Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ATLETIK

Khairunnisa Illona Yulianto


XII MIPA 1

SMA MUHAMMADIYAH 4 DEPOK


Jalan Masjid Al-Hukamah No.21 RT 03/04 Rangkapanjaya Baru Pancoran Mas
Depok 16434 Telp.021-77889015
ATLETIK

1. Pengertian Ateltik
Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga yang terdiri dari nomor
jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik berasal dari bahasa Yunani athlon yang artinya
pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan, sedangkan orang yang
melakukannya dinamakan athlete (atlet). Aip Syarifudin (1992: 2) menyatakan bahwa
“atletik adalah salah satu cabang olahraga yang diperlombakan yang meliputi nomor-
nomor jalan, lari, lompat dan lempar”.
Menurut Sukirno, (2010: 22) menyatakan bahwa “atletik adalah olahraga
yang paling tua dan merupakan induk dari semua cabang olahraga, oleh sebab itu
atletik sering disebut sebagai the mother of sport”.

Eri Priatna, (2008: 8) menyatakan bahwa “Sebagian besar kegiatan atletik


dilakukan di lintasan dan lapangan. orang inggris menyebut atletik dengan sebutan
track and field sport. Track artinya lintasan dan field artinya lapangan”

2. Sejarah Atletik
Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Pasalnya, lari, lompat dan lempar
telah dilakukan secara umum dalam aktivitas fisik manusia sehari-hari. Bahkan sejak
manusia ada di Bumi. Namun dokumentasi pertama dari kompetisi atletik terjadi pada
peradaban Yunani Kuno, dalam sebuah Olimpiade, yang diadakan pada tahun 776
SM.

Kemudian, Olimpiade versi modern digelar di Yunani pada tahun 1896. Menandai era
baru bagi olahraga atletik. Keberadaan Olimpiade tersebut diprakarsai oleh Pierre-de-
Coubertin. Hingga awal 1920-an, hanya laki-laki yang bisa berpartisipasi dalam
kompetisi olahraga. Terutama untuk atletik. Kompetisi untuk wanita dalam dunia
atletik baru dimulai tahun 1920. Seiring waktu, lebih banyak kompetisi wanita yang
diperkenalkan, daripada laki-laki.

Namun, baru menjelang abad ke-20 kompetisi pria dan wanita diberi status yang
sama. Selanjutnya, kompetisi untuk penyandang cacat pertama kali diperkenalkan di
Olimpiade tahun 1960. Sejak tahun 1990-an dan seterusnya, kompetisi atletik semakin
professional.

3. Nomor Lintasan
Nomor lintasan adalah kompetisi yang menggunakan media lintasan dengan
ukuran jarak tertentu. Termasuk lari jarak pendek (sprint) dengan variasi 100 meter,
200 meter, 400 meter, lari jarak menengah (middle distance) dengan variasi 800
meter dan 1500 meter, lari jarak jauh, lari gawang, steeplechase, dan lari estafet
(relays) 4x100 meter serta 4x400 meter.
1. Lari Jarak Pendek (Sprint)
Sprint adalah nama yang diberikan untuk lari jarak pendek. Dalam olahraga ini,
pelari mencoba untuk mempertahankan kecepatan maksimum agar dapat finis di
urutan pertama. Dalam lari jarak pendek, jarak yang ditentukan cukup beragam,
yakni 100 meter, 200 meter, 400 meter.

Pada kompetisi tingkat profesional dan SAC Indonesia, sprinter (pelari jarak
pendek) memulai balapan dengan start block. Para pelari jarak pendek harus tetap
di jalur yang sama sepanjang sprint dilakukan. Pria atau wanita yang berlari paling
cepat dan mengambil memenangkan perlombaan.

2. Lari Jarak Menengah (Middle Distance)

Lari jarak menengah terdiri dari dua nomor. Yakni 800 meter dan 1.500 meter.
Dalam SAC Indonesia, terdapat nomor 1.000 meter. Baik untuk sektor putra dan
sektor putri. Pelari memulai lomba menggunakan posisi start berdiri. Setelah
mendengar pistol starter, para pelari dapat memulai perlombaan.

Berbeda dengan lari jarak pendek, pelari jarak menengah diperbolehkan untuk
berpindah jalur dan mengambil lintasan terdalam. Tak hanya mengandalkan
kecepatan, lari jarak menengah juga membutuhkan daya tahan yang kuat. Sama
seperti sprint, lari jarak menengah juga memperhitungkan kecepatan waktu untuk
mengukur kemenangan.
3. Lari jarak Jauh (Long Distances)

Terdapat empat nomor lari jarak jauh umum di lintasan. Yakni 3000 meter, 5000
meter dan 10.000 meter. Kompetisi lari jarak jauh ini memiliki banyak kesamaan
dengan lari jarak menengah. Namun, dalam hal ini, kecepatan, daya tahan, dan
teknik lari juga memainkan peran penting. Dalam nomor ini, pelari juga perlu
mengontrol energi mereka untuk memenangkan perlombaan.

4. Lari Estafet (Relays)

Lari estafet adalah satu-satunya kompetisi atletik yang menempatkan pelari dalam
sebuah tim untuk bersaing dengan tim lain. Perlombaan lari estafet umumnya
adalah 4x100 meter dan 4x400 meter. Pertukaran tongkat estafet berlangsung
dalam waktu dan area tertentu yang disebut wissel zone.

Tim dapat didiskualifikasi jika gagal melakukan pertukaran tongkat estafet di area
yang sudah ditentukan. Sebuah tim juga dilarang untuk melakukan atau sengaja
menghalangi pelari dalam tim lain.
Perlombaan 4×100 meter adalah berlari cepat dalam jalur yang sama di lintasan.
Artinya, tim secara kolektif menjalankan satu perputaran lintasan hingga finis.

5. Lari Gawang (Hurdles)

Dalam perlombaan ini, terdapat rintangan yang ditempatkan pada jarak tertentu di
sepanjang lintasan. Untuk memenangkan perlombaan, pelari harus melompati
rintangan hingga ke garis finis. Perlombaan lari gawang umumnya menggunakan
jarak 100 meter dan 400 meter untuk wanita dan 110 meter dan 400 meter untuk
pria.

Manajemen waktu, gerak kaki, dan teknik melompat adalah kunci dalam
memenangkan lomba lari gawang. Selain diwajibkan mampu melompat, atlet juga
harus berlari cepat. Dengan begitu, untuk menang dalam perlombaan lari gawang,
atlet harus melompati rintangan tanpa memperlambat kecepatan lari.

4. Nomor Lapangan

Nomor lapangan merupakan kompetisi yang dapat diikuti oleh laki-laki dan wanita di
luar nomor lintasan. Termasuk nomor lompat. Yang terdiri dari lompat jauh, lompat
jangkit, lompat tinggi dan lompat galah. Juga nomor lempar. Yang terdiri dari tolak
peluru, lempar cakram, lempar lembing dan lontar martil.

1. Lompat Jauh (Long Jump)


Lompat jauh merupakan salah satu kompetisi tertua dalam perlombaan atletik.
Dalam kompetisi ini, terdapat area bernama bak pasir pendaratan dan papan lepas
landas, dengan lebar 20 centimeter. Pertama, atlet harus berlari di lintasan untuk
melakukan lepas landas dan melompat. Kemudian, atlet harus melakukan finis di
sebuah bak pasir.

Jika ada bagian kaki pelompat jauh yang melewati papan lepas landas atau
garisnya, lompatan dianggap tidak sah. Menurut laman resmi Olympics, lompat
jauh merupakan salah satu nomor lapangan paling sulit dikuasai.

Perolehan jarak lompat jauh diukur dari ujung papan lepas landas ke tanda
terdekat tubuh pelompat jauh jatuh di bak pasir. Pelompat jauh profesional
biasanya memiliki tenaga yang kuat, kemampuan, akselerasi dan sprint. Namun,
atlet lompat jauh juga harus memiliki langkah yang konsisten untuk melakukan
lepas landas sambil tetap mempertahankan kecepatan lari maksimum.

2. Lompat Jangkit (Triple Jump)

3.

Kompetisi lompat jangkit mirip dengan lompat jauh. Kompetisi ini juga
membutuhkan sebuah bak pasir. Dalam bahasa Inggris, lompat jangkit juga
disebut sebagai "hop-step and jump". Atlet harus berlari dari lintasan dan
melompat dari papan lepas landas pertama kemudian mengambil langkah dan
melompat.

3. Lompat Tinggi (High Jump)


Dalam kompetisi lompat tinggi, para peserta perlu menggabungkan kecepatan,
untuk menghasilkan gaya angkat, dengan teknik melompat. Cara kerja lompat
tinggi cukup rumit. Pelompat wajib mendekati palang, mengangkat tubuh,
kemudian melompat dan mendarat di atas bantal pendaratan.

Para atlet harus melewati palang sepanjang 4 meter tanpa menjatuhkannya dari
penopang. Pada awalnya, palang akan dipasang pada ketinggian rendah, di mana
pesaing dapat memilih untuk melompatinya atau meminta ketinggian palang
dinaikkan.

Setiap atlet yang lolos maju ke babak berikutnya. Mereka diberi peringkat sesuai
dengan ketinggian lompatan. Seorang atlet diberikan maksimal tiga percobaan
dari setiap ketinggian. Pesaing akan tersingkir jika gagal tiga lompatan berturut-
turut pada ketinggian tertentu.

4. Lompat Galah (Pole Vault)

Lompat galah hampir mirip dengan lompat tinggi. Hanya saja pelompat harus
membawa tiang fiberglass atau serat karbon. Untuk melakukan lompat galah, para
atlet harus mendorong diri mereka ke atas mistar gawang dan mendarat di matras.
Seperti halnya lompat tinggi, pelompat dapat menyentuh palang, asalkan tidak
jatuh.

5. Tolak Peluru
Tolak peluru adalah salah satu olahraga nomor lempar dalam atletik. Para atlet
harus menolak sebuah bola logam ke udara untuk mendapatkan jarak maksimum.
Untuk atlet putra, bola logamnya memiliki berat 5 kilogram dan untuk atlet putri
beratnya 4 kilogram.

Saat melakukan tolak peluru, para atlet harus tetap dalam lingkaran berdiameter
2,1 meter sampai tolakan telah mendarat di area yang telah ditentukan. Tolak
peluru harus dilakukan dari bahu dengan satu tangan saja.

6. Lempar Cakram (Discus Throw)

Lempar cakram mirip seperti tolak peluru. Hanya saja bobot yang dibawa
berbeda. Dalam kompetisi cakram, atlet berdiri di dalam lingkaran lempar. Sesuai
teknik, mereka harus berbalik satu setengah kali dan melempar cakram sejauh
yang dia bisa. Cakram adalah piring bundar yang terbuat dari kayu dan logam.
Untuk berat cakram pria mencapai 2 kilogram. Sementara untuk wanita 1
kilogram.

Saat melempar cakram, atlet harus tetap berada dalam lingkaran. Kaki atlet tak
boleh meninggalkan area ini sebelum cakram mencapai tanah. Bahkan setelah itu
atlet harus meninggalkan lingkaran dari belakang. Kalau tidak, lemparannya tak
akan dihitung.

7. Lempar Lembing (Javelin Throw)


Lempar lembing merupakan salah satu olahraga yang bertujuan mencari jarak
terjauh dari objek lemparan. Lembing mirip seperti tombak. Ukuran panjang resmi
lembing untuk wanita adalah 2,2 hingga 2,3 meter dan berat 600 gram. Sementara,
berat lembing untuk pria adalah 800 gram dan panjang 2,6 hingga 2,7 meter.

Lembing harus dilempar dengan cara tertentu agar sah dalam perhitungan
kompetisi. Atlet harus memegang lembing dengan tangannya lalu melempar
lembing ke atas dan tak bisa memutar ke belakang target saat melempar. Saat
melempar lembing, atlet berlari di landasan pacu untuk mendapatkan momentum
dan kemudian harus melempar lembing sebelum melewati garis.

8. Lontar Martil (Hammer Throw)

Lontar martil sebenarnya tak melemparkan palu seperti yang banyak orang
pikirkan. Dalam kompetisi lontar martil, para atlet melakukan lontaran dari bola.
Yang melekat pada pegangan dengan kawat panjang. Seperti cakram dan tolak
peluru, atlet harus tetap berada di area lingkaran sampai martil mendarat.

Agar dapat menciptakan jarak sejauh mungkin, para atlet harus berputar beberapa
kali untuk mendapatkan momentum sebelum melepaskan bola. Keseimbangan
tubuh sangat penting dalam olahraga ini. Karena gaya yang dihasilkan oleh
memiliki bola berat di ujung kawat panjang.

Anda mungkin juga menyukai