Anda di halaman 1dari 9

MENGENAL LOMPAT JAUH: PENGERTIAN,

SEJARAH, TEKNIK DAN GAYA

Lompat jauh adalah nomor lapangan dalam cabang olahraga atletik yang mengkombinasikan
gerakan melompat menggunakan teknik dan mencapai jarak sejauh mungkin. Meskipun terlihat
sederhana, lompat jauh disebut sebagai nomor lapangan yang paling sulit untuk ditekuni.

Lompat jauh juga begitu populer di kalangan pelajar. Di Indonesia, olahraga ini dikompetisikan
dalam Kejuaraan Nasional, Pekan Olahraga Nasional hingga Pekan Olahraga Pelajar Nasional.
Dalam gelaran SAC Indonesia tahun 2022, lompat jauh juga menarik perhatian banyak orang.
Baik pelajar baru maupun orang tua.

Sebagian besar kompetisi dan kejuaraan lompat jauh memberikan kesempatan atlet untuk
melakukan enam lompatan percobaan. Meskipun begitu, masih ada beberapa kompetisi yang
memberikan jumlah percobaan lebih sedikit. Jika dalam lompat jauh hasil berakhir seri, atlet
dengan jarak terbaik berikutnya dinyatakan sebagai pemenang.

Nomor lompat jauh dalam cabang olahraga atletik membutuhkan kecepatan, kekuatan dan
kelincahan. Pasalnya, tahap pertama dalam lompat jauh mengharuskan atlet untuk berlari di
landasan pacu dan melompat ke lubang pasir. Sebelum itu, atlet juga harus melakukan tolakan di
papan lepas landas.

Di Indonesia, ada beberapa nama yang berjaya di kompetisi lompat jauh. Baik dalam kompetisi
nasional maupun internasional. Yakni Maria Natalia Londa untuk kategori putri dan
Sapwaturrahman untuk kategori putra. Keduanya sering mewakili Indonesia di SEA Games dan
Asian Games

Sejarah Lompat Jauh

Sejarah lompat jauh dapat ditelusuri kembali dari zaman Yunani Kuno. Nomor tersebut pertama
kali menjadi salah satu kompetisi dalam Pentathlon di Olimpiade kuno. Menurut jurnal yang
dirilis oleh Thomas Deacon Academy, lompat jauh lahir karena mencerminkan kebiasaan
peradaban kuno menyeberangi rintangan seperti sungai dan jurang.

Di masa lalu, atlet hanya diperbolehkan melakukan start lari singkat. Selain itu, atlet harus
membawa beban di masing-masing tangan. Yang disebut halteres, dengan berat antara 1 dan 4,5
kg. Bobot ini diayunkan ke depan saat atlet melompat untuk melakukannya meningkatkan
momentum.

Lompat jauh pertama kali diperlombakan dalam Olimpiade sejak 1896. Namun, saat itu hanya
kategori putra yang digelar. Lompat jauh Olimpiade wanita perdana berlangsung pada tahun
1948 dan atlet dari lima negara berbeda telah meraih emas dalam acara tersebut. Yakni Eropa,
Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika dan Oseania.
Teknik Dasar dalam Lompat Jauh

Menurut cara melakukanteknik dasar lompat jauh yang dipublikasikan oleh Nebraska Coaches
Association, untuk melakukan lompat jauh, seorang atlet harus melewati empat tahapan: Yakni
approach, take off, flight dan landing.

Approach adalah tahap awal lari yang digunakan atlet untuk membangun kecepatan. Sebagai
teknik dasar dalam lompat jauh, gerakan awal ini sangat menentukan hasil akhir lompatan.
Peserta lompat jauh disarankan berlari sekencang-kencangnya untuk mendapat jarak lompatan
maksimal. Untuk melakukan ini, tahapan lari dalam lompat jauh memakai start berdiri.

Kedua adalah take off. Setelah berlari, peserta lompat jauh akan melakukan tolakan. Gerakan ini
dilakukan pada papan lepas landas yang berada di ujung lintasan run up. Setelah berlari
sekencang-kencangnya, pelompat jauh dapat menempatkan satu kaki pada papan lepas landas
untuk menyokong beban tubuh sebelum melompat.

Ketika peserta melompat, pastikan juga untuk tidak mengenai garis pelanggaran (foul line) yang
terletak berjejer dengan papan lepas landas. Bagian kaki yang menyentuh foul line maka akan
dianggap sebagai pelanggaran dan tidak sah.

Setelah sukses melakukan tolakan, pelompat jauh akan melalui tahap melayang di udara.
Tahapan ini bisa dimanfaatkan peserta untuk memposisikan tubuh agar mendapatkan hasil sejauh
mungkin. Ada tiga gaya yang bisa digunakan agar tahapan melayang di udara bisa maksimal,
gaya berjalan di udara (walking in the air), gaya jongkok (tuck) dan gaya menggantung (hang
style). Terakhir, peserta lompat jauh dapat melakukan landing di bak pendaratan.

Gaya Lompat Jauh

Gaya berjalan di udara (walking in the air)

Gaya berjalan di udara merupakan salah satu gaya yang biasanya digunakan dalam melakukan
olahraga lompat jauh. Gaya ini paling sering dipakai dan paling umum terlihat oleh pelompat
jauh. Mirip seperti namanya, gaya berjalan di udara mirip seperti orang sedang berjalan.

Ketika pelompat jauh melakukan lepas landas di papan, kaki diposisikan seperti sedang
melangkah. Ketika akan mendarat, posisi kedua kaki atlet harus lurus ke depan dengan posisi
badan dan lengan ditekuk ke bagian depan. Banyak atlet percaya, bahwa gaua ini dapat
menghasilkan lompatan terjauh.

Gaya jongkok (tuck)

Penyebutan gaya jongkok dalam lompat jauh dikarenakan posisi berjongkok atlet ketika di udara.
Setelah melakukan take off dari papan lepas landas, atlet akan menekuk lutut untuk mendapatkan
momentum dan berusaha untuk mencapai jarak sejauh mungkin. Kemudian, atlet sebisa
menempatkan bagian luar tumit di bak pasir.

Gaya menggantung (hang)

Gaya menggantung biasanya disebut sebagai gaya yang paling keren dalam lompat jauh. Setelah
melakukan tolakan di papanlepas landas, atlet membiarkan kakinya menekuk ke belakang
dengan tangan diangkat ke atas dalam posisi badan tegak. Posisi ini mirip seperti gaya
menggantung.
MENGENAL LARI ESTAFET: PENGERTIAN, SEJARAH,
TEKNIK DASAR DAN PERATURAN

Lari estafet adalah salah satu jenis perlombaan lari dalam cabang olahraga atletik. Untuk
melakukan olahraga ini, dibutuhkan empat orang (pada umumnya) dalam sebuah tim, karena
cara kerja olahraga ini adalah memindahkan tongkat (baton) dari satu pemain ke pemain yang
lainnya. Lari estafet juga biasa dikenal sebagai lari sambung.

Laman resmi Olympics menyebut lari estafet menjadi nomor lintasan cabang olahraga atletik
yang paling memacu adrenalin. Pasalnya, olahraga ini membutuhkan kerjasama tim dan
koordinasi yang kuat. Ketika sebuah tim bersaing dengan yang lain dalam perlombaan, catatan
waktu menjadi tolok ukur kemenangan.

Menurut publikasi Olympics berjudul All you need to know about relay races: Rules, history,
world records, lari estafet adalah olahraga di mana tim yang terdiri dari empat atlet berlari
dengan jarak yang sama dalam mode lari cepat sambil membawa tongkat. Masing-masing atlet
saling memberikan tongkat ketika giliran mereka tiba.

Dua perlombaan estafet di Olimpiade adalah 4x100 meter dan 4x400 meter untuk pria dan
wanita atau campuran. Namun, tak menutup kemungkinan bahwa perlombaan estafet dengan
jarak dan jumlah tim yang dimodifikasi digelar. Di SAC Indonesia, terdapat lari estafet 8x50
meter untuk pelajar SD dan 5x80 meter untuk pelajar SMP. Modifikasi biasanya untuk
menyesuaikan tingkat pendidikan dan usia.

Perlombaan lari estafet juga sering digelar dalam kejuaraan tingkat pelajar hingga profesional.
Misalnya Kejuaraan Nasional (Kejurnas) hingga Pekan Olahraga Nasional (PON). Namun, lari
estafet juga diajarkan dalam Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga untuk tingkat SD,
SMP dan SMA.

Sejarah Lari Estafet

Sejarah lari estafet dan konsep lari dengan teknik bersambung berasal dari Yunani kuno.
Biasanya pesan penting dikirim dan diteruskan melalui sejumlah utusan. Apabila lokasi terlalu
jauh, utusan akan memberikan pesan tersebut pada utusan terdekat. Lalu, utusan terdekat
meneruskan kepada penerima pesan.

Meskipun konsepnya dapat ditelusuri sejak zaman Yunani Kuno, di mana sebuah pesan dikirim
melalui serangkaian kurir, perlombaan lari estafet modern meniru kompetisi amal yang
diselenggarakan oleh dinas pemadam kebakaran New York pada tahun 1880-an. Saat itu, setiap
bendera merah saling dioperkan dengan jarak setiap 275 meter.

Dalam perlombaan Olimpiade, lari estafet pertama berlangsung pada tahun 1908. Tetapi saat itu
dibagi menjadi dua leg dengan jarak 200 meter, diikuti oleh 400 meter dan 800 meter. Menurut
jurnal bertajuk The History of Women Relay, lari estafet 4x100m Olimpiade pertama untuk pria
diadakan pada tahun 1912. Sementara, untuk wanita baru diadakan pada tahun 1928.
Selama bertahun-tahun nomor lari estafet putra di Olimpiade didominasi oleh kemenangan AS.
Yang menyabet 15 dari 19 gelar Olimpiade dari tahun 1920 hingga 2000. Sementara, Jamaika
memenangkan gelar Olimpiade 2012 dan 2016. Sedangkan, Indonesia sendiri pernah mengikuti
perlombaan lari estafet di Olimpiade Los Angeles 1984. Yang timnya terdiri dari sprinter
ternama nasional. Yakni Purnomo M. Yudhi, Christian Nenepath, Johannes Kardiono, dan
Ernawan Witarsa.

Indonesia juga telah menorehkan prestasi dalam Asian Games 2018 pada nomor lari estafet putra
4x100 meter. Tim Indonesia terdiri dari sprinter ternama, yakni Fadlin, Lalu Muhammad Zohri,
Eko Rimbawan, dan Bayu Kertanegara, berhasil menyabet medali perak.

Teknik Dasar Lari Estafet

Ada beberapa teknik dasar lari estafet yang perlu dipahami. Dalam olahraga ini, dibutuhkan
empat orang setiap tim. Pelari pertama dalam estafet 4 x 100 meter wajib memulai balapan
menggunakan start block. Tiga pelari berikutnya menerima tongkat estafet dalam zona
pertukaran (exchange zone). Zona pertukaran memiliki panjang 20 meter dan didahului oleh
zona percepatan (acceleration zone) sepanjang 10 meter.

Dalam teknik dasar lari estafet ditekankan bahwa penerima dapat memulai berjalan di zona
percepatan. Tetapi tongkat estafet hanya dapat diteruskan di dalam zona pertukaran. Dalam
estafet, pelari dilarang memindahkan baton saat membawa tongkat estafet. Jika pelari pertama
memegang tongkat di tangan kanan, pelari kedua menerima tongkat di tangan kiri. Kemudian,
pelari ketiga menerima dan membawa tongkat di tangan kanan, dan pelari terakhir memegang
tongkat di tangan kiri.

Zona Percepatan (Acceleration Zone)

Juga dikenal sebagai zona pra-pertukaran, area ini adalah bagian lintasan yang mengarah ke zona
pertukaran, Di zona ini, atlet yang menerima tongkat estafet dapat memulai lari dan menambah
kecepatan. Tongkat estafet tak dapat ditukar di zona percepatan.

Zona Pertukaran (Exchange Zone)

Zona pertukaran adalah area di mana terjadi pergantian tongkat ke atlet berikutnya. Panjangnya
zona ini adalah 20 meter dan tongkat estafet harus ditukar di zona ini. Sebuah tanda biasanya
diletakkan di lintasan oleh pelari untuk memberi tahu pelari yang keluar kapan harus memulai.

Cara Memilih Pelari Estafet

- Pelari pertama: Prioritas diberikan kepada atlet yang memiliki start bagus, dapat berlari di
tikungan dan mengoper tongkat estafet dengan baik.

- Pelari Kedua: Pilih atlet yang percaya diri dalam menerima dan mengoper tongkat, berlari
dengan baik di lintasan lurus dan memiliki ketahanan kecepatan yang memadai.

- Pelari Ketiga: Pilih sprinter yang percaya diri dan andal dalam menerima dan mengoper
tongkat estafet, dapat berlari di tikungan dengan baik dan memiliki ketahanan kecepatan yang
cukup.

- Pelari Keempat: Biasanya pelari keempat dipilih dari atlet yang dapat menerima tongkat estafet
dengan baik, efisien dalam lari lurus dan memiliki jiwa kompetitif yang tinggi. Pasalnya, pelari
keempat bisa menjadi penentu kemenangan.
Aturan dalam Lari Estafet

Lari estafet juga memiliki aturan yang ketat dalam kompetisi. Sebuah tim dapat didiskualifikasi
dari estafet karena beberapa hal berikut ini.

1. Kehilangan tongkat estafet (menjatuhkan tongkat estafet)

2. Melakukan passing tongkat yang tidak tepat

3. Salah dalam start (biasanya sekali tapi tak sedikit dua kali terjadi)

4. Menyalip pesaing lain dengan cara yang tidak benar

5. Mencegah pesaing lain untuk lewat

6. Dengan sengaja menghalangi, melintasi lintasan dengan tidak benar, atau mengganggu
pesaing lain.(*)
TOLAK PELURU: PENGERTIAN, SEJARAH, TEKNIK,
ATURAN DAN MANFAAT

salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik yang cara memainkannya adalah dengan
melontarkan peluru sekuat tenaga menggunakan satu lengan untuk mendapatkan jarak sejauh-
jauhnya. Olahraga tolak peluru dapat diikuti oleh pria dan wanita.

Bola atau peluru yang digunakan dalam olahraga tolak peluru terbuat dari besi dan kuningan.
Dalam kompetisi profesional, berat peluru yang digunakan adalah 7,26 kilogram (pria) dan 4
kilogram (wanita).

Namun, berat peluru dalam olahraga ini dapat disesuaikan. Misalnya, dalam gelaran SAC
Indonesia, berat peluru yang digunakan adalah 5 kilogram (pria) dan 4 kilogram (wanita).
Penyesuaian ini dilakukan mengingat syarat peserta perlombaan SAC Indonesia berasal dari
pelajar yang belum mendapatkan pelatihan profesional.

Dalam kompetisi besar, seorang atlet biasanya akan memiliki kesempatan enam kali percobaan
per kompetisi. Di kejuaraan besar, format perlombaan dibagi menjadi dua. yakni sesi kualifikasi
yang diikuti dengan babak final. Jika menemui hasil seri, pemenangnya adalah atlet dengan
prestasi terbaik berikutnya. Untuk mendalami olahraga tolak peluru, seseorang membutuhkan
kekuatan, kecepatan hingga keseimbangan.

Di Indonesia, tolak peluru juga masuk dalam kompetisi atletik tingkat pelajar hingga profesional.
Mulai dari Kejuaraan Nasional, Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Pekan Olahraga Pelajar
Nasional (Popnas). Ada banyak atlet tolak peluru Indonesia yang telah mendunia. Misalnya, di
kategori wanita ada Eki Febri Ekawati. Sementara di kategori pria ada Irfan Toni Saputro.

Berikut SAC Indonesia rangkum untuk sejarah, kebutuhan kompetisi, gaya dan manfaat dalam
tolak peluru.

Sejarah Tolak Peluru

Menurut laman resmi Olympics, orang-orang Yunani Kuno melakukan aktivitas melempar batu
sebagai olahraga. Kemudian, tentara kerajaan di Abad Pertengahan juga melempar bola meriam
untuk melatih fisik. Namun, versi modern dari olahraga ini baru ditemukan dalam catatan sejarah
untuk Highland Games di Skotlandia.

Selama abad ke-19, Highland Games menyediakan kompetisi melempar kubus, batu atau logam
dari belakang garis. Kompetisi ini biasanya diikuti oleh pria. Dalam publikasi Scotland.org
menyebutkan bahwa, tolak peluru adalah olahraga paling difavoritkan oleh semua orang untuk
kompetisi Highland Games.

Olahraga tolak peluru kategori putra telah ada sejak Olimpiade modern pertama digelar pada
1896. Namun, tolak peluru kategori wanita baru tersedia dalam Olimpiade mulai 1948. Menurut
riwayat, Amerika Serikat adalah negara pemilik prestasi tolak peluru paling sukses dalam sejarah
Olimpiade dan meraih emas di setiap kompetisi tolak peluru pria dari tahun 1896 hingga 1968.
Kebutuhan Kompetisi Tolak Peluru

Menurut publikasi berjudul Athletics Omnibus - Shot Put karya Richard Stander, CEO Athletics
South Africa (ASA), tolak peluru memiliki beberapa kebutuhan kompetisi yang harus
diperhatikan. Mulai dari peralatan hingga area tolakan. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap
perolehan prestasi atlet.

1. Peluru harus terbuat dari besi padat, kuningan atau logam apa pun yang tak lebih lunak dari
kuningan. Cangkang dari logam tersebut diisi dengan timah atau bahan logam lain. Peluru wajib
berbentuk bola dan permukaannya harus halus. Berat peluru dapat bervariasi sesuai dengan usia
atau gender atlet.

2. Diameter dalam lingkaran area tolakan harus 2.135 meter. Bagian luar lingkaran harus terbuat
dari besi, baja atau bahan lain yang sesuai. Sementara bagian atas lingkaran harus rata dengan
tanah di luar area. Bagian dalam lingkaran dapat dibangun dari beton, aspal atau bahan lain yang
kokoh tetapi tidak licin. Permukaan area tolak peluru harus rata dan harus 20 milimeter lebih
rendah dari tepi luar tepi lingkaran.

3. Papan batas antara lingkaran dan area lemparan (stop board) harus terbuat dari kayu atau
bahan lain yang sesuai. Stop board menyerupai bentuk busur dan harus dipasang dengan kuat ke
tanah. Panjangnya 1,22 meter, lebar 114 milimeter dan tinggi 100 milimeter.

4. Area pendaratan peluru biasanya berbentuk segitiga terbalik. Area ini dibentuk oleh garis yang
ditarik dari pusat lingkaran dan melewati ujung stop board. Penarikan garis dari pusat lingkaran
dapat membentuk sudut 34,92 derajat. Dengan garis sektor 5 centimeter.

Cara Meletakkan Peluru

1. Atlet tolak peluru dapat menggunakan beberapa teknik memegang peluru. Tentunya setiap
atlet memiliki caranya sendiri. Atlet harus meletakkan peluru tepat pada telapak tangan, ujung
telapak tangan atau ruas-ruas jari.

2. Lalu, angkat peluru ke atas dan letakkan pada pangkal dagu atau rahang bawah dengan posisi
agak turun ke depan bahu. Dalam waktu ini, atlet biasanya mencari momen yang pas sebagai
awalan sebelum melakukan gaya untuk melempar.

3. Kemudian, atlet harus memastikan bahwa sudut siku tak lebih dari 90 derajat atau tepat pada
45 derajat. Sementara posisi badan biasanya membentuk sudut 120 derajat. Atlet juga harus
memperhatikan durasi waktu di area. Durasi waktu peserta sejak namanya dipanggil hingga
selesai melakukan lontaran peluru adalah 60 detik.

Gaya dalam Tolak Peluru

- Gaya Spin

Aleksandr Baryshnikov adalah atlet tolak peluru pertama dari Rusia yang menggunakan teknik
spin. Rupanya, teknik tersebut ditemukan oleh pelatihnya Viktor Alekseyev yang kemudian ia
gunakan. Gaya Spin menjadi gaya dominan yang digunakan oleh atlet tolak peluru papan atas
dalam Olimpiade.

Gaya spin membutuhkan latihan dan keterampilan tajam. Untuk menggunakan gaya spin,
seorang atlet harus berputar 360 derajat sebelum menolak peluru. Hal tersebut adalah alasan
mengapa gaya ini disebut sebagai “Spin.” Perputaran atlet tentunya berpengaruh terhadap
prestasi jarak yang diperoleh. Sehingga, atlet harus fokus ketika menggunakan gaya ini.
- Gaya O’brien

Gaya O’brien atau O’brien Glide merupakan teknik menolak peluru yang ditemukan oleh atlet
asal Amerika Serikat bernama Parry O’brien. Tepatnya pada tahun 1951. Untuk memulai gaya
O’brien, pertama-tama, atlet harus menghadap ke belakang sasaran, dimulai dengan posisi
membungkuk.

Kemudian, gerakan dilanjutkan dengan menendangkan kaki depan ke depan lingkaran,


sedangkan kaki lainnya mengikuti gerakan. Ketika kaki depan menendang, atlet wajib memutar
badan 180 derajat ke arah depan sekaligus mendorong peluru ke area sasaran.

- Gaya Ortodoks

Tolak peluru juga memiliki gaya yang pas bagi pemula. Disebut sebagai gaya ortodoks, gaya ini
lebih membutuhkan sedikit gerakan dibandingkan gaya O’brien dan spin. Atlet hanya perlu
memposisikan tubuh menyamping dari area lingkaran. Setelah posisi peluru di bagian pangkal
leher dirasa pas, para atlet bisa langsung melepaskan peluru ke area sasaran.

Aturan Dasar Tolak Peluru

Tolak peluru juga memiliki aturan dasar umum yang sering menimbulkan kebingungan.
Misalnya, kapan atlet harus melakukan lontarkan peluru atau bagian mana saja dari area
lingkaran tolak peluru yang dilarang terkena kaki. Berikut adalah beberapa aturan dasar dari
tolak peluru.

1. Seorang Atlet Dapat Memasuki Lingkaran dari Segala Arah


Atlet dapat memasuki lingkaran tolak peluru dari segala arah. Ini termasuk melangkahi
stop board yang berada di depan lingkaran. Namun, setelah selesai menyelesaikan
tolakan, atlet harus keluar dari bagian belakang lingkaran.
2. Peluru Harus Diletakkan dari Dekat Ke Leher Atau Dagu
Aturan dalam World Athletics menyebutkan bahwa, “Pada saat seorang atlet mengambil
sikap dalam lingkaran untuk memulai, peluru harus berada di dekat leher atau dagu dan
tangan tak boleh jatuh ke bawah selama posisi ini. Kemudian, lemparan tidak boleh
dilakukan di belakang garis bahu.”
3. Tolakan peluru Harus Diselesaikan dari Dalam Lingkaran
Menolak peluru harus dimulai dan diakhiri dari dalam lingkaran. Seorang atlet perlu
memulai aksinya dari posisi diam di dalam lingkaran. Posisi diam berarti setelah
memasuki lingkaran dan sebelum memulai tolakan, atlet harus dalam posisi berdiri di
mana kedua kaki bersentuhan dengan permukaan lingkaran.
Kedua, setelah mereka masuk ke dalam lingkaran dan mulai melakukan aksi, atlet tidak
boleh menyentuh tanah di luar lingkaran. Setelah menyelesaikan tolak peluru, sentuhan
pertama atlet dengan tanah di luar lingkaran harus berada di luar setengah bagian
belakang lingkaran.
4. Atlet Tak Boleh Menyentuh Bagian Atas Stop Board
Lingkaran tolak peluru memiliki bagian bernama stop board atau toe board di bagian
depan. Bagian atas stop board, dianggap berada di luar lingkaran. Menyentuh bagian
atasnya dengan cara apapun selama aksi menolak peluru dapat terkena pelanggaran.
5. Peluru Harus Mendarat Sepenuhnya di Dalam Sektor
Peluru yang mendarat di luar salah satu garis sektor dapat disebut sebagai pelanggaran.
Pendaratan peluru di garis sektor dianggap "keluar" dan tak dapat diukur. Berbeda
dengan cabang olahraga lain di mana bola yang mendarat di garis dianggap “masuk.”

Pendaratan peluru ditentukan oleh tempat peluru pertama kali menyentuh tanah. Jika
mendarat seluruhnya di dalam sektor, namun peluru kemudian berguling di luar sektor,
hasil peluru masih dapat dihitung. Jarak yang dihitung untuk hasil akhir tolak peluru
adalah area lingkaran tempat peserta melakukan lontaran hingga tempat pendaratan
peluru.
6. Wajib Menunggu Peluru Mendarat Sempurna
Atlet dilarang meninggalkan area lingkaran sebelum peluru mendarat ke tanah. Peserta
baru diperbolehkan meninggalkan lingkaran ketika peluru dianggap jatuh tepat di area
yang ditentukan.

Manfaat Tolak Peluru

Tolak peluru merupakan salah satu nomor tolak peluru dengan melakukan tolakan bola logam
berat sejauh mungkin. Olahraga ini membutuhkan kombinasi kekuatan, tenaga, dan teknik,
Berikut adalah beberapa manfaat kesehatan dari peluru:

1. Bagus untuk Kardiovaskular


Tolak peluru membutuhkan banyak tenaga, yang dapat membantu meningkatkan
kebugaran dan daya tahan kardiovaskular. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan
latihan rutin yang langsung melibatkan peluru.
2. Meningkatkan Kekuatan Tubuh
Melakukan tolak dengan bola peluru yang berat tentunya membutuhkan banyak kekuatan
tubuh bagian atas dan bawah, serta stabilitas inti. Latihan tolak peluru secara teratur dapat
membantu meningkatkan kekuatan otot secara keseluruhan.
3. Meningkatkan Koordinasi dan Keseimbangan
Melakukan lontaran peluru membutuhkan koordinasi dan keseimbangan yang tepat, yang
dapat membantu meningkatkan kontrol dan stabilitas tubuh secara keseluruhan.
4. Mengurangi Stres
Tolak peluru adalah olahraga berat yang membutuhkan fokus dan konsentrasi. Sehingga
dapat membantu meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi stres.

Anda mungkin juga menyukai