.
o Merangsang pembelahan sel-sel kambium lateral, untuk pertumbuhan
sekunder.
Giberalin
Hormon giberelin dapat ditemukan hampir pada semua bagian tanaman, baik akar, batang
daun, bunga, maupun buah. Peranan hormon giberelin bagi tanaman antara lain :
o Pada konsentrasi tinggi, merangsang pertumbuhan akar
o Merangsang perkecambahan
o Merangsang pembentukan bunga pada tanaman hari panjang (long day plant)
o Merangsang perkecambahan serbuk sari dan pertumbuhan buluh serbuk sari
Sitokinin
Sitokinin ditemukan hampir pada semua jaringan meristem. Peranan sitokinin antara lain :
o Merangsang pemanjangan titi tumbuh
Asam Absisat
Asam absisat adalah hormon yang menghambat pertumbuhan tanaman yaitu dengan
mengurangi kecepatan pembelahan sel maupun perbesaran sel ataupun kedua-duanya.Hormon
ini aktif pada saat tumbuhan berada pada kondisi yang tidak baik.
Kalin
Kalin merupakan hormon yang berfungsi dalam pembentukan organ tanaman, hormon ini
dapat dibedakan menjadi rizokalin, kaulokalin, filokalin dan antokalin.
o Rizokalin berperan merangsang pembentukan akar
o Kaulokalin berperan merangsang pembentukan batang
Etilen
Etilen merupakan satu-satunya hormon tumbuhan yang berbentuk gas, tidak berwarna,
dan berbau seperti eter.Etilen dihasilkan oleh ruas-ruas batang, bunga yang matang, dan jaringan
yang menua seperti daun-daun yang gugur. Peranan etilen antara lain :
o Mempercepat kematangan buah
BAB IV
Hasil Dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Data
Tabel tinggi tanaman seledri pada Intensitas Penyinaran yang berbeda
Hari ke- Cahaya Sinar Matahari Cahaya Sinar Lampu
4.2 Pembahasan
Setelah penulis melakukan pecobaan, tanaman seledri yang ditempat kan pada tempat yang redup
atau hanya terkena cahaya dari sinar lampu lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman
seledri yang mendapatkan cahaya langusng dari sinar matahari, diduga hal tersebut disebabkan oleh :
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Intensitas cahaya dapat mempengaruhi perkecambahan dan kecepatan pertumbuhan
tanaman kacang hijau.Hal ini dikarenakan di dalam tumbuhan terdapat hormon auksin yang
berperan dalam pemanjangan batang tanaman.Hormon auksin adalah hormon yang peka
terhadap cahaya. Hormon ini akan terurai apabila terkena cahaya. Semakin lemah intensitas
cahaya maka tumbuhan akan tumbuh semakin tinggi, semakin kuat intensitas maka tumbuhan
akan terhambat pertumbuhannya.
Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkecambahan biji
kacang hijau, biji kacang hijau yang diletakan ditempat gelap dan terang akan mempunyai
perbedaan. Biji kacang hijau yang terkena cahaya matahari secara langsung (terang)
pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebar & tebal, berwarna hijau, batang tegak, kokoh.
Sedangkan, biji kacang hijau yang tidak terkena cahaya matahari melainkan terkena cahaya dari
sinar lampu (redup/gelap) pertumbuhannya lebih cepat tinggi (etiolasi) dan daunnya tipis,
berwarna pucat, batang melengkung tidak kokoh. Hal ini terjadi karena cahaya
memperlambat/menghambat kerja hormon auksin dalam pertumbuhan meninggi (primer).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah dibuat sebelumnya telah benar.
5.2 Saran
5.2.1 Sebaiknya proses pengamatan dilakukan lebih lama lagi, agar lebih terlihat
pengaruh intensitas cahaya lampu terhadap masing-masing tanaman.
5.2.2 Penelitian bisa dilakukan kembali dengan menggunakan perbedaan intensitas
cahaya menggunakan cahaya matahari terhadap perkecambahan dan pertumbuhan tumbuhan
KAJIAN PUSTAKA
Pertumbuhan dan Perkembangan merupakan sebuah proses yang saling berhubungan satu
sama lainnya. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan. Faktor - faktor tersebut dikelompokan menjadi 2 bagian, yaitu
faktor internal (faktor dalam) dan faktor eskternal (faktor luar). Faktor internal (faktor dalam)
merupakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan faktor fisiologis, sedangkan faktor
esternal (faktor luar) merupakan faktor yang berasal dari luar atau lingkungan tubuh tumbuhan
tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem sekitarnya. Salah satu faktor eskternal yang cukup
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yaitu cahaya atau cahaya matahari.
Seledri (Apium graveolens L.) sudah lama dikenal sebagai obat hipertensi. Permintaan
seledri dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan baik peningkatan domestik mapun dari
luar negeri. Peningkatan permintaan dari luar negeri mungkin disebabkan oleh semakin
berkurangnya lahan pertanian akibat konversi lahan sehingga dialihkan ke negara berkembang
yang lahannya masih luas dengan tenaga kerja yang relatif murah, serta kondisi iklim yang
kurang mendukung terutama musim dingin dan musim gugur sehingga praktis semua kebutuhan
sayuran untuk masyarakatnya tergantung dari negara-negara lain.
Daun seledri (Apium Graveolens L) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa
digunakan sebagai bumbu masakan. Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan Korea
mempergunakan bagian tangkai daun sebagai bahan makanan. Tanaman seledri (Apium
Graveolens L) termasuk dalam keluarga Umbelliferae, tanaman yang sering dijadikan herba atau
tanaman berkhasiat obat. Daun seledri dikonsumsi sebagai lalapan dan penghias hidangan.
Bijinya dijadikan bahan penyedap dan ekstrak minyak seledri dimanfaatkan sebagai obat
LAMPIRAN