Anda di halaman 1dari 6

Makalah

“Atletik= Lari Estafet”

Disusun Oleh:
-Dewa Ayu Nadya Setia Pratiwi (09/XII MIPA 8)
-I Gusti Ngurah Gede Agung Susila Putra (17/XII MIPA 8)
-Ni Komang Shanti Kusuma Dewi (28/XII MIPA 8
-Ni Wayan Nia Cahyani (31/XII MIPA 8)
-Raihan Hasta Putra (41/XII MIPA 8)
-Tessalonika Yulyanti Simorangkir (46/XII MIPA 8)
Pengertian/Sejarah Estafet
Pengertian Estafet.
Lari estafet adalah salah satu cabang olahraga yang ramah di masyarakat. Olahraga lari
estafet ini sering dilakukan pada pelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Lari estafet juga sering
disebut dengan lari sambung. Lari estafet adalah salah satu cabang atletik. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya, lari estafet akan dimainkan secara bergantian. Oleh karena itu, lari estafet
ini membutuhkan tim. Tim atau kelompok digunakan untuk pindah memindah tongkat, dari satu
pelari ke pelari berikutnya. Pada nomor lari estafet, ada sebuah kekhususan. Kekhususan tersebut
tidak akan dijumpai pada nomor lair yang lain. Yaitu memindahkan tongkat sambil berlari
dengan cepat. Pemindahan tongkat akan terjadi pada pelari selanjutnya dari pelari sebelumnya.
Di dalam sebuah perlombaan besar, umumnya anggota tim atau kelompok terdiri atas 4 orang. 
Berikut ini adalah pengertian lari estafet menurut beberapa ahli:
1. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Di dalam KBBI, kata estafet masuk ke dalam kategori olahraga. Pengertian estafet adalah
lomba beregu dengan cara pembagian jarak tempuh di antara para peserta. Pada akhir bagiannya,
masing-masing menyerahkan benda (misalnya tongkat atau bendera, kepada peserta berikutnya.

2. Guthire (2008)
Pengertian lari estafet adalah lari yang memadukan dua hal. Hal tersebut adalah
perpaduan antara koordinasi kecepatan dengan Kerjasama dari tim pelari. Tujuannya adalah
untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas yang sudah diberikan. Tugas dari hal ini adalah
tongkat

3. Irwansyah (2006)
Menurut Irwansyah, pengertian lari estafet adalah lari yang dilakukan oleh empat orang
atlet pelari. Lari estafet digunakan dengan menggunakan tongkat estafet. Tongkat estafet yang
digunakan dalam lari estafet umumnya terbuat dari fiberglass atau kayu.

4. Moh. Gilang (2007)


Pengertian lari estafet menurut Moh. Gilang adalah salah satu nomor pada lomba lari.
Pada perlombaan atletik harus dilakukan secara bergantian atau beranting. Dalam sebuah tim
atau regu lari sambung, terdapat empat orang pelari.
Sejarah Estafet.
Lari estafet terinspirasi dari tiga suku, yaitu Suku Aztec, Suku Inca, dan Suku Maya.
Ketiga suku ini pernah menggelar sebuah misi yang menggunakan teknik lari bersambung atau
estafet. Tujuan dari misi ini yaitu untuk menyampaikan kabar penting pada anggota suku lain.
Selain dari tiga suku tersebut, cabang olahraga lari bersambung ini juga pernah dilakukan oleh
Bangsa Yunani Kuno. Bedanya, bangsa ini menggunakan obor yang diserahkan secara sambung-
menyambung. Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai bentuk pemujaan spiritual atau roh
leluhur. Dari dua kejadian itu akhirnya lari estafet berkembang dan menjadi bagian dari kegiatan
olahraga. Malah. Jenis lari ini sempat diolimpiadekan secara khusus dengan nama Olympic
Torch Relay atau Olimpiade Lari Obor Api. Olimpiade ini bisa dibilang melambangkan
hubungan antara manusia dan api. Kemudian, metode lari estafet pertama kali dipraktekan di
Amerika Serikat sekitar tahun 1883. Pada saat itu, jenis lari ini hanya diikuti oleh kaum pria.
Setiap pelari wajib berlari dalam jarak tertentu dengan membawa bendera yang akan diserahkan
pada pelari berikutnya. Namun, penggunaan bendera dianggap tidak praktis sehingga metode
balap lari ini pun diubah kembali. Sebagai ganti bendera, pelari hanya perlu menyentuh tangan
pelari berikutnya sebelum mulai berlari menuju pelari selanjutnya. Sedangkan untuk Olimpiade
lari estafet sendiri pertama kali diselenggarakan pada tahun 1992 di Stockholm, Swedia. Dalam
ajang olimpiade ini, jarak yang ditetapkan adalah 4 x 100 meter yang artinya setiap anggota tim
mendapatkan jatah lari sejauh 100 meter. Olimpiade ini hanya diikuti oleh kaum pria saja dengan
teknik lari yang hingga sampai saat ini tetap sama.

Teknik dasar lari estafet.

1. Teknik awalan (start)


Teknik start dalam lari estafet dipisahkan ke dalam dua bagian yakni start jongkok dan melayang
oleh pelari yang berbeda. Start jongkok dilakukan pelari pertama dalam setiap regu, sedangkan
penerima tongkat berikutnya hingga anggota regu terakhir melakukan start melayang.

2. Teknik memberi tongkat


Dikutip dari buku Dasar-dasar Atletik, pemberian tongkat sebaiknya bersilang, yaitu perlari
pertama dan ketiga memegang tongkat pada tangan kanan, sedangkan pelari kedua dan keempat
menerima tongkat dengan tangan kiri. Terdapat dua teknik dalam memberikan tongkat estafet,
yaitu teknik memberikan tongkat dari bawah, dan teknik memberikan tongkat dari atas.
3. Teknik menerima tongkat
Terdapat dua tenik dalam memberikan tongkat estafet, yaitu teknik menerima tongkat dengan
melihat (visual), dan teknik menerima tongkat tanpa melihat (non visual).

4. Teknik finis
Teknik finis lari estafet menekankan pada posisi tubuh untuk lebih condong ke depan tanpa
mengurangi laju lari sebelum berada pada jarak sekitar satu meter dari garis finis.

Peraturan Peraturan dan Pertandingan.


Ketentuan Umum
- Pertandingan dilakukan dalam 2 babak, yaitu: Babak Penyisihan
dan Babak Final.
Ketentuan Khusus
- Pendaftaran terakhir pada tanggal 8 September 2014.
- Jika ketentuan diatas tidak terpenuhi, maka dianggap mengundurkan diri.
Peraturan umum pertandingan
1. Permainan
Perlombaan ini menggunakan acuan Peraturan Perlombaan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) dan
IAAF Handbook edisi 2009-2010.Seluruh peserta lomba tidak diperbolehkan melakukan
Doping. ila ada peserta yang ketahuan melakukan Doping, maka penitia pelaksana berhak
melarangnya untuk mengikuti lomba.

2. Start
a. Start suatu lomba harus ditandai dengan sebuah garis putih selebar 5 cm. Penempatan atlet
untuk semua jarak lomba harus diberi nomor urut dari kiri ke kanan menghadap ke arah lari.
b. Semua lomba harus diberangkatkan dengan tembakan pistol starter atau alat start yang
disahkan, ditembakkan ke atas setelah ia yakin bahwa semua atlet dalam keadaan siap dan dalam
posisi start yang benar.
c. Bila menurut starter belum semua atlet siap untuk melakukan start sesudah mereka berada
dalam posisi ‘bersedia’, ia harus memerintahkan agar semua atlet untuk mundur dari garis start
dan para Asisten Starter menempatkan mereka kembali di garis persiapan. Sesudah aba-aba
“bersedia” atlet harus menuju ke garis start, mengambil posisi seluruhnya di dalam lintasan yang
diperuntukkan baginya dan di belakang garis start. Kedua tangan dan minimal satu lutut harus
menyentuh tanah, dan kedua kakinya harus menyentuh start blok. Pada aba-aba “siap” atlet harus
segera mengangkat dirinya menuju ke sikap akhir start dengan kedua tangan tetap menyentuh
tanah dan kedua kaki menyentuh tumpuan kaki pada startblok.
d. Baik pada aba-aba “bersedia” atau “siap”, semua atlet secara serentak tanpa menunda waktu
harus segera mengam¬bil sikap yang sesuai dengan aba-aba tersebut

3. Lomba
a. Arah lari haruslah mengarah ke kiri (dengan tangan kiri ada di sebelah dalam).
b. Atlet lomba yang mendesak atau menghalangi atlet lain, sehingga menghambat gerak
majunya, dapat dikenakan diskualifikasi dari perlombaan. Wasit memiliki wewenang untuk
mengulang kembali lomba tanpa mengikut sertakan tiap atlet yang didiskualifikasi atau, dalam
kasus seri, memperbolehkan atlet yang terkena akibatnya secara serius (selain yang dikenai
diskualifikasi), untuk ikut berlomba dalam babak berikutnya pada perlombaan. Biasanya atlet
tersebut harus menyelesaikan lomba dengan upaya yang bonafide.
c. Tongkat estafet, tongkat harus dibawa selama perlombaan berlangsung, jika jatuh harus
diambil oleh yang menjatuhkan. Dia boleh meninggalkan lintasanya untuk mengambil tongkat
dengan tidak mengganggu pelari lain. Tongkat harus diberikan dari tangan ke tangan dalam zona
penggantian tongkat yang dimaksud dengan zona penggantian tongkat adalah pada saat posisi
tongkat bukan ditentukan oleh posisi badan. penyerahan tongkat harus dilakukan pada zone yang
telah ditentukan dengan batas-batas garis yang jelas.
d. Dalam semua lomba lari di lintasan masing-masing, atlet harus tetap berada di lintasan yang
dialokasikan kepadanya sejak start sampai finis.
e. Seorang atlet, setelah dengan sukarela meninggalkan track, tidak diperkenankan untuk
meneruskan lomba.
f. Khusus Lomba Lari Estafet, Atlet diperkenankan menggunakan “check mark” atau
menempatkan benda pada track atau sepanjang sisi track lari sebagai bantuan.

4. Finish
a. Finis suatu lomba harus ditandai dengan garis putih selebar 5 cm.
b. Kedatangan atlet harus diurutkan menurut bagian tubuhnya (yaitu: torso, yang dibedakan dari
kepala, leher, lengan, tungkai, tangan atau kaki) yang menyentuh bidang vertical pada sisi
terdekat garis finis seperti diatas.

Anda mungkin juga menyukai